Anda di halaman 1dari 7

Tugas Ibrah/Makna yang Terkandung dalam Ayat-Ayat

Al-Qur’an

 An – Nahl (‫ )النّحل‬Ayat 78

Ayat ini mengandung makna mengenai hal yang diisyaratkan Allah SWT yaitu
kemampuan manusia dalam berpikir dan mencerna sesuatu. Allah SWT berfirman bahwa
saat manusia terlahir, mereka tidak mengetahui apa pun, dan hal-hal yang dipelajari
manusia seiring bertambahnya umur diperoleh dengan bantuan mata, telinga, dan akal
yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai seorang manusia kita harus bisa
selalu bersyukur karena sudah diberi nikmat pendengaran, penglihatan, akal dan pikiran
oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu.

 َ ‫ )اال ٴن‬Ayat 116


Al – An’am (‫عام‬

‫َّللاِ ۚ ِإ ْن َيتهبِعُونَ إِ هَّل ه‬


‫الظ هن‬ َ ‫ع ْن‬
‫س ِبي ِل ه‬ َ ُّ‫ضل‬
َ ‫وك‬ ِ ‫َو ِإ ْن ت ُ ِط ْع أ َ ْكثَ َر َم ْن فِي ْاْل َ ْر‬
ِ ُ‫ض ي‬
َ‫صون‬ُ ‫َو ِإ ْن ُه ْم ِإ هَّل َي ْخ ُر‬

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).(Q.S. Al – An’am:116)
Allah SWT berfirman dalam ayat ini bahwa banyak manusia berada dalam keadaan
tersesat, karena mereka berpaling dari agama Allah SWT. Janganlah kita taat dan
mengikuti bagaimana umumnya manusia di muka bumi ini, yaitu orang-orang kafir,
orang-orang yang bodoh tentang agama atau pengikut hawa nafsu, karena banyak dari
mereka pasti akan menyesatkan kita dari jalan yang benar. Oleh karena itu taatlah selalu
pada perintah-perintah Allah SWT serta tinggalkanlah larangan-Nya.

 Bani Isra’il (‫ )اسرائیل بنی‬Ayat 36

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang ‫ن‬َّ ‫ع ۡلمۚ إ‬


ِ ‫ه‬‫ك بِ ِۦ‬ َ َ‫ف مَا لَ ۡيسَ ل‬ ُ ‫و َََل تَ ۡق‬
ِ
َ ِٕٕ‫ل ُأ ْولَـٮ‬ ُّ ‫ص َر و َۡٱل ُف َؤا َد ُك‬َ َ‫ع و َۡٱلب‬
tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan ‫ك‬ َّ
َ ‫ٱلس ۡم‬
diminta pertanggungjawabannya. )٣٦( ‫وَل ا‬ ً۬ ُٔ‫َسـ‬ۡ ‫ان َع ۡن ُه م‬ َ ‫َك‬

Ayat ini merupakan landasan dari berpikir secara kritis, memilah mana yang baik dari
yang salah, kebenaran dari kebohongan, dan membicarakan mengenai kemampuan
berpikir dan analisis intelektual. Sebagai manusia yang sudah diberkahi dengan telinga,
mata dan akal serta nurani oleh Allah SWT, janganlah kita sebagai seorang manusia
untuk dengan mudahnya mengikuti sesuatu yang tidak diketahui ilmunya, tidak ada bukti
ilmiah yang menguatkannya, dan hanya berdasarkan dugaan. Allah SWT pada Hari
Kiamat akan menanyakan setiap anggota tubuh kita mengenai apa yang sudah dilakukan
atau diucapkan oleh pemiliknya. Kita akan diminta kesaksiannya saat Hari Kiamat. Oleh
karena itu, jangan berkata atau berbuat sesuatu yang tidak didasari oleh ilmu, sebab
hanya bersifat merusak.

 ّ ‫ح‬
Al – Hajj (ّ‫ج‬ َ ‫ )ال‬Ayat 75

‫ير‬
ٌ ‫ص‬ِ َ‫س ِمي ٌع ب‬ ‫اس ۚ ِإ هن ه‬
َ َ‫َّللا‬ ُ ‫ط ِفي ِمنَ ْال َم ََلئِ َك ِة ُر‬
ِ ‫س اَل َو ِمنَ النه‬ َ ‫ص‬ ‫ه‬
ْ َ‫َّللاُ ي‬
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Al – Hajj: 75)

Ayat ini diturunkan ketika orang-orang musyrik yang menolak keberadaan Rasulullah
SAW sebagai utusan Allah SWT dan bertanya, “Apakah ada utusan yg telah diutus
kepadanya -secara khusus- diantara kita?”. Dengan ayat ini, Allah SWT seperti berkata
kepada mereka yang menyembah para rasul dan malaikat yang sudah diutus sebelumnya
bahwa pada akhirnya mereka semua hanyalah utusan dan tidak memiliki kekuatan
apapun. Utusan-utusan itu seharusnya tidak dijadikan sesembahan, karena hanya Allah
SWT Tuhan YME. Utusan yang dipilih Allah SWT di antara para malaikat adalah untuk
menyampaikan kehendak-Nya yang berupa syariat-syariat dan ketentuan dari Allah SWT.
Utusan Allah SWT di antara para manusia adalah untuk menyampaikan risalah-Nya, dan
hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang berhak menerima
hal tersebut.

 Al – Anbiya’ (‫ )اال ٴنبیَاء‬Ayat 107

َ‫َاك ِإ هَّل َر ْح َمةا ِل ْل َعالَ ِمين‬


َ ‫س ْلن‬
َ ‫َو َما أَ ْر‬

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.(Q.S. Al – Anbiya: 107)

Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT sebagai Rahmat lil’aalamiin. Rahmat bisa
diartikan sebagai kasih sayang, anugrah dari Allah SWT kepada makhluknya. Sedangkan
lil’aalamiin adalah alam semesta ini. Hadirnya Nabi Muhammad SAW merupakan
rahmat bagi alam semesta bagi seluruh manusia dengan membawa ajaran agama Islam,
khususnya bagi yang menerima dan mensyukuri nikmat ini. Hanya orang yang beriman
yang akan mendapatkan manfaat dari rahmatnya baik di dunia dan juga di akhirat. Bagi
yang menolak nikmatnya merupakan golongan dari orang-orang kafir, dan mereka akan
merugi di dunia dan di akhirat.

 َ ‫ )ال‬Ayat 15
Al – Jatsiyah (‫جاثیَة‬

َ َ ‫صا ِل احا فَ ِلنَ ْف ِس ِه ۖ َو َم ْن أ‬


َ‫سا َء فَعَلَ ْي َها ۖ ث ُ هم إِلَ ٰى َربِ ُك ْم ت ُ ْر َجعُون‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫ع ِم َل‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri,
kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. (Q.S. Al – Jatsiyah: 15)

Apa yang dikerjakan oleh manusia pada akhirnya akan kembali kepada dirinya, baik itu
amal baik maupun keburukan. Dan pada Hari Kiamat semua amal dan perbuatan yang
dilakukan manusia semasa hidupnya akan ditimbang seadil-adilnya. Manusia yang
semula dimatikan lalu dibangkitkan kembali dengan sangkakala, di mana pada akhirnya
mereka akan kembali kepada-Nya. Semua amal perbuatan yang dilakukan akan diberikan
balasan serta ganjaran oleh Allah SWT.

 Al – A’raf (‫ )اال ٴع َراف‬Ayat 179

‫وب ََّل َي ْف َق ُهونَ ِب َها َولَ ُه ْم أَ ْعيُ ٌن‬ ٌ ُ‫اْل ْن ِس ۖ َل ُه ْم قُل‬ ‫َولَقَ ْد ذَ َرأْنَا ِل َج َهنه َم َكثِ ا‬
ِ ْ ‫يرا ِمنَ ْال ِج ِن َو‬
‫ض ُّل ۚ أُو ٰلَئِ َك‬َ َ‫ان ََّل يَ ْس َمعُونَ بِ َها ۚ أُو ٰلَئِ َك َك ْاْل َ ْن َع ِام بَ ْل ُه ْم أ‬
ٌ َ‫ْص ُرونَ ِب َها َولَ ُه ْم آذ‬ ِ ‫ََّل يُب‬
َ‫ُه ُم ْالغَافِلُون‬
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. Al –
A’raf: 179)

Ayat ini menjadi penjelasan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan yang lain
tersesat. Ayat ini juga berfungsi sebagai ancaman kepada manusia yang mengabaikan
berkah dan rahmat dari Allah SWT. Mereka lalai dalam menuntut ilmu dan mencari serta
memahami kebenaran walaupun sudah diberikan sarana untuk mengetahui dan
memahami hakikat. Mereka yang tersesat atau menggunakan mata, telinga dan akalnya
untuk hal-hal yang keji akan menjadi bagian dari pengisi Neraka Jahannam bersama jin
dan manusia lainnya. Manusia yang tidak memanfaatkan mata, telinga dan hatinya
dengan baik dan benar seperti dibandingkan dengan binatang.

 Al – Mu’minun (‫ )المؤمنون‬Ayat 78

‫ار َو ْاْل َ ْفئِدَةَ ۚ قَ ِل ا‬


َ‫يَل َما تَ ْش ُك ُرون‬ َ ‫ص‬َ ‫س ْم َع َو ْاْل َ ْب‬ َ ‫َو ُه َو الهذِي أ َ ْن‬
‫شأ َ لَ ُك ُم ال ه‬
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan
hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (Q.S. Al – Mu’minun: 78)

Allah SWT sudah memberikan banyak sekali karunia dan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-
Nya. Dengan nikmat-Nya manusia bisa mengetahui dan membedakan antara yang baik dengan
yang buruk. Seharusnya kita sebagai hamba-Nya selalu bersyukur dan menggunakan karunianya
hanya untuk berbuat baik serta taat dan patuh kepada Allah SWT. Oleh karena itu janganlah kita
mengingkari nikmat Allah SWT.

 Yunus (‫ ) ُیونس‬Ayat 100

َ‫علَى الهذِينَ ََّل َي ْع ِقلُون‬


َ ‫س‬ ‫َو َما َكانَ ِلنَ ْف ٍس أَ ْن تُؤْ ِمنَ إِ هَّل ِبإِ ْذ ِن ه‬
ِ ‫َّللاِ ۚ َو َي ْج َع ُل‬
َ ‫الر ْج‬
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah
menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. (Q.S.
Yunus: 100)
Kehendak Allah SWT merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi. Orang yang berusaha
untuk memahami dan mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah SWT,
maka Allah SWT akan memudahkan jalannya menuju keimanan. Begitu juga sebaliknya,
orang-orang yang tidak mau mempelajari bagaimana perintah dan larangan Allah SWT
serta tidak mau memahami ayat-ayat-Nya akan berada dalam tempat yang hina di dalam
pandangan Allah SWT. Banyak hidayah, bimbingan dan petunjuk yang sudah disiapkan
Allah SWT kepada makhluknya. Bersyukurlah kita jika kita mendapatkan petunjuk-
petunjuk tersebut karena itu berarti Allah memudahkan jalan kita untuk semakin dekat
dengan-Nya. Tingkat penerimaan manusia terhadap petunjuk dan hidayah Allah SWT
tergantung akalnya, karena keimanan merupakan anugrah-Nya yang hanya bisa diterima
oleh orang-orang yang berakal.

 َ ‫ )ال‬Ayat 3
Al – ‘Asr (‫عصر‬

‫صب ِْر‬
‫ص ْوا بِال ه‬ ِ ‫ص ْوا بِ ْال َح‬
َ ‫ق َوتَ َوا‬ َ ‫ت َوتَ َوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫إِ هَّل الهذِينَ آ َمنُوا َو‬
‫ع ِملُوا ال ه‬

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S.
Al – ‘Asr: 3)

Iman adalah mempercayai dan mengikuti semua perintah Allah SWT serta menjauhi
larangannya. Amal saleh mencakup semua perbuatan baik yang dilakukan manusia, baik
secara terang-terangan maupun secara tersembunyi. Iman dana mal saleh bisa
menyempurnakan diri seseorang, dan nasehat-menasehati akan menyempurnakan orang
lain dengan saling mendorong dalam berbuat kebaikan. Ayat ini menerangkan kewajiban
sebagai seorang muslim yaitu amal, dakwah, sabar dan ilmu. Mengapa ilmu, karena ilmu
dibutuhkan untuk mewujudkan iman seseorang. Dengan ilmu, manusia bisa semakin
berusaha untuk menyempurnakan imannya.
 َّ
As – Shaff (‫)الصف‬ Ayat 2 & 3

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan?

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan. (Q.S. As – Shaf: 2-3)

Ayat di atas merupakan teguran dari Allah SWT kepada manusia yang bersifat
kontradiktif terhadap nilai-nilai dan ajaran Islam yang mereka selalu katakan, tapi
sayangnya masih belum berwujud menjadi amalan. Ayat ini juga berlaku pada orang-
orang yang sudah berjanji atau mengatakan suatu hal tapi tidak melaksanakannya. Orang
yang ingkar janji atau berdusta ucapannya merupakan salah satu golongan orang munafik
menurut sabda Rasulullah SAW.

 Kesimpulan dari semua ayat-ayat tersebut

Kita sebagai manusia merupakan makhluk yang terlahir dengan segala


ketidaksempurnaan. Berkat rahmat Allah SWT Yang Maha Penyayang, kita diberikan
mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan hati serta akal untuk berpikir. Semua
sarana ini diberikan Allah SWT agar kita bisa membedakan yang baik dengan yang
buruk, berpikir jernih dan kritis, tidak sekedar mengikuti secara buta dan memahami ilmu
yang kita dapatkan. Diharapkan kita sebagai manusia bisa menggunakan mata, telinga
dan hati kita agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tersesat dari
jalan-Nya. Allah SWT juga sudah memberikan petunjuk dan hidayahnya dengan cara
menurunkan utusan-utusannya, salah satunya adalah malaikat dan Rasulullah SAW.

Anda mungkin juga menyukai