Anda di halaman 1dari 3

Clinical Spectrum and Outcomes of Pediatric Diphtheria

(Spektrum klinis dan Hasil Akhir Difteri pada Anak)


A. Background
Meskipun program vaksinasi telah berhasil mengurangi kejadian difteri, namun difteri
tetap menjadi masalah kesehatan di Asia, termasuk di Indonesia. Tujuan dari penelitian
ini untuk menyelidiki spektrum klinis dan hasil akhir difteri anak di Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo.

B. Field Finding
Variabel independent :
1. Umur
Jenis data : Kuantitatif dan Kualitatif
Alat ukur : Rekam medis
Skala ukur : Numerik rasio dan kategorik ordinal
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur : mean, median(numerik)
1=<5 tahun
2=5-10 tahun
3= >10 tahun
2. Jenis Kelamin
Jenis data : Kualitatif
Alat ukur : rekam medis
Skala ukur : kategorik nominal
Cara ukur : observasi
Hasil ukur :
1=Laki-laki
2=Perempuan
3. Status Gizi
Jenis data : Kualitatif
Alat ukur : rekam medis (data BB dan TB) dan kurva WHO
Skala ukur : Kategorik ordinal
Cara ukur : data BB dan TB dimasukkan ke kurva WHO
Hasil ukur :
1=Gizi cukup
2=Gizi kurang
3=Gizi buruk
4. Lama rawat
Jenis data : Kualitatif
Alat ukur : Rekam medis
Skala ukur : Kategorik ordinal
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1=<5 hari
2=5-10 hari
3= >10 hari
5. Bull neck
Jenis data : kualitatif
Alat ukur : Rekam medis
Skala ukur : kategorik nominal
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1=Ya
2=Tidak
6. Myocarditis
Jenis data : kualitatif
Alat ukur : Rekam medis
Skala ukur : kategorik nominal
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1=Ya
2=Tidak
7. Vaksinasi lengkap
Jenis data : kualitatif
Alat ukur : Rekam medis
Skala ukur : kategorik nominal
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1=Ya
2=Tidak
Variabel dependent :
1. Hasil Akhir
Jenis data : kualitatif
Alat ukur : Rekam medis
Skala ukur : kategorik nominal
Cara ukur : Observasi
Hasil ukur :
1=Hidup
2=Meninggal

Jenis statistik yang digunakan : Data dianalisis menggunakan SPSS (Windows Versi
21.0; SPSS Inc., Chicago, IL, USA). Spektrum klinis pasien difteri masa kanak-kanak
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan ditampilkan sebagai rentang,
rata-rata, dan persentase, sedangkan hasil dianalisis dengan menggunakan uji Chi-
square. Hasil dianggap signifikan untuk nilai P <0,05.

C. Conclusion
Kesimpulannya, spektrum klinis dan hasil akhir difteri anak di Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo, Makassar relatif berbeda dengan yang dilaporkan dari negara lain.
Tingkat kematian pasien adalah 14,3%, yang sebagian besar belum menerima imunisasi
dasar atau booster, kurang gizi, dan memiliki leher bengkak, miokarditis, dan lama
tinggal di rumah sakit <5 hari. Mortalitas yang relatif tinggi disebabkan oleh
miokarditis, yang menyoroti perlunya diagnosis dini dan penanganan segera dengan
ADS untuk mengurangi mortalitas. Selain itu, imunisasi (dasar atau booster) harus
didorong di Makassar dan Sulawesi Selatan. Kami merekomendasikan bahwa vaksinasi
dijadwalkan termasuk booster, berdasarkan pengawasan yang akurat, untuk mencapai
cakupan vaksinasi yang tinggi untuk mencegah wabah difteri dan mengendalikan
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai