Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Pengecoran Logam pada
semester gasal tahun 2019/2020 yang diampuh oleh R.N. Akhsanu Takwim, S. T., M.T
Oleh:
Ganecha Januar W.K NIM. 1731210199
3C D3 Teknik Mesin
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan praktikum teknik pengecoran logam ini dengan sebaik-baiknya.
Penulisan laporan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teknik Pengecoran Logam. Selain itu, penulisan laporan ini
pun dimaksudkan untuk mencapai kompetensi dasar perkuliahan Teknik
Pengecoran Logam.
Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan tersebut menjadi rintangan yang menghalangi penulis untuk
menyelesaikan laporan ini. Namun berkat bantuan, arahan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat teratasi.
Sebagai penutup, penulis kembali mengucapkan terima kasih dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, penulis juga
mengharapkan apresiasi dari pembaca baik berupa saran maupun kritik.
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.3.1 Pasir................................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................. 18
PEMBAHASAN ................................................................................................... 18
BAB V .................................................................................................................. 21
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 21
b. Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada
temperature tinggi. Seperti namanya, cetakan ini digunakan berulang-
ulang dan dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat
dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan
berikutnya. Cetakan logam dapat digunakan kembali karena bersifat
konduktor dan lebih baik daripada cetakan bukan logam yang terbuang
setelah digunakan. sehingga, cetakan padat terkena tingkat yang lebih
tinggi dari pendinginan, yang mempengaruhi sturktur mikro dan ukuran
butir dalam pengecoran.
c. Comosite molds, yang mana terbuat dari dua atau lebih material yang
berbeda (seperti pasir, grafit, dan logam) dengan menggabungkan
keunggulan masing-masing bahan. Pembentuk ini memiliki sifat tetap dan
sebagian dibuang dan digunakan di berbagai proses cetakan untuk
meningkatkan kekuatan pembentuk, mengendalikan laju pendinginan, dan
mengoptimalkan ekonomi keseluruhan proses pengecoran.
Kerugiannya adalah :
Ada dua faktor yang mempengaruhi fluiditas logam cair, yaitu temperatur
dan komposisi unsur. Temperatur penuangan secara teoritis harus sama atau diatas
garis liquidus. Jika temperatur penuangan lebih rendah, kemungkinan besar terjadi
solidifikasi didalam gating sistem dan rongga cetakan tidak terisi penuh. Cacat ini
disebut juga dengan nama misrun. Cacat lain yang bisa terjadi jika temperatur
penuangan terlalu rendah adalah laps dan seams. Yaitu benda cor yang dihasilkan
seakan-akan membentuk alur-alur aliran kontinu logam yang masuk kedalam
rongga cetak, dimana alur satu dengan alur lai berdampingan daya ikatannya tidak
begitu baik. Jika temperatur penuangan terlalu tinggi pasir yang terdapat pada
dinding gating sistem dan rongga cetakan mudah lepas sewaktu bersentuhan
dengan logam cair dan permukaanya menjadi kasar. Terjadi reaksi yang cepat
antara logam tuang, dengan zat padat, cair dan gas diadalam rongga cetakan. Dari
pengujian ini dapat dicari daerah temperatur penuangan yang menghasilkan
produk dengan cacat yang seminim mungkin.
Gambar 11 (Hasil Pulley dan Handle Rem Setelah Dibersihakan & Machining)
4.2 Analisa Hasil Praktikum
Hasil praktikum teknik pengecoran logam memiliki beberapa cacat
pengecoran. Adapun cacat pengecoran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Porositas
Porositas berupa lubang di dalam permukaan berbentuk bola dan halus.
Cacat ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1) Gas terbawa dalam logam cair selama pencairan.
2) Gas terserap dalam logam cair selama penuangan atau injeksi.
3) Reaksi logam induk dengan uap air dari cetakan.
4) Temperatur pencairan terlalu tinggi dan waktu pencairan terlalu lama.
5) Penuangan yang terlalu lambat.
6) Cawan tuang dan sistem saluran yang basah.
7) Cetakan yang kurang kering.
b. Permukaan kasar
Hasil pengecoran memiliki permukaan yang kasar yang dapat
disebabkan oleh cetakan rontok. Cetakan rontok tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu bagian cetakan yang lemah runtuh, cetakan runtuh
saat penarikan pola, kemiringan pola tidak cukup, cetakan kurang padat,
kekuatan pasir cetak kurang,
c. Kesalahan ukuran
Hasil pengecoran memiliki ukuran yang tidak sesuai dengan
ukuran coran yang diharapkan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cetakan
yang mengembang atau penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan praktikum teknik pengecoran logam adalah sebagai berikut:
a. Hasil praktikum pengecoran memiliki beberapa cacat yaitu porositas,
permukaan kasar dan kesalahan ukuran.
b. Setelah praktikum teknik pengecoran logam, mahasiwa dapat mengetahui
prosedur dan teknik pengecoran logam cetakan pasir basah dan cetakan
pasir kering.
5.2 Saran
Saran praktikum teknik pengecoran logam adalah sebagai berikut:
a. Porositas hasil coran dapat dikurangi dengan melakukan peniupan gas
inert ke dalam cairan logam, pencairan kembali, atau perencanaan yang
tidak menyebabkan turbulen pada aliran logam cair, sehingga dapat
menghilangkan kandungan gas di dalam cairan logam.
b. Permukaan yang kasar akibat cetakan rontok dapat dihindari dengan cara
pembuatan cetakan harus lebih cermat dan teliti.
c. Kesalahan ukuran hasil coran dapat dihindari dengan membuat pola yang
teliti dan cermat, serta memperhitungkan faktor penyusutan logam dengan
cermat.