Tugas Makna Ayat Quran - Hanifa Rahma - 1310311042
Tugas Makna Ayat Quran - Hanifa Rahma - 1310311042
Al-Qur’an
An – Nahl ( )النّحلAyat 78
Ayat ini mengandung makna mengenai hal yang diisyaratkan Allah SWT yaitu
kemampuan manusia dalam berpikir dan mencerna sesuatu. Allah SWT berfirman bahwa
saat manusia terlahir, mereka tidak mengetahui apa pun, dan hal-hal yang dipelajari
manusia seiring bertambahnya umur diperoleh dengan bantuan mata, telinga, dan akal
yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai seorang manusia kita harus bisa
selalu bersyukur karena sudah diberi nikmat pendengaran, penglihatan, akal dan pikiran
oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu.
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).(Q.S. Al – An’am:116)
Allah SWT berfirman dalam ayat ini bahwa banyak manusia berada dalam keadaan
tersesat, karena mereka berpaling dari agama Allah SWT. Janganlah kita taat dan
mengikuti bagaimana umumnya manusia di muka bumi ini, yaitu orang-orang kafir,
orang-orang yang bodoh tentang agama atau pengikut hawa nafsu, karena banyak dari
mereka pasti akan menyesatkan kita dari jalan yang benar. Oleh karena itu taatlah selalu
pada perintah-perintah Allah SWT serta tinggalkanlah larangan-Nya.
Ayat ini merupakan landasan dari berpikir secara kritis, memilah mana yang baik dari
yang salah, kebenaran dari kebohongan, dan membicarakan mengenai kemampuan
berpikir dan analisis intelektual. Sebagai manusia yang sudah diberkahi dengan telinga,
mata dan akal serta nurani oleh Allah SWT, janganlah kita sebagai seorang manusia
untuk dengan mudahnya mengikuti sesuatu yang tidak diketahui ilmunya, tidak ada bukti
ilmiah yang menguatkannya, dan hanya berdasarkan dugaan. Allah SWT pada Hari
Kiamat akan menanyakan setiap anggota tubuh kita mengenai apa yang sudah dilakukan
atau diucapkan oleh pemiliknya. Kita akan diminta kesaksiannya saat Hari Kiamat. Oleh
karena itu, jangan berkata atau berbuat sesuatu yang tidak didasari oleh ilmu, sebab
hanya bersifat merusak.
ّ ح
Al – Hajj (ّج َ )الAyat 75
ير
ٌ صِ َس ِمي ٌع ب اس ۚ ِإ هن ه
َ ََّللا ُ ط ِفي ِمنَ ْال َم ََلئِ َك ِة ُر
ِ س اَل َو ِمنَ النه َ ص ه
ْ ََّللاُ ي
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Al – Hajj: 75)
Ayat ini diturunkan ketika orang-orang musyrik yang menolak keberadaan Rasulullah
SAW sebagai utusan Allah SWT dan bertanya, “Apakah ada utusan yg telah diutus
kepadanya -secara khusus- diantara kita?”. Dengan ayat ini, Allah SWT seperti berkata
kepada mereka yang menyembah para rasul dan malaikat yang sudah diutus sebelumnya
bahwa pada akhirnya mereka semua hanyalah utusan dan tidak memiliki kekuatan
apapun. Utusan-utusan itu seharusnya tidak dijadikan sesembahan, karena hanya Allah
SWT Tuhan YME. Utusan yang dipilih Allah SWT di antara para malaikat adalah untuk
menyampaikan kehendak-Nya yang berupa syariat-syariat dan ketentuan dari Allah SWT.
Utusan Allah SWT di antara para manusia adalah untuk menyampaikan risalah-Nya, dan
hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang berhak menerima
hal tersebut.
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.(Q.S. Al – Anbiya: 107)
Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT sebagai Rahmat lil’aalamiin. Rahmat bisa
diartikan sebagai kasih sayang, anugrah dari Allah SWT kepada makhluknya. Sedangkan
lil’aalamiin adalah alam semesta ini. Hadirnya Nabi Muhammad SAW merupakan
rahmat bagi alam semesta bagi seluruh manusia dengan membawa ajaran agama Islam,
khususnya bagi yang menerima dan mensyukuri nikmat ini. Hanya orang yang beriman
yang akan mendapatkan manfaat dari rahmatnya baik di dunia dan juga di akhirat. Bagi
yang menolak nikmatnya merupakan golongan dari orang-orang kafir, dan mereka akan
merugi di dunia dan di akhirat.
َ )الAyat 15
Al – Jatsiyah (جاثیَة
Apa yang dikerjakan oleh manusia pada akhirnya akan kembali kepada dirinya, baik itu
amal baik maupun keburukan. Dan pada Hari Kiamat semua amal dan perbuatan yang
dilakukan manusia semasa hidupnya akan ditimbang seadil-adilnya. Manusia yang
semula dimatikan lalu dibangkitkan kembali dengan sangkakala, di mana pada akhirnya
mereka akan kembali kepada-Nya. Semua amal perbuatan yang dilakukan akan diberikan
balasan serta ganjaran oleh Allah SWT.
وب ََّل َي ْف َق ُهونَ ِب َها َولَ ُه ْم أَ ْعيُ ٌن ٌ ُاْل ْن ِس ۖ َل ُه ْم قُل َولَقَ ْد ذَ َرأْنَا ِل َج َهنه َم َكثِ ا
ِ ْ يرا ِمنَ ْال ِج ِن َو
ض ُّل ۚ أُو ٰلَئِ َكَ َان ََّل يَ ْس َمعُونَ بِ َها ۚ أُو ٰلَئِ َك َك ْاْل َ ْن َع ِام بَ ْل ُه ْم أ
ٌ َْص ُرونَ ِب َها َولَ ُه ْم آذ ِ ََّل يُب
َُه ُم ْالغَافِلُون
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. Al –
A’raf: 179)
Ayat ini menjadi penjelasan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan yang lain
tersesat. Ayat ini juga berfungsi sebagai ancaman kepada manusia yang mengabaikan
berkah dan rahmat dari Allah SWT. Mereka lalai dalam menuntut ilmu dan mencari serta
memahami kebenaran walaupun sudah diberikan sarana untuk mengetahui dan
memahami hakikat. Mereka yang tersesat atau menggunakan mata, telinga dan akalnya
untuk hal-hal yang keji akan menjadi bagian dari pengisi Neraka Jahannam bersama jin
dan manusia lainnya. Manusia yang tidak memanfaatkan mata, telinga dan hatinya
dengan baik dan benar seperti dibandingkan dengan binatang.
Al – Mu’minun ( )المؤمنونAyat 78
Allah SWT sudah memberikan banyak sekali karunia dan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-
Nya. Dengan nikmat-Nya manusia bisa mengetahui dan membedakan antara yang baik dengan
yang buruk. Seharusnya kita sebagai hamba-Nya selalu bersyukur dan menggunakan karunianya
hanya untuk berbuat baik serta taat dan patuh kepada Allah SWT. Oleh karena itu janganlah kita
mengingkari nikmat Allah SWT.
َ )الAyat 3
Al – ‘Asr (عصر
صب ِْر
ص ْوا بِال ه ِ ص ْوا بِ ْال َح
َ ق َوتَ َوا َ ت َوتَ َوا
ِ صا ِل َحا َ إِ هَّل الهذِينَ آ َمنُوا َو
ع ِملُوا ال ه
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S.
Al – ‘Asr: 3)
Iman adalah mempercayai dan mengikuti semua perintah Allah SWT serta menjauhi
larangannya. Amal saleh mencakup semua perbuatan baik yang dilakukan manusia, baik
secara terang-terangan maupun secara tersembunyi. Iman dana mal saleh bisa
menyempurnakan diri seseorang, dan nasehat-menasehati akan menyempurnakan orang
lain dengan saling mendorong dalam berbuat kebaikan. Ayat ini menerangkan kewajiban
sebagai seorang muslim yaitu amal, dakwah, sabar dan ilmu. Mengapa ilmu, karena ilmu
dibutuhkan untuk mewujudkan iman seseorang. Dengan ilmu, manusia bisa semakin
berusaha untuk menyempurnakan imannya.
َّ
As – Shaff ()الصف Ayat 2 & 3
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan. (Q.S. As – Shaf: 2-3)
Ayat di atas merupakan teguran dari Allah SWT kepada manusia yang bersifat
kontradiktif terhadap nilai-nilai dan ajaran Islam yang mereka selalu katakan, tapi
sayangnya masih belum berwujud menjadi amalan. Ayat ini juga berlaku pada orang-
orang yang sudah berjanji atau mengatakan suatu hal tapi tidak melaksanakannya. Orang
yang ingkar janji atau berdusta ucapannya merupakan salah satu golongan orang munafik
menurut sabda Rasulullah SAW.