Komunikasi
Komunikasi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Management Patient
Safety”.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan materi tentang “Pengertian
dan Ruang Lingkup Komunikasi”. Makalah ini kami buat dengan semaksimal
mungkin, walaupun masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus
kami perbaiki. Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami harapkan
saran dari teman-teman semua.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pengampu kami ibu Hilda N
Kondoy yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Penyusun
1.a Pengertian Komunikasi
1. Suatu perintah, Dalam hal ini komunikasi bagian daripada proses memimpin.
2. Suatu permintaan.
3. Suatu obesrvasi, suatu usaha untuk mengambil suatu keputusan atau
mungkin hanya suatu pernyataan dari satu sudut pandang.
4. Sebagai informasi.
5. Sebagai pelajaran, berhubungan dengan pelatihan atau sebagai bagian
penyuluhan.
Komuniaksi terjadi pada suatu tingkat sosial ,diaman orang orang yang terlibat
didalamnya terlibat dalam kontak intreapersonal dan interpersonal. Proses ini
sangat dinamis dimana makna pesan dinegosiasikan oleh orang tersebut. Ketika
komunikasi berlangsung , orang tersebut mungkin sadar dan mungkin juga tidak
sadar akan setiap elemen komunikasi. Pada percakapan sehari-hari, peserta
tidak akan peduli untuk menganalisis makna setiap kata atau isyarat. Misalnya
seseorang mungkin menjadi lebih hidup, menggunakan tangannya untuk
mengekspresikan idenya tanpa berpikir secara sadar. “saya akan melambaikan
tangan untuk menekankan hal ini.” Namun seorang pearawat harus belajar
untuk menyadari setian elemen dari proses komunikasi.
c.1 Referen
Yang disebut encorder, adalah orang yang memprakarsai pesan atau komunikasi
interpersonal. Pengirim menempatkan referen pada suatu bentuk yang dapat
ditransmisikan dan melaksanakan tanggung jawab untuk ketepatan isi dan nada
emosional pada pesan tersebut. Peran pengirim dapat diputar seterusnya antara
peserta pada waktu informasi ditransmisikan.
c.3 Pesan
c.4 Saluran
Penerima yang juga disebut deoder, adalah orang yang menerima pesan yang
dikirimkan. Supaya komunikasi dapat berjalan efektif , penerima harus merasa
atau mewaspadai pesan tersebut. Pesan dari pengirim kemudian bertindak
sebagai salah satu penerima referen dan mengharuskan penerima secara tepat
membaca sandi dan merespons pesan pengirim.
c.6 Respons
Dengan baik dan penuh perhatian serta usahakan selalu fokus terhadap apa yang
dibicarakan dan responlah pertanyaan mereka dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kamu memang mendengarkan apa saja hal yang mereka
bicarakan sehingga mereka merasa kamu adalah bagian dari komunikasi itu
juga.
6. Beri tatapan mata
Yang kuat kepada mereka untuk menunjukkan bahwa kamu bukan hanya
sebagai pendengar saja, melainkan kamu juga mengerti dan paham apa yang
dibicarakan. Ketika dilakukan dengan baik, mereka juga secara alami akan lebih
memperhatikan apa yang kamu katakan.
7. Bukalah diri kamu seterbuka mungkin
Agar kamu mendapatkan kepercayaan dari mereka. Ceritakan kejadian menarik
yang kamu alami, bagaimana kehidupan kamu dan lain sebagainya. Tapi,
jangan terlalu berlebihan sehingga menganggap mereka cerita mereka tidak
penting. Biarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri kamu seiiring
berjalannya komunikasi.
8. Jangan gunakan kata Aku atau Saya
Karena hal itu hanya akan memberikan kesan bahwa hanya kamulah yang harus
didengarkan. Sebaiknya, ketika berkomunikasi gunakanlah kata “kita” atau
“kami” untuk menciptakan hubungan layaknya keluarga dan berada pada pihak
atau sisi yang sama dengan lawan bicara.
9. Tersenyumlah kepada mereka
Agar ketika komunikasi sedang berlangsung tidak terjadi ketegangan antara
kamu dengan mereka. Pada saat tersenyum, kamu sebenarnya telah
menunjukkan bahwa kamu telah siap untuk berkomunikasi dengan mereka,
serta mengganggap berkomunikasi dengan mereka adalah sebuah kebahagiaan.
10. Berikan saran yang bermanfaat
Kepada lawan bicara kamu seperti tempat yang enak untuk berkomunikasi,
makanan apa yang enak pada tempat tersebut, acara apa yang berlangsung pada
hari itu, peluang karir yang mungkin bisa mereka dapatkan, dan lain sebagainya.
Ketika kamu memberikan saran atau ide yang menarik perhatian mereka, maka
secara tidak langsung kamu telah memberikan kesan kepada mereka bahwa
kamu memiliki banyak pengetahuan. Jadi, ketika mereka membutuhkan sesuatu,
maka mereka akan menghubungi kamu. (baca juga:Contoh Komunikasi
Langsung)
11. Berikan mereka motivasi
Ketika kamu sedang berkomunikasi dengan orang yang lebih muda dari kamu,
atau kehidupannya lebih sulit dari kamu karena biasanya mereka akan
menganggap kamu lebih baik dari mereka. Untuk itu, motivasi yang kamu
berikan mungkin saja akan menggugah semangat mereka agar bekerja lebih giat
dan menjalani hidup dengan lebih semangat. Yakinkan mereka bahwa mereka
pasti mampu menghadapi setiap masalah yang mereka hadapi, sehingga mereka
akan menjadikan kamu sebagai teman. (baca juga: Teori Kepribadian
Kelompok)
12. Percaya dirilah
Kamu ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain dengan
cara menunjukkan suara dan bahasa tubuh yang lebih bersemangat dan lebih
berenergi positif. Tapi jangan pula kamu terlalu berlebihan sehingga peran
mereka sebagai lawan bicara menjadi tidak terlihat. Apapun yang terlalu
berlebihan, efek atau akibatnya akan kembali kepada diri kamu sendiri. (baca
juga: Tujuan Komunikasi Pemasaran)
13. Panggilah mereka dengan sopan
Seperti menyebutkan nama mereka dengan baik, atau misalnya dengan
memanggil mereka dengan sebutan ” Bro “, ” Guys”, ” Boss “, ” Sobat” dan
panggilan lainnya yang membuat mereka senang. Ketika kamu memanggil
mereka dengan baik, mereka akan menganggap bahwa kamu sudah menjadi
teman mereka. Jangan pernah memanggil lawan bicara dengan kata-kata yang
kurang sopan dan tidak enak didengar.
14. Ajak mereka menjalin hubungan yang lebih erat
Dengan cara misalnya mengajak mereka makan atau bersama, mengajak mereka
pergi berwisata, mengajak mereka untuk mampir kerumah kamu, dan ajakan
lainnya. Meskipun mereka menolak tawaran kamu, mereka akan merasa
tersanjung dengan apa yang kamu tawarkan serta disisi lain, mereka akan
menganggap kamu memiliki keberanian menjalin persahabatan dengan baik
kepada siapa saja.
15. Jangan pernah terlambat datang
Ketika ingin melakukan komunikasi atau pembicaraan dengan mereka pada
lokasi yagn telah ditentukan. Ketika kamu datang lebih awal atau tepat waktu,
maka hal ini akan memberikan mereka kesan bahwa, ketika berkomunikasi
kamu sangat menghargai mereka dan mendengarkan mereka.
Komunikasi verbal efektif
. Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis
(written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan
secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik
pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
Ekspresi wajah.
Sentuhan.
Selain gangguan fisik, pasien juga mengalami beban psikologik atau ketegangan
jiwa,untuk itu Seorang dokter harus memahami bagaimana cara berkomunikasi
yang baik antara dokter dan pasien. Karena gangguan fisik dan beban
psikologik itu, sebagian besar pasien akan sulit untuk melakukan komunikasi
atau bekerja sama dengan dengan staf klinik,dokter,dan tenaga kesehatan
lainnya. Hal tersebut sangat mengganggu upaya pertolongan dalam prosedur
pengobatan, terutama pada kasus gawat darurat. Dengan mengetahui cara
komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dapat dengan segera
menciptakan hubungan atau komunikasi yang positif,dapat mengurangi rasa
cemas dan ingin diperhatikan.
Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien Selama Prosedur
Klinik
Selama prosedur klinik ,Perhatian dan bantuan yang diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan dapat mengurangi kecemasan dan rasa nyeri yang dialami
oleh pasien. Dialog yang disampaikan secara lembut dan menenangkan , dapat
mengalihkan fokus perhatian pasien dan rasa kurang nyaman yang sedang
dialaminya. Peran dokter dan semua petugas pelayan dalam menerapkan hal ini
akan memberikan hasil yang luar biasa.
Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien Setelah Tindakan
Tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi kesehatan dan hasil
tindakan yang telah dilakukan . Setelah rasa khawatir dan kecemasan , akibat
prosedur yang dihadapinya berkurang, berikan beberapa informasi baru tentang
langkah perawatan dan pemantauan lanjutan.
Cara komunikasi yang baik antara dokter dan pasien hendaknya memperhatikan
petunjuk umum berikut ini :
Dengarkan keluhan dan ungkapan perasaan pasien, jangan memotong
pembicaraan.
Beri kesan bahwa kita sedang mendengar dan mencoba memahami apa
yang diungkapkan pasien.
Jawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh perhatian.
Berikan penjelasan secara singkat , lengkap, dan mudah dimengerti.
Ulangi informasi penting yang harus diketahui oleh pasien.
Gunakan istilah umum dan sederhana, jangan gunakan bahasa medis yang
tidak dimengerti oleh pasien.
Tunjukkan isyarat atau komunikasi nonverbal, misalnya mendekat atau
tersenyum.
Saling Percaya
Semua informasi yang diberikan oleh pasien seharusnya dapat dipertimbangkan
untuk dipercayai. Dalam hal ini termasuk diantara riwayat kesehatan , alasan
untuk meminta pertolongan, pelayanan yang diterima, dan keputusan untuk
memilih tempat pelayanan kesehatan.Termasuk dalam rasa saling percaya ini
adalah kesepakatan untuk menjaga kerahasiaan pasien, yang dianggap tidak
layak untuk diketahui oleh suami,pendamping, wali atau keluarganya, termasuk
petugas kesehatan yang tidak terlibat langsung dalam penanganan pasien.
Namun, apabila apabila pasien ingin suami atau pasangannya membantu
membuat keputusan , petugas kesehatan harus memberikan kemudahan untuk
itu.
Privasi
Menciptakan suasana privasi merupakan salah satu bagian dari upaya
menimbulkan rasa saling percaya diantara pasien dan petugas kesehatan
.Adanya rasa aman , kedekatan , dan keterbukaan akan sangat membantu
terjalinnya komunikasi dan persahabatan. Hanya diperlukan sedikit penyesuain
lingkungan fisik untuk memenuhi keinginan pasien agar dapat dilayani secara
pribadi. Beberapa keadaan di bawah ini, dapat dijadikan pegangan untuk
mempertahankan suasana pribadi :
Gunakan ruang terpisah untuk berbicara secara terpisah dalam bertukar
informasi.
Tutup pintu atau tirai pemisah pada saat pasien melepas atau berganti
pakaian .
Atur meja ginekologi agar bagian bawah tubuh pasien tidak menghadap
ke pintu.
Gunakan alas bokong dan kain penutup tubuh untuk melapisi dan
menutup bagian tubuh pasien pada saat pemeriksaan atau melakukan tindakan.
Batasi jumlah orang didalam ruang pemeriksaan atau tindakan. Walaupun
pasien mengijinkan , sebaiknya jumlah yang hadir harus di batasi.
Hindarkan diskusi tentang penyakit pasien yang sedang di rawat , baik
diantara dokter, instruktur dan peserta pelatihan, maupun dengan pengunjung
lainnya.
Secara garis besar petugas kesehatan yang mampu melaksanakan komunikasi
positif secara efektif adalah bila bersangkutan :
Mampu menciptakan suasana aman dan nyaman bagi pasien.
Menimbulkan rasa saling percaya diantara pasien dan petugas kesehatan.
Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat.
Mampu menyampaikan informasi objektif , lengkap, dan jelas.
Mau mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan sopan.
Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek kesehatan.
Mampu mengenali keinginan pasien dan keterbatasan penolong.
Membuat pasien bertanya , berbicara, dan mengeluarkan pendapat.
\Menghormati hak pasien , membantu, dan memperhatikan .
Petunjuk Teknis Berkomunikasi :
Teknik-teknik ini membantu petugas kesehatan menegakkan kejujuran ,
perhatian, dan hubungan kepercayaan terhadap pasien.
Beri salam dan perkenalkan diri anda.
Panggil nama pasien atau nama keluarganya.
Lakukan kontak mata.
Jaga harkat dan martabat pasien.
Budayakan perilaku positif.
Gunakan tehnik mendengar aktif, jangan menyela atau memotong
pembicaraan .
Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan ringkas.
Jangan gunakan bahasa medis atau istilah yang sulit dipahami.
Tunjukkan perhatian dengan isyarat, mendekat, atau komunikasi
nonverbal lainnya.
Bertemu dengan orang sakit setiap hari merupakan tugas yang tidak mudah.
Pekerjaan profesional kesehatan secara konstan menempatkan mereka dalam
kontak dengan pasien yang sedang bergelut dengan kondisi kritis dalam
hidupnya dan mereka sedang mencoba mengatasi emosi atau penyakit yang
serius. Sumber masalah role stress yang dialami para professional kesehatan
berhubungan dengan penyelesaian peran professional itu sendiri. Jenis role
stress dibagi dua jenis yaitu role conflict dan role overload. Kasus role conflict
dapat ditunjukan salah satunya dengan reality shock.
Perawat Yanti harus paham benar tentang perannya sebagai perawat dan
berusaha tidak memasuki batas wilayah peran profesi lainnya sehingga tidak
memicu konflik internal tim kesehatan. Kolaborasi antara perawat Yanti dengan
perawat atau tim kesehatan lain dapat terwujud jika hubungan interpersonal
perawat Yanti berjalan dengan baik. Area-area rentang konflik seperti yang
digambarkan di atas merupakan hal yang perlu diwaspadai, terutama dalam
menjalin kolaborasi antar anggota tim kesehatan atau interprofesional. Untuk
mempertahankan hubungan yang harmonis serta mengurangi beban stress di
lingkungan kerja, akhirnya para professional kesehatan membuat jadwal
pertemuan rutin yang digunakan sebagai sarana sharing atau berdiskusi tentang
masalah-masalah yang ada di lingkungan kerja. Pertemuan tersebut antara lain
rapat rutin tim kesehatan dan case conference.
Case conference
Konferensi kasus meliputi pertemuan-pertemuan yang dijadwalkan secara
rutin (Regularly Scheduled Series or Conferences). Pertemuan tersebut
dilaksanakan harian, mingguan, atau bulanan untuk diskusi tentang masalah-
masalah manajemen pasien spesifik untuk meningkatkan perawatan pasien
dalam sebuah institusi. Case conference adalah diskusi kelompok tim kesehatan
tentang kasus asuhan keperawatan klien atau keluarga. Setiap tim kesehatan
memiliki jadwal case conference masing-masing dan biasanya diadakan dua
kali tiap bulannya. Peserta case conference melibatkan tim kesehatan yang
terkait seperti perawat, dokter, atau anggota profesi lainnya jika diperlukan.
Waktu pertemuan dua kali dalam sebulan atau disesuaikan dengan kondisi atau
tingkat urgensi kasus, dan lamnya pertemuan tentatif.
Topik tersebut meliputi kasus pasien baru, kasus pasien yang tidak ada
perkembangan, kasus pasien pulang, kasus pasien yang meninggal, dan kasus
pasien dengan masalah yang jarang ditemukan. Pemilihan topik dapat dilakukan
dengan mengkaji terlebih dahulu data-data pasien yang selama ini dipegang
oleh perawat Yanti. Dengan data-data tersebut, perawat Yanti dapat membuat
suatu analisa permasalahan yang akan disampaikan saat case conference.
SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang
terdiri dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda
komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima
(handover) ke pasien.
1) Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat
2) Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan
a) Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang
tujuan pemindahan
b) Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang terakhir diputuskan oleh
dokter yang merawat
c) Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan pasien
yang secara aktual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang kepindahan yang
baru
1) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap
diagnosis keperawatan
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan
obat – obatan termasuk cairan infus yang digunakan
3) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap
diagnosis keperawatan
a) Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa jenis alergi yang diderita atau
jenis reaksi obat tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital,
skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko jatuh, pivas
score, status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
a) Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik (EVM) : isi dengan vital sign
dan tingkat kesadaran pasien secara numerik. contoh : E 4, V 5 M 6
b) BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu dengar, isi / di ceklist sesuai
keadaan pasien
c) Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini (misalnya ada pus, jaringan
nekrotik, dll,) lokasi dan ukurannya juga dilengkapi
d) Peralatan khusus yang diperlukan: isi misalnya WSD, colar brace, infuse
pump dll
d. R : Recommendation
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer
to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.
b) Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi jumlah barang / berkas
. PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah
merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang
sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Pokok Permasalahan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
komunikasi dalam organisasi, proses komunikasi, apa saja hambatan komunikasi, bagaimana
mengatasi hambatan komunikasi, apa saja jenis-jenis komunikasi, dan mengapa komunikasi
menjadi inti kepemimpinan. Di samping itu, makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok pada
mata kuliah Kepemimpinan yang diberikan oleh pengajar.