Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PROSES PRODUKSI

Secara umum proses produksi minyak menggunakan teknologi pemisahan


minyak mentah menjadi bermacam-macam fraksi melalui unit pengolahan Crude
Distillation Unit (CDU) yang berfungsi memisahkan minyak mentah yang disebut
crude oil dari masing-masing fraksi berdasarkan perbedaan titik didih. Sebelum
memasuki menara pemisahan distilasi Crude Oil dari tangki penyimpanan
mengalami pemanasan dahulu dengan proses heat exchanger (pre heater) dan di
alirkanke heater untuk proses pmenasan lagi agar suhu mencapai 325°C - 330°C
sampai minyak tersebut berbentuk uap dan cairan panas, kemudian di alirkan
kekolom Fraksinasi (Menara Distlasi) untuk pemisahan fraksi minyak.

Setelah melalui proses distilasi fraksi minyak yang paling ringan akan menguap
terlebih dahulu dan keluar dari menara kolom fraksinasi berupa fraksi naphta dari
top 101-T-1 dan kerosene dari draw off tray 8 101-T-1 ke 101-T-3. Dari kolom
fraksinasi pertama, naphta yang terbentuk dialirka nmenuju fraksinasi yang kedua,
disini dihasilkan kerosene. Kerosene sebelum dipompa menuju tangki
penyimpanan dialirkan terlebih dahulu dalam heat exchanger sehingga
menghasilkan panas yang nantinya digunakan untuk memanaskan crude oil yang
baru masuk kedalam sistem. Fraksi minyak ketiga adalah Automotive Diesel Oil
(solar). Sebagian dari fraksi solar yang dialirkan menuju stripper untuk pemisahan
fraksi Kerosene yang terbawa dan dialirkan lagi diproses fraksinasi, sedangkan
produk yang berada paling bawah disebut LSWR tidak diolah lagi dikilang ini,
tetapi minyak tersebut dikirim ke Dumai untuk diolah lebih lanjut. Sebagian
LSWR di ekspor ke Jepang untuk diproses

3.1 Crude Distillation Unit (CDU) – Unit 101

Kapasitas terpasang pengolahan unit CDU dikilang RU-II Sungai Pakning adalah
50 MBSD. Umpan minyak mentah yang diolah oleh kilang Sungai Pakning
berasal dari Sumatra Light Crude (SLC), Lirik Crude Oil (LCO), Lalang Crude
(LLC), dan Selat Panjang Crude (SPC), dan pendalian crude oil (PCO).

30
31

Berikut diagram proses pada CDU

Gambar 2.1 Diagram proses pada CDU

Crude oil yang disimpan dalam tanki crude dipompakan 101 P-1 A/B dari T&Y
akan mengalami pemanasan awal pada Preheater (HE) 101 E-1 A/B dengan
memanfaatkan panas produk kerosene dan kerosene refluks. Selanjutnya crude
akan melewati 101 E-2 disisi shell untuk memanfaatkan panas ADO produk.
32

Crude outlet 101 E-2, mengalami pemanasan awal berikutnya dirangkaian 101 E-
3 A/B/C/D/E/F disisi tube dengan memanfaatkan panas LSWR yang mengalir
disisi shell, yang selanjutnya akan melewati Vessel Desalter ( D-1 ). 101-D-1
berfungsi umtuk menghilangkan garam-garam yang ada pada crude oil.

Selanjutnya desalted crude akan dipanaskan kembali oleh preheater E-3 G/H/I/J.
Padasisi tube. Lalu crude outlet preheater dipanaskan lebih lanjut di heater H-
1/2/3/4 hingga temperature 330°C dan selanjutnya dialirkan kekolom distilasi 101
T-1 sebagai umpan. Kolom 101 T-1 memiliki tray sebanyak 23 buah dan draw off
sebanyak 2 buah yaitu draw off kerosene dan draw off ADO. Draw off kerosene
diambil dari tray No. 8 dan draw off ADO diambil dari tray No.14.

Kolom distilasi T-1 berfungsi memisahkan fraksi-fraksi fase uap yang melalui
puncak kolom, fraksi kerosene dan ADO dari samping kolom( stream product)
dan LSWR dari bottom kolom. Untuk pengaturan temperature puncak kolom
digunakan refluks yang diambil dari fraksi kerosene yang telah didinginkan di E-
1B dan E-9 dengan bantuan pompa P-8 A/B/C dikembalikan ke 101 T-1 pada tray
No.1. Untuk pengaturan temperatur middle kolom dipergunakan refluks yang
diambil dari fraksi ADO setelah mengalami pendinginan di E-5 A/B/C dengan
bantuan pompa P-5 A/B dikembalikan ke T-1 pada tray No.12.

Draw off ADO darikolom distilasi T-1 masuk ke kolom T-2 A/B. Fraksi ringan
yang masih terdapat pada ADO dihilangkan menggunakan stripping steam dan
kemudian dikembalikan kekolom distilasi T-1, sedangkan produk bottom T-2 A/B
berupa ADO akan di dinginkan di E-2, E-7 A/B dan E-4A dengan menggunakan
pompa P-4 A/B.

Kolom Fraksinasi 101-T-3 berfungsi memisahkan fraksi gas, kerosene dari fraksi
gas dan naphta. Fraksi gas dan naphta sebagai top product dan fraksi kerosene
sebagai bottom product. Kolom T-3 memiliki 26 tray, top product dari T-1 masuk
pada tray No.14 dan umpan kerosene masuk pada tray No 19 dari T-1.

Kolom Fraksinasi 101-T-3 berfungsi memisahkan fraksi gas, naphta dan kerosene.
Fraksi gas dan Naphta sebagai top product dan fraksi kerosene sebagai bottom
33

product. Kolom T-3 memiliki 26 tray, top product dari T-1 masuk pada tray No.14
dan umpan kerosene masuk pada tray No 19 dari T-1.

Top produk T-3 berupa fraksi gas dan naphta yang kemudian dikondenasikan
menggunakan E-6 A/B/C/D/E/F dan ditampung di D-2 dan D-3.Pada bottom D-3,
sebagian ke D-4 yang kemudian dipompakan ke T-3 sebagai naphta refluks
dengan menggunakan pompa P-7 A/B dan sebagian lagi sebagai naphta produk
yang diinginka npada E-7B. untuk top D-3 berupa gas yang mengalir ke D-5 yang
kemudian digunakan sebagai fuel gas ke heater (dapur) dan sebagian dibuang ke
flare.

3.2 I & TY

ITY (instalansi tank yield) yaitu tempat penyimpanan minyak mentah dan produk
yang dihasilkan seperti (KEROSEN, ADO, NAPHTA dan LSWR ). Tangki yang
dipakai berjumlah 22 tangki, yang terdiri dari :

1. Crude oil tank : 5


2. ADO tank :3
3. Kerosene tank : 7
4. LSWR :4
5. Tangki Sloop : 1

Untuk memastikan kuantitas atau jumlah volume tangki hanya dilakukan dengan
pengukuran manual yang dilakukan setiap 2 jam. Temperatur tangki dijaga 80°C.
Semakin rendah Temperatur semakin bagus produk yang telah tersimpan dalam
tangki.

Sebagai mana fungsi adanya unit I & TY yaitu:

1. Menangani pengoperasian tangki crude dan produk.


2. Proses loading (muat) dan unloading (bongkar) Minyak Mentah / Produk.
3. Pengelolaan Separator (penampung sementara buangan minyak)
34

3.3 Laboratory

Unit Laboratory merupakan Quality Control perusahaan yang berarti menjamin


kualitas suatu proses dimulai pemeriksaan kualitas (analisa) baik feed (crude oil)
maupun produk serta air dan steam dan lain-lain. Labor dapat menganalisa
produk yang dihasilkan dimana yang dianalisa adalah IBP, Flashpoint, pourpoint,
colour dari tiap-tiap produk.

3.4 Utilities

Unit utilities dimaksudkan sebagai unit memproduksi dan mendistribusikan


kebutuhan-kebutuhan vital unit operasi yang berupa air, udara bertekanan, listrik,
steam dan fuel oil. Fungsi unit utilitas di kilang sungai Pakning diantaranya
sebagai berikut:

1. Mengelola WTP (Water Treatment Plant) sejangat dan Water Intake


sungai dayang.
2. Pengoperasian Boiler (penghasil steam)
Boiler adalah salah satu unit yang berfungsi untuk memproduksi
kebutuhan steam High Pressure (Hp), Middle Pressure (MP), Low
Pressure (Lp).

Air yang masuk boiler melalui beberapa tahap, yaitu:


a) Proses filtrasi
Menggunakan penyaringan silica sand (pasir) dan karbon aktif
pada proses ini zat-zat yang disaring berupapa data n tersuspensi
yang terbawa dari tangki atau aliran raw meter (air baku) dan zat
organik.

b) Proses demineralisasi
Penghilangan kation dan anion menggunakan resin asam dan basa
yang bertujuan mencegah terbentuknya scale atau kerak pada tube-
35

tube boiler yang dapat menyebabkan over heat atau penumpukan


panas pada daerah tertentu

Persyaratan air boiler yaitu:

a) Bebas dari zat-zat penyebab kerak, terutama kesadaran dan silica


serta suhu tinggi.
b) Bebas dari zat-zat penyebab korosi, terutama air umpan yang
mengandung asam dan gas terlarut.
c) Bebas dari zat penyebab busa dan zat ikatan serta bebas dari
minyak dan lemak.
d) Menghasilkan kukus (steam) untuk kebutuhan pabrik (atomizing
steam, stripping steam, steam tracing, steam coil, dll).

3. Pengoperasian WDCP (Water Decolorizing Plant) dan RO (Reverse


Osmosis)
4. Pengoperasian pembangkit listrik (Power Plant)
5. Pengoperasian udara bertekanan (Compression Air)

Anda mungkin juga menyukai