Granulasi Basah
Cara pembuatan tablet dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien menjadi partike yang lebih
besar dengan menambahkan cairan pengikat dengan jumlah yang tepat sehingga diperoleh masa
lembab yang dapat digranulasi.
meningkatkan kompresibilitas
mengontrol pelepasan
zat aktif tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode ini
2. Granulasi Kering
Proses pembuiatan tablet dengan cara mencampurkan zat aktif dan bahan dalam keadaan
kering,untuk kemudian dikempa,lalu dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar,lalu dikempa
kembali untuk mendapatkan tablet ayng memenuhi persyaratan.
cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat
Kerugian/kekurangan granulasi kering :
3. Kempa Langsung
Proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan bahan tambahan secara langsung
tanpa perlakuan awal terlebih dahulu.
lebih ekonomis
dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai pengikat
zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung
sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat mudah mengalir, memiliki
kompresibilitas, kohesifitas dan adhesifitas yang baik. Dsb
Evaluasi Tablet terdiri atas :
1. Uji Keseragaman Ukuran
Pengertian : Merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui keseragaman ukuran dari sediaan tablet.
Tujuan : Ketebalan berhubungan dengan kekerasan sediaan padat (tablet), selain percetakan, perubahan
ketebalan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisi
granul ke dalam die oleh karena itu perlu dilakukan pengujian.
Cara kerja :
Ukur diameter dan tebal masing-masing tablet dengan menggunakan jangka sorong.
Indikator: Tablet yang baik memiliki diameter tidak lebih dari 3 kali atau tidak kurang dari 4/3 tebal
tablet.
Tujuan : Keseragaman bobot digunakan sebagai salah satu indikator homogenitas pencampuran
formula.
Indikator : Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A
dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari
kolom B.
>300mg 5% 10%
Tujuan : Untuk mengetahui ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami ketika tablet
mengalami pengemasan, penyimpanan, dan atau pengiriman.
Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam piringan acrilic atau alat friabilitor, dan diputar
sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit atau
selama 5 menit kecepatan putarannya 20 per menit.
Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama.
Indikator : Tablet dianggap rusak bila kerapuhan >1% dan bila kerapuhan <0,8% maka tablet tersebut
memuaskan
Tujuan : Untuk mengetahui ketahanan sediaan tablet dalam menghadapi tekanan yang didapatkan
baik ketika proses pengemasan, distribusi, ataupun ketika disimpan.
Cara kerja :
Uji satu per satu dengan cara menempatkan tablet secara vertikal pada ujung alat Hardness Tester.
5. Uji Disolusi
Pengertian : Pengujian yang dilakukan terhadap sediaan padat untuk mengetahui proses melarutnya zat
atau senyawa aktif dalam media pelarut untuk diabsorbsi.
Tujuan : Untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang melarut dalam cairan tubuh.
Cara kerja :
Masukkan sejumlah volume media disolusi yang tertera pada masing-masing monografi ke dalam
wadah.
Pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37°C ± 0,5°C dan angkat thermometer.
Hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju
kecepatan seperti yang tertera dalam monografi
Tahap Jumlah
yang
Kriteria Penerimaan
diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5
S2 6 Rata rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau
lebih besar dari nilai Q dan tidak satu unit sediaan yang
lebih kecil dari Q-15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan
atau lebih besar dari nilai Q,tidak lebih dari dua unit
sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unit
pun yang lebih kecil dari Q-25%.
Tujuan : Untuk melihat seberapa lama obat (tablet) bisa hancur didalam tubuh atau saluran cerna
yang ditandai dengan sediaan menjadi larut, terdispersi, atau menjadi lunak.
Cara kerja :
Masukkan 6 tablet ke dalam tabung, dimana tiap 1 tabung diisi dengan 1 tablet.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen
yang berasal dari zat penyalut.
Catat waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing tablet untuk hancur.
Indikator : Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk
tablet salut gula dan salut non enterik kurang dari 30 menit. Sementara untuk tablet salut
enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera
hancur dalam medium basa.
Waktu larut adalah waktu yang diperlukam tablet untuk dapat melarut secara perlahan.Persyaratan waktu
larut yang diperbolehkan untuk tablet bersalut adalah kurang dari 60 menit dan untuk tablet tidak bersalut
kurang dari 20 menit(Menteri Kesehatan RI,2007). Waktu yang disyaratkan untuk tablet hisap adalah
dapat larut kurang dari 30 menit (Banker and Anderson,1986).
Cara melarutkanya dapat digunakan dengan cara dilarutkan didalam wadah yang berisi air dan waktunya
dihitung dengan menggunakan alat stopwatch
1. Binding
Kerusakan tablet yang disebabkan karena massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang
cetakan.
2. Sticking/Picking
Kerusakan ini terjadi karena pelekatan tablet pada punch atas dan.bawah yang disebabkan
permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicin kurang, atau massanya
basah.
3. Whiskering
Kerusakan ini terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan dan terjadi pelelehan zat
aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol-botol, sisi-
sisi yang berlebih akan lepas menghasilkan serbuk/bubuk.
4. Splitting/Capping.
Splitting merupakan peristiwa lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pad bagian
tengah, sedangkan Capping adalah membelahnya bagian atas tablet.
5. Motling
Terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling
Tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah karena kurangnya tekanan pada saat
pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.