LAPORAN KASUS
Indonesia, agama islam, pekerjaan IRT, alamat desa Tilote Dusun IV, Tilango. Pasien
masuk ke RSUD Otanaha Gorontalo melalui IRD pada tanggal 17 Maret 2017 pukul
12.30 WITA, dengan keluhan utama BAB cair. BAB cair dialami sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit dan semakin memberat, kotoran tidak bercampur darah
atau lendir. Pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 1 hari sebelum masuk RS,
muntah lebih dari dua kali berisi air dan sisa makanan. Selain itu demam dialami
pasien saat masuk RS. Penurunan nafsu makan sejak ± 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Kesadaran pasien tampak somnolen. Buang air kecil dalam batas
normal. pasien tidak merasa pusing dan sesak nafas, batuk tidak ada, sakit kepala
tidak ada, nyeri pinggang dan nyeri saat berkemih tidak ada.
mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur. Riwayat penyakit jantung, paru,
kesadaran somnolen, berat badan 40 kg, tinggi badan 150 cm dan indeks massa tubuh
(IMT) pasien yaitu 17,77 kg/m2 sehingga pasien dikategorikan dalam status gizi
kurang. Tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 104 kali per menit, pernapasan 28 kali per
menit, suhu tubuh 39,0 ͦ C. Pada pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak
anemis, mata cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun. Pada pemeriksaan
leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0
cm H2O.
Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem
fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada
seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan
kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi,
iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V
linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis
sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak
ditemukan.
Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada
auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan
epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak
Pada ekstremitas teraba dingin, tidak ada edema, waktu pengisian ulang
kapiler lebih dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan
ampula rektal kosong, tidak nyeri, tidak teraba massa, prostat kesan normal, pada
sarung tangan tidak ada darah dan sisa kotoran berwarna kuning
klorida 103 mEq/L, kalium 2,8 mEq/L dan natrium 141 mEq/L, GDS 123 mg/dl.
Terapi yang diberikan yaitu, line I drips KCL 25 mEq dalam Nacl 0,9% 500cc
1x1 tablet, oralit ad lib, pemasangan kateter. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
kesan sinus ritmis. Rencana pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu elektrolit dan
kultur feses.
Pada pukul 13.15 WITA, dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
bising usus meningkat, dan nyeri tekan epigastrium. Pasien sudah dapat minum
namun belum ingin berbicara. Diterapi dengan cairan RL 20 tpm (maintenance) dan
paracetamol tablet 500mg 3x1, terapi lain dilanjutkan. Pasien dapat dipindahkan
kesadaran compos mentis, BAB cair sebanyak empat kali, mual (+), muntah (-),
lemas (+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan fisik, tekanan
darah 110/60mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu
cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat. Pada pemeriksaan leher
tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm
H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus
kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh
lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri,
tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi,
iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V
linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis
sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak
ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada
auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan
epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak
ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas
teraba hangat, tidak ada edema, waktu pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik,
tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan dan persendian jari kaki.
Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan kesan tonus sfingter ani cekat, ampula
rektal kosong, tidak nyeri, tidak teraba massa, prostat kesan normal, pada sarung
klorida 103 mEq/L, kalium 2,8 mEq/L dan natrium 141 mEq/L, GDS 123 mg/dl.
pasien didiagnosis dengan , Diare akut e.c susp. GIT infection, hypokalemia dan
sindrom dispepsia.
Terapi saat ini, IVFD RL 28 tetes per menit, ranitidine 2x1 amp i.v, sucralfat
4 x IIC p.o, omegdiar 6x2 tab p.o (2 tablet setiap BAB cair maksimal 12 tab/hari),
Pada hari perawatan ke tiga, didapatkan keadaan umum pasien tampak baik,
kesadaran compos mentis, BAB cair sebanyak dua kali, mual (+), muntah (-), lemas
(+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah
150/100mmHg, nadi 100 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu tubuh
cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat. Pada pemeriksaan leher
tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm
H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus
kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh
lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri,
tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi,
iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V
linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis
sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak
ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada
auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan
epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak
ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas
teraba hangat, tidak ada edema, waktu pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik,
tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan dan persendian jari kaki.
Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan kesan tonus sfingter ani cekat, ampula
rektal kosong, tidak nyeri, tidak teraba massa, prostat kesan normal, pada sarung
Terapi saat ini, IVFD RL 28 tetes per menit, ranitidine 2x1 i.v, omegdiar 6x2
tab p.o (2 tablet setiap BAB cair maksimal 12 tab/hari), paracetamol 500mg 3x1 p.o,
KSR tab 3x1 p.o, cefixime 2x100 mg p.o (hari pertama), sucralfat syr 4xIIc p.o,
Pada hari perawatan ke empat, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, demam (+) hari ke empat, BAB cair (-), mual (+),
muntah (-), lemas (+), nyeri perut (+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada
pemeriksaan fisik, tekanan darah 140/100mmHg, nadi 110 kali per menit, pernapasan
28 kali per menit dan suhu tubuh 40 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva
tidak anemis, mata tidak cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat.
Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan
vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris.
Pada palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri
terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler
kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan
jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di
ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di
sela iga V linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea
midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan
gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada
sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan
nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara
timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra.
Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema, waktu pengisian ulang kapiler
kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan dan
pemeriksaan widal didapatkan salmonella thipy H 1/320 dan thipy O 1/160, IgM anti
pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, sepsis et
Terapi saat ini, IVFD RL dual line, line I (kanan) 16 tetes per menit, line II
(kiri) 12 tetes per menit, paracetamol drips 3x1gr jika suhu >39 ͦ C, Ranitidine 2x1
ampul i.v, KSR tab 3x1 p.o (stop), cefixime 2x100 mg P.O (hari kedua), sucralfat syr
Pada pukul 15.45 pasien mengeluh lemas (+), nafsu makan berkurang, dan
diketahui pasien sedang haid hari ke 4. KU pasien tampak sakit sedang, kesadaran
Diterapi dengan IVFD dual line, line I (kanan) RL + Farbion 1 ampul 20 tetes
per menit, line II (kiri) D5% 28 tetes per menit, paracetamol tab 3x1, curcuma 3x1
tab, cefixime 2x100 mg P.O, amlodipine 1x10mg. Ranitidine 2x1 ampul I.V,
Pada hari perawatan ke lima, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, demam (-) hari, BAB berampas (+) satu kali, mual
(-), muntah (-), lemas (+), nyeri perut (-), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada
pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/90mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan
20 kali per menit dan suhu tubuh 36,0 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan
konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit
kembali cepat. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah
bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada
terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru
kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara
pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing.
Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi
iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan
batas jantung kanan di sela iga V linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di
sela iga VI linea midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II
regular, bising dan gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi
terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada
palpasi ditemukan nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi
didapatkan suara timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra
dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema, waktu
pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh
klorida 97 mEq/L, kalium 3,1 mEq/L dan natrium 138 mEq/L, GDS 121. Pada
pemeriksaan widal didapatkan salmonella thipy H 1/320 dan thipy O 1/160, IgM anti
pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, GIT
2x1 ampul i.v , paracetamol tab 3x1 p.o k/p, curcuma 3x1 tab p.o, cefixime 2x100 mg
p.o (hari ke tiga), KSR tab 3x1 p.o, sucralfat syr 4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg p.o,
Pada hari perawatan ke enam, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, demam (-) hari, BAB dan BAK biasa, mual (-),
muntah (-), lemas (+), nyeri ulu hati (+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada
pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/80mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan
20 kali per menit dan suhu tubuh 36,3 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan
konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit
kembali cepat. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah
bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada
terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru
kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara
pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing.
Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi
iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan
batas jantung kanan di sela iga V linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di
sela iga VI linea midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II
regular, bising dan gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi
terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada
palpasi ditemukan nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi
didapatkan suara timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra
dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema, waktu
pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh
pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, GIT
2x1 ampul i.v , paracetamol tab 3x1 p.o k/p, curcuma 3x1 tab p.o, cefixime 2x100 mg
p.o (hari ke empat), KSR tab 3x1 p.o, sucralfat syr 4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg
Pada hari perawatan ke tujuh, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, demam (-) hari, BAB dan BAK biasa, mual (+),
muntah (+) satu kali berisi air dan sisa makanan, lemas (+), nyeri ulu hati (+), pasien
masih sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/80mmHg,
nadi 80 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu tubuh 36,3 ͦ C.
Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung, tulang
pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan
pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan
thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus kanan sama
dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh lapang paru.
Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan
rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak
tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada
perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V linea sternalis dekstra, serta
batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi
jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan
abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising
usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak
teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus
kostovertebra dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema,
waktu pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada
pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, GIT
2x1 ampul i.v , paracetamol tab 3x1 p.o k/p, curcuma 3x1 tab p.o, cefixime 2x100 mg
p.o (hari ke lima), KSR tab 1x1 p.o, sucralfat syr 4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg p.o,