Anda di halaman 1dari 14

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai UPT baru di lingkungan Universitas Jember, Agrotechnopark
selain mengelola kebun koleksi yang sekarang bernama Kebun Agrotechnopark
Kampus Tegal Boto juga mendapat mandat mengelola Kebun Agrotechnopark di
Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi – Jember. Selain dimanfaatkan sebagai
aktifitas budidaya tanaman untuk kepentingan tridharma juga telah dibangun
Wahana Edukasi Tanaman Obat (WETO).

Wahana Edukasi Tanaman Obat (WETO) Universitas Jember dirancang


untuk menampilkan sarana wisata yang berbasis edukasi dari anak – anak usia dini
sampai masyarakat umum. Wahana ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran
tentang segala aspek tanaman obat dengan tetap memperhatikan keserasian dan
kelestarian lingkungan kebun

Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan
batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, akibat pengaruh
cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai
(terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. (Saridevi, 2013)

Pengolahan lahan sawah atau pengolahan tanah harus dilakukan agar tanah
mendapatkan unsur hara yang berkecukupan. Tanah merupakan medium alami
pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan sumber organik sebagai nutrisi
tanaman. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor
pembentuk tanah yaitu bahan induk, iklim, dan organisme tanah. Sistem
pengelolaan tanah merupakan suatu proses mengelola tanah untuk menjaga dan
meningkatkan kesuburan tanah. Pengolahan tanah tidak hanya untuk menyuburkan
atau meningkatkan unsur hara, tetapi juga mengubah tekstur tanah.

Pengolahan tanah pada sawah tidak hanya dilakukan melalui satu tahap saja
tetapi ada tahapan demi tahapan. Proses yang pertama dilakukan yakni pengolahan
tanah pertama. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memotong, membalik,
mengisi udara, dan membunuh gulma. Pengolahan pertama biasanya menggunakan
alat bajak berupa bajak singkal, bajak rotary, dan bajak piringan. Proses selanjutnya
yaitu pengolahan tanah kedua. Proses ini bertujuan untuk merapikan dan
menghaluskan tanah yang masih berbentuk bongkahan. Pengolahan kedua biasanya
menggunakan garu untuk merapikan
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat dibuat


diantaranya sebagai berikut.

a. Bagaimana profil lokasi dari kunjungan lapang?


b. Apa itu pengolahan tanah?
c. Apa itu pengolahan tanah pertama dan kedua?
d. Apa saja alat dan mesin yang digunakan pada pengolahan tanah?
e. Irigasi
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penulisan


laporan praktikum ini diantaranya sebagai berikut.

a. Mengetahui profil lokasi dari kunjungan lapang


b. Mengetahui definisi dari pengolahan tanah
c. Mengetahui proses pengolahan tanah pertama dan kedua
d. Mengetahui dan menganalisis alat dan mesin pengolahan tanah
e. Irigasi
1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan praktikum ini diantaranya sebagai berikut.

a. Dapat menjelaskan profil dari lokasi kunjungan lapang


b. Dapat menjelaskan definisi pengolahan tanah
c. Dapat menjelaskan proses pengolahan tanah pertama dan kedua
d. Mampu menganalisis penggunaan alat dan mesin perngolahan tanah
pertama dan kedua
e. Irigasi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman tanah merupakan sumberdaya


alam yang utama bagi menunjang usaha pertanian yang menjadi andalan dalam
mempertahankan kelanjutan kehidupan manusia di biosfer ini. Tanah juga sebagai
benda alam yang rumit, tanah yang mempunyai berbagai macam ragam tentunya
memerlukan pola pengolahan yang beragam juga (Lumbanraja, 2013).

Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan
batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, akibat pengaruh
cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai
(terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. Tipe penggunaan lahan
sangat peting bagi semua jenis tanah untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah sawah
berbeda dengan tanah lahan kering. Ciri utama tanah sawah adalah identik dengan
genangan air dalam waktu yang lama. Perubahan kimia yang disebabkan oleh
penggenangan tanah sawah sangat mempengaruhi dinamika dan ketersediaan hara
padi (Saridevi, 2013).

Pengolahan padi sawah yang baik dilakukan tidak kurang dari 4 minggu
sebelum penanaman. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan.
Sebelum diolah, lahan digenangiair terlebih dahulusekitar 7 hari. Pada tanah ringan
pengolahan tanah cukup dengan 1 kali bajak dan 2 kali garu, lalu dilakukan
perataan. Pada tanah berat, pengolahan tanah terdiri dari 2 kali bajak dan 2 kali
garu, kemudian diratakan. Kedalaman lapisan olah berkisar 15-20 cm. Tujuannya
untuk memberikan media pertumbuhan padi yang optimal dan gulma dapat
dibenamkan dengan sempurna (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Pengolahan tanah merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan


tenaga mekanis untuk menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan
tanaman. Salah satu usaha dalam pengolahan tanah tersebut adalah pembajakan
tanah. Setiap daerah mempunyai ciri-ciri dan bentuk bajak yang berbeda-beda.
Bajak singkal sebagai salah satu alat pengolahan tanah dipandang sebagai peralatan
mekanis yang dirancang terutama untuk menciptakan sistem mekanis yang dapat
mengontrol pemakaian gaya, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam
tanah seperti penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan bentuk bajak dan
kecepatan maju terhadap beberapa sifat fisik tanah dan mengetahuikualitas tipe
bajak yang baik untuk tanah. Perbedaan bentuk bajak cenderung menunjukkan
adanya pengaruh jenis tanah (Latiefuddin, 2013).

Menurut Dinas Pertanian (2018), Pengolahan lahan merupakan suatu proses


mengubah sifat tanah dengan mempergunakan alat pertanian sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh lahan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki manusia dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

Pengolahan lahan dalam usaha pertanian bertujuan untuk :

1. Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar
dekomposisi berjalan dengan baik
4. Menurunkan laju erosi
5. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Menyatukan pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi

Kemajuan teknologi dan perkembangan industri membuat kemudahan


dalam pengolahan tanah. Jarang ditemui lagi penggunaak alat pertanian secara
tradisional, seperti penggunaan tenaga hewan. Penggunaan hewan (sapi/kerbau)
untuk kegiatan pengolaha tanah sebagai alternatif juga dihadapkan pada kendala
semakin berkurangnya ladang penggembalaan dan meningkatnya permintaan
hewan potong sehingga populasi semakin berkurang. Sejalan dengan permasalahan
di atas, maka perlu diketahui kebutuhan traktor tangan untuk pengolahan tanah padi
sawah yang ideal dengan menggunakan model simulasi sehingga dapat diketahui
langkah strategis dalam upaya mencapai tujuan dasar mekanisasi pertanian selektif.
Penggunaan traktor tangan untuk pengolahan tanah pada padi sawah diarahkan
untuk menunjang konsep mekanisasi pertanian selektif tersebut. Hal ini akan
merupakan daya tarik bagi tenaga kerja yang sebelumnya bekerja di sektor
pertanian. Di sisi lain pembangunan industri dapat menggeser lahan pertanian
produktif menjadi lahan industri yang mempengaruhi kebutuhan tenaga pengolahan
tanah, khusunya traktor tangan (Prabawa, 2011).

Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang
menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage)
dan pengolahan tanah kedua (secondary tillage) Dalam pengolahan tanah pertama,
tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada
dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan
pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih
berupa bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan
tanah ini penggemburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif. Dalam
pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah
terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus
dan sekaligus mencampurnya dengan tanah (Rizaldi, 2006).

Penggunaan dan pengembangan pemakaian traktor dalam bidang pertanian


merupakan suatu tindakan yang tepat dan tidak terfokus pada kegiatan pengolahan
tanah saja, tetapi juga untuk kegiatan pertanian lainnya. Traktor sebagai sumber
tenaga dalam pengolahan pengolahan tanah, diharapkan mampu mengurangi waktu
dan biaya operasional yang diperlukan. Oleh karena itu, untuk kelancaran
pengerjaan pengolahan tanah dengan alat mekanis, maka diperlukan penghitungan
yang tepat antara lain dengan melihat kondisi lahan yang akan diolah dalam hal ini
tingkat kelembaban tanah, topografi, dan pola pembajakan yang tepat (Al-hadi,
2012).
BAB 3. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan praktikum kunjungan lapang dilakukan di Wahana Edukasi
Tanaman Obat yang berada di Agrotechnopark Jubung, Kecamatan Sukorambi,
Kabupaten Jember. Dilaksanakan pada Sabtu, 09 November 2019. Rentang waktu
pelaksanaan adalah dimulai dari pemberangkatan di Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember pada jam 07.00 hingga pulang meninggalkan Agrotechnopark,
Jubung pada jam 10.30.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup dari praktikum kunjungan lapang ini adalah cara pengolahan
tanah area persawahan. Pelaksanaan praktikum pengolahan tanah ini menggunakan
alat dan mesin pertanian yaitu traktor roda dua atau hand tractor. Mahasiswa
melakukan observasi langsung pada penggunaan traktor roda dua di lahan
mengenai cara kerja dan penggunaanya. Traktor tersebut dioperasikan oleh
mahasiswa secara bergantian di area persawahan di Agrotechnopark, Jubung dan
dipandu oleh operator yang telah ahli menggunakan traktor roda dua.

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada praktikum kali ini adalah berupa data
kualitatif yaitu cara kerja dan penggunaan alat dan mesin pertanian
untuk pengolahan tanah serta cara pembudidayaan berbagai tanaman
yang ditanam di Agrotechnopark, Jubung.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang didapat berasal dari kegiatan observasi pada objek
praktikum dan wawancara ke pihak terkait sehingga data tersebut
disebut data primer. Serta berbagai sumber literatur seperti atikel,
jurnal, buku, dan situs di internet yang berkenaan dengan praktikum
yang dilakukan. Sumber data ini disebut sumber data sekunder.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada praktikum kunjungan lapang tanah
dilakukan dengan observasi dan wawancara di Wahana Edukasi Tanaman Obat
(WETO), di Agrotechnopark, Jubung. Observasi ini dilakukan agar mahasiswa
mengetahui cara kerja dan penggunaan alat dan mesin pertanian berupa traktor roda
dua dalam pengolahan tanah. Wawancara dilakukan dengan cara Tanya jawab
secara langsung kepada pihak pengelola Agrotechnopark, Jubung untuk
mengetahui cara pembudidayaan tanaman di lokasi praktikum.
BAB 4. HASIL KUNJUNGAN LAPANG

4.1 Profil Lokasi Kunjungan

Visi
Menjadi penyelenggara penunjang kegiatan tridarma yang ramah dan profesional.

Misi
Menunjang penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan layanan kepada
masyarakat yang berbasis pertanian industrial, berwawasan bisnis dan ramah
lingkungan.

Tujuan
Menyediakan wahana penunjang kegiatan pembelajaran, penelitian dan layanan
kepada masyarakat yang representatif, aman dan nyaman.

Motto
Layanan prima untuk semua.

Unit Pelaksana Teknis Agrotechnopark Universitas Jember telah dirintis


sejak tahun 2006. Awalnya berupa rintisan kebun koleksi bibit dan tanaman, yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran di lingkungan Universitas
Jember. Dalam pelaksanaan kegiatan unit ini dikelola oleh suatu kepanitiaan yang
langsung bertanggung jawab kepada Rektor Universitas Jember. Hingga menjelang
akhir tahun 2011, kegiatan pengembangan kebun koleksi ini menempati lahan
seluas 1 hektar yang berada didalam lingkungan kampus Universitas Jember.

Berdasar SK Rektor Universitas Jember Nomor 12282/H.25/TU.2/2011


tanggal 2 Nopember 2011, status kelembagaan ditingkatkan menjadi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dengan nama UPT Agrotechnopark Universitas Jember.
Sebagai UPT baru di lingkungan Universitas Jember, Agrotechnopark selain
mengelola kebun koleksi yang sekarang bernama Kebun Agrotechnopark Kampus
Tegal Boto juga mendapat mandat mengelola Kebun Agrotechnopark di Desa
Jubung, Kecamatan Sukorambi – Jember.
4.2 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dalam usaha budidaya tanaman perlu dilakukan, karena


dapat meningkatkan unsur hara pada tanah. Peningkatan unsur hara terjadi karena
adanya pemberian nutrisi atau pupuk secara organik maupun anorganik. Pemberian
nutrisi secara organik dapat dilakukan saat tanah dibalik menggunakan cangkul,
sisa-sisa tanaman yang terdapat di tanah tersebut akan terpendam dan membusuk
lalu menjadi pupuk organik, sehingga pupuk dan tanah juga tercampur rata.
Pengolahan tanah tersebut juga dapat membasmi gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan tumbuh disekitar tanah yang akan ditanami. Pembasmian gulma
berfungsi untuk menghindari penghambatan pada tanaman yang akan ditanam.
Terdapat fungsi lain yaitu meratakan dan /atau membuat guludan tanah. Guludan
tanah dapat memudahkan pekerjaan saat penanaman tanaman di tanah tersebut.
Pengolahan tanah juga dapat mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase,
tujuannnya agar pengairan berjalan lancar, serta tidak ada saluran air yang
tersumbat sehingga tanaman tergenang oleh air yang dapat berakibat mematikan
tanaman tersebut. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga maupun
hama yang lain, karena terjadinya perubahan tempat tinggal dan terkena sinar
matahari yang terlalu terik. Pengolahan tanah berfungsi sebagai penurun laju erosi,
sehingga tanah tidak tergerus oleh air yang akan membawa unsur hara untuk
tanaman. Pada pengolahan lahan sawah untuk tanaan padi, pengolahan sawah
digunakan untuk membuat tekstur tanah menjadi berlumpur. Pengolahan tanah
dilakukan untuk daerah dan jenis-jenis tanaman tertentu, karena pada daerah yang
memiliki kelerengan yang agak curam dan varietas tertentu tidak mendapatkan
pengolahan tanah yang optimum, bahkan tidak diolah sama sekali.
Pengolahan tanah harus dilakukan sesuai dengan teknik atau prosedur.
Sebelum dilakukannya pengolahan tanah, pertama lahan sawah harus dibersihkan
dari sisa-sisa rumput atau jerami. Pembersihan bisa dilakukan menggunakan
cangkul dan sabit. Sisa tanaman padi yang dibersihkan dikumpulkan, agar
disebarkan dipetakan sawah. Sebaiknya sisa tanaman tersebut tidak dibakar, karena
pembakaran akan menghilangkan beberapa unsur hara pada kandungan jerami
tersebut. Jerami yang masak selain digunakan sebagai pupuk organik, dapat
dimanfaatkan untuk menjadi naungan alami pada saat penaburan benih padi.
Setelah pembersihan sisa-sisa tanaman padi atau jerami, dilakukan
perbaikan pada saluran atau galengan. Perbaikan ini bermaksud agar tidak terjadi
kehilangan air, karena dalam proses pengolahan tanah, air tidak boleh mengalir
keluar. Saluran dibersihkan dari rumput-rumputan dan diperbaiki agar biji gulma
tidak terbawa kedalam petakan-petakan sawah yang berakibat tumbuhnya gulma,
sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Galengan disawah juga dibuat lebih
tinggi agar dapat menahan air dengan baik.
Pencangkulan dilakukan setelah tanah digenangi oleh air terlebih dahulu.
Penggenangan dilakukan agar tanah menjadi lunak dan rumput-rumput yang tidak
terangkat saat pembersihan dapat membusuk. Pencangkulan dapat dilakukan saat
perbaikan saluran air dan galengan. Pencangkulan juga dilakukan setelah
pembajakan, agar mencangkul tanah yang tidak terbajak, terutama bagian tepi
petakan sawah.
Pembajakan dilakukan agar membalikan tanah, membenamkan rumput dan
membenamkan bahan organik seperti pupuk kompos agar bercampur dengan tanah.
Pembajakan dapat dilakukan dengan tenaga mesin ataupun tenaga hewan.
Penggunaan tenaga mesin atau traktor lebih memudahkan pembajakan serta efisien
dalam pengolahan tanah, tetapi memiliki dampak pada polusi udara yang
mencemari lingkungan. Pembajakan dengan tenaga hewan sudah jarang kita
jumpai, pembajakan ini menghabiskan waktu dan tenaga kerja. Pembajakan hewan
memiliki kelebihan menjaga lingkungan sekitar, dan biaya pengoperasiannya lebih
murah.
Penggaruan dilakukan setelah pembajakan pada lahan. Tujuan dari
penggaruan adalah mengurangi peresapan air kebawah, meratakan tanah serta
meratakan pupuk yang dibenamkan pada tanah, selain itu membuat pelumpuran
pada sawah lebih sempurna. Penggaruan dilakukan dengan cara melintang dan
memanjang. Penggaruan dilakukan menggunakan mesin traktor ataupun tenaga
hewan dengan cara mengganti mata bajak dengan garu.
4.3 Pengolahan Tanah Pertama dan Pengolahan Tanah Kedua

4.4 Alat dan Mesin Pengolahan Tanah

Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak
singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan
pengolahan tanah mereka, dengan menggunakan tenaga ternak sapi atau kerbau,
sebagai sumber daya penariknya. Bajak singkal merupakan peralatan pertanian
untuk pengolahan tanah yang digandengkan dengan sumber tenaga penggerak.
Penarik seperti tenaga penarik sapi, kerbau atau traktor pertanian. Bajak singkal
berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman
sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan
pengolahan tanah pertama. Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk
tujuan agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan.
Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga di
bagian perlengkapannya. Mata bajak adalah bagian dari bajak yang berfungsi aktif
untuk mengolah tanah. Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan segala jenis tanah
dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman.

Berdasarkan arah lemparan lempengan tanah, bajak singkal dibedakan


menjadi dua tipe, yakni :

1. Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya
dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan
ke arah kanan. Traktor yang digunakan sebagai tenaga penarik pada
umumnya bertenaga antara 15-25 Hp untuk traktor mini empat roda dan 45-
80 Hp untuk traktor roda besar empat roda. Jumlah bajak yang ditarik
dengan traktor tangan biasanya hanya satu bajak. Traktor mini empat roda
biasanya menarik 1 sampai 2 bajak. Sedangkan untuk traktor besar empat
roda bervariasi, bisa menarik 3 sampai 8 bajak, bahkan bisa lebih dari itu
2. Bajak singkal dua arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya
dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini
mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar
ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan
ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Penggunaan bajak singkal dua
arah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu akan menghasilkan pembalikan
tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk
pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan berbentuk
alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back-furrow), sehingga
pembajakan dapat teratur dan rata. Namun kelemahannya adalah
konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar
perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, perlu
keterampilan yang lebih baik dari pengemudinya

Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah mesin
pertanian yang dapat dipergunakan untuk menngolah tanah dan lain-lain pekerjaan
pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan/dipasang di bagian
belakang mesin. Mesin ini mempunyai efesiensi tinggi, karena pembalikan dan
pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua
merupakan mesin serbaguna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak
untuk alat alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan (trailer).

Traktor tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai


sebuuah poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang berkisar 1740 –
2290 mm, lebar berkisar 710 – 880 mm dan dayanya berkisar 6 – 10 HP. Sebagai
daya penggerak utamanya menggunakan motor diesel silinder tunggal. (Rizaldi.
2006)

Hand Traktor biasa disebut dengan Traktor tangan. Alat kemudi berupa
setang yang dipegang dengan tangan kanan dan kiri. Hal inilah barangkali yang
menyebabkan traktor tersebut dinamakan traktor tangan. (Angga. 2014)
a b
Gambar a. tampak dari kanan traktor dan b. tampak dari kiri traktor
Bagian bagian hand traktor:

4.5 Irigasi

Anda mungkin juga menyukai