Anda di halaman 1dari 7

MINI RISET

POLUSI OLEH ASAP KENDARAAN DI LINGKUNGAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Mata Kuliah : Kimia Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. techn. Marini Damanik, M.Si dan
Rikha Yolanda S.Si.,M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK II
Qomaruddin Ramadhansyah D (4172131007)
Nada Maghfira Meutia (4173131026)
Novita Augustina Sitanggang (4173131031)
Tia Utami (4171131033)
Dinda Aprilia (4173331015)
Pendidikan Kimia C 2017

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Mah Esa yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dari mata kuliah Kimia
Lingkungan.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan dan hambatan itu dapat
diatasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, orang
tua, teman-teman dan seluruh pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan
sehingga tugas ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada Mini Riset ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
dari pembaca. Penulis berharap Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi setiap orang
yang membacanya.

Medan, 5 November 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................1
B. TUJUAN ..........................................................................................................3
C. HASIL PENGAMATAN.................................................................................3
D. KESIMPULAN ...............................................................................................4
E. SARAN ............................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................4

ii
A. LATAR BELAKANG
Udara merupakan faktor yang penting dalam hidup dan kehidupan. Namun
pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota
dan pusat-pusat industri, serta berkembangnya transportasi, maka, kualitas
udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran
udara, atau, sebagai berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan yang
normal; yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel
kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu yang
cukup lama, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan
tanaman.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa
kontaminan di dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas,
kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai
sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat
menimbulkan gangguan-gangguan tehadap kehidupan manusia, tumbuhan,
atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat memepengaruhi
kelestarian kehidupan organisme.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab pencemaran udara adalah asap
dari kendaraan bermotor. Padatnya kendaraan bermotor di sejumlah ruas jalan
kota-kota besar sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Hiruk pikuk
kendaraan bermotor menyebabkan kemacetan yang cukup parah di sejumlah
ruas jalan kota besar di Indonesia. Tidak heran jika kota-kota besar tersebut
menjadi asupan utama penyebaran polusi udara. Gas-gas dari knalpot
kendaraan bermotor merupakan salah satu pencemaran lingkungan. Polutan
udara utama adalah akibat gas-gas buang kendaraan bermotor yang tiap tahun
bertambah dengan cepat. Kontribusi pencemaran udara yang berasal dari sector
transportasi mencapai 60 persen. Tingginya kontribusi pencemaran udara dari
sektor transportasi menimbulkan masalah kualitas udara.
Polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor antara lain karbon
monoksida (O), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), Sulfur dioksida
(SO2), timah hitam (Pb) dan karbon dioksida (CO2). Dari beberapa jenis
polutan ini, karbon monoksida (CO) merupakan salah satu polutan yang paling

1
banyak yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Polutan CO yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor memberi dampak negatif bagi kesehatan
manusia. Karbon monoksida merupakan bahan pencemar berbentuk gas yang
sangat beracun.
Berikut tabel perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia.
Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia, sudah tentu memicu terjadinya
peningkatan polusi atau pencemaran udara.
Tabel 1 Jumlah Kendaraan Tahun 2011-2013

Jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah setiap tahunnya memicu


kualitas udara yang semakin hari semakin menurun. Pencemaran udara yang
terjadi menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Menurut
Margahayu et al. (2015), gas polutan yang tinggi dapat menyebabkan infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), iritasi mata, tenggorokan gatal dan batuk.
Penilitian Astra (2010) menunjukkan hasil kendaraan bermotor merupakan
sumber terbesar polusi udara.
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat
menimbulkan kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon
monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. berikut ini kerugian yang
ditimbulkan gas-gas tersebut
A.Karbon dioksida
Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar
karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan
bumi.
B. Karbon monoksida

2
Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran
pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk
COHb (karboksihemoglobin)
C. Oksida Belerang
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi dengan air
dalam sluran pernapasan dan membentukasam sulfat yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam
air hujan dan menyebabkan hujan asam.
D.Oksida nitrogen
NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain danmenimbulkan
fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu,
serta menurunkan kualitas materi.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil seperti limbah (Pb),
beberapa hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik dapat jatuh ke
tanah bersama air hujan atau mengendap bersama debu dan mengkontaminasi
tanah dan air.
Oleh karena tingginya pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor,
maka penulis bermaksud melakukan mini riset untuk mengamati pencemaran
udara oleh kendaraan bermotor yang terjadi di lingkungan sekitar kampus
Universitas Negeri Medan.
B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan mini riset ini adalah:
1. Mengamati pencemaran udara oleh kendaraan bermotor yang terjadi di
lingkungan sekitar kampus Universitas Negeri Medan.
2. Mengamati intensitas pencemaran udara oleh kendaraan bermotor di
lingkungan sekitar kampus Universitas Negeri Medan.
C. HASIL PENGAMATAN
Lokasi : Universitas Negeri Medan
Lama Pengamatan : 1 minggu (selasa-senin)
Waktu Pengamatan : Pukul 08.00 WIB dan Pukul 16.00 WIB

3
Hasil Pengamatan :

D. KESIMPULAN

E. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Astra IM. 2010. Energi dan Dampaknya terhadap Lingkungan. Jurnal Meteorologi
Dan Geofisika 11(2): 131-139.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. 2013. Zat – zat Pencemar
Udara.
Margahayu H, Haryanto & Dewi LS. 2015. Analisis Konsentrasi Gas CO dan
timbal pada Taman Kota di Kecamatan Semarang Selatan dan Tengah Kota
Semarang. Jurnal Geo Image 4(1): 1-4.
Muldiyanto A, Mudjiastuti H & Mukti W. 2007. Kualitas Udara akibat Kegiatan
Transportasi di Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional. B-14: 1-6.
Saepudi, Aep, dan Tri admono. 2005. Kajian Pencemaran Udara Akibat Emisi
Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta, LIPI.
Sastrawijaya AT. 2010. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai