Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ARTI PENTING AGAMA BAGI MANUSIA


Kebutuhan manusia terhadap agama dan doktrin kepercayaan agama
Tugas ini dikemukakan untuk memenuhi syarat mata kuliah Pendekatan Studi Islam

Disusun Oleh:

Irada Haira 1800031132


Ninda Budiyanti 1800031146

Progam Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
Universitas Ahmad Dahlan
September 2019
KATA PENGANTAR

Dengan nama ALLAH yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, tak lupa puji syukur
atas kehadirat ALLAH Subhanahu wa ta’ala. Karena berkat rahmat, dan hidayah Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Arti penting agama bagi manusia
“ ini.. Begitupula shalawat serta salam senantiasa tercurahkan selalu kepada nabi Muhammad
Shallahu ‘alaihi wa Sallam beserta sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman.
Pada penyusunan makalah ini kami lalu tak sedikit mengalami kesulitan dan rintangan,
namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehingga kesulitan-kesulitan
tersebut bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian kami sampaikan ucapan terimah kasih
yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang terkait, teriring doa agar segenap
bantuannya dalam urusan penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi Allah swt.
Setiap manusia tak luput dari dosa dan kesalahan, dalam makalah ini kami berharap
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama bagi kami pula. Jikalau terdapat
kesalahan dan kekeliruan kami membuka kesempatan untuk menerima kritik dan saran karena
itu untuk kebaikan kit asemia. Akhir kata kami ucapkan maaf dan terimakasih.

Yogyakarta, Oktober 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat
khusus terutama otaknya, mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat,
yakni ada zat yang masuk dan keluar, memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam
dan luar, memiliki fungsi untuk berkembamg, berintraksi dengan lingkungannya, dan bergerak.
Manusia juga mempunyai kebutuhan dalam kehidupannya yaitu, kebutuhan Individu peranan
Agama dalam kehidupan.

Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini
dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah dan berbagai bencana. Ia
mengeluh dan minta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat
membebaskannya dari keadaan itu. Ini dialami oleh setiap manusia. Naluriah ini membuktikan
bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Tuhannya. Untuk itu manusia diperintahkan
mengagungkan dan mensucikan- Nya. Dalam ajaran islam agama adalah kebutuhan fitri
manusia. Fitroh keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatar belakangi
perlunya manusia terhadap agama. Oleh karena itu ketika datang wahyu Tuhan menyeru
manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrah itu.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebutuhan manusia terhadap agama


2. Bagaimana doktrin kepercayaan agama

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kebutuhan manusia terhadap agama


2. Untuk mengetahui doktrin kepercayaan agama
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Manusia terhadap Agama

Ada tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketiga
alasan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut yaitu:

1. Fitrah Manusia

Dalam konteks hal ini di antara ayat al- Qur’an dalam surat ar- Rum ayat 30 bahwa ada
potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia. Dalam hal ini dapat ditegaskan bahwa
insan adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak
diketahuinya. Manusia insan secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna bentuknya
dibanding dengan makhluk lainnya sudah dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan
memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya. Lebih jauh Musa Asy’ari
dalam buku Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur’an yang dikutip oleh Nata bahwa
pengertian manusia yang disebut insan, yang dalam al-Qur’an dipakai untuk menunjukkan
lapangan kegiatan manusia yang amat luas adalah terletak pada kemampuan menggunakan
akalnya dan mewujudkan pengetahuan konseptualnya dalam kehidupan konkret. Hal demikian
berbeda dengan kata basyar yang digunakan dalam al- Qur’an untuk menyebut manusia dalam
pengertian lahiriyahnya yang membutuhkan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, hidup
yang kemudian mati.

Informasi mengenai potensi beragama yang dimiliki oleh manusia itu dapat dijumpai
dalam ayat 172 surat al- A’raf bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki
kemampuan untuk beragama. Hal demikian sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang
menyatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah (potensi beragama). Bukti
historis dan atropologis bahwa pada manusia primitif yang padanya tidak pernah datang in
formasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan
yang mereka percayai itu terbatas pada daya khayalnya. mereka misalnya, mempertuhankan
pada benda- benda alam yang menimbulkan kesan misterius dan mengagumkan.kepercayaan
yang demikian selanjutnya disebut dengan dinamisme. Beberapa hipotesis yang diajukan
mengenai pertumbuhan agama pada manusia.
Sebagian mengatakan bahwa agama adalah produk rasa takut dan sebagai akibatnya
terlintaslah agama dalam kehidupan manusia. Hipotesis lainnya mengatakan bahwa agama
adalah produk dari kebodohan. Hal ini sesuai dengan wataknya selalu cenderung untuk
mengetahui sesuatu yang terjadi di alam ini. Hipotesis lainnya mengatakan bahwa agama
adalah pendambaannya kepada keadilan dan keteraturan, ketika manusia menyaksikan
banyaknya kezaliman dan ketidak adilan dalam masyarakat dan alam. Agama mengambil
bagian pada saat- saat yang paling penting dan pada pengalaman hidup. Agama mengesahkan
perkawinan, agama berada dalam kehidupan pada saat- saat yang khusus maupun pada saat-
saat yang paling mengerikan.

“Dengan demikian manusia sepanjang masa senantiasa beragama, karena manusia


adalah makhluk yang memiliki fitrah beragama yang oleh C.G.Jung disebut naturaliter
religiosa (bakat beragama).”(Arifin : 1998 : 8) Dari uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa
latar belakang perlunya manusia pada agama karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi
untuk beragama. Potensi beragama ini perlu pembinaan, pengarahan, pengembangan dengan
cara mengenalkan agama kepada setiap manusia.

2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia

Menurut Quraish Shihab, bahwa dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah
dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh al-Qur’an
dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Di antara ayat yang menjelaskan hal ini terdapat
dalam surat al-Syams ayat 7-8, bahwa “ Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah
mengilhamkan kepadanya kafasikan dan ketaqwaan”.
Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar manusia
melalui nafs menangkap makna baik dan buruk. Sifat-sifat keburukan pada manusia itu adalah
berlaku zalim(aniaya), dalam keadaan susah payah, suka melampui batas, sombong dan ingkar.
Karena itu lah manusia harus mendekatkan kan diri kepada Tuhan dengan bimbingan agama
dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap agama.
3. Tantangan Manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama karena manusia dalam
kehidupannya menghadapi berbagai tantangan baik yang datang dari dalam amupun dari luar.
Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan
tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya- upaya yang dilakukan manusia yang
secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela
mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk
kebudayaan yang di dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari tuhan.

Kita misalkan membaca ayat yang berbunyi “ Sesungguhnya orang- orang kafir itu
menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah” (QS al-Anfal,36).
Berbagai bentuk hiburan, obat- obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Pada
zaman semakin sekuler ini agama memainkan peranan penting terhadap kehidupan berjuta-
juta manusia.Untuk itu upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan
mengajarkan mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu,
sangat meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.

B. Doktrin Kepercayaan Agama

Kata doktrin berasal dari bahasa inggris yaitu doctrine yang berarti ajaran. Oleh karena
itu, doktrin lebih dikenal dengan ajaran-ajaran yang bersifat absolut yang tidak boleh diganggu
gugat. Kata doktrin berarti dalil-dalil dari suatu ajaran. Pengertian yang sama juga dapat
ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu “doktrin adalah ajaran atau asas suatu
aliran politik, keagamaan; pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, ketatanegaraan secara
bersistem, khususnya dalam penyusunan kebijakan negara”.
Doktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian
segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan
(Magdalena Pranata Santoso, 2009). Istilah Doktrin berkaitan dengan suatu kebenaran dan
ajaran. Keduanya tidak dapat dipisahkan sebab menegaskan tentang kebenaran melalui ajaran,
sedangkan yang diajarkan biasanya dengan kebenaran. Dengan demikian, doktrin berisi
tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan” filosofis (Rosihon Anwar, 2009:
13). Doktrin banyak ditemukan dalam banyak agama seperti Kristen dan Islam, di mana doktrin
dianggap sebagai prinsip utama yang harus dijunjung oleh semua umat agama tersebut.
Dalam konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan
kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya. Sebagai
suatu akidah, agama memiliki prinsip-prinsip kebenaran yang dituangkan dalam bentuk
doktrin. Agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang harus dipatuhi.

Selain kata “Agama” kita juga mengenal kata “din” yang dalam bahasa semit berarti
undang-undang atau hukum, dalam bahasa Arab, kata ini berarti menguasai, menundukan,
patuh, utang, balasan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan
hukum, yang harus dipatuhi orang. Agama selanjutnya memang menguasai diri seseorang dan
membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agamanya.
Agama lebih lanjut lagi membwa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan oleh
seseorang akan menjadi utang baginya (Rosihon Anwar, Dkk, 2011: 99)

Diantaranya ada beberapa aspek doktrin kepercayaan agama islam yakni :

1. Iman kepada Allah.
 Kalimat lailaha illa Allah atau sering disebut kalimat thayyibah

adalah suatu pernyataan pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada
tuhan selain Dia (Allah). Ia merupakan bagian lafadz dari syahadatain yang harus
diucapkan ketika akan masuk dan memeluk Agama Islam, yang merupakan refleksi dari

tauhid Allah yang menjadi inti ajaran Islam. 


2. Kemustahilan menemukan Zat Allah.
 Akal pikiran yang merupakan ciri keistimewaan

manusia, sekaligus sebagai pembeda antara manusia dan makhluk lainnya. Manusia
dapat mencapai taraf kehidupan yang mulia melalui akal fikirannya, sebaliknya,
manusiapun dapat terpuruk ke kehidupan yang hina melalui Akalnya. Akal sekalipun
digunakan dengan sungguh-sungguh, keberadaannya tetap dalam ruang lingkup yang
terbatas. Artinya ada sejumlah persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal. Salah

satu persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh akal ialah zat Allah. 


3. Argumen keberadaan Allah.
 Pengakuan terhadap keberadaan Allah berarti menolak

keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama lain.
4. Iman kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul Allah
a. Malaikat Allah

Malaikat atau terkadang di sebut al-mala’ al-a’la (kelompok tertinggi), merupakan


makhluk tuhan yang diciptakan dari nur cahaya, seperti diterangkan dalam hadis riwayat Imam
Muslim yang menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat dari cahaya, jin dari nyala
api, dan Adam dari tanah. Penciptaan malaikat lebih dulu dari pada penciptaan Manusia. Ketika
Allah Swt berkehendak menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, Tuhan
memberitahukan rencana-Nya itu kepada malaikat sehingga terjadi diolog antaraTuhan dan
malaikat.

Malaikat termasuk makhluk ruhani yang termasuk gaib. Mereka bukan kelompok yang
makhluk yang berwujud jasmaniah yang dapat diraba, dilihat, dicium, dan dirasakan karena
mereka berada dialam yang berbeda dengan alam manusia. Mereka disucikan dari syahwat
kebinatangan (al-nafs al-hayawaniah), yang terhindar dari keiginan hawa nafsu yang bersifat
materil. Mereka selalu tunduk dan patuh kepada Allah Swt dan tidak pernah ingkar kepada-
Nya. Dengan demikian, mereka menghabiskan waktu siang dan malamnya untuk beribadah
kepada Allah semata.Ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan
bermacam-macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang harus
kita imani hanyalah 10 (nama) malaikat beserta tugas-tugasnya.

b. Kitab-kitab Allah


Ayat-ayat Allah Swt yang merupakan ajaran-ajaran dan tuntunan itu dapat 
 dibedakan

menjadi dua: pertama, ayat-ayat yang tertulis didalam kitab-kitabnya, dan kedua, ayat-ayat
yang tidak tertulis yaitu alam semesta. Ayat-ayat yang tertulis terformulasikan dalam empat
kitab: Al-Qur’an, Injil, Turat, dan Zabur, yang masing-masing diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, Nabi Isa a.s, Nabi Musa a.s, dan Nabi Dawud a.s. keempat kitab itu disebut

kitab-kitab langit (al- kutub al-samawiyah). 


Rasul-rasul Allah
 Doktrin Islam mengajarkan agar setiap muslim beriman kepada

Rasul yang diutus oleh Allah tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Secara
bahasa rasul (inggris; messenger, apostle) adalah orang yang diutus. Artinya ia di utus untuk
menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang, dan misi atau risalah. Secara
terminologi, Rasul berarti orang yang diutus oleh Allah Swt untuk menyampaikan wahyu

kepada umatnya. 


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi yang telah kami paparkan di atas dapat di simpulkan bahwa Ada tiga alasan
yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketiga alasan tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut yaitu : fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan
tantangan manusia. Oleh karena itu agama adalah paket yang sangat dan amat dibutuhkan oleh
manusia.

Doktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian
segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan. .
Oleh karena itu, doktrin lebih dikenal dengan ajaran-ajaran yang bersifat absolut yang tidak
boleh diganggu gugat. Kata doktrin berarti dalil-dalil dari suatu ajaran. Ada beberapa aspek
dalam doktrin kepercayaan agama islam: Iman kepada Allah, Kemustahilan menemukan Zat
Allah, Argumen keberadaan Allah, dan Iman kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Nata Abuddin.2002.Metodologi Studi Islam.Jakarta: Raja Wali Press

Keene, Michael, Agama- Agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius), 2006.

Rosihon Anwar, dkk. PengantarStudi Islam, PustakaSetia, Bandung, 2011 hal 99

Atang, Hakim, Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, 2006, Cetke-VIII Remaja Rosdakarya,
Bandung.

http://khery-rastogi.blogspot.com/2013/06/manusia-dan-kebutuhan-doktrin-agama.html

Anda mungkin juga menyukai