7 Analisis Kepemimpinan
7 Analisis Kepemimpinan
“MUHAMMAD YAMIN”
(MATERI 7)
NIM : 1707521152
ABSEN : 25
2019
PENDAHULUAN
Tokoh pemimpin yang saya akan analisis adalah salah satu tokoh pahlawan nasional
pemimpin bangsa yakni Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. Beliau lahir di Talawi, Sawahlunto,
Sumatra Barat, 24 Agustus 1903 – meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun.
Beliau adalah seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang telah
dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia. Beliau merupakan salah satu perintis puisi
modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan" yang
mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia.
Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori situasional karena
teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model atau teori
kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara gaya
pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga situasi menjadi pengendali dan
berpengaruh terhadap pemimpin.
Model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada
aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku
dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987). Model kepemimpinan Fiedler (1967)
disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi
pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan
(leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya.
Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor
ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan
antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure)
dan kekuatan posisi (position power).
• Faktor-faktor situasional :
1. Hubungan pemimpin-anggota
2. Struktur tugas
3. Position power
Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin
itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk
pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi
didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi
dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku. Kekuatan posisi menjelaskan sampai
sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya
diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari
tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana
pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan
penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions)
Karakteristik situasi kepemimpinan yang paling penting terdapat dalam tiga model, yaitu:
Leader-Member Orientation
Hubungan pribadi antara pemimpin dengan para anggotanya. Jika sebuah organisasi
memiliki situasi leader-member orientation yang baik, itu berarti anggota menyukai,
mempercayai, dan menghargai pemimpin. Hal ini dianggap efektif dalam kepemimpinan
sebuah organisasi.
Task Structure
Tingkat struktur tugas yang diberikan oleh pemimpin untuk dikerjakan oleh anggota
organisasi. Semakin terstrukturnya tugas maka pemimpin akan semakin memiliki pengaruh
besar dalam sebuah organisasi.
Kekuasaan Jabatan
Teori ini termasuk teori perilaku kepemimpinan dan teori harapan dalam motivasi.
Menurut pendapat Robert House dan kawan-kawannya perilaku pimpinan itu dilihat oleh
bawahannya dalam usahanya untuk mengarahkan pada tujuannya: kegiatan tugas dan
kepuasan. Menjelaskan dengan mengarahkan pada pencapaian tujuan berkaitan sendirinya
dengan menolong karyawan memfokuskan pada harapannya, alat imbalan dan nilai di dalam
situasi kerja. Pada akhirnya pimpinan harus mengetahui apa yang diinginkan oleh bawahannya
dalam situasi tugas tertentu dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Teori ini menganggap pimpinan itu bersifat fleksibel didalam
memilih gaya kepemimpinan tertentu dari empat kemungkinan sebagai berikut :
Teori sumber daya kognitif menguji kondisi di mana sumber daya kognitif seperti
kecerdasan dan pengalaman berhubungan dengan kinerja kelompok. Variabel situasional
seperti tekanan antar pribadi, dukungan kelompok dan kerumitan tugas menentukan apakah
kecerdasandan pengalaman seorang pemimpin memmperkuat kinerja kelompok.Sebuah
keterbatasan dari teori kontingensi adalah kurangnya perhatian yang cukup bagibeberapa
proses kepemimpinan yang mengubah cara para pengikut memandang diri merekasendiri dan
pekerjaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA