Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ratri Purwaningrum

NIM : 2014017069
Kelas : 4A3

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta penagihan


Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Sifat
dari akun ini bisa bervariasi tergantung dari industri dan kliennya.
Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi transaksi yaitu:
1.Penjualan (tunai dan kredit )
2.Penerimaan kas
3.Retur dan pengurangan penjualan
4.Penghapusan piutang tak tertagih
5.Beban piutang tak tertagih
B. Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk
SiklusPenjualan dan Penagihan
Kelas transaksi Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Penjualan Penjualan piutang Pemroses Pesanan pelanggan Pesanan
usaha pesanan pelanggan penjualan Pesanan pelanggan
Pemberian kredit atau pesanan penjualan Dokumen
Pengiriman barang pengiriman Faktur penjualan File
Penagihan pelanggan transaksi penjualan Jurnal
dan pencatatan penjual penjualan atau listing File induk
an piutang usaha Neraca saldo
piutang usaha Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank Pemroses Remittance advice Prelisting
( debet dari dan pencatatan peneri penerimaan kas File transaksi
penerimaankas ) maan kas penerimaan kas Jurnal penerimaan
piutang usaha kas atau listing
Retur Retur Pemroses Memo kredit Jurnal retur
DanPengurangan dan pengurangan dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Penjualan penjualan Pitang dan
usaha pengurangan penjualan
Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan piutang Formulir otorisasi piutang tak
Piutang Penyisihan usaha tak tertagih tertagih Jurnal umum
takTertagih untuk piutang tak
tertagih
Beban Piutang Beban piutang tak Penyediaan piutang Jurnal Umum
tak Tertagih tertagih tak tertagih
Penyisihan
untuk piutang tak
tertagih

C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian


Substansif Atas Transaksi Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal
untuk menilai resiko pengendalian.Terdapat empat langkah yang penting dalam pengendalian
ini yaitu :
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi
penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya
dengan tujuan
4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengen
dalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Ø Pemisahan tugas yang memadai
Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun
penipuanatau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses
ke kas bagisiapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan
dan penerimaan kas ke dalam komputer.
Ø Menentukan luas pengujian pengendalian
Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada
keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diand
alkan untuk mengurangi resiko pengendalian.
Ø Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas
pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan y
angterjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang
mungkin terjadi :
a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan ataukecurangan,sementara
jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan. Konsekuensi potensial
dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji aktiva
dan laba.

Ø Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal dan
memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah
untuktransaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua
adalah untuk transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).
Ø Penjualan dicatat dengan akurat
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
c. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
D. Retur Dan Pengurangan Penjulan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
matrealitas.Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material
sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada
tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada
pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan
piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo
akununtuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir
tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan
metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti
untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut.
E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Danpengujian
Substansif Atas Transaksi Penerimaan
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjual
an. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian substansif atas transaksi
penerimaankas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan,tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.Berdasarkan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
Ø Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
Ø Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan
untukmendukung pengurangan resiko pengendalian
Ø Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi
setiaptujuan.
Ø Penyiapan Bukti Penerimaan Kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas
( proofof cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat
dalam
jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan direkonsilias
dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang
sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam
perjalanan dan pos- pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan
dibandingkan.
Ø Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha
Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha
untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang
menangani penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system
komputer.Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui
pemisahan tugas dankebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas
sekaligus memasukkan penerimaan kas kedalam system. Penggelapan ini dapat
dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah,dan tanggal yang ditunjukkan pada
remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kasdan salinan slip setoran terkait.

F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih


Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah
kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha
yangsudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi kejadian ). Pengendalian
yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan
piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah
melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan tidak mampu membayar.
Ø Pengendalian internal tambahan atas saldo akun dan penyajian serta pengungkapan
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian
serta pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji se
bagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi.
Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan mempengaruhi
tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban
dan empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan.
Ø Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian
substansif atas rincian saldo.
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian
dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus penjualan dan penagihan
adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk
piutang tak tertagih

Anda mungkin juga menyukai