PENDAHULUAN
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan
batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, akibat pengaruh
cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai
(terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. (Saridevi, 2013)
Pengolahan lahan sawah atau pengolahan tanah harus dilakukan agar tanah
mendapatkan unsur hara yang berkecukupan. Tanah merupakan medium alami
pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan sumber organik sebagai nutrisi
tanaman. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor
pembentuk tanah yaitu bahan induk, iklim, dan organisme tanah. Sistem
pengelolaan tanah merupakan suatu proses mengelola tanah untuk menjaga dan
meningkatkan kesuburan tanah. Pengolahan tanah tidak hanya untuk menyuburkan
atau meningkatkan unsur hara, tetapi juga mengubah tekstur tanah.
Pengolahan tanah pada sawah tidak hanya dilakukan melalui satu tahap saja
tetapi ada tahapan demi tahapan. Proses yang pertama dilakukan yakni pengolahan
tanah pertama. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memotong, membalik,
mengisi udara, dan membunuh gulma. Pengolahan pertama biasanya menggunakan
alat bajak berupa bajak singkal, bajak rotary, dan bajak piringan. Proses selanjutnya
yaitu pengolahan tanah kedua. Proses ini bertujuan untuk merapikan dan
menghaluskan tanah yang masih berbentuk bongkahan. Pengolahan kedua biasanya
menggunakan garu untuk merapikan
1.2 Rumusan Masalah
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan
batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, akibat pengaruh
cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai
(terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. Tipe penggunaan lahan
sangat peting bagi semua jenis tanah untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah sawah
berbeda dengan tanah lahan kering. Ciri utama tanah sawah adalah identik dengan
genangan air dalam waktu yang lama. Perubahan kimia yang disebabkan oleh
penggenangan tanah sawah sangat mempengaruhi dinamika dan ketersediaan hara
padi (Saridevi, 2013).
Pengolahan padi sawah yang baik dilakukan tidak kurang dari 4 minggu
sebelum penanaman. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan.
Sebelum diolah, lahan digenangiair terlebih dahulusekitar 7 hari. Pada tanah ringan
pengolahan tanah cukup dengan 1 kali bajak dan 2 kali garu, lalu dilakukan
perataan. Pada tanah berat, pengolahan tanah terdiri dari 2 kali bajak dan 2 kali
garu, kemudian diratakan. Kedalaman lapisan olah berkisar 15-20 cm. Tujuannya
untuk memberikan media pertumbuhan padi yang optimal dan gulma dapat
dibenamkan dengan sempurna (Purwono dan Purnamawati, 2007).
1. Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar
dekomposisi berjalan dengan baik
4. Menurunkan laju erosi
5. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Menyatukan pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi
Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang
menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage)
dan pengolahan tanah kedua (secondary tillage) Dalam pengolahan tanah pertama,
tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada
dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan
pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih
berupa bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan
tanah ini penggemburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif. Dalam
pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah
terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus
dan sekaligus mencampurnya dengan tanah (Rizaldi, 2006).
Visi
Menjadi penyelenggara penunjang kegiatan tridarma yang ramah dan profesional.
Misi
Menunjang penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan layanan kepada
masyarakat yang berbasis pertanian industrial, berwawasan bisnis dan ramah
lingkungan.
Tujuan
Menyediakan wahana penunjang kegiatan pembelajaran, penelitian dan layanan
kepada masyarakat yang representatif, aman dan nyaman.
Motto
Layanan prima untuk semua.
Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak
singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan
pengolahan tanah mereka, dengan menggunakan tenaga ternak sapi atau kerbau,
sebagai sumber daya penariknya. Bajak singkal merupakan peralatan pertanian
untuk pengolahan tanah yang digandengkan dengan sumber tenaga penggerak.
Penarik seperti tenaga penarik sapi, kerbau atau traktor pertanian. Bajak singkal
berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman
sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan
pengolahan tanah pertama. Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk
tujuan agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan.
Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga di
bagian perlengkapannya. Mata bajak adalah bagian dari bajak yang berfungsi aktif
untuk mengolah tanah. Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan segala jenis tanah
dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman.
1. Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya
dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan
ke arah kanan. Traktor yang digunakan sebagai tenaga penarik pada
umumnya bertenaga antara 15-25 Hp untuk traktor mini empat roda dan 45-
80 Hp untuk traktor roda besar empat roda. Jumlah bajak yang ditarik
dengan traktor tangan biasanya hanya satu bajak. Traktor mini empat roda
biasanya menarik 1 sampai 2 bajak. Sedangkan untuk traktor besar empat
roda bervariasi, bisa menarik 3 sampai 8 bajak, bahkan bisa lebih dari itu
2. Bajak singkal dua arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya
dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini
mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar
ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan
ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Penggunaan bajak singkal dua
arah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu akan menghasilkan pembalikan
tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk
pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan berbentuk
alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back-furrow), sehingga
pembajakan dapat teratur dan rata. Namun kelemahannya adalah
konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar
perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, perlu
keterampilan yang lebih baik dari pengemudinya
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah mesin
pertanian yang dapat dipergunakan untuk menngolah tanah dan lain-lain pekerjaan
pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan/dipasang di bagian
belakang mesin. Mesin ini mempunyai efesiensi tinggi, karena pembalikan dan
pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua
merupakan mesin serbaguna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak
untuk alat alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan (trailer).
Hand Traktor biasa disebut dengan Traktor tangan. Alat kemudi berupa
setang yang dipegang dengan tangan kanan dan kiri. Hal inilah barangkali yang
menyebabkan traktor tersebut dinamakan traktor tangan. (Angga. 2014)
a b
Gambar a. tampak dari kanan traktor dan b. tampak dari kiri traktor
Bagian bagian hand traktor:
4.5 Irigasi