Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 4173141012
Kelas : Biologi Dik B 2017
Mata Kuliah : Praktikum Ekologi Tumbuhan
DAUR KARBON
Karbon merupakan unsur alami yang ada di bumi dan selalu melakukan siklus yang
terjadi dari waktu ke waktu. Di atmosfer terdapat kandungan CO2, sebanyak 0,03%. Sumber
CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara
dan asap pabrik.
CO2 yang terkandung dalam atmosfer dan larut dalam air membentuk persediaan
(sumber) C organic berasal fotosintesis, terutama oleh tanaman hijau, yang mengekstrat C dari
cadangan batuan arang ini tercampur ke dalam molekul organic kompleks, sebagai sari bahan
untuk hidup.
Meskipun karbon merupakan unsur yang sangat langka dalam sector bumi yang tidak
hidup didalam benda hidup terdapat 18%. Kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon
merupakan dasar untuk keragaman molecular dan ukuran molecular dan tanpa ini tidak akan
ada. Selain pada bahan organic, karbonsebagai gas karbon dioksida dan sebagai batuan karbonat
(koral). Yang sangat membutuhkan senyawa hijau yang dapat menetralkannya.
Pada umumnya karbon ditemui berupa hasil pembakaran dari dalam tubuh mahluk
hidup, dan hal ini biasanya diseimbangkan dengan adanya tumbuhan hijau sebagai perombak
karbon menjadi oksigen pembentuk siklus karbon menjadi oksigen sebagai pembentuk siklus
karbon itu sendiri.
Aktivitas dalam ekosistem yang merupakan keterkaitan antara mahkluk hidup dengan
lingkungannya membentuk siklus-siklus pertukaran sejumlah besar material yang disebut siklus
materi. Siklus materi menyangkut bagaimana aliran atau perjalanan materi yang terdiri dari
bahan-bahan kimia dari satu media ke media lainnya dalam lingkungan, termasuk media
kehidupan (Achmad, 2004). Bahan-bahan kimia yang berputar dalam siklus tersebut
diantaranya: karbon, nitrogen, oksigen, hidrogen, belerang dan fosfor. Siklus materi tidak hanya
berputar pada lingkungan abiotik namun juga ke dalam tubuh biota, maka siklus materi ini
disebut siklus biogeokimia.
Ada 2 fase siklus biogeokimia yaitu fase atmosfer dan fase sedimen. Siklus biogeokimia
yang terjadi dominan di fase atmosfer disebut waduk atmosfer dan siklus biogeokimia yang
terjadi dominan di fase sedimen disebut waduk sedmien. Fase atmosfer penting bagi elemen
kimia seperti nitrogen. Sedangkan fase sedimen penting misalnya bagi fosfor yang kurang
mengikuti fase atmosfer (Wirakusumah, 2003)
Siklus karbon merupakan satu diantara siklus materi yang terjadi di ekosistem global
atau biosfer ini. Siklus karbon adalah perubahan jumlah karbon dianatar 3 reservoir atau tempat
penyimpanan: tanah, lautan dan atmosfer. Lautan adalah reservoir karbon terbesar dalam biosfer
(Sulzman, 2000). Siklus karbon masuk ke dalam tubuh organisme melalui respirasi dan
memasuki rantai pakan melalui proses fotosintesis yang menjadi sumber karbon yang dapat
terbarukan. Respirasi merupakan contoh siklus karbon yang lengkap. Namun sebagian karbon
ada yang difermentasikan dan atau membentuk jaringan lainnya menjadi karbon terikat atau
menjadi material organik yang diserap tanah.
Dikatakan laut sebagai reservoir karbon terbesar dalam biosfer karena aktivitas
fotosintesis ganggang merupakan fiksasi senyawa karbon yang sangat dominan dalam air.
Dengan mengambil CO2, pH air meningkat dan dapat mengendapkannya sebagai CaCO3 dan
CaCO3.MgCO3. Namun karbon yang terlarut dalam air baik air permukaan maupun sumber air
adalah dalam bentuk HCO3- (Achmad, 2004).
Proses respirasi adalah penggunaan oksigen oleh organisme aerob untuk diubah bersama
bahan makanan menjadi energi dengan limbah berupa karbon dioksida. Respirasi dapat
dilakukan diseluruh area biosfer yang menyediakan oksigen baik di daratan maupun perairan.
Respirasi di perairan menggunakan oksigen terlarut atau distilled oxygen (DO) dalam air bukan
oksigen bebas seperti di udara. Kadar DO dalam air dipengaruhi oleh salinitas, ketinggian,
temperatur air dan pergerakan air tanah (Addy, et. al, 1997). Nilai oksigen terlarut dalam air
cenderung sama dengan nilai oksigen pada konsentrasi udara jenuh hal ini disebabkan oleh
turbulensi air dan gelembung dalam air (Petsch, 2003).
Respirasi di dalam air bermula dari adanya aktivitas fotosintesis organisme ber klorofil
dalam air. Tumbuhan akuatik lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber karbon
dibandingkan dengan bikarbonat dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat berperan sebagai
sumber karbon. Namun, di dalam kloroplas bikarbonat harus dikonversi terlebih dahulu menjadi
karbondioksida dengan bantuan enzim karbonik anhidrase (Effendi, 2003). Secara keseluruhan
respirasi diformulasikan sebagai berikut:
Hydrilla sp. sebagai tanaman air yang melakukan respirasi di dalam air dapat
menggunakan CO2 bebas yang tersedia di sekitar perairan dan dapat juga memanfaatkan
bikarbonat ketika berada pada kondisi tertentu, yaitu pH tinggi, dan konsentrasi karbonat tinggi
(Puspitanignrum, 2012). Selain Hydrilla sp. sebagai produsen oksigen, dalam praktikum ini
diamati juga respirasi dari Lymnaea sp. Moluska ini tubuhnya asimetri bilateral, lunak dan tidak
bersegmen. Memiliki cangkang tunggal berpilin membentuk spiral terbuat dari zat kapur. Pada
sisi ventral tubuh terdapat otot atau kaki yang berguna sebagai alat gerak, sedangkan bagian
dorsal diselubungi oleh cangkang tanpa operculum dan arah putaran cangkangnya dekstral atau
ke arah kanan (Murtianingtyas, 2006).
Empat hal bisa terjadi untuk memindahkan karbon dari tanaman dan kembali ke
atmosfir, namun semuanya melibatkan reaksi kimia yang sama. Tanaman memecah gula untuk
mendapatkan energi yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Hewan (termasuk orang) memakan
tanaman atau plankton, dan memecah gula tanaman untuk mendapatkan energi. Tanaman dan
mati plankton dan pembusukan (yang dimakan oleh bakteri) pada akhir musim tumbuh. Atau api
mengkonsumsi tanaman. Dalam setiap kasus, oksigen menggabungkan dengan gula untuk
melepaskan air, karbon dioksida, dan energi. Reaksi kimia dasar terlihat seperti ini:
Dalam semua empat proses, karbon dioksida dilepaskan dalam reaksi biasanya berakhir
di atmosfer. Siklus karbon cepat begitu erat terkait dengan kehidupan pabrik yang musim tanam
dapat dilihat dengan cara karbon dioksida di atmosfer berfluktuasi. Pada musim dingin belahan
bumi utara, saat beberapa tanaman darat yang tumbuh dan banyak yang membusuk, konsentrasi
karbon dioksida atmosfer naik. Selama musim semi, ketika tanaman mulai tumbuh lagi,
konsentrasi menurun. Seolah-olah bumi bernapas.
Menurut Hanafiah (2005), Bahan organik tanah berperan secara fisik, kimia maupun
biologis, sehingga menentukan status kesuburan suatu tanah. Humus merupakan koloidal
organik yang bermuatan listrik, sehingga secara fisik berpengaruh terhadap struktur tanah dan
secara kimiawi berperan dalam menentukan kapasitas pertukaran anion/kation sehingga
berpengaruh penting terhadap ketersediaan tanah, dan secara biologis merupakan sumber energi
dan karbon bagi mikrobia heterotrofik.
Menurut Wiralaga,dkk (1998), Peranan tanah dalam daur karbon lebih besar dari pada
daur nitrogen, karena C-Organik jumlahnya lebih banyak dari Ntotal. Jumlah CO2 yang
dihasilkan dari pembusukan bahan organik dalam tanah dan laut lebih besar daripada CO2
atmosfir.
Emisi karbon dioksida oleh manusia (terutama dari pembakaran bahan bakar fosil,
dengan kontribusi dari produksi semen) telah berkembang terus sejak awal revolusi industri.
Sekitar setengah dari emisi ini dikeluarkan oleh siklus karbon cepat setiap tahun, sisanya tetap
berada di atmosfer. (Grafik oleh Robert Simmon, dengan menggunakan data dari Carbon
Dioxide Information Analysis Center dan Global Carbon Project.) (Yuniyati, 2014)
Sejak awal Revolusi Industri, ketika orang pertama kali mulai pembakaran bahan bakar
fosil, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat dari sekitar 280 bagian per juta
menjadi 387 bagian per juta, naik 39 persen. Ini berarti bahwa untuk setiap juta molekul di
atmosfer, 387 dari mereka yang sekarang karbon dioksida-konsentrasi tertinggi dalam dua juta
tahun. Konsentrasi metana telah meningkat dari 715 bagian per miliar pada tahun 1750 untuk
1.774 bagian per miliar di tahun 2005, konsentrasi tertinggi dalam setidaknya 650.000 tahun.
Semua karbon tambahan ini perlu pergi ke suatu tempat. Sejauh ini, tanaman darat dan
laut telah mengambil sampai sekitar 55 persen dari karbon tambahan yang orang-orang telah
buang ke dalam atmosfir sementara sekitar 45 persen tetap di atmosfer. Akhirnya, tanah dan
lautan akan mengambil sebagian besar karbon dioksida ekstra, namun sebanyak 20 persen
mungkin tetap berada di atmosfer selama ribuan tahun.
DAFTAR PUSTAKA :
Pane, Novianty. 2016. Analisis Kadar Karbon Organik Tanah Gambut Berdasarkan
Kedalaman Tanah Secara Continous Flow Analyzer. Jurnal Penelitian Bio USU
Addy, Kelly, et. al,. 1997. Dissolved Oxygen and Temperature. Kingston, Amerika
Serikat. University of Rhode Island.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta. Kanisius.
Puspitaningrum, Mawar, et. al,. 2012. Produksi dan Konsumsi Oksigen Terlarut oleh
Beberapa Tumbuhan Air. Semarang. Universitas Diponegoro.
Rahman,T. 2015. Sintesis Karbon Nonpartikel. Jurnal Integrasi Proses
Sulzman, Elizabeth. 2000. The Carbon Cycle. Colorado, Amerika Serikat. University
Corporation for Atmospheric Research.
Utbah,Z., dkk. 2017. Analisa Biomasa dan Cadangan Karbon Pada Berbagai Umur
Tegakan Damar di KPH Banyumas Timur. Jurnal Biologia. Vol 4(2): Hal 119-
124
Yuniwati, Y. 2014. Potensi Karbon Pada Limbah Pemanenan Kelapa Sawit. Jurnal Ilmu
Lingkungan. Vol 12 (1) : 21-31