Anda di halaman 1dari 14

SALADIN

Makalah:

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sejarah Peradaban Islam

Dosen pengampu:

Kholik.S.Ag. M.Hi

Oleh:

Muhammad amil hikam assaaf

NIM: E75219062

PROGRAM STUDI ILMU HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN


FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SURABAYA

2019

i
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nya kami akhirnya menyelesaikan makalah yang
berjudul SALADIN, dengan baik dan tepat waktunya.Tidak lupa kami
menyampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan karya ilmiah ini, rasa terima kasih juga kami
sampaikan kepada rekan rekan mahasiswa yang memberikan
kontribisinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah banyak mengumpulkan referensi untuk


menunjang karya ilmiah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam
karya ilmiah ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari pembaca demi
tersusunnya karya ilmiah lain.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ......................................................................... II

DAFTAR ISI ..................................................................................... III

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN ....................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG SHALAHUDDIN AL AYYUBI ......................... 1


B. SHALAHUDDIN SANG PENAKLUK YERUSALEM .................... 2
C. RIWAYAT KEPEMIMPINAN SHALAHUDDIN AL AYYUBI ........ 4
D. NILAI NILAI KEPEMIMPINAN SHALAHUDDIN ........................ 6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perang Salib (Crusade) adalah perang terlama antara komunitas


Islam dan Kristiani. Ia berlangsung hampir dua abad, sejak tahun 1095
sampai 1291 M .Perang Salib merupakan proyek besar yang dipelopori
oleh Paus Urbanus II, terutama sejak pertemuan kaum Kristiani di
Clermont, Perancis Selatan. Perang ini bukan hanya untuk menolong
Kerajaan Bizantium yang mendapat serangan dari Dinasti Saljuk, tetapi
juga untuk menunjukkan dominasi Gereja Barat atas Gereja Timur
(berpusat di Konstantinopel).

Ide dasar yang memicu serangan kaum Salib ialah ingin merebut Baitul
Maqdis (Al-Aqsha) dari tangan kaum Muslimin, karena ia diyakini sebagai
tempat suci kaum Kristiani. Sedangkan ide dasar perlawanan Islam, ialah
keyakinan bahwa Baitul Maqdis adalah tempat Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad n, merupakan Kiblat pertama kaum Muslimin, dan kota suci
ketiga setelah Makkah dan Madinah.

Perang Salib terjadi secara bergelombang, lintas generasi, lintas kekuasaan


politik, dan lintas realita zaman. Pusat konflik terdapat di wilayah Syam
(kini Suriah, Palestina, Libanon).

Kekuasaan Islam yang terlibat dalam front Perang Salib, meliputi


Kesultanan Saljuk, Dinasti Zanki (Imaduddin Zanki dan Nuruddin
Mahmud), Dinasti Ayyubiyah, serta Dinasti Mamalik. Shalahuddin Al-
Ayyubi muncul dari kekuasaan Dinasti Ayyubiyah.

Shalahuddin Al-Ayyubi adalah sosok pahlawan Islam yang lengkap. Ia


adalah seorang Sultan (raja) yang adil, panglima perang, mujahid Islam,
ulama yang faqih, politisi ulung, penuntut ilmu, ahli ibadah, seorang zahid
(meninggalkan kemewahan dunia), serta pemimpin yang pemurah dan
penuh belas kasih.

Saat baru dilahirkan, bayi Shalahuddin telah melalui cobaan. Ketika itu
keluarga besarnya mendapat ancaman besar, sehingga harus berpindah ke
Damaskus secara diam-diam. Dalam proses perpindahan ini bayi
Shalahuddin sering menangis, sehingga membuat ayahnya kehilangan
kesabaran. Namun sang ayah diingatkan, bahwa bayi (Shalahuddin) tidak
memiliki kesalahan apapun, sehingga tidak layak mendapat sanksi.

iv
Sosok yang menjadi inspirasi Shalahuddin Al-Ayyubi adalah Nuruddin
Mahmud Zanki. Ia adalah guru, pembimbing, sekaligus teladan. Missi
membebaskan Baitul Maqdis telah dimulai oleh Asy-Syahid Nuruddin
Zanki, lalu berhasil ditunaikan Shalahuddin.

Shalahuddin pernah mencapai kekuasaan politik yang luas di Mesir dan


Syam, sehingga cukup mengkhawatirkan bagi Khalifah Abbasiyah.
Namun dia sangat loyal kepada Khalifah Abbasiyah, tidak berniat
memberontak; bahkan dia berjasa mengangkat wibawa Khilafah
Abbasiyah di mata kaum Muslimin sedunia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. LATAR BELAKANG SALAHUDDIN AL- AYYUBI ?


2. APA PERAN SALAHUDDIN AL-AYYUBI DIDALAM DUNIA
ISLAM?
3. APA NILAI NILAI YANG DAPAT KITA AMBIL DARI
KEPEMIMPINAN SHALAHUDDIN AL AYYUBI?

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG SHALAHUDDIN AL- AYUUBI

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi. Ayahnya


Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi)
meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke
daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun
532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat
itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky,
gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil
merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin
Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan
menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di
Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni
teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin
melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari
teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana
Nuruddin. Pada tahun 1169 Shalahudin diangkat menjadi
seorang wazir (konselor).1

Shalahuddin Al Ayyubi memiliki kepribadian yang bijaksana


dan tegas dalam setiap langkah kehidupannya. Sosok pemimpin atau
raja yang sangat disegani oleh masyarakat, prajurit dan para panglima
perang ketika Perang Salib berkecamuk. Keberhasilannya dalam
memimpin negara dan memimpin perang telah mampu memberikan
sumbangsih dalam khazanah dunia Islam Abad Pertengahan. Namanya
besar, harum dan telah dikenal dan dikenang di dalam catatan sejarah
Islam maupun sejarah Kristen. Kebijaksanaannya sebagai seorang raja
telah diakui oleh para sejarawan dalam kisahnya. Pencapaian
agungnya ketika ia telah berhasil menguasai Baitul Maqdis dari tangan
kaum Kristen Salib. Segenap kekuatan dan keyakinannya telah mampu
menjadikan dirinya seorang panglima dalam medan perang.
Perlindungan dan keadilan serta kecintaannya kepada Agama Islam

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Salahuddin_Ayyubi_dikutip pada Senin, 19 November
2019 pukul 09.21

1
menjadikan Shalahuddin Al Ayyubi sebagai sosok yang selalu
mengedepankan kemaslahatan integritas agama dan masyarakatnya.
Shalahuddin Al Ayyubi mahir dalam ilmu dan strategi berperang. Ia
sangat disegani oleh musuh yang dihadapinya. Bahkan ia sangat giat
memerangi dan memberantas orang-orang yang memberontak dan
yang tidak sepemahaman dengannya. Sosok Shalahuddin Al Ayyubi
tidak hanya dikenali oleh rakyat Mesir saja, di berbagai wilayah
kekuasaannya ia sangat dikenali sebagai seorang pemimpin yang
mampu menjadi panutan rakyat dan para prajuritnya. Hingga pada saat
kematiannya, banyak sekali orang yang merasa sangat kehilangan akan
sosoknya.2

B. SALADIN SANG PENAKLUK YERUSSALEM

Perang salib III terkenal dengan sebutan “Perang Salib Para Raja”
karena diikuti oleh raja raja Eropa seperti Raja Richard I dari Inggris,
Raja Philiph II dari Prancis dan Raja Frederick I dari Kekaisaran Suci
Roma. Dari pihak islam dipimpin oleh Shalah al-Din yang berhasil
menyatukan Mesir dan Suriah di bawah bendera Dinasti Ayyubiah3

Dalam mata dunia barat terkenal dengan nama Saladin, yang


berasal dari Etnis kurdi. Karir militer Salahuddin Al-Ayyubi
berkembang pesat ketika mengabdikan diri di dalam pemerintahan
Kekhalifahan Fathimiyah yang dilanda krisis politik pada masa
pemerintahan Khalifah al-Adhid, pada tahun 1169, Saladin diangkat
menjadi perdana menteri pasca wafatnya Khalifah al-Adhin,
pemerintahan Fathimiyah didominasi oleh militer mengambil alih
kekuasaan dan menobatkan Shalahuddin yang sebelumnya menjadi
perdana menteri sebagai sultan. Syiah yang menjadi simbol
regionalitas Kekhalifahan Fathimiyah diganti menjadi Sunni.
Berakhirlah kebesaran dan kejayaan kekhalifahan Fathimiyah uang
mendominasi perpolitikan di dunia Islam dari abad ke-10 hingga
pertengahan abad ke 12. Shalah al-Din tidak hanya menjadi menjadi
sultan di Mesir, namun juga di Syams, pemerintahan Shalah al-Din
diberi nama Dinasti Ayyubiah yang diambil dari nama ayahnya,
keadaan politik di Timur Tengah Tengah yang begejolak karena
2
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB314113150005.pdf dikutip pada
senin, 19 Nop. 19 pukul 09:50
3
Jati pamungkas, sejarah perang salibpaling membara; (Yogyakarta:Unicorn
Publishing 2019), 51

2
Yerussalem dikuasai kembali oleh Kristen sejak 1099 membuat
Shalah-al-Din termotivasi untuk merebut Yerussalem. Pengangkatan
dirinya menjadi Sultan Dinasti Ayyubiah pada tahun 1174
dimanfaatkan betul oleh Shalah al-Din untuk menaklukan Yerussalem.

Shalah al-Din mempersiapkan secara matang matang dalam


merebut Yerussalem. Kerajaan Yerussalem pada tahun 1186
menobatkan Guy Lusignan sebagai Raja Kerajaan Yerusalem.
Pelantikan Guy menjadi raja sangat dipermasalahkan sehingga
membuat stabilitas politik di Kerajaan Yerusalem menjadi tidak stabil
dan raan gerakan bawah tanah utuk menurunkan Guy dari tahtanya.
Pada tahun 1187, salah satu Kesatria pasukan Salib, Reynald,
menyerang rombongan orang orang Islam ketika ketika Kerajaan
Yerusalem mesih terkait perjanjian damai dengan Shlah al-Din.
Penyerangan tersebut diperparah dengan fakta bahwa rombongan
tersebut terdapat saudara perempuan Shalah al-Din yang diperkosa
pada waktu penyeranga (Jamieson, 2016: 61). Peristiwa tersebut
dimanfaatkan dengan baik oleh Shalah al-Din untuk berperang
melawan Kerajaan Yerusalem. Tanpa adanya deklarasi dari paus dan
bantuan pasukan Salib di Eropa, Shalah al-Din akan dapat dengan
mudah merebut kembali Yerusalem.

Sebelum Yerusalem direbut, terjadi pertempuran di Hattin.


Pertempuran tersebut diikuti dan dipimpin langsung oleh Guy. Dengan
keluarnya pasukan Salib dari Yerusalem, menjadikan pasukan Salib
tanpa ada perlindungan dan otomatis menjadi pertempuran hidup dan
mati antara pasukan Salib dangan Pasukan Dinasti Ayyubiah yang
dipimpin oleh Shalah al-Din. Pertempuran Hattin hanya berlangsung
selama dua hari, yaitu tanggal 3 sampai 4 Juli 1187. Tidak hanya
kekalahan yang didapatkan pasukan Salib di Hattin, namun juga
hampir semua pasukan Salib menjadi korban dalam pertempuran
tersebut, kekalahan tersebut mengakibatkan Yerusalem tidak mendapat
perlindungan yang maksimal karena pasukan terlatih Kerajaan
Yerusalem telah disibukkan oleh pertempuran. Tidak hanya Kerajaan
Yerusalem, pemerintah Kristen di Tripoli dan Antiokhia juga
mengirimkan pasukan terbaiknya dalam pertempuran Hattim. Guy
menjadi raja Yerusalem menjadi tawanan perang dan Reynald
akhirnya dibunuh (Bradbury, 2004: 188). Pada 20 September 1187,
pasukan dari Shalah al-Din sampai di Yerusalem. Tanpa adanya
pasukan Salib yang memadai dan tidak adanya bantuan pasukan dari

3
Eropa karena sifatnya mendadak, membuat Yerusalem rapuh. Tidak
terduga, dengan dibantu pertahanan kota, Yerusalem dapat bertahan
selama 12 hari dari kepungan pasukan Shalah al-Din. Pada tanggal 2
Oktober 1187, pasukan Salib menyerah dan Balian dari Ibelin
menyerah pada Shalah al-Din(Bradbury, 2004:188).4

C. Riwayat kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi

Shalahuddin telah membebaskan Yerusalem, tetapi orang


orang Kristen masih disana, tidak diusir ke laut karena dia tidak bisa
melakukan lebi dari itu. Usianya sudah lima puluh empat tahun,
terbilang tua pada zamannya, dan lelah serta sakit sakitan. sementara
itu pernah berharap ingin menjalankan ibadah haji ke Mekah, dan terus
berharap, tetapi tugas memanggilnya pulang ke Damaskus, disana dia
tiba pada 4 November 1192.

Pada hari berikutnya, dia mengadakan sebuah pertemuan, “ dimana


semua orang diizinkan datang dan memuaskan dahaga mereka untuk
menemui dirinya”. Kata itu dituturkan Bahaudin, yang mencatat
kemerosotan tuannya dengan rincian yang hidup dan menyakitkan.
Status Shalahuddin adalah Pahlawan Nasional dan orang suci.” Orang
dari semua golongan diperkenankan hadir, dan para penyair
membacakan puisi memujinya: bahwa dia mengembangkan sayap
keadilan kepada semua, dan mencurahkan hujan anugera kepada
rakyatnya dari awan kemurahan hati dan kebaikannya”. Kematian jauh
dari pikiran Shalahuddin, dia bekerja pada siang hari, dan sekali kali
berburu rusa, suasana hatinya lebih dari penyembuan daripada
kemerosotan.5

Sebenarnya laporan Bahaudin di bagian ini adalah tangan kedua,


karena dia baru datang ke Damaskus dari Yerusalem pada pertengahan
Februari 1193, menembus hujan deras yang mengubah jalan menjadi
lumpur. Ketika Bahaudin tiba, Shalahuddin memanggilnya memalaui
kerumunan para pejabat: “ belum pernah wajahnya menyatakan
kepuasan seperti itu saaat melohatku, matanya berlinang air mata, dan
dia mendekapku dalam pelukannya. Namun sekarang Shalahuddin
4
Jati pamungkas, sejarah perang salibpaling membara; (Yogyakarta:Unicorn
Publishing 2019), 52-53-54

5
Adi Toha, JOHN MAN SHALAHUDIDIN AL AYYUBI; (Jakarta: PT Pustaka Alvabet
anggota IKAPI, 1 juni 2017 ). 314

4
hanyalah bayangan dari dirinya yang dulu, Tidak ada lagi
penyambutan, dan dia kesulitan bergerak, suatu ketika saat dia
dikelilingi oleh beberapa anaknya yang lebih muda, penampilan duta
besar dengan wajah yang dicukur dan rambut cepak membuat salah
satu putranya menangis, sehingga menurut Bahaudin, Shalahuddin
menolak para pengunjung itu tanpa mendengar apa yang akan mereka
sampaikan. Katanya dengan cara ramah seperti biasa. Kemudian dia
menambahkan: ‘Ambilkan apapun yang sudah kau siapkan.’ Mereka
membawakannya beras yang dimasak dalam susu dan minuman ringan
lainnya, dan dia menyantapnya, tetapi bagiku ia keliahatan tak terlalu
berselera.”

Shalahuddin menanyaklan tentang perjalanan haji ke Mekkah,


ketika Bahaudin mengatakan bahwa para peziarah haji,akan tiba
melalui jalan berlumpur pada hari berikutnya, Shalahuddin
mengatakan dia akan pergi dan menemui mereka , meskipun
kenyataannya “ dia tidak lagi memiliki semangat besar seperti yangat
kukenal.” Saat mereka berkuda bersama sama dengan orang orang
berkerumun disekitar untuk melihat sekilas sosok orang besar itu
Bahaudin melihat bahwa Shalahuddin lupa mengenakan jubahnya
yang biasa. Ketika Bahaudin menyapaikan hal ini, “ dia tampak seperti
seseorang yang terbangun dari mimpi”, dan meminta jubah itu , tetapi
pengurus pakaian tidak ada disana. Kejadian itu mengganggu
Bahaudin , dia berpikir, “ sang sultan meminta sesuatu yang biasanya
tidak pernah ia tinggalkan, dan dia tidak bisa mendapatkannya!.... Aku
sedih, karena aku sangat menghawatirkan kesehatanyya,” malam itu
dan hari berikutnya, kelelahan dan demam ringan membuat kondisi
sang Sultan memburuk. Pada hari keempat penyakitnya, para dokter
menganggap perlu untuk membekamnya dan sejak itu kondisinya
semakin memburuk, pada hari keenam, dia meminum air terlalu panas,
keluhnya. Saat dia mencoba cangkir berikutnya, terlalu dingin: “ ya
Allah, katanya, tetapi tidak dengan nada marah , ‘ barangkali tidak ada
orang yang membuat air minum dengan suhu yang tepat. Aku dan
Fadhil [ sekertaris Shalahuddin] meninggalkannya dengan air mata
mengalir dari mata kami, dan dia berkata kepadaku, ‘ sungguh umat
Islam kehilangan sosok besar! Demi Allah, laki laki manapun yang
berada di tempatnya pasti akan melempar cangkir itu ke kepala orang
yang membawannya,”

5
Tiga hari kemudian , pikiran Shalahuddin mulai melantur dan dia
mulai tidak sadarkan diri. Semua orang stafnya, keluargannya, seluruh
kota tahu kalau ajalnya sudah dekat, “ tidaklah mungkin
menggambarkan kesedihan dan kesusahan yang diderita seseorqang
dan semua orang. Pada selasa malam, 3 Maret , malam kedua belas
dari penyakitnya yang tak dijelaskan, “ kadang kadang ia masih
bersama kami, kadang kadang melantur” seorang syech menemaninya
sepanjang malam, membacakan Alquran. Shalahuddin meninggal
dunia sekitar subuh keesokan harinya, tanggal 4. Jenazahnya
dimandikan dan dibungkus kain kafan “ semua bahan yang digunakan
untuk tujuan ini harus dipinjam, karena sultan sendiri tidak memiliki
apa apa.” Bahaudin diminta untuk menyaksikan , tetapi dia tidak
sanggup melakukannya. Peti jenazah dibawah masuk, dibungkus
dengan sehelai kain bergaris garis, dan dibawah keluar melalui
kerumunan yang meratap menuju istana tempat Sang Sultan
menghabiskan hari hari terakhirnya. Jarena dia tidak punya waktu atau
kemauan untuk mengatur pembangunan mausoeum untuknya sendiri,
dia dimakamkan di soffa ( rumah musim panas).6

D. NILAI NILAI KEPEMIMPINAN SHALAHUDDIN

Shalahuddin merupakan sosok teladan sepanjang masa dan


sepanjang muslim, baik di Eropa maupun diseluruh dunia Islam.
Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan teladan dan motivasi
pemimimpin pemimpin sekarang dan masa depan dalam membangun
sebuah peradaban Islam, salah satu kuncinya kesuksesannya yaitu
karena dia menggabungkan dua gaya kepemimpinan, menerapkan apa
yang oleh para teoretikus modern disebut sebagai kekuatan keras dan
lembut. Unsur utama yang lain dalam kepemimpinannya adalah
kesiapannya untuk menanggung kesulitan sifat kepemimpinan
revulusioner dalam hal itu.dalam kata kata James macgregor Burns, “
pemimpin harus benar benar mengabdi pada tujuannya dan mampu
mampu menunjukan komitmen tersebut dengan meluangkan waktu
dan usaha untuk itu, mempertaruhkan nyawa mereka , menjalani
hukuman penjara, pengasingan, penganiayaan, dan kesulitan tanpa
henti.” Shalahuddin melakukan ekspedisi , bertempur dan
mempertaruhkan nyawannya, dan nyaris meninggal dunia karena

6 6
Adi Toha, JOHN MAN SHALAHUDIDIN AL AYYUBI; (Jakarta: PT Pustaka Alvabet
anggota IKAPI, 1 juni 2017 ). 319

6
penyakit. Penderitaan yang ditanggung bersama tidak menjamin
kesuksesan, dan banyak pemimpin pemberani dan banyak pemimpin
pemberani tetapi salah langkah dan meninggal sia sia dan terlupakan,
tetapi penolakan untuk turut menanggung penderitaan merupakan
jaminankegagalan yang hampir pasti.7

Shalahuddin juga nampaknya memiliki keseimbangan yang


sanagat penting antara rasa aman dan rasa tak aman itu, rasa aman
yang dekat berupa keluarga dan agamannya, rasa aman yang lebih luas
berupa konflik agama, Sunni versus Syiah, Islam versus Kristen,
pemimpin lokal vs pemimpin yang lain. Ayahnya, Ayyub,
digambarkan sebagai sosok yang baik , tulus, dan dermawan.
Shalahuddin pastinya tumbuh menjadi sosok yang “ulet”, dalam
pengertian yang disukai oleh psikologi modern. Shalahuddin juga
mewariskan teladan yang dapat kita ambil suapaya menjadi pribadi
yang ulet, yakni:

 Kemampuan memecahkan masalah


 Kopetensi sosial
 Kesadaran akan tujuan
 Kemampuan untuk tetap berjarak dari perselisihan keluarga
 Kemampuan untuk menjaga diri sendiri
 Harga diri yang tinggi
 Kemampuan untuk membentuk hubungan pribadi yang erat
 Cara pandang yang positif
 Pengasuhan terfokus yakni kehidupan rumah tangga yang
medukung
 Ekspektasi yang tinggi tetapi dapat dicapai dari orang tua8

7 7
Adi Toha, JOHN MAN SHALAHUDIDIN AL AYYUBI; (Jakarta: PT Pustaka Alvabet
anggota IKAPI, 1 juni 2017 ). 328

8 8
Adi Toha, JOHN MAN SHALAHUDIDIN AL AYYUBI; (Jakarta: PT Pustaka Alvabet
anggota IKAPI, 1 juni 2017 ). 325

7
BAB III
PENUTUP

E. KESIMPULAN

Shalahuddin Al Ayyubi disamping dirinya adalah seorang raja,


akan tetapi dia juga sangat mencintai Ilmu Pengetahuan, Sastra, dan
juga keistimewaan dari sifat pribadinya. Pribadi Shalahuddin Al
Ayyubi menjadi istimewa dengan keseimbangan moral luar biasa yang
membantunya dalam mewujudkan berbagai tujuan agung, Sosok
pemimpin yang harus dijadikan teladan atas nilai nilai perjuangan yang
telah ditorehkan oleh Shalahuddin dalam memperjuangkan Agama dan
juga bagi para pengikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jati, P. (2019). sejarah perang salib membara. yogyakarta:Unicorn: 2019.

Toha Adi. (1 juni 2017). John Man Shalahuddin a-lAyyubi. Jakarta:PT pustaka
Alvabet anggota IKAPI: 2017.

https://id.wikipedia.org/wiki/Salahuddin_Ayyubi_dikutip pada Senin, 19 November


2019 pukul 09.21

http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB314113150005.pdf dikutip pada


senin, 19 Nop. 19 pukul 09:50

Anda mungkin juga menyukai