Anda di halaman 1dari 17

ONE GENE ONE ENZYME HYPOTHESIS DAN INTERAKSI KERJA

GEN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika II
yang Dibina Oleh dan Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd. dan Deny Setiawan, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 11 / Off A 2017
Femi Mega Lestari (170341615098)
Titania Arenda (170341615044)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2019
ONE GEN ONE POLYPEPTIDE HYPOTHESIS
A. Hipotesis One Gen One Enzyme
Hubungan antara gen dan enzim disebut dengan alkaptonuria.
Alkaptonuria dapat terjadi karena blok biokimia dalam proses metabolik.
Induvidu normal dapat memetabolisme asam homogenetik menjadi
pecahan produk, tetapi alkaptonuria tidak bisa. Oleh karena itu
alkaptonuria harus mengurangi enzim yang memetabolisme asam
homogenetic. Terdapat banyak reaksi biokimia dari variasi hederitas
abnormal psikologi pada laki-laki ditunjukkan karena hubungan antara gen
dengan enzim. Abnormal ini merupakan phenylketonuera (PKU), Lesh-
Nyhan Syndrome, dan Tay Sachs Disease.

Gambar 1
Tahap metabolisme yang diblok alkaptonuria
Gambar 2
Reaksi biokimia phenylketonuria

Gambar 3
Reaksi biokimia normal dalam biosintesis purin, menunjukkan peranan
penting HGPRT, enzim yang hilang pada induvidu Lesch nyhan.
Gambar 4
Reaksi biokimia normal dalam pemecahan Ganglioside GM2 yang diblok
dalam Tay-Sachs Idividuals.

George W Beadle dan Edward L Tatum melakukan penelitian hubungan


antara gen dan enzim pada Neuspora crasa dan menghasilkan hipotesis
One Gene One Enzym.
Model reaksi biokimia dari hipotesisi one gene one enzyme adalah sebagai
berikut:
Penelitian juga dilakukan pada Drosophila melanogaster dan
menghasilkan kesimpulan yang sama dengan penelitian Neuspora crassa.

B. Hipotesis One Gen One Polypeptide


Sel sabit anemmia disebabkan karena gen mutan yang homozigot dalam
induvidu anemia, tetapi heterozigot pada seseorang dengan sifat sickle
cell. Penelitian lain menunjukkan bahwa hemoglobin induvidu normal
dengan induvidu sickle cell (anemia) dapat disebabkan oleh perbedaan
kebiasaan dibidang elektrik. Hemoglobin manusia yang membawa sifat sel
sabit terdiri dari campuran normal dan sabit dengan jumlah yang relatif
sama.
Hemoglobin A, secara umum terdiri dari 4 rantai polipeptida, dua
teridentifikasi sebagai α chain dan 2 β chain (α2β2). Pada hemoglobin
normal asam amino ke enam dari β chain adalah asam glutamat, tetapi
pada hemoglobin sickle sell valin. Karena inilah dapat disimpulkan bahwa
gen menentukan sekuen asam amino pada polipeptida.
Rantai α dan β yang merupakan protein hemoglobin A ditentukan oleh gen
yang terpisah. Kebanyakan protein enzim lain, dan enzim terdiri dari dua
atau lebih rantai polipeptida dan dikode oleh gen yang berbeda pula.
Hipotesis satu gen satu enzim terbukti kurang tepat, dan lebih tepat
menjadi hipotesis satu gen satu polipeptida.
C. Penemuan Lain yang Menghubungkan antara Gen dan Sintesis
Polipeptida
1. Pengaturan gen
DNA di beberapa organisme eukariotik dapat menggunakan peraturan
gen terarah untuk mengubah keadaan ekspresi gen. Organisme
memiliki mekanisme untuk mengatur kembali segmen gen tertentudari
DNA dalam jalur terkontrol, seperti mekanisme untuk menambah
kuantitas dari gen spesifik ketika dibutuhkan. Pengaturan kembali gen
berkaitan dengan ekspresi level phenotypic. Disisi lain beberapa
phenotypic berubah oelh proses perubahan rantai polipeptida.
2. Transcript Splicing gen mRNA
Gen pengkode mRNA pada organisme eukariotik memiliki sekuen
intervening tidak seperti gen pada prokariotik. tRNA dan rRNA juga
memiliki sekuen intervening. Sekuen intervening ini disebut dengan
sekuen intron atau noncoding dan sekuen sebagai urutan pengkode
disebut dengan ekson. Oleh karena itu pada transkripsi eukariotik
mRNA sebelumnya di splicing untuk memisahkannya dengan intron
sehingga yang ditranskripsi hanya eksonnya.

Alternative spliscing of the initial RNA transcript of the bovine


preprotachykinin gene
3. Gen yang tumpang tindih
Gen yang tumpang tindih atau overlapping genes adalah adanya gen
tertentu dalam gen lain. Fenomena overlapping genes ini pertama kali
didetaksi pada phage ϕx 174. Phage ini merupakan DNA kromosomal
yang single strand dari nukleotida 5386.
4. Tidak semua gen mentranskripsi mRNA
Tidak semua gen mentranskripsi mRNA dan ditranslasi menjadi
polipeptida. Terdapat banyak gen yang terdeteksi dalam variasi fungsi
organisme untuk mentranskripsi sehingga panyak jenis pasangan
tRNA dengan kode genetik yang berkaitan dengan proses transkripsi.
Terdapat pula beberapa gen dalam variasi fungsi organisme untuk
mentranskripsi rRNA meskipun kuantitasnya tidak terlalu banyak
seperti kuantitas gen tRNA.

BAB II
GEN MENGENDALIKAN SIFAT: TIAP SIFAT DIKENDALIKAN OLEH
BEBERAPA GEN

A. Konsep yang Terbentuk dari Temuan Mendel


Kerja persilangan pada Mendel memperlihatkan bahwa induk-induk yang
dipersilangkan, adalah yang memiliki sifat suatu tertentu yang sangat mudah
dibedakan satu sama lain. Hasil persilangannya dalam wujud ratio fenotip
(misalnya pada F2), menunjukkan bahwa tiap sifat dikedalikan oleh sepasang
alela dari suatu gen (dalam kondisi diploid).
B. Sifat-sifat Makhluk Hidup yang Ditunjukkan Sebagai Contoh yang
Dikendalikan Oleh satu Gen
Goodenough (1978) menunjukkan beberapa contoh kelainan pada manusia
yang dapat dipandang sebagai bukti tentang adanya sifat-sifat yang dikendalikan
oleh satu gen. Contoh kelainan itu adalah Alkaptoneuria, phenyilketonuria, Lesck-
Nyhan Syndrome dan Tay Sachs Disease, ditemukan pula contoh tentang sifat
golongan darah manusia (ABO) sekalipun sifat yang mengendalikan golongan
darah berwujud alela ganda.
Penderita Alkaptoneuria, warna urine hitam jika terkena udara dan di usia
tua dapat mengalami gangguan arthritis. Penderita phenyilketonuria tidak mampu
memproduksi tyrosin dan phenylalanine, sehingga jumlah phenylalanine berlebih
dan dikonversikan menjadi derivate-derivat phenyl, seperti asam phenylpiruvat
yang dapat dideteksi dalam urine. Gangguan Lesk-Nyhan Syndrome bersangkut
paut dengan gen tertentu yang terdapat dalam kromosom X. Pada pria penderita
gangguan Lesk Nyhan mempunyai intelegensi rendah, lumpuh, mempunyai sifat
bawaan merusak (menggigit jari serta bibir).

C. Informasi tentang Sifat Makhluk Hidup yang Dikendalikan Bukan Oleh


Satu Gen
Sejak G mendel mengemukakan hasil penelitiannya, satu demi satu
dilaporkan. Sampai saat ini penelitian di bidang genetika terus dilakukan untuk
dikemukakan berbagai temuan, khususnya yang berkenaan jumlah gen yang
mengendalikan sifat individu.
a. Sifat-sifat Makhluk Hidup yang Ditunjuk Sebagai Contoh yang
Dikendalikan Oleh Kelompok Gen
Berbagai penemuan yang banyak dikemukakan berkaitan dengan
contoh-contoh sifat yang dikendalikan oleh kelompok gen yang letaknya
tidak tersebar maupun yang tersebar. Informasi mengenai hal tersebut
disajikan dalam Clustered genes specifying one trait dan Dispersed genes
specifying oene trait (Goodenough, 1978).

1. Contoh Sifat yang Dikendalikan Oleh Kelompok Gen yang


Letaknya Tidak Tersebar
1.1 Contoh pada Bakteri
Di lingkungan bakteri, sifat yang dikendalikan oleh kelompok gen
yang letaknya tidak tersebar (berdekatan), ditemukan pada reaksi
biokimianya, dimana pada reaksi tersebut dikatalisator oleh enzim-
enzim yang pembentukannya (protein) berada dalam koordinasi satu
operon. Misalnya pada E.coli.
Pada operon galaktose,kemampuan E coli melakukan degradasi
galactose menjadi Glu-1-P dan UDPG, tergantung pada enzim-enzim
yang proteinnya dibentuk di bawah kendali rangkaian gen pada opero
galactose. Kode-kode genetika menjadi acuan translasi polipeptida-
polipeptida, terangkai pada satu RNAd yang bersifat polisistronik.
Kemampuan E coli menghasilkan asam amino tryptophan tergantung
pada enzim-enzim yang proteinnya dibentuk berdasarkan koordinasi
gen-gen pada operon tryptophan.
1.2 Contoh pada Jamur
Kemampuan ragi untuk melakukan bioseintesis histidin,
antara lain tergantung pada 3 enzim yang proteinnya dibentuk
berdasarkan acuan kode-kode genetika pada RNAd yang
ditranskripsikan di bawah koordinasi gen pada lokus HIS 4. Pelacakan
lanjutan membuktikan bahwa gen pada locus HIS 4, terbagi menjadi 3
yaitu HIS 4A, HIS 4B, dan HIS 4C. selain itu, diketahui juga bahwa
ketiga bagian gen HIS 4 berfungsi sebagai 3 gen yang berbeda,
sekalipun proses transkripsi atas gen HIS 4 terlihat sebagai satu unit
transkripsi.

1.3 Contoh Pada Drosophila


Kemampuan D.melanogaster melakukan proses biosintesis
pyrimidine, ternyata dikatalisir oleh enzim-enzim yang proteinnya
dibentuk mengikuti acuan-acuan kode-kode genetika pada locus
rudimenter (r). Locus rudimenter ini adalah contoh dari sejumlah lokus
yang dikenal sebagai complek loci pada D. Melanogaster.
Analisis efek mutasi menunjukkan bahwa gen pada locus
rudimenter (r) terbagi menjadi 7 bagian (I-VII). Empat bagian (I,II,III,IV)
sudah diketahui terlibat pada pembentukan protein (baca polypeptida)
enzim-enzim yang menkatalisir tahap-tahap reaksi biokimia pada proses
biosintesis pyrimidin.

1.4 Contoh Pada Makhluk Hidup Eukariotik yang lebih Tinggi


Pada makhluk hidup eukariotik yang lebih tinggi pun, terdapat
kemampuan tertentu yang dikendalikan oleh kelompok gen yang letaknya
tidak tersebar. Misalnya sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen-gen yang
letaknya pada lokus-lokus histocompatibilitas major dari tikus dan
manusia. Pada lokus-lokus tersebut terdapat perangkat gen (pada tikus dan
manusia)yang mempunyai peranan pada sistem imunitas tubuh.
2. Contoh Sifat yang Dikendalikan Oleh Kelompok Gen yang Letaknya
Tersebar
Pada makhluk hidup eukariotik yang paling umum dijumpai adalah
yang berkenaan dengan sifat (satu) yang dikendalikan oleh gen- gen yang
letaknya tersebar dalam genom. Dengan demikian letak dari gen- gen
termaksud paling sering tersebar pada lebih dari satu kromosom. beberapa
contoh yang sudah terungkap adalah Chlamydomonas reinhardi,
Neurospora crassa, D. melanogaster, tikus dan manusia.
Keterlibatan beberapa gen yang letaknya tersebar atas sesuatu sifat,
boleh jadi berupa keterlibatan atas pembentukan satu protein (satu enzim),
keterlibatan atas enzim-enzim pada suatu urut-urutan reaksi biokimia yang
kompleks.
2.1 Contoh pada Chlamydomonas reinhardi
Sifat atau kemampuan C.reinhardi melakukan biosintesis thiamin, ternyata
melibatkan enzim-enzim yang pembentukan proteinnya dikendalikan oleh
beberapa gen yang disebut gen thi ( thi 1, thi 2,...dst), gen-gen thi ternyata
tersebar pada beberapa kromosom berbeda.

2.2 Contoh pada Neurospora crassa dan ragi


Pada N. crassa dan ragi Saccharomyces, letak gen-gen thi maupun gen-gen
arg (arginine), dan sebagainya tersebar pada beberapa kromosom yang
berbeda.
2.3 Contoh pada D. melanogaster
Pemetaan lokus-lokus gen pada D. melanogaster menunjukkan bahwa
berbagai sifat tertentu dikendalikan oleh gen-gen yang letaknya tersebar pada
kromosom yang berbeda.
Sifat warna tubuh dikendalikan oleh beberapa gen yang letak lokusnya
tersebar pada kromosom I,II, dan III. Rincian letak lokus gen-gen tersebut adalah:
1. Pada kromosom I : y+, y, s+, s;
2. Pada kromosom II :b+, b:
3. Pada kromosom III : e+, e.
Sifat warna mata ternyata dikendalikan oleh gen-gen yang lokusnya
tersebar pada kromosom I, II, III. Rincian letak lokus gen-gen itu adalah:
1. Pada kromosom I : w+, w, v+ , v, car+ , car;
2. Pada kromosom II : pr+ ,pr; bw+ , bw ;
3. Pada kromosom III : se+ ,se,st+, st, ca+, ca
Sifat mata yang lain misalnya keadaan permukaan mata (licin atau kasar),
dikendalikan oleh gen-gen yang lokusnya tersebar pada kromosom 1 (ec+, ec),
kromosom III (ru+, ru, ro+, ro).

2.4 Contoh pada manusia


Protein enzim lactase dehidrogenase pada manusia dikendalikan
pembentukannya oleh gen-gen yang terdapat pada lokus di kromosom 11
dan 12. Melalui perlakuan elektroforesis, enzim lactase dehidrogenase pada
manusia diketahui terkelompok menjadi 5 isozyme, sifat isozyme bersifat
topomer. Rincian komposisi polipeptida pada ke-5 isozyme itu adalah :
1. isozyme 1 ( LHD1) : 4 polipeptida B (B4)
2. isozyme 2 ( LHD2 ): 1 polipeptida A dari 3 polipeptida B (AB3)
3. isozyme 3 ( LHD3) : A2B2
4. isozyme 4 ( LHD4 ): A3B1
5. isozyme 5 ( LHD5) : A4

2.5 Contoh lain yang berkenaan dengan multienzyme complex.


Multienzyme complex adalah kelompok enzyme yang mengkatalisisr
tahap-tahap reaksi biokimia yang berurutan pada suatu proses metabolism yang
secara fisis saling berdekatan satu sama lain.
Pembentukan polipeptida-polipeptida penyusun protein-protein pada
multienzyme complex dapat dikendalikan oleh gen-gen yang letaknya tidak
tersebar maupun yang tersebar, adalah enzyme-enzime yang berperan pada
proses biosintesis histidine oleh ragi.
Pembentukan polipeptida-polipeptida penyusun protein-protein
enzyme-enzim pada proses biosintesis tryptophan oleh N.crassa, dikendalikan
oleh gen trp 1 dan trp 2 yang letaknya tersebar. Dalam hal ini sudah diketahui
bahwa 4 polipeptida produk dari gen trp 1 berinteraksi dengan 2 polipeptida
produk dari gen trp 2, membentuk suatu protein yang hexamerik. Protein yang
hexamerik ini mempunyai 3 macam karakter aktivitas enzimatis itu menunjuk
kepada adanya 3 macam enzyme, yaitu yang disebut sebagai Phosphoribosyl-
anthranilic acid (PRA) isomerase dan indole-3-glycerol-phosphate (InGP)
synthetase.

D. Informasi Lain Tentang Gen Mengendalikan Sifat Makhluk Hidup


Konsep Interaksi
Adanya sifat tertentu yang dikendalikan oleh lebih dari 1 gen
seperti yang telah dikemukakan, telah diketahui mengundang terjadinya
interaksi antar gen (antar lokus) pada tingkat expresi fenotif. Interaksi antar
gen pada lokus yang berbeda ini (pada tingkat ekspresi fenotif ), dibedakan
menjadi interaksi epistasis dan interaksi nonepistasis. Disebut epistasis bila
hasil regulasi gen-gen dengan urutan sama mengarah ke terwujudnya satu
fenotip. Sedangkan nonepistasis adalah bila hasil regulasi gen-gen dengan
urutan sama mengarah ke terwujudnya satu fenotip.
Kajian tentang interaksi antar gen (antar lokus) pada tingkat
fenotif, baik yang tergolong epistasis maupun non-epistasis, pada dasarnya
berkaitan dengan beberapa aspek (tingkat) kajian. Dengan pertimbangan
intensitas kajian, interaksi antar sel (antar lokus) pada tingkat fenotif
seperti yang telah disebutkan.
a. Pleiotropi
Efek fenotip dari suatu gen bukan hanya satu macam, tetapi lebih
dari satu macam. Efek fenotif dari sesuatu gen semacam itu disebut
pleitropi.
Satu contoh gen yang mengendalikan lebih dari satu sifat adalah
gen vg pada D.melanogaster. sudah diketahui bahwa individu yang
bersifat homozigot untuk gen vg (vg/vg), disamping mempunyai sayap
vestigial, juga mempunyai balancei ( halter ) yang termodifikasi, pasangan
bristle dorsal tertentu berposisi tegak, organ reproduksi agak berbeda.
Contoh gen yang mempunyai efek pleiotropic antara lain gen yang
bertanggung jawab atas kelainan PKU, dimana tidak mampu membuat
tirosin dari phenylalanine.

b. Pengaruh Modifyer Gene


Ekspresi fenotif gen dapat berubah karena pengaruh sesuatu gen
yang terdapat pada lokus yang berbeda. Gen yang mengubah ekspresi
fenotif sesuatu gen temaksud, disebut modifier gene.
Gen-gen yang tergolong sebagai modifier genes merupakan
kelompok (complex) gen yang efeknya bersifat kualitatif. Dikatakan pula
bahwa karena banyaknya jumlah gen dalam kelompok-kelompok itu,
adalah sulit menganalisis gen-gen yang menjadi komponen dalam
kelompok itu.
Informasi tentang pengaruh modifier genes pada dasarnya
menunjukkan bahwa ada sifat atau kemampuan (fenotif) tertentu ternyata
dikendalikan oleh lebih dari satu gen, dikendalikan oleh gen tertentu yang
bersangkutan dan dipengaruhi pula oleh gen-gen lain yang letaknya pada
lokus yang berbeda.

E. Tiap sifat atau Kemampuan (Fenotif) Dikendalikan Oleh Berapa


Gen?
a. Komposisi Protein Enzim
Jenis dan jumlah polypeptida pada suatu protein enzim dapat berbeda-
beda. Terdapat protein enzim yang hanya terdiri dari satu polypeptida, dan
ada yang tersusun dari dua atau lebih polypeptida. Apabila protein enzim
terdiri dari satu polipeptida, maka macam polipeptida tersebut tentu saja
hanya satu. Akan tetapi jika protein enzim tertentu tersusun oleh 2 atau
lebih polipeptida, maka polipeptida tersebut hanya terdapat satu masaam
dan dapat pula lebih dari satu macam. Jika macam polipeptida pada suatu
protein tidak seragam, maka seperti yang diketahui pembentukan
polipeptida-polipeptida itu bukan dikendalikan oleh satu macam gen.
Protein yang menjadi enzim strukturnya harus berupa tertier dan kuarter.
b. Hubungan antara reaksi biokimia dalam sel sifat atau kemampuan
fenotip
Semua reaksi biokimia dalam sel dikatalis oleh enzim. Produk reaksi
biokimia dalam sel adalah sifat atau kemampuan fenotip. Sifat atau
kemampuan fenotip produk dari reaksi biokimia dalam sel, yaitu yang
bertanggung jawab berkenaan dengan:
1. Berapa jumlah urutan reaksi biokimia yang mendukung munculnya
suatu sifat atau kemampuan fenotip.
2. Berapa enzim yang dibutuhkan untuk mendukung munculnya sesuatu
sifatkemampuan (fenotip).
3. Berapa gen yang ikut untuk mengndalikan munculnya suatu sifat
kemampuan (fenotip).
c. Tiap Sifat atau Kemampuan (Fenotip) Makhluk hidup dikendalikan
oleh banyak gen
Sifat atau kemampuan (fenotip) merupakan hasil interaksi antara gen (pada
lokus yang berbeda) pada mekanisme ekspresinya. Selain dipengaruhi oleh
ekspresi gen, sifat dan kemampuan juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan baik eksternal maupun internal yang melingkupi seluruh
proses ekspresi gen tersebut.
Telaah Ulang Atas Pleiotropi
Pleiotropi adalah suatu hal yang wajar dan bukan kasus, karena pertimbangan
bercabang-cabang reaksi-reaksi biokimia pada proses faali seperti yang telah
dikemukakan. Suatu produk pada tahap reaksi biokimia dapat dihubung kan
dengan reaksi biokimia lainnya.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Bagaimana Pleiotropi dapat timbul pada makhluk hidup?
Jawab : Pleiotropi dapat timbul dari beberapa mekanisme yang berbeda
tetapi berpotensi tumpang tindih, seperti pleiotropi gen ,
pleiotropi perkembangan , dan pleiotropi selektif. Pleiotropi gen terjadi
ketika produk gen berinteraksi dengan banyak protein lain atau
mengkatalisasi berbagai reaksi. Pleiotropi perkembangan terjadi
ketika mutasi memiliki banyak efek pada fenotipe
yang dihasilkan. Pleiotropi selektif terjadi ketika fenotip yang dihasilkan
memiliki banyak efek pada kebugaran (tergantung pada faktor-faktor
seperti usia dan jenis kelamin).
2. Bagaimana dapat terjadi alkaptonuria?
Alkaptonuria dapat terjadi karena blok biokimia dalam proses metabolik

Anda mungkin juga menyukai