Anda di halaman 1dari 38

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF PADA SISWA


KELAS IV MIN 3 CIREBON

PROPOSALSKRIPSI

TUWARI
NIM. 2017.3.5.1.00438

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugrah-Nyalah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan
Media Manipulatif pada siswa Kelas IV madrasah ibtidaiyah negri 3 cirebon
Pada kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan dan
dorongan selama melakukan penelitian.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan Penelitian . .................................................................................5
D. Manfaat Penelitian . ...............................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI


A. Konsep hasil belajar ..............................................................................2
B. Deskripsi teori ..........................................................................................
C. Kerangka pikiran ....................................................................................3
D. Hipotesis Tindakan...............................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Setting lokasi penelitian ......................................................................28
Jenis penelitian
Mode pengumpulan data ......................................................................28
Tahapan tahapan penelitian ........................................................................29
Indikator keberhasilan .........................................................................33
Teknik Analisis Data ............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................42
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

berhasilnya tujuan pembangunan, karena sumber daya manusia merupakan aset yang

sangat berperaan untuk menggerakkan kegiatan pembangunan untuk masa yang akan

datang. Sebab tidak akan mungkin seoraang manusia bisa mengelola sumber daya alam,

mampu mengikuti kemajuan IPTEK, serta mampu ikut bersaing secara global, tanpa

adanya sumber daya yang handal. Dalam Undang-undang RI pasal 1 (2003:5) yang

menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya

manusia dan insan yang berkualitas, semakin berkualitas pendidikan pada suatu daerah,

wilayah atau negara tersebut. Oleh karena itu, pemerintah mengharuskan wajib belajar

9 tahun yaitu dari sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini

tidak lepas dari tuntutan yang telah dirumuskan dalam Undang-undang RI Nomor 20

tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 dan 2 yang menyatakan

bahwa :

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang


pendidikan menengah,pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat Serta Sekolah
Menengah (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang
sederajat.
Pembinaan dan pengembangan pendidikan diawali dibangku Sekolah Dasar

(SD), dimana peserta didik dibina untuk mengembangkan suatu kemampuan, keahlian

dan keterampilan yang dimilikinya, untuk menguasai suatu konsep dari mata pelajaran

yang ditekuninya disekolah khususnya pada pembelajaran Matematika.

Salah satu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu melalui

penggunaan media pada proses pembelajaran membuat peserta didik mudah memahami

konsep pembelajaran sehingga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih

mudah dipahami oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas VI di MIN 3 cirebon

maka di tenemukan masalah atau kendala yaitu kurangnya pemahaman peserta didik

terhadap materi pembelajaran Matematika, hal ini disebabkan pembelajaran yang kurang

inovatif dan tidak menggunakan media saat pembelajaran, sehingga mengakibatkan

peserta didik sering menunjukkan sikap belajar yang kurang baik. Misalnya, kurang

aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran, peserta didik merasa bosan, jenuh

dan tidak bersemangat, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman peserta

didik pada materi pembelajaran. Salah satu penyebab terjadinya hal

tersebut adalah karena pendidik kurang tepat dalam memilih media pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang disampaikan. Hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran

Matematika masih rendah yaitu dengan rata-rata 58,75. Sedangkan standar KKM yang

ditetapkan oleh MIN 3 cirebon aitu ketuntasan kelas dengan rata-rata 60. Ada 11 peserta

didik (60%) dari jumlah peserta didik di kelas IV mendapat nilai < 60 dan sisanya 9

peserta didik (40%) mendapat nilai ≥ 60. Hal tersebut berdasarkan informasi yang

diperoleh peneliti dari wali kelas IVMIN 3 cirebon .


menggunakan media manipulatif dalam pembelajaran matematika SD guna

membuat peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran dan bisa membuat

peserta didik menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam belajar. Media manipulatif

merupakan segala benda yang dapat dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, dan

dimanipulasikan. Benda manipulatif dapat diartikan sebagai alat untuk menerangkan

atau mewujudkan konsep matematika, alat yang digunakan dapat berupa benda nyata.

Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan biasa ditemukan peserta didik

dalam kesehariannya. Oleh sebab itu ingin mencoba menggunakan media alat peraga

manipulatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada mata pelajaran

Matematika agar mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan

oleh MIN 3 cirebon.

Berdasarkan uraian masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Melalui Penggunaan Media Manipulatif pada Mata Peserta Didik Kelas IV

MIN 3 cirebon

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan media manipulatif pada peserta didik Kelas IV min

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan media

manipulatif pada peserta didik Kelas IV MIN 3 cirebon ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran Matematika

dengan menggunakan media manipulatif pada peserta didik Kelas IV MIN 3


2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar Matematika dengan

menggunakan media manipulatif pada pelajaran peserta didik Kelas IV SDN-2

Kereng Bangkirai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Teoretis

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan teori bagi dunia ilmu

pendidikan, sehingga dapat menambah informasi tentang memotivasi belajar peserta

didik di sekolah.

2. Praktis

a. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan supervise dan pembinaan pada guru-guru

tentang penggunaan alat peraga (media) manipulatif untuk meningkatkan

pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Bagi guru sebagai bahan masukan dalam membimbing peserta didik untuk

meningkatkan prestasi belajar serta menambah wawasan pengetahuan dan

kemampuan dalam pengembangan model-model pembelajaran aktif, serta dapat

menambah motivasi untuk bisa mencari serta menerapkan media pembelajaran

yang ada.

c. Bagi peneliti, dalam hal ini penelitian sebagai sarana melatih diri dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh semasa kuliah, terutama dalam hal

melakukan penelitian ilmiah.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisis Teoretis

1. Konsep Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal penting yang harus dilakukan manusia dalam

kehidupan yang dinamis agar menuju kepada keadaan yang lebih baik.

Adapun pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) yaitu :

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.

Pengertian diatas sependapat dengan Djamarah (2011:13) yaitu :

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh


sesuatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Adapun menurut Hamalik (2011:27-28) memperluas pandangan tentang

belajar yaitu :

1) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui


pengalaman (learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan.
2) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses kegiatan yang

melibatkan jiwa dan raga


7 untuk memperoleh suatu perubahan pada ranah

kognitif, afektif, psikomotorik serta emosional kearah yang seharusnya

melalui interaksi dengan lingkungan.

b. Hasil Belajar
Pada hakikatnya hasil belajar adalah membentuk suatu perubahan

tingkah laku seseorang sebagai hasil dari proses belajarnya. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Sudjana (2006;3) menyatakan bahwa “Hasil belajar

peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”. Menurut Hamalik (Arilingga, 2012:9) menyatakan

“Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

peserta didik yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan sikap dan

keterampilan”. Menurut Mukhtar dan Yamin (2007:131) mengemukakan

bahwa :

Hasil belajar merupakan bagian terakhir dari berbagai hal penting


dalam proses pembelajaran. Setelah menguji peserta didik, pendidik
perlu mengenali sasaran pengajaran yang ingin dicapai. Kemudian
pendidik memilih tata cara untuk mencapai sasaran tersebut. Akhirnya
pendidik mengembangkan alat uji dan bahan untuk mengukur
seberapa jauh peserta didik memperagakan keterampilan dan
menunjukkan perubahan dalam sikapnya sebagaimana yang
diharapkan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik setelah ia mengajar pada

akhirnya akan memnghasilkan kemampuan peserta didik yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar,

aktivitas peserta didik mempunyai peranan yang sangat penting karena tanpa

adanya aktivitas peserta didik maka proses belajar mengajar tidak akan

berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

rendah.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar pada setiap individu pada hakikatnya berbeda-beda. Hal

tersebut dikarenakan suatu keadaan atau faktor yang dialami oleh setiap

individu bermacam-macam. Adapun menurut Muhibbin (2011:145-146)


secara umum mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

peserta didik, yaitu :

1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni


keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi
lingkungan disekitar peserta didik.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.

Selanjutnya, diperjelas lagi oleh pendapat Slameto (2010:5) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

1) Faktor Intern (faktor dari dalam peserta didik)


a) Faktor Jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor Psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor Kelelahan
2) Faktor Ekstern (faktor dari luar peserta didik)
a) Faktor Keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua serta latar belakang kebudayaan.
b) Faktor Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul serta bentuk kehidupan masyakat.
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari dalam

peserta didik (Internal), faktor dari luar peserta didik (Eksternal).

2. Media Pembelajaraan

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata Media berasal dari “Medius” yang secara harfiah artinya tengah

atau pengantar. Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman (2002:11) “Media

merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada dirinya”. Hal tersebut senada dengan pendapat,

Djamarah dan Zain (2010:121) “Media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Jennah (2009:2)

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan


untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pemmbellajaran
tertentu.

Dari beberapa penjelasan tentang media pembelajaran di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dijadikan sebagai alat penyalur ppesan yang dapat mempengaruhi

audien (peserta didik) yakni perhatian, pikiran, perasaan serta minat peserta

didik guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

b. Macam-macam Media Pembelajaran

Mengikuti perkembangan zaman, media pembelajaran sekarang

bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.

Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan

teknologi oleh Seels & Glasgow (Arsyad, 2011: 33) dibagi ke dalam dua

kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi

mutakhir.

1) Pilihan Media Tradisional


a) Visual diam yang diproyeksikan, meliputi proyeksi opaque
(tak-tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips
b) Visual yang tak diproyeksikan, meliputi gambar, foster, foto,
charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu
c) Audio, meliputi rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge
d) Penyajian Multimedia, meliputi slide plus suara (tape), multi-
image
e) Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi film, televisi,
video
f) Cetak, meliputi buku teks, modul, teks terprogram, workbook,
majalah ilmiah, berkala, lembaran lepas (hand-out)
g) Permainan, meliputi teka-teki, simulasi, permaian papan
h) Realia, meliputi model, specimen (contoh), manipulatif.
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) Media Berbasis Telekomunikasi, meliputi telekonferen, kuliah
jarak jauh
b) Media Berbasis Mikroprosesor, meliputi computer-assisted
instruction, permainan computer, system tutor intelijen,
interaktif, hypermedia, compact (video) disc.
Menurut Anderson (Sadiman , 2010: 95) Kelompok Media

Instruksional :

1. Audio
2. Cetak
3. Audio-cetak
4. Proyek visual diam
5. Proyeksi visual diam dengan audio
6. Visual gerak
7. Visual gerak dengan audio
8. Benda
9. Manusia dan sumber lingkungan
10. Computer

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran sekarang bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan dan

tujuan pembelajaran. Dari media tradisional hingga media teknologi.

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan melalui

penggunaan Media pembelajaran, maka pengguna (pendidik) harus

memperhatikan kriteria pemilihan media pembelajaran. Adapun kriteria

tersebut diungkapkan menurut Jennah (2009: 3) yaitu :

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai


2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsif, atau generalisasi
3) Praktis, luwes, dan bertahan
4) Pembelajar terampil menggunakannya
5) Pengelompokkan sasaran
6) Mutu teknis

Menurut Sudjana dan Rivai (Jennah,2009:37) bahwa dalam memilih

media untuk dalam pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria

sebagai berikut :

a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran artinya media pembelajaran

dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi

analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.


b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran artinya bahan pelajaran yang

sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan

bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.

c. Kemudahan memperoleh media artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh peserta didik pada waktu

mengajar. Keterampilan peserta didik dalam menggunakannya. Apapun

jenis media yang diperlukan syarat utama adalah peserta didik dapat

menggunakannya dalam pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan

media konkret, hendaknya guru lebih dapat menggunakannya pada saat

pembelajaran itu berlangsung untuk membantu peserta didik mudah

memahami materi pembelajaran.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya memiliki

manfaat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Menurut

Sudjna dan Rivai (Jennah, 2009: 25) manfaat media pembelajaran yaitu :

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik;
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehababisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Menurut Kemp & Dayton (Jennah, 2009 : 22-24) manfaat Media

pembelajaran yaitu :

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku


2) Pembelajaran bisa lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau
diperlukan
7) Sikap positif pembelajar
8) Peran pembelajar dapat berubah kearah yang lebih positif.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat

media pembelajaran adalah pengajaran yang lebih menarik dapat

menumbuhkan motivasi belajar, metode mengajar akan lebih bervariasi

hingga peserta didik tidak mudah merasa bosan.

3. Media Manipulatif

a. Pengertian Media Manipulatif

Pada hakikatnya, media manipulatif adalah media yang dapat dibalik,

dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, ditambah, dipilih, dikelompokkan

atau diklasifikasikan yang bertujuan untuk menjelaskan konsep dan prosedur

matematika. Menurut pendapat Muhsetyo dkk (2007:20) “Media manipulatif

adalah segala benda yang dapat dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, dan

dimanipulasikan. Agar bahan pelajaran yang diberikan lebih mudah dipahami

oleh peserta didik, diperlukan bahan-bahan yang perlu disiapkan guru, dari

barang-barang yang harganya relatif murah dan mudah diperoleh, misalnya

dari karton, kertas, kayu, kawat, kain, untuk menanamkan konsep matematika

tertentu sesuai dengan keperluan. Menurut Gerlach & Ely ( Arsyad, 2011:13)

“ Media adalah media yang dapat diputar, ditampilkan , dimainkan dengan

tangan”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa media

manipulatif adalah media yang dapat dilihat, disentuh, digeser, dipilih,

ditambah, digambar, dan diklasifikasikan, maka pada penelitian ini saya

menggunakan media manipulatif yang berbahan kertas.

b. Bahan manipulatif dari kertas

Bahan kertas ini mudah diperoleh, dengan warna yang beragam, dari

kertas manila yang dibeli dari toko, atau dari bekas berbagai sampul tak
terpakai (buku, map), dari karton pembungkus makanan/minuman. Menurut

Muhsetyo, dkk (2007: 20) “dalam pembelajaran Matematika SD, agar bahan

pelajaran yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-

bahan yang perlu disiapkan guru, dari barang-barang yang harganya relatif

murah dan mudah diperoleh, misalnya karton, kertas, kayu, kawat, kain, untuk

menanamkan konsep Matematika tertentu sesuai dengan keperluan”. Menurut

Gerlach & Ely (Arsyad, 2011: 13) “Pembelajaran lebih mudah dipahami

apabila dengan menggunakan media, memilih media dari bahan-bahan yang

mudah di dapat”.

Dari beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran Matematika SD memilih media dari bahan-bahan yang mudah

di dapat dan harganya murah.

Manfaat dari bahan manipulatif kertas/karton ini antara lain adalah

1. Untuk menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai,operasi)

Konsep pecahan m/n sebagai m bagian dari n bagian yang sama, dapat

didemonstrasikan guru, atau dipraktikan peserta didik, dengan

menggunakan berbagai bangun geometri, misalnya persegi, persegi

panjang, jajargenjang, belah ketupat, segitiga, lingkaran.

A B C

D E

𝟏
ditunjukkan dengan satu bagian dari empat bagian yang sama .
𝟒
c. Kelebihan Media Manipulatif

Benda-benda manipulatif mudah diperoleh dan tidak jauh dari

kehidupan peserta didik. Menurut Muhsetyo , dkk (2007: 21) “Kelebihan alat

peraga manipulatif adalah dapat membantu memvisualkan konsep abstrak

kepada peserta didik sehingga peserta didik mudah memahami suatu konsep

pembelajaran matematika”. Selain itu, alat peraga manipulatif dipakai bukan

saja untuk pelajaran matematika tetapi pelajaran lain yang terkait sesuai tema.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kelebihan media manipulatif yaitu benda mudah di dapat dan relatif murah

harganya.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Manipulatif

Menurut Djamrah dan Zain (Haryanti 2013:17) ada enam langkah

yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan menggunakan

media.

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media


2. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana
yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip
pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
3. Persiapan kelas. Pada fase ini peserta didik atau kelas harus mempunyai
persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan
media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai,
mengntisifasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media
pengajaran
4. Langkah pengajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini
penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
Keahlian guru dituntut disini. Media dikembangkan penggunaannya
untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujan.
5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini peserta didik belajar dengan
memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media disini bisa peserta
didik sendiri yang mempraktikkannya ataupun guru langsung
memanfaatkannya, baik dikelas atau diluar kelas
6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar
dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus
dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat
menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Hasil evaluasi dapat
dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.
Menurut Jennah (2009: 12 ) “langkah-langkah penggunaan Media

Pembelajaran ada tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu

persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam penggunaan media adalah merumuskan tujuan

pembelajaran, persiapan guru, persiapan kelas, langkah penyajian pelajaran

pemanfaatan media, langkah kegiatan belajar siswa, langkah evaluasi

pengajaran. Dengan adanya langkah tersebut akan mempermudah guru

menggunakan media manipulatif dalam proses belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran :

1. Dalam peragaan dengan kertas, peserta didik menyediakan kertas

berbentuk persegi panjang

2. Lalu kertas tersebut dilipat menjadi dua bagian yang sama.

3. Kemudian, lipat lagi dengan arah yang berbeda.

4. Berilah garis bekas lipatan tersebut dan arsir salah satu bagian lipatan dari

4 lipatan yang terbentuk.

5. Menunjuk salah satu peserta didik maju ke depan kelas untuk

memperagakannya.

Kertas Utuh Dilipat menjadi dua bagian

Diarsir Dilipat lagi jadi dua


6. Peserta didik kemudian diberi serangkaian pertanyaan :

a. Berapa bagian kertas yang telah dilipat? (jawaban yang

diharapkan:4 bagian)

b. Berapa bagian kertas yang di arsir? ( Jawaban yang diharapkan: 1

bagian)

c. Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian ? (jawaban

yang diharapkan: 1 dari 4)

1
Apabila ditulis dalam bentuk pecahan:
4

4. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Menurut Karso, dkk, (2007:11) “Pada

hakekatnya Matematika itu adalah ilmu deduktif yang abstrak”. Sedangkan

Menurut Ruseffendi (Heruman 2008:1)

Matematika adalah bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak


menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan;
dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat,
dan akhirnya ke dalil.

Dari beberapa pengertian tentang Matematika yang telah dipaparkan

di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Matematika adalah ilmu

deduktif yang abstrak mempelajari simbol-simbol dan lambing-lambang

bilangan yang beraturan, terstruktur dan terorganisasi serta terkonsep dalam

penjabarannya.

b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Dalam pembelajaran Matematika, setiap konsep yang abstrak atau

yang baru dipahami oleh peserta didik perlu segera diberi penguatan agar

dapat tersimpan dan bertahan lama di memori peserta didik. Ada banyak
macam cara atau strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam upaya

memberi pembelajaran Matematika yang bermakna artinya bukan hanya

menghafal tetapi paham betul terhadap suatu konsep yang dipelajari. Salah

satunya dengan penggunaan Media pada pembelajaran Matematika, dengan

Media penyampaian materi menjadi lebih praktis dan yang paling penting

membawa peserta didik untuk berpikir kritis yaitu memahami konsep yang

abstrak melalui hal-hal yang dikongkritkan oleh guru. Dengan begitu peserta

didik dengan sendirinya akan memiliki keterampilan dalam menggunakan

konsep-konsep Matematika dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan

tujuan akhir dari pembelajaran Matematika.

Menurut Heruman (2008:2-3) konsep-konsep pada kurikulum

Matematika di Sekolah Dasar dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu

1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu


pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum
pernah mempelajari konsep tersebut.
2. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika.
3. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
Menurut Suherman (Yayuk,2012:20) adalah “pembentukan sifat

dengan berfikir kritis dan kreatif”. Dengan berlandaskan kepada prinsip

pembelajaran matematika yang tidak sekedar learning to know, melainkan

juga harus meliputi learning to do, learning to be, hingga learning to live

together, maka pembelajaran Matematika harus bersandarkan pada pemikiran

bahwa peserta didik harus belajar dan semestinya dilakukan secara

komperhensif dan terpadu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimmpulkan bahwa dalam

pembelajaran Matematika, setiap konsep yang abstrak atau yang baru


dipahami oleh peserta didik perlu segera diberi penguatan agar dapat

tersimpan dan bertahan lama di memori peserta didik.

c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

Menurut Dikmenum (Taniredja dkk, 2010:67) menyatakan bahwa:

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,


menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri,
aljabar, peluang dan statistika, kalkulus, dan trigonometri. Matematika
juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan
gagasan melaklui model matematika yang dapat berupa kalimat dan
persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Dikmenum (Taniredja dkk,

2010:68) adalah :

1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan


2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan melalui pembicaraan lisan, grafik,
peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan

tujuan Matematika yaitu mengembangkan kemampuan berhitung, melatih

cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, dan menggunakan

rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Materi Matematika di Kelas IV Sekolah Dasar

Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam

ilustri gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang

biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dikatakan pembilang.

Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebgai satuan, dan
1
dinamakan penyebut. Sebagai contoh : dimana bilangan 1 merupakan
2

pembilang dan bilangan 2 merupakan penyebut.


Membandingkan pecahan adalah pemahaman tentang nilai pecahan

dan pecahan senilai. Dengan kata lain peserta didik akan menguasai

kompetensi ini apabila memahami nilai suatu bilangan pecahan sehingga bias

dengan mudah membandingkannya dengan bilangan pecahan lainnya.

Konsep tentang membandingkan nilai pecahan tidak pernah lepas dari


1 1 1 1
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh : 2 > 4 dimana 2 lebih besar dari 4

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode konvensional atau

metode ceramah membuat peserta didik menjadi jenuh dan mereka merasa bosan karena

guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga suasana pembelajaran dikelas

menjadi pasif karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini di tandai dengan

peserta didik cenderung bosan mendengarkan guru saat menyampaikan materi dan

peserta didik juga tidak aktif mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan pada

saat pembelajaran berlangsung.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki konsep-konsep

yang sulit untuk dipahami oleh peserta didik di sekolah dasar, karena dalam

perkembangan kognitifnya peserta didik masih terkait pada hal-hal konkret (nyata).

Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, peserta didik memerlukan alat bantu

berupa Media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh

guru sehingga lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Melalui media pembelajaran, guru

sangat terbantu dalam penyampaian materi yang bersifat abstrak atau tidak nyata. Dalam

penggunaan media guru memerlukan pengetahuan terhadap pengelolaannya serta

ketepatan dalam pemilihan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta

karakteristik peserta didik. Media manipulatif adalah segala benda yang dapat dilihat,

disentuh, didengar, dirasakan, dan dimanipulasikan. Hal ini menunjukkan bahwa segala

sesuatu yang bisa dan biasa ditemukan peserta didik dalam kesehariannya dapat dijadikan

media pembelajaran yang lebih kontekstual.


Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti akan mencoba melaksanakan

pembelajaran Matematika dengan menggunakan media Manipulatif pada materi

pelajaran pecahan kelas IV SDN-2 Kereng Bangkirai. Penerapan pembelajaran dengan

menggunakan Manipulatif diharapkan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka

berpikir diatas dapat terlihat pada gambar dibawah ini :

Dalam pembelajaran Matematika guru


Kondisi Awal belum menerapkan Media Manipulatif: Mengapa hasil
a. Hasil belajar peserta didik dibawah belajar
standar KKM Matematika
pada materi
b. Pembelajaran kurang menarik pecahan
dibawah
c. Peserta didik mudah bosan
Tindakan standar KKM

Dalam pembelajaran Matematika guru


menggunakan media Manipulatif Siklus I
melalui tahapan-tahapan :
Siklus II

Dalam pembelajaran Matematika guru


belum menerapkan Media Manipulatif:

a. Pembelajaran menjadi
Kondisi Akhir menyenangkan.

b. Ada peningkatan hasil belajar


peserta didik terhadap pembelajaran
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Matematika

Adapun penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan alternatif referensi

oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

1) Penelitian Resty Riana (2013) dengan judul “Penggunaan Media Manipulatif

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matemaatika

Sekolah Dasar” mengatakan bahwa penggunaan media manipulatif jarring-jaring

dapat meningkatkan hasil belajar matematika terlihat pada siklus I nilai rata-rata
78,25 meningkat pada siklus 2 dengan rata-rata 92,00. Ini berarti mengalami

peningkatan sebesar 13,75.

2) Penelitian Heldi Susanta (2013) berdasarkan hasil analisis data maka dapat di

simpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPA yang menggunakan media

konkret dengan media gambar pada peserta didik kelas IV SDN-6 Langkai

Palangka Raya. Hal tersebut di dasarkan pada perhitungan menggunakan uji-t

untuk pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar ttabel pada db = n1 + n2 – 2 =

22+21-2 = 41 dan taraf signifikan 5% sebesar 2,021 ((𝛼2 = 0,05)) dengan

demikian thitung atau 3,593 > 2,021. Artinya : Ho ditolak Ha diterima.

3) Berlian Permata Sari (2013) dalam penelitian yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V dengan

Menggunakan Media Papan Berpaku di SDN-2 Pahandut Palangkaraya Tahun

Pelajaran 2013” mengatakan bahwa hasil penelitian siklus I dan dan hasil

penelitian siklus II terdapat peningkatan, yakni perbandingan dari data awal

dengan hasil penelitian siklus I terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 45%,

sedangkan dari penelitian siklus I dengan hasil penelitian siklus II terdapat

peningkatan 10%. Dan perbandingan dari data awal dan hasil penelitian siklus II

terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 55% dengan menggunakan media

papan berpaku pada peserta didik kelas V.

C. Hipotesis Tindakan

Menurut Arikunto (2010:55), “hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang

dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian”. Sedangkan

menurut Riduwan (2007:37), hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus

di uji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan pendapat di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang di uji

lagi kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini bahwa:

1. Aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

media manipulatif pada peserta didik Kelas IV SDN-2 Kereng Bangkirai mengalami
peningkatan aktivitas belajar terlihat dari minat peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran.

2. Ada peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan media manipulatif

pada peserta didik Kelas IV SDN-2 Kereng Bangkirai

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini terhitung sejak bulan Februari sampai dengan Juni tahun

pelajaran 2015.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kereng Bangkirai

Palangka Raya untuk mata pelajaran Matematika Kelas IV. Lokasi penelitian

terletak di Jalan Anggerek No.56 Kecamatan Sebangau.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom action research). Menurut Kunandar (2011:42) “Penelitian

Tindakan Kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research), dan

penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya”. Sedangkan menurut

Arikunto (2012:58) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya”. Penelitian Tindakan Kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah

kondisi sekarang ke arah kondisi yang diharapkan.

29
Secara ringkas, Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekolompok

guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan

dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas juga penelitian yang refleksi yang dilaksanakan

secara siklis (berdaur) dimulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan

kualitas pembelajaran.

Dalam hal ini peneliti menggunakan alat peraga manipulatif sebagai media

yang digunakan untuk pembelajaran matematika di kelas IV SDN-2 Kereng

Bangkirai adapun yang di teliti adalah hasil belajar peserta didik.

C. Kehadiran dan Peran Peneliti

Peran dan partisipasi peneliti dalam penelitian sangatlah penting karena

peneliti mutlak diperlukan pada setiap kegiatan ditempat penelitian dikarenakan

peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengamat, reflector, dan sebagai

pelapor hasil penelitian. Sebagai subyek pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai

pengajar atau guru yang bertugas membuat rancangan pelaksana pemberian (RPP)

sekaligus menyampaikan bahan ajar yang akan di berikan selama pembelajaran.

Disamping itu, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk berperan sebagai pengamat

(observer) yang bertugas mengumpulkan data pada saat proses pembelajaran.

Sebelum melakukan pengamatan para observer dilatih terlebih dahulu agar

memahami materi pengamatan dan model pembelajaran yang akan diterapkan beserta

materi yang akan diajarkan pada saat melakukan penelitian.

D. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN-2 Kereng

Bangkirai yang berjumlah 20 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1
Subjek Penelitian
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
IV 13 7 20
Jumlah 20
Sumber : TU SDN-2 Kereng Bangkirai

E. Rancangan Penelitian

Rancangan PTK dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan yang

berurutan dan berkesinambungan yang dicirikan dengan adanya model kerja yang

dilakukan peneliti dengan menggunakan siklus-siklus, setiap siklus terdiri dari empat

tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

reflleksi/evaluasi. Sebagaimana tergambar pada bagan berikut ini:

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

OBSERVASI

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

OBSERVASI

BERHASIL BERHENTI

BELUM BERHASIL SIKLUS n


Gambar 2

Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ( Mohammad Asrori, 2007:103)

Dari bagan diatas, maka dapat dipaparkan langkah-langkah pelaksanaan

siklus sebagai berikut :

SIKLUS I

a. Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Menyusun lembar observasi aktivitas pendidik dan peserta didik

3) Merancang Media Pembelajaran

4) Menyusun tes hasil belajar peserta didik

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Mempersiapkan bahan serta Media pembelajaran

2) Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok

3) Menyampaikan materi mengenai pengenalan pecahan dengan menggunakan

media Manipulatif

4) Membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang telah disampaikan

5) Memberikan tes hasil belajar kepada peserta didik

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat atau meminta bantuan kepada guru

bidang studi matematika untuk mengamati segala aktivitas dari pendidik

(peneliti) dan peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil kerja peserta didik. Kegiatan menganalisis

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai pada proses
pembelajaran. Hasil refleksi dijadikan sebagai bahan untuk menentukan apakah

siklus I dapat diakhiri atau masih perlu dilakukan siklus selanjutnya.

SIKLUS II

a. Perencanaan

1) Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Menyusun lembar observasi aktivitas pendidik dan peserta didik

3) Merancang media pembelajaran

4) Menyusun tes hasil belajar peserta didik

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Mempersiapkan bahan serta media pembelajaran

2) Melakukan apersepsi pembelajaran

3) Menyampaikan materi mengenai penyerdehanaan pecahan dengan

menggunakan media Manipulatif

4) Membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang telah disampaikan

5) Memberikan tes hasil belajar kepada peserta didik

c. Observasi

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, Observer

melakukan pengamatan kembali terhadap aktivitas dari pendidik (peneliti) dan

peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung guna mendapatkan data

yang diperlukan untuk kegiatan penelitian lebih lanjut.

d. Refleksi

Menganalisis kembali untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis

tindakan dapat tercapai atau tidak. Apabila hipotesis tindakan belum tercapai

maka dapat dilakukan siklus selanjutnya atau siklus n, demikian juga sebaliknya

apabila sudah tercapai maka siklus ini dapat diakhiri. Oleh karena itu, diharapkan

pada akhir siklus ini, hasil belajar peserta didik kelas IV pada pelajaran
Matematika dengan pokok bahasan pecahan dapat meningkat melalui

penggunaan media Manipulatif.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Pada setiap penelitian membtuhkan teknik pengumpulan data. Untuk

mempermudah dalam mendapatkan data yang diharapkan dapat menggunakan

beberapa metode pengumpulan data. Menurut Riduwan (2007:69), “Metode

pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat dignakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data”. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

yaitu :

a) Observasi

Menurut Riduwan (2007:76), “Observasi yaitu melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat

kegiatan yang dilakukan”. Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa

peneliti menggunakan metode observasi untuk mengetahui segala aktivitas

dari pendidik dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

b) Tes

Menurut Sukardi (2012:138) “ Tes merupakan prosedur sistematik

dimana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli

jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka”. Sedangkan

menurut Riduwan (2007:76) “Tes sebagai instrumen pengumplan data adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok”. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar

yang diperoleh dari peserta didik pada mata pelajaran Matematika sebelum

dan setelah penggunaan Media Manipulatif.

a. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengumpulkan data yang digunakan pada penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati suasana kelas saat proses

pembelajaran di kelas yaitu meliputi aktivitas pendidik dan peserta didik dalam

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Observasi ini dilaksanakan dengan mengisi

Lembar Observasi dengan cara memberikan checklist (√). Adapun kisi-kisi dari

Lembar Observasi sebagai berikut:

Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
Skor
NO Aktivitas yang diamati
1 2 3 4
1 Membuka pembelajaran
2 Menyiapkan sarana dan Prasarana
3 Mengkondisikan ruang kelas dan mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
5 Memberikan penjelasan materi kepada peserta didik
6 Menggunakan media selama pembelajaran berlangsung
7 Menghampiri peserta didik yang perlu bantuan dalam
memahami tugas yang diberikan
8 Melakukan tanya jawab dengan peserta didik
9 Membimbing peserta didik dalam menyimpulkan materi
pembelajaran
10 Memberikan motivasi kepada peserta didik agar giat
belajar
Jumlah
Rata-rata
Keterangan Angka Skor :

1 = Sangat Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Baik Sekali

Tabel 3
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
Keterangan :
Skor
NO Aktivitas yang diamati
1 2 3 4
1 Menerima arahan guru
2 Memperhatikan penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan
3 Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi
pelajaran
4 Keaktifan peserta didik selama pembelajaran
berlangsung
5 Perilaku yang tidak relevan pada saat KBM
6 Melaksanakan tugas yang diberikan guru
7 Peserta didik memperagakan media yang sudah
dicontohkan
8 Partisipasi peserta didik terhadap penggunaan media
9 Ketertarikan peserta didik terhadap media
Manipulatif
10 Mengumpulkan hasil pekerjaan
11 Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi
yang diajarkan
Jumlah
Rata-rata
1 = Sangat Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Baik Sekali

b. Tes Tertulis

Teknik pemberian Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik

apakah mengalami peningkatan pada pemahaman tentang apa yang diajarkan.

Teknik Tes yang dilakukan peneliti menggunakan Tes Tertulis dalam bentuk isian
dan soal cerita yang terbagi menjadi dua macam yaitu Tes sebelum pembelajaran

(pre-test) serta setelah proses pembelajaran (post-test).

Pre-test atau Tes awal dilakukan untuk mencari tahu sejauh mana materi

pelajaran yang diajarkan telah dikuasai atau dipahami peserta didik. Sedangkan,

Post-test atau Tes akhir dilakukan dengan tujuan mencari tahu bagaimana

kemampuan dan pemahaman peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan media Manipulatif. Adapun kisi-kisi Lembar Tes sebagai berikut :

Tabel 4

Kisi-kisi Lembar Pre-test

Materi Standar Kompetensi Indikator No Jumlah


Kompetensi Dasar Butir item
Soal
I. Pre-test
Pecahan 1.Memahami 1.1 Melakukan 1.Menjelaskan 1,2,3,4,5 5
sifat-sifat operasi hitung arti pecahan dan
operasi hitung bilangan bulat mengurutkan
bilangan dan dan pecahan pecahan
Menggunakan
pecahan dalam 2.Membandingk 6,7,8,9,10 5
pemecahan an pecahan
masalah
Jumlah 5 5

Tabel 5
Kisi-kisi Lembar Post-test
Materi Standar Kompetensi Indikator No Jumlah
Kompetensi Dasar Butir item
Soal
II. Post-test
Pecahan 1.Memahami 1.1 Melakukan 1.Menjelaskan 1,2,3,4,5, 5
sifat-sifat operasi hitung arti pecahan dan
operasi hitung bilangan bulat mengurutkan
bilangan dan dan pecahan pecahan
Menggunakan 6,7,8,9,10 5
pecahan dalam 2.Membandingk
pemecahan an pecahan
masalah
Jumlah 10 10
b. Uji Coba Instrumen

Uji instrumen dan Validitas isi

Validitas adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat ketepatan

keabsahan instrument yang digunakan semakin tepat alat yang digunakan


maka semakin tinggi pula validitas instrument tersebut. Menurut Sukardi

(2005:112), “Validitas suatu instrumen penelitian merupakan derajat yang

menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur”. Hal

tersebut sependapat dengan Sugiyono (2007:172) “bahwa valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”. Sedangkan Riduwan (2007:97) lebih menyederhanakan lagi “bahwa

valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan)”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi (content

validity), sedangkan validitas isi adalah suatu ukuran yang menyatakan

tingkat ketepatan antara materi yang akan diukur dengan materi yang

seharusnya diukur. Suatu instrumen disebut memiliki validitas isi jika butir-

butir pertanyaan/pernyataan dalam instrumen itu memiliki kesesuaian dengan

indikator variabel. Ada dua validator dalam penelitian ini yaitu validator I Drs.

Orhan, M.Pd dan validator II Ngawang wali kelas IV SDN 2 Kereng

Bangkirai

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data guna menjawab permasalahan, maka data yang

diperoleh dari hasil pengumpulan data pada setiap kegiatan observasi dari

pelaksanaan siklus, penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

teknik presentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran. Data yang diperoleh melalui instrument yang telah dikumpulkan

sebelumnya diolah menjadi dua jenis yaitu kuantitatif dan kualitatif.

1. Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari rumus ketuntasan individu, ketuntasan klasikal.

a. Ketuntasan Individu
Individu dikatakan tuntas bila ketuntasan individu yang tercapai sebesar

≥85%. Untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik (individual) dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

𝑇
KB = x 100%
𝑇1

Dimana :

KB = Ketuntasan Belajar

T = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik

T1 = Jumlah skor total (Trianto : 2009)

b. Ketuntasan Klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

tersebut terdapat ≥ 85% peserta didik yang telah tuntas belajarnya. Untuk dapat

menentukan ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 (𝐾𝐵)


KK = [ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
] x 100%

Keterangan

KK = Persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

KB = Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

N = Jumlah siswa seluruhnya (Widiyoko 2005:55)

2. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yang dimaksudkan untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang dilakukan. Data

kualitatif diperoleh dari aktivitas terhadap peneliti dan aktivitas terhadap peserta

didik selama proses pembelajaran dengan menganalisis aspek-aspek yang dilihat

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media Manipulatif. Data

kualitatif berupa lembar-lembar observasi hasil belajar dari hasil observasi


kepada guru dan peserta didik. Menurut Budiniggarti (Frentino, 2012:38) untuk

menilai kemampuan guru digunakan kategori sebagai berikut :

Kurang baik = 1- 1,9


Cukup baik = 2- 2,9
Baik = 3- 3,9
Baik Sekali =4
Kategori untuk melihat kuantitas keaktifan peserta didik yaitu :

1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik Sekali

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Untuk melihat tingkat keberhasilan dari penelitian ini dengan indicator

keberhasilan penelitian sebagai berikut :

1. Aktivitas Peserta Didik

Peningkatan aktivitas peserta didik pada penelitian ini dapat ditentukan dari

hasil observasi selama pembelajaran. Aktivitas peserta didik dapat dikatakan

berhasil atau meningkat apabila mencapai skor 33 atau lebih.

2. Hasil Belajar Peserta Didik

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang telah ditetapkan SDN 2

Kereng Bangkirai Palangka Raya untuk mata pelajaran Matematika adalah 60.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan perolehan nilai

peserta didik di atas nilai KKM yaitu 60.

Hasil yang diperoleh dari nilai tes akhir mencerminkan kemampuan peserta

didik untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi Pecahan

dengan menggunakan media Manipulatif. Penelitian ini dikatakan berhasil

apabila hasil belajar pesrta didik secara klasikal dapat mencapai 85% peserta didik

yang memperoleh nilai ≥ 60.

I. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian dilaksanakan pada bulan februari sampai degan

bulan Juni 2015 dengan pelaksanaan sebagai berikut :

Tabel 6

Waktu Rencana Penelitian

Bulan
Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
Minggu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
ke…
Penyusunan
√ √ √ √ √
proposal
Seminar
√ √
Proposal
Revisi
√ √ √ √
Proposal
Perencanaan
√ √ √ √
Penelitian
Pelaksanaan
√ √
siklus I
Pelaksanaan
√ √
siklus II
Pengolahan
√ √ √ √ √
Data PTK
Ujian hasil

PTK
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers.

Asrori, M, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV. Wacana Prima.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Pendidikan Matematika I, Jakarta : Universitas


Terbuka.

Djamarah, S, 2011, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

__________, S dan Aswan Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Hamalik , 2011, Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Bumi Aksara.

Haryanti, 2013, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan
Media Konkret Mata Pelajaran IPA Kelas V di SDN I Bukit Tunggal.
Heruman, 2008, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Jennah, R, 2009, Media Pembelajaran, Banjarmasin : Antasari Press.

Karso, 2007, Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kunandar, 2007, Guru Profesional, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

, 2011, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Muhibbin, 2011, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muhsetyo, dkk, 2007, Pembelajaran Matematika SD, Jakarta : Universitas Terbuka.

Mukhtar dan Martinis Yamin, 2007, Kiat Sukses Mengajar Dikelas. Jakarta : PT. Nimas
Miltina.

Munadi, Y, 2008, Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press.

Permata Sari, 2013, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V
dengan Menggunakan Media Papan Berpaku di SDN-2 Pahandut Palangkaraya
Tahun Pelajaran 2013.
Rahmiyatun, A, (2014). Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan Dengan
Media Manipulatif Bagi Siswa Kelas IV. From http://digilib.uin-
suka.ac.id/14251/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf,3 Maret
2015
Riduwan, 2007, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung: Alfabeta.

Sadiman, 2010, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Sudjana, N dan Ahmad Rivai, 2002, Media Pembelajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

, 2006, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : PT.
Bumi Aksara.

, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : PT.


Bumi Aksara.

Trianto, (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan,


dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:
PrenadaMedia Group.

Widiyoko, Taufik. (2005). Tesis, “Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang


Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran Di SLTP”.

Yayuk. (2012), Pelaksanaan Pembelajaran di SDN kalampangan Universitas


Muhammadiyah Palangka Raya.
Yuliana, 2013, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan
Media Pembelajaran Benda Konkret pada Peserta Didik Kelas II SDN-9 Menteng
Palangkaraya Tahun Ajaran 2013.

Anda mungkin juga menyukai