Anda di halaman 1dari 13

BAB I

LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan bernama Ny. FA, umur 64 tahun, bangsa

Indonesia, agama islam, pekerjaan IRT, alamat desa Tilote Dusun IV, Tilango. Pasien

masuk ke RSUD Otanaha Gorontalo melalui IRD pada tanggal 17 Maret 2017 pukul

12.30 WITA, dengan keluhan utama BAB cair. BAB cair dialami sejak 1 hari

sebelum masuk rumah sakit dan semakin memberat, kotoran tidak bercampur darah

atau lendir. Pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 1 hari sebelum masuk RS,

muntah lebih dari dua kali berisi air dan sisa makanan. Selain itu demam dialami

pasien saat masuk RS. Penurunan nafsu makan sejak ± 1 minggu sebelum masuk

rumah sakit. Kesadaran pasien tampak somnolen. Buang air kecil dalam batas

normal. pasien tidak merasa pusing dan sesak nafas, batuk tidak ada, sakit kepala

tidak ada, nyeri pinggang dan nyeri saat berkemih tidak ada.

Riwayat penyakit dahulu pasien menderita hipertensi namun tidak

mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur. Riwayat penyakit jantung, paru,

hati, ginjal, kencing manis, kolesterol disangkal oleh keluarga pasien.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat,

kesadaran somnolen, berat badan 40 kg, tinggi badan 150 cm dan indeks massa tubuh

(IMT) pasien yaitu 17,77 kg/m2 sehingga pasien dikategorikan dalam status gizi

kurang. Tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 104 kali per menit, pernapasan 28 kali per

menit, suhu tubuh 39,0 ͦ C. Pada pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak
anemis, mata cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun. Pada pemeriksaan

leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0

cm H2O.

Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem

fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada

seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan

kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi,

iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea

midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V

linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis

sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak

ditemukan.

Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada

auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan

epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak

ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra.

Pada ekstremitas teraba dingin, tidak ada edema, waktu pengisian ulang

kapiler lebih dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan

dan persendian jari kaki.


Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan kesan tonus sfingter ani cekat,

ampula rektal kosong, tidak nyeri, tidak teraba massa, prostat kesan normal, pada

sarung tangan tidak ada darah dan sisa kotoran berwarna kuning

Pemeriksaan penunjang pada pasien ini menunjukan hemoglobin 15,2 g/dL,

hematokrit 43,8%, leukosit 3.900/mm3, eritrosit 5.180/µL, trombosit 149.000/mm3,

klorida 103 mEq/L, kalium 2,8 mEq/L dan natrium 141 mEq/L, GDS 123 mg/dl.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,

pasien didiagnosis dengan , Diare akut dengan Syok Hipovolemik, hipokalemia.

Terapi yang diberikan yaitu, line I drips KCL 25 mEq dalam Nacl 0,9% 500cc

16 gtt/m (makrodrips), line II RL 1000 ml (tetesan cepat), paracetamol drips,

Loperamide 2 mg sebanyak 2 tablet tiap kali BAB (maksimal 12 tablet), Zinc 20 mg

1x1 tablet, oralit ad lib, pemasangan kateter. Pada pemeriksaan EKG didapatkan

kesan sinus ritmis. Rencana pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu elektrolit dan

kultur feses.

Pada pukul 13.15 WITA, dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum

pasien membaik, keasadaran compos mentis, TD 100/70, N 68, RR 22, SB 37,3 ͦ C,

bising usus meningkat, dan nyeri tekan epigastrium. Pasien sudah dapat minum

namun belum ingin berbicara. Diterapi dengan cairan RL 20 tpm (maintenance) dan

paracetamol tablet 500mg 3x1, terapi lain dilanjutkan. Pasien dapat dipindahkan

diruangan dengan observasi kaedaan umum dan BAB cair.


Pada hari perawatan ke dua, didapatkan keadaan umum pasien tampak baik,

kesadaran compos mentis, BAB cair sebanyak empat kali, mual (+), muntah (-),

lemas (+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan fisik, tekanan

darah 110/60mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu

tubuh 37 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak anemis, mata tidak

cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat. Pada pemeriksaan leher

tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm

H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus

kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh

lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri,

tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi,

iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea

midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V

linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis

sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak

ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada

auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan

epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak

ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas

teraba hangat, tidak ada edema, waktu pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik,

tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan dan persendian jari kaki.

Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan kesan tonus sfingter ani cekat, ampula
rektal kosong, tidak nyeri, tidak teraba massa, prostat kesan normal, pada sarung

tangan tidak ada darah dan sisa kotoran berwarna kuning

Pemeriksaan penunjang pada pasien ini menunjukan hemoglobin 15,2 g/dL,

hematokrit 43,8%, leukosit 3.900/mm3, eritrosit 5.180/µL, trombosit 149.000/mm3,

klorida 103 mEq/L, kalium 2,8 mEq/L dan natrium 141 mEq/L, GDS 123 mg/dl.

Hasil pemeriksaan feses didapatkan warna kecokltan, konsistensi cair, karbohidrat

(+), serat-serat (+), leukosit 14-18 LPB, eritrosit 6-8 LPB.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,

pasien didiagnosis dengan , Diare akut e.c susp. GIT infection, hypokalemia dan

sindrom dispepsia.

Terapi saat ini, IVFD RL 28 tetes per menit, ranitidine 2x1 amp i.v, sucralfat

4 x IIC p.o, omegdiar 6x2 tab p.o (2 tablet setiap BAB cair maksimal 12 tab/hari),

paracetamol 500mg 3x1 p.o, KSR tab 3x1 p.o.

Pada hari perawatan ke tiga, didapatkan keadaan umum pasien tampak baik,

kesadaran compos mentis, BAB cair sebanyak dua kali, mual (+), muntah (-), lemas

(+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah

150/100mmHg, nadi 100 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu tubuh

38,1 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak anemis, mata tidak

cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat. Pada pemeriksaan leher

tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm

H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus
kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh

lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri,

tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi,

iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea

midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V

linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis

sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak

ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada

auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan

epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak

ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas

teraba hangat, tidak ada edema, waktu pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik,

tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan dan persendian jari kaki.

Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan kesan tonus sfingter ani cekat, ampula

rektal kosong, tidak nyeri, tidak teraba massa, prostat kesan normal, pada sarung

tangan tidak ada darah dan sisa kotoran berwarna kehitaman.

Terapi saat ini, IVFD RL 28 tetes per menit, ranitidine 2x1 i.v, omegdiar 6x2

tab p.o (2 tablet setiap BAB cair maksimal 12 tab/hari), paracetamol 500mg 3x1 p.o,

KSR tab 3x1 p.o, cefixime 2x100 mg p.o (hari pertama), sucralfat syr 4xIIc p.o,

amlodipine 1x10mg p.o. obeservasi febris dan tanda-tanda vital.

Pada hari perawatan ke empat, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit

sedang, kesadaran compos mentis, demam (+) hari ke empat, BAB cair (-), mual (+),
muntah (-), lemas (+), nyeri perut (+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada

pemeriksaan fisik, tekanan darah 140/100mmHg, nadi 110 kali per menit, pernapasan

28 kali per menit dan suhu tubuh 40 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva

tidak anemis, mata tidak cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat.

Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tekanan

vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris.

Pada palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri

terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler

kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan

jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di

ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan batas jantung kanan di

sela iga V linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di sela iga VI linea

midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising dan

gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada

sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada palpasi ditemukan

nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi didapatkan suara

timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra dekstra dan sinistra.

Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema, waktu pengisian ulang kapiler

kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh persendian jari tangan dan

persendian jari kaki.

Pemeriksaan penunjang pada pasien ini menunjukan hemoglobin 13,2 g/dL,

hematokrit 39,8%, leukosit 4.900/mm3, eritrosit 4.570/µL, trombosit 135.000/mm3,


klorida 102 mEq/L, kalium 3,6 mEq/L dan natrium 143 mEq/L, GDS 95 mg/dl. Pada

pemeriksaan widal didapatkan salmonella thipy H 1/320 dan thipy O 1/160, IgM anti

dengue (-), IgG anti dengue (+).

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,

pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, sepsis et

causa GIT infection, dan hipertensi grade 1.

Terapi saat ini, IVFD RL dual line, line I (kanan) 16 tetes per menit, line II

(kiri) 12 tetes per menit, paracetamol drips 3x1gr jika suhu >39 ͦ C, Ranitidine 2x1

ampul i.v, KSR tab 3x1 p.o (stop), cefixime 2x100 mg P.O (hari kedua), sucralfat syr

4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg., obeservasi febris dan tanda-tanda vital.

Pada pukul 15.45 pasien mengeluh lemas (+), nafsu makan berkurang, dan

diketahui pasien sedang haid hari ke 4. KU pasien tampak sakit sedang, kesadaran

compos mentis, TD 110/70, RR 20x/menit, Nadi 90x/menit, SB 37,2 ͦ C.

Diterapi dengan IVFD dual line, line I (kanan) RL + Farbion 1 ampul 20 tetes

per menit, line II (kiri) D5% 28 tetes per menit, paracetamol tab 3x1, curcuma 3x1

tab, cefixime 2x100 mg P.O, amlodipine 1x10mg. Ranitidine 2x1 ampul I.V,

obeservasi febris dan tanda-tanda vital.

Pada hari perawatan ke lima, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit

sedang, kesadaran compos mentis, demam (-) hari, BAB berampas (+) satu kali, mual

(-), muntah (-), lemas (+), nyeri perut (-), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada

pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/90mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan
20 kali per menit dan suhu tubuh 36,0 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan

konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit

kembali cepat. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah

bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada

terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru

kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara

pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing.

Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi

iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan

batas jantung kanan di sela iga V linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di

sela iga VI linea midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II

regular, bising dan gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi

terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada

palpasi ditemukan nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi

didapatkan suara timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra

dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema, waktu

pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh

persendian jari tangan dan persendian jari kaki.

Pemeriksaan penunjang pada pasien ini menunjukan hemoglobin 13,2 g/dL,

hematokrit 39,8%, leukosit 4.900/mm3, eritrosit 4.570/µL, trombosit 135.000/mm3,

klorida 97 mEq/L, kalium 3,1 mEq/L dan natrium 138 mEq/L, GDS 121. Pada
pemeriksaan widal didapatkan salmonella thipy H 1/320 dan thipy O 1/160, IgM anti

dengue (-), IgG anti dengue (+).

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,

pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, GIT

infection, electrolyte imbalance dan hipertensi grade 1.

Diterapi dengan IVFD RL + Farbion 1 ampul 20 tetes per menit, Ranitidine

2x1 ampul i.v , paracetamol tab 3x1 p.o k/p, curcuma 3x1 tab p.o, cefixime 2x100 mg

p.o (hari ke tiga), KSR tab 3x1 p.o, sucralfat syr 4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg p.o,

obeservasi febris dan tanda-tanda vital.

Pada hari perawatan ke enam, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit

sedang, kesadaran compos mentis, demam (-) hari, BAB dan BAK biasa, mual (-),

muntah (-), lemas (+), nyeri ulu hati (+), pasien masih sulit diajak komunikasi. Pada

pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/80mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan

20 kali per menit dan suhu tubuh 36,3 ͦ C. Pemeriksaan kepala didapatkan

konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung, tulang pipi menonjol, turgor kulit

kembali cepat. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah

bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada

terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi paru

kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Pada auskultasi suara

pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan rhonki dan wheezing.

Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak tampak. Pada palpasi
iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada perkusi didapatkan

batas jantung kanan di sela iga V linea sternalis dekstra, serta batas jantung kiri di

sela iga VI linea midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II

regular, bising dan gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi

terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising usus normal. Pada

palpasi ditemukan nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi

didapatkan suara timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus kostovertebra

dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema, waktu

pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada seluruh

persendian jari tangan dan persendian jari kaki.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,

pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, GIT

infection, electrolyte imbalance dan hipertensi grade 1.

Diterapi dengan IVFD RL + Farbion 1 ampul 20 tetes per menit, Ranitidine

2x1 ampul i.v , paracetamol tab 3x1 p.o k/p, curcuma 3x1 tab p.o, cefixime 2x100 mg

p.o (hari ke empat), KSR tab 3x1 p.o, sucralfat syr 4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg

p.o, obeservasi febris dan tanda-tanda vital.

Pada hari perawatan ke tujuh, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit

sedang, kesadaran compos mentis, demam (-) hari, BAB dan BAK biasa, mual (+),

muntah (+) satu kali berisi air dan sisa makanan, lemas (+), nyeri ulu hati (+), pasien

masih sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/80mmHg,
nadi 80 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu tubuh 36,3 ͦ C.

Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung, tulang

pipi menonjol, turgor kulit kembali cepat. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan

pembesaran kelenjar getah bening, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan

thoraks, inspeksi dada terlihat simetris. Pada palpasi stem fremitus kanan sama

dengan kiri. Perkusi paru kanan dan kiri terdengar sonor pada seluruh lapang paru.

Pada auskultasi suara pernapasan vesikuler kanan sama dengan kiri, tidak ditemukan

rhonki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung, pada inspeksi, iktus kordis tidak

tampak. Pada palpasi iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra. Pada

perkusi didapatkan batas jantung kanan di sela iga V linea sternalis dekstra, serta

batas jantung kiri di sela iga VI linea midclavicularis sinistra. Pada auskultasi bunyi

jantung I dan II regular, bising dan gallop tidak ditemukan. Pada pemeriksaan

abdomen, inspeksi terlihat datar, tak ada sikatriks. Pada auskultasi ditemukan bising

usus normal. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak

teraba. Perkusi didapatkan suara timpani dan tidak ditemukan nyeri ketok angulus

kostovertebra dekstra dan sinistra. Pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada edema,

waktu pengisian ulang kapiler kurang dari dua detik, tidak ditemukan tofi pada

seluruh persendian jari tangan dan persendian jari kaki.

Pemeriksaan penunjang pada pasien ini menunjukan hemoglobin 10,5 g/dL,

hematokrit 31,2%, leukosit 7.900/mm3, eritrosit 3.630/µL, trombosit 328.000/mm3,

klorida 95 mEq/L, kalium 3,2 mEq/L dan natrium 135 mEq/L.


Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,

pasien didiagnosis dengan Demam tifoid, viral infection dd dengue fever, GIT

infection, electrolyte imbalance dan hipertensi grade 1.

Diterapi dengan IVFD RL + Farbion 1 ampul 20 tetes per menit, Ranitidine

2x1 ampul i.v , paracetamol tab 3x1 p.o k/p, curcuma 3x1 tab p.o, cefixime 2x100 mg

p.o (hari ke lima), KSR tab 1x1 p.o, sucralfat syr 4xIIc p.o, amlodipine 1x10mg p.o,

obeservasi febris dan tanda-tanda vital. Pasien dipulangkan hari ini.

Anda mungkin juga menyukai