Proposal Tentang Tindak Pidana Korupsi Terhadap para Pejabat
Proposal Tentang Tindak Pidana Korupsi Terhadap para Pejabat
Universitas Tulungagung
Dosen pembimbing ;
Disusun Oleh :
Feni Aftikasari
Npm : 19611100011
I . PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara hukum yang berdasarkan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, yang mengatur segala kehidupan masyarakat Indonesia, Hukum disini
mempunyai arti yang sangat penting dalam aspek kehidupan sebagai pedoman tingkah laku
manusia dalam hubunganya dengan manusia yang lain.
Hukum merupakan sarana untuk mengatur masyarakat sebagai sarana kontrol sosial,
maka hukum bertugas untuk menjaga agar masyarakat dapat tetap berada dalam pola-pola
tingkah laku yang diterima olehnya. Didalam peranannya yang demikian ini hukum hanya
mempertahankan saja apa yang telah terjadi sesuatu yang tetap dan diterima dalam masyarakat.
Tetapi diluar itu hukum masih dapat menjalankan fungsinya yang lain yaitu dengan tujuan
untuk mengadakan perubahan-perubahan di dalam masyarakat.
Celah kelemahan hukum selalu menjadi senjata ampuh para pelaku korupsi untuk
menghindar dari tuntutan hukum. Kasus Korupsi mantan Presiden Soeharto, contoh kasus yang
paling anyar yang tak kunjung memperoleh titik penyelesaian. Perspektif politik selalu
mendominasi kasus-kasus hukum di negeri sahabat Republik BBM ini. Padahal penyelesaiaan
kasus-kasus korupsi besar seperti kasus korupsi Soeharto dan kroninya, dana BLBI dan kasus-
kasus korupsi besar lainnya akan mampu menstimulus program pembangunan ekonomi di
Indonesia.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini antara lain yaitu dikemukakan
sebagai berikut :
b. Untuk mengetahui ketertarikan masayarakat terhadap penindakan kasus korupsi yang dilakukan
pejabat negara.
1. Pengertian korupsi
Jeremy Pope dalam bukunya Confronting Coruption: The Element of National Integrity
System, menjelaskan bahwa korupsi merupakan permasalahan global yang harus menjadi
keprihatinan semua orang.
Menurut Dieter Frish, mantan Direktur Jenderal Pembangunan Eropa. Korupsi merupakan
tindakan memperbesar biaya untuk barang dan jasa, memperbesar utang suatu Negara, dan
menurunkan standar kualitas suatu barang. Biasanya proyek pembangunan dipilih karena
alasan keterlibatan modal besar, bukan pada urgensi kepentingan publik. Korupsi selalu
menyebabkan situasi sosial-ekonomi tak pasti (uncertenly). Ketidakpastian ini tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan peluang bisnis yang sehat. Akhiar Salmi
dalam makalahnya menjelaskan bahwa korupsi merupakan perbuatan buruk, seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.
jabatan politik tidak lagi digunakan secara mudah untuk memperkaya diri, namun
sebagai tangggung jawab untuk mengelola dan bertanggung jawab untuk merumuskan gerakan
mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Biasanya resiko politik merupakan
hambatan utama dalam melawan gerusan korupsi terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Masyarakat sipil akan mendorong pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang
memadai. masyarakat sipil pula yang memberi ruang dan menciptakan ruang pembangunan
ekonomi yang potensial. Korupsi yang telah terlalu lama menjadi wabah yang tidak pernah
kunjung selesai, karena pembunuhan terhadap wabah tersebut tidak pernah tepat sasaran. Oleh
sebab itu dibutuhkan kecerdasan masyarakat sipil untuk mengawasi dan membuat keputusan
politik mencegah makin mewabahnya penyakit kotor korupsi di Indonesia. Tidak mudah
memang.
Reformasi di bidang hukum dimulai dengan melakukan perubahan atau amandemen Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya ditulis UUD RI 1945) dan
dilanjutkan dengan serangkaian perubahan undang-undang yang berkaitan dengan
penyelenggaraan demokrasi dan undang-undang yang esensinya melanjutkan sikap yang anti
KKN dalam lapangan hukum administrasi dan hukum pidana.
Pada dua sektor yang terakhir ini masyarakat mulai curiga dan mulai tidak percaya karena ada
dugaan terjadinya permainan politik dalam praktek penegakan hukum. Permainan politik ini
tidak dama dengan intervensi politik terhadap aparat penegak hukum, tetapi lebih jauh lagi
terjadi konspirasi antara pemegang kendali politik/kekuasaan, pembentuk hukum dan dengan
aparat penegak hukum dan hakim.
Problem hukum dan penegakan hukum tersebut tercermin dari adanya indikasi rasa
ketidakpuasan masyarakat terhadap praktek penegakan hukum.
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
● Metode Pengumpulan Data Primer ( Data Lapangan) : Yang dimaksud dengan pengumpulan
data primer adalah dengan mengadakan penelitian lapangan langsung pada objeknya.
●Observasi : Dimana dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap sampel yang bersangkutan untuk memperoleh data yang cukup valid.
Setelah data terkumpul kemudian akan dilakukan analisa data dengan menghubungkan
masalah-masalah yang telah dilakukan penelitian agar dapat dipertanggung jawabkan, analisa
akan dilakukan secara normatif kualitatif dimana hasil yang akan dilaporkan dalam bentuk
proposal.