Anda di halaman 1dari 13

Indonesian Journal for Health Sciences

Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18


ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 7

PENGARUH SELF MANAGEMENT TERHAAP TEKANAN


DARAH LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
Inda Galuh Lestari1, Nur Isnaini2
1,2
Departemen Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK
Abstract Elderly with hypertension having difficulty controlling blood
Kata kunci:
pressure will worsen their health. Individuals with heart disease are
Hipertensi advised to carry out self-management as one of the management of
Lansia disease in everyday life. The purpose of this study is to determine the
Self Management status of Self Management in Hypertension Elderly in Posbindu
Tekanan Darah Dukuhturi-Bumiayu. This study uses descriptive analytic, cross-
sectional approach. Sample of 36 elderly with sampling technique
nonprobabilitas sampling with type of accidental sampling. The
research instrument used self management hypertension questionnaire
which has been tested for validity and reliability. Data analysis using
Spearman Rank test. Based on the research, it was found that most
respondents had moderate self management that was 21 people
(58.3%). There is a very significant positive influence between self
management with blood pressure (systolic and diastolic). Spearman
Rank test result from self management with systolic blood pressure got
p value = 0.000 (<α = 0,05) while result of self management with
diastolic blood pressure got p value = 0,034 (<α = 0,05).
Abstrak: Lansia dengan hipertensi mengalami kesulitan pengontrolan
tekanan darah akan memperburuk kesehatannya. Individu dengan
penyakit jantung disarankan untuk melaksanakan self-management
sebagai salah satu managemen penyakit dalam kehidupan sehari – hari.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui status Self Management
pada Lansia Hipertensi di Posbindu Dukuhturi-Bumiayu. Penelitian ini
menggunakan deskriptif analitik, pendekatan cross-sectional. Sampel
sebanyak 36 lansia dengan teknik pengambilan sampel nonprobabilitas
sampling dengan jenis accidental sampling. Instrument penelitian
menggunakan kuesioner self management hipertensi yang telah diuji
validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji Spearman
Rank. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
responden sebagian besar mempunyai self management yang sedang
yaitu sebanyak 21 orang (58,3%). Ada pengaruh positif yang sangat
signifikan antara self management dengan tekanan darah (sistolik dan
diastolik). Hasil uji Spearman Rank dari self management dengan
tekanan darah sistolik didapatkan p value = 0,000 (< α = 0,05)
sedangkan hasil dari self management dengan tekanan darah diastolik
didapatkan p value = 0,034 (< α = 0,05).
Copyright © 2018 Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rights reserved.

Penulis korenpondensi:
Cara Mengutip:
Nur Isnaini,
Departemen Keperawatan Lestari, I.G., & Isnaini, Nur.,Pengaruh Self
Universitas Muhammadiyah Management Terhadap Tekanan Darah Lansia Yang
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Mengalami Hipertens.. Indones. J. Heal.Sci., vol.2,
no.1, pp. 7-18, 2018
Email:isnaeni2907@gmail.com

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

PENDAHULUAN Pasien hipertensi yang melakukan


Hipertensi merupakan salah satu modifikasi gaya hidup untuk mengontrol
Penyakit Tidak Menular (PTM). tekanan darahnya hanya sekitar 30% dari
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah (40% dari orang dewasa diatas usia 55
lebih dari 140/90 mmHg (37). Hipertensi tahun) penderita hipertensi di Poitou-
juga sering disebut sebagai “silent killer” Charentes (Prancis) (19). Lansia dengan
karena karakter dari penyakit hipertensi hipertensi mengalami kesulitan
tidak menampakan tanda dan gejala yang pengontrolan tekanan darah akan
jelas. Hipertensi bisa menyerang siapa saja memperburuk kesehatannya. Menurut
baik laki-laki maupun perempuan usia 30- Anggraini, et al. (4), hipertensi yang tidak
60 tahun (29). terkontrol akan menimbulkan berbagai
Peningkatan jumlah usia lanjut akan komplikasi, bila mengenai jantung
berpengaruh pada berbagai aspek kemungkinan dapat terjadi infark miokard,
kehidupan yang salah satunya pada jantung koroner, gagal jantung kongestif,
perubahan fisik dalam sistem bila mengenai otak terjadi stroke,
(30) ensevalopati hipertensi, dan bila mengenai
kardiovaskular . Disfungsi
kardiovaskular dapat diperberat dan ginjal terjadi gagal ginjal kronis,
mempengaruhi aktivitas normal kehidupan sedangkan bila mengenai mata akan terjadi
sehari-hari, yaitu terjadinya perubahan retinopati hipertensi. Salah satu upaya
normal penuaan adalah faktor genetik, dan untuk melakukan pencegahan komplikasi
gaya hidup dapat menunjang kelainan hipertensi perlu adanya peningkatan
mayor, diantaranya yaitu penyakit pencegahan tentang hipertensi. Individu
hipertensi (27). Berdasarkan hasil penelitian dengan penyakit jantung disarankan untuk
dari John, et al (11), lansia cenderung melaksanakan self-management sebagai
memiliki status risiko kardiovaskular salah satu managemen penyakit dalam
absolut lebih tinggi , karena ada kehidupan sehari – hari (22).
kecenderungan yang jelas terhadap Menurut Lin, KW (13), program
tekanan darah tinggi dengan bertambahnya manajemen diri (self management)
usia. dikembangkan untuk mendukung pasien
Karakteristik penyakit menjadi salah dengan penyakit kronis, salah satunya
satu faktor yang menyebabkan semakin penyakit hipertensi. Berdasarkan
patuh atau tidaknya pasien dengan saran penelitian yang dilakukan oleh Hayes (8)
dokter. Beberapa studi (Basuki B, et al) menyatakan bahwa manajemen hipertensi
menunjukkan bahwa seseorang yang yang efektif salah satunya dengan
mempunyai kelebihan berat badan lebih menghentikan kebiasaan merokok,
dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai mempertahankan diet yang sehat dan
risiko yang lebih besar terkena hipertensi. aktivitas fisik yang sehat. Modifikasi
Faktor risiko tersebut pada umumnya perilaku sangat bermanfaat untuk
disebabkan oleh pola hidup (life style) mengurangi atau menunda dampak buruk
yang tidak sehat (21). Terdapat sebuah dari stroke.
penelitian mengatakan bahwa pasien Berdasarkan study pendahuluan
dengan penyakit kronis yang tidak kepada 6 lansia yang mengalami hipertensi
memperlihatkan symptom yang begitu terhadap 5 komponen Self Management,
terlihat akan semakin menunjukkan pola hasil menunjukkan rata-rata tekanan darah
hidup yang tidak baik (17). lansia sekitar 160/100 mmHg dan 140/100
mmHg dengan integrasi diri menyatakan
8
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

rendah oleh 1 lansia, sedang oleh 3 lansia inklusi dalam penelitian adalah lansia yang
dan tinggi oleh 2 lansia, Regulasi diri menderita hipertensi berusia 45 tahun ke
menyatakan rendah oleh 2 lansia, sedang atas dan memeriksakan diri ke Posbindu
oleh 2 lanisa dan tinggi oleh 2 lansia, Dukuhturi-Bumiayu serta bersedia menjadi
Interaksi dengan tenaga kesehatan dan responden, sedangkan kriteria eksklusi
lainnya menyatakan rendah oleh 1 lansia, dalam penelitian ini adalah lansia dengan
sedang oleh 3 lansia dan tinggi oleh 2 tingkat kesadarannya menurun atau lansia
lansia, Pemantauan tekanan darah yang mengalami dimensia dan tidak bisa
menyatakan rendah oleh 1 lansia, sedang berkomunikasi baik dan jelas.
oleh 3 lansia dan tinggi oleh 2 lansia dan Instrumen yang digunakan berupa tensi
yang terakhir kepatuhan terhadap aturan meter untuk mengukur tekanan darah
yang dianjurkan 4 lansia menyatakan responden dan kuesioner berisi data
sedang dan 2 lansia tinggi. Berdasarkan karakteristik responden untuk mengetahui
paparan diatas, peneliti tertarik untuk usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis
melakukan penelitian “Pengaruh Self kelamin, status perkawinan, pendapatan
Management terhadap tekanan darah apakah sesuai dengan UMR yang ada di
Lansia yang Mengalami Hipertensi”. Kabupaten Brebes itu sendiri, dan anggota
keluarga yang dimiliki responden, lamanya
METODE PENELITIAN waktu didiagnosis hipertensi, riwayat
Penelitian ini merupakan penelitian merokok, kebiasaan konsumsi alkohol,
kuantitatif dengan rancangan penelitian penyakit penyerta yang dialami oleh
deskriptif analitik yang menggunakan responden, berat badan, tinggi badan, dan
pendekatan cross-sectional adalah suatu tekanan darah responden. Kuesioner self
data yang menunjukan titik waktu tertentu manajemen menggunakan kuesioner
atau pengumpulannya dilakukan dalam Hypertension Self Management Behavior
waktu bersamaan (16). Tujuan penelitian ini Quetionnaire (HSMBQ) yang telah
bertujuan untuk mengetahui pengaruh self dilakukan uji validitas (r hitung antara
management terhadap tekanan darah lansia 0,375-0,781) serta uji reliabilitas (0,949)
yang mengalami hipertensi. Uji statistik yang digunakan menggunakan
Populasi yang digunakan dalam frekuensi untuk univariat dan
penelitian ini adalah lansia yang menggunakan uji Spearman Rank untuk
mengalami hipertensi di Posbindu bivariat untuk melihat pengaruh dari self
Dukuhturi Kec. Bumiayu yang berjumlah manajemen terhadap tekanan darah
40. Besar sampel 36 lansia, Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode nonprobability sampling jenis HASIL DAN PEMBAHASAN
accidental sampling. Teknik pengambilan Responden dalam penelitian ini
sampel yang digunakan adalah probability adalah lansia yang mengalami hipertensi di
samplingjenis random sampling, yaitu Posbindu Dukuhturi Kec. Bumiayu Kab.
teknik pengambilan sampel secara acak Brebes dengan jumlah 36 orang.
berdasarkan undian, yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria

9
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Jumlah %
Usia
Dewasa Akhir (35-45 Tahun) 1 2,8
Lansia Awal (46-55 Tahun) 11 30,6
Lansia Akhir (56-65 Tahun) 17 47,2
Manula (> 65 Tahun) 7 19,4
Total 36 100
Jenis Kelamin
Perempuan 31 86,1
Laki-laki 5 13,9
Total 36 100
Pendidikan
Tidak Sekolah 2 5,6
SD 30 83,3
SMP 3 8,3
SMA 1 2,8
Total 36 100
Pekerjaan
Tidak Bekerja 3 8,3
Dagang 3 8,3
Petani 3 8,3
Buruh 7 19,4
IRT 20 55,6
Total 36 100
Riwayat Merokok
Tidak Pernah 31 86,1
Penah Merokok 2 5,6
Masih Merokok 3 8,3
Total 36 100
Lama Diagnosis
3 – 12 Bulan 3 8,3
1 – 5 Tahun 19 52,8
> 5 Tahun 14 38,9
Total 36 100,0

Berdasarkan Tabel 1 dapat sebagai ibu rumah tangga (IRT)


dijelaskan bahwa umur responden sebanyak 20 orang (55,6%),
sebagian besar pada kategori lansia responden sebagian besar tidak
akhir (56 – 65 tahun) sebanyak 17 pernah merokok sebanyak 31 orang
orang (47,2%), jenis kelamin (86,1%), dan lama diagnosis
responden sebagian besar perempuan hipertensi responden sebagian besar
sebanyak 31 orang (86,1%), 1 – 5 tahun sebanyak 19 orang
pendidikan responden sebagian besar (52,8%).
SD sebanyak 30 orang (83,3%),
pekerjaan responden sebagian besar
10
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

b. Self Management dan Tekanan Darah Lansia Hipertensi

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Self Management dan Tekanan Darah Lansia


Hipertensi
Variabel Jumlah %
Self Management
Rendah 13 36,1
Sedang 21 58,3
Tinggi 2 5,6
Total 36
Tekanan Darah Lansia (Sistolik)
Pre-Hipertensi (120-139 mmHg) 6 16,7
Stadium I (140-159 mmHg) 17 47,2
Stadium II (≥ 160 mmHg) 13 36,1
Total 36 100,0
Tekanan Darah Lansia (Diastolik)
Normal (< 80 mmHg) 2 5,6
Pre-Hipertensi (80-89 mmHg) 2 5,6
Stadium I (90-99 mmHg) 13 36,1
Stadium II (≥ 100 mmHg) 19 52,8
Total 36 100,0

Berdasarkan Tabel 2 Hasil agency dalam melakukan self care


penelitian ini menunjukkan bahwa yaitu usia, gender, tahap
sebagian besar responden dengan perkembangan, tingkat kesehatan,
tekanan darah sistolik pada kategori pola hidup, sitem pelayanan
stadium I sebanyak 17 orang (47.2%), kesehatan, keluarga dan lingkungan
kategori stadium II sebanyak 13 orang eksternal (1). Peneliti berasumsi
(36,1%) dan pre-hipertensi sebanyak 6 seiring dengan bertambahnya usia,
orang (16,7%). Hal ini tingkat pendidikan, pola hidup lansia
menggambarkan bahwa tekanan darah dan keterbatasan yang dimiliki lansia
sistolik lansia menderita hipertensi dan pola hidup lansia, lansia
ringan. Teori self care management membutuhkan seseorang untuk
Orem mengidentifikasi sepuluh faktor menjalani self care atau perawatan
dasar yang mempengaruhi self care terkait penyakit hipertensi.

11
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

2. Analisis Bivariat
a. Pengaruh Self Management terhadap tekanan darah (sistolik) lansia yang mengalami
hipertensi di Posbindu Dukuhturi Kec. Bumiayu Kab. BrebeS
Tabel .3 Pengaruh Self Management terhadap tekanan darah (sistolik) lansia yang
mengalami hipertensi di Posbindu Dukuhturi Kec. Bumiayu Kab. Brebes
Tekanan Darah (Sistolik)

Selt Pre Total


Stadium I Stadium II p value R
Management Hipertensi
f % f % f % f %
Rendah 0 0,0 4 30,8 9 69,2 13 100,0
Sedang 5 23,8 12 57,1 4 19,0 21 100,0 0,000 -0,559
Tinggi 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0

Berdasarkan Tabel 3 (sistolik) pada kategori stadium II


dijelaskan bahwa responden yang sebanyak 4 orang (19,0%).
mempunyai Self Management yang Responden yang mempunyai Self
rendah didapatkan tekanan darah Management yang tinggi didapatkan
(sistolik) pada kategori stadium I tekanan darah (sistolik) pada
sebanyak 4 orang (30,8%), dan kategori pre-hipertensi sebanyak 1
tekanan darah (sistolik) pada orang (50,0%), tekanan darah
kategori stadium II sebanyak 9 orang (sistolik) pada kategori stadium I
(69,2%). Responden yang sebanyak 1 orang (50,0%). Hasil uji
mempunyai Self Management yang Spearman Rank didapatkan p value
sedang didapatkan tekanan darah = 0,000 (< α = 0,05), dengan
(sistolik) pada kategori pre- koefisien korelasi (r) = -0,559 yang
hipertensi sebanyak 5 orang (23,8%), berarti ada pengaruh positif yang
tekanan darah (sistolik) pada sangat signifikan antara self
kategori stadium I sebanyak 12 management dengan tekanan darah
orang (57,1%), dan tekanan darah (sistolik).

b. Pengaruh Self Management terhadap tekanan darah (diastolik) lansia yang mengalami
hipertensi di Posbindu Dukuhturi Kec. Bumiayu Kab. Brebes.

Tabel 4 Pengaruh Self Management terhadap tekanan darah (diastolik) lansia yang
mengalami hipertensi di Posbindu Dukuhturi Kec. Bumiayu Kab. Brebes
Tekanan Darah (Diastolik)
Selt
Pre Stadium Total p
Managemen Normal Stadium II R
Hipertensi I value
t
f % f % f % f % f %
Rendah 0 0,0 0 0,0 4 30,8 9 69,2 13 100,0
Sedang 1 4,8 2 9,5 8 38,1 10 47,6 21 100,0 0,034 -0,354
Tinggi 1 50,0 0 0,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0

Berdasarkan Tabel 4 sebanyak 4 orang (30,8%), dan


dijelaskan bahwa responden yang tekanan darah (diastolik) pada
mempunyai Self Management yang kategori stadium II sebanyak 9 orang
rendah didapatkan tekanan darah (69,2%). Responden yang
(diastolik) pada kategori stadium I mempunyai Self Management yang
12
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

sedang didapatkan tekanan darah tekanan darah (diastolik) pada


(diastolik) pada kategori normal kategori normal sebanyak 1 orang
sebanyak 1 orang (4,8%), tekanan (50,0%), dan tekanan darah
darah (diastolik) pada kategori pre- (diastolik) pada kategori stadium I
hipertensi sebanyak 2 orang (9,5%), sebanyak 1 orang (50,0%). Hasil uji
tekanan darah (diastolik) pada Spearman Rank didapatkan p value
kategori stadium I sebanyak 8 orang = 0,034 (< α = 0,05), dengan
(68,1%), dan tekanan darah koefisien korelasi (r) = -0,354 yang
(diastolik) pada kategori stadium II berarti ada pengaruh positif yang
sebanyak 10 orang (47,6%). sangat signifikan antara self
Responden yang mempunyai Self management dengan tekanan darah
Management yang tinggi didapatkan (diastolik).

c. Pengaruh self Manajemen terhadap -0,559 yang berarti ada pengaruh


tekanan darah negatif yang sangat signifikan antara
Hasil analisa pengaruh Self self management dengan tekanan
Management terhadap tekanan darah darah (sistolik). Hasil penelitian ini
(sistolik) didapatkan bahwa dapat dinyatakan bahwa ada
responden yang mempunyai Self hubungan negatif antara self
Management yang rendah management dengan tekanan darah
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang mengalami hipertensi.
responden memiliki tekanan darah Semakin tinggi self
(sistolik) pada pada kategori stadium managementmaka akan semakin
II sebanyak 9 orang (69,2%) dan rendah tekanan darah (sistolik) lansia
tekanan darah (sistolik) pada yang mengalami hipertensi,
kategori stadium I sebanyak 4 orang sebaliknya semakin rendah self
(30,8%). Responden yang managementmaka akan semakin
mempunyai Self Management yang tinggi tekanan darah (sistolik) lansia
sedang menunjukkan bahwa yang mengalami hipertensi.
sebagian besar responden Hasil analisa pengaruh Self
memilikitekanan darah (sistolik) Management terhadap tekanan darah
pada kategori stadium I sebanyak 12 (diastolik) didapatkan
orang (57,1%), tekanan darah bahwaresponden yang mempunyai
(sistolik) pada kategori pre- Self Management yang rendah
hipertensi sebanyak 5 orang (23,8%), menunjukkan bahwa sebagian besar
dan tekanan darah (sistolik) pada responden memilikitekanan darah
kategori stadium II sebanyak 4 orang (diastolik) pada kategori stadium II
(19,0%). Responden yang sebanyak 9 orang (69,2%), dan
mempunyai Self Management yang tekanan darah (diastolik) pada
tinggi didapatkan tekanan darah kategori stadium I sebanyak 4orang
(sistolik) pada kategori pre- (30,8%). Responden yang
hipertensi sebanyak 1 orang (50,0%), mempunyai Self Management yang
tekanan darah (sistolik) pada sedangmenunjukkan bahwa sebagian
kategori stadium I sebanyak 1 orang besar responden memilikitekanan
(50,0%). Hasil uji Spearman Rank darah (diastolik) pada kategori
didapatkan p value = 0,000 (< α = stadium II sebanyak 10 orang
0,05), dengan koefisien korelasi (r) = (47,6%), tekanan darah (diastolik)
13
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

pada kategori stadium I sebanyak 8 untuk mengontrol tekanan darahnya


orang (68,1%), tekanan darah hanya sekitar 30% dari semua
(diastolik) pada kategori pre- penderita hipertensi (19). Salah satu
hipertensi sebanyak 2 orang (9,5%) upaya untuk melakukan pencegahan
dan tekanan darah (diastolik) pada komplikasi hipertensi perlu adanya
kategori normal sebanyak 1 orang peningkatan pencegahan tentang
(4,8%). Responden yang mempunyai hipertensi. Individu dengan penyakit
Self Management yang tinggi jantung disarankan untuk
didapatkan tekanan darah (diastolik) melaksanakan self-management
pada kategori normal sebanyak 1 sebagai salah satu managemen
orang (50,0%), dan tekanan darah penyakit dalam kehidupan sehari-
(diastolik) pada kategori stadium I hari (22). Menurut McCulloch (14),
sebanyak 1 orang (50,0%). Hasil uji self-management pada penderita
Spearman Rank didapatkan p value hipertensi terdiri dari monitoring
= 0,034 (< α = 0,05), dengan tekanan darah, mengurangi rokok,
koefisien korelasi (r) = -0,354 yang diet, manajemen berat badan dan
berarti ada pengaruh negatif yang mengurangi konsumsi alcohol.
sangat signifikan antara self Self management merupakan
management dengan tekanan darah serangkaian teknis untuk mengubah
(diastolik). Hasil penelitian ini dapat perilaku, pikiran, dan perasaan. Self
dinyatakan bahwa ada hubungan management lebih menunjuk pada
negatif antara self management pelaksanaan dan penanganan
dengan tekanan darah lansia yang kehidupan seseorang dengan
mengalami hipertensi. Semakin menggunakan suatu keterampilan
tinggi self managementmaka akan yang dipelajari. Self management
semakin rendah tekanan darah juga dapat menghindarkan konsep
(diastolik) lansia yang mengalami inhibisi dan pengendalian dari luar
hipertensi, sebaliknya semakin yang seringkali dikaitkan dengan
rendah self managementmaka akan konsep kontrol dan regulasi.Self-
semakin tinggi tekanan darah management merupakan suatu
(diastolik) lansia yang mengalami strategi kognitif behavioural yang
hipertensi. bertujuan untuk membantu klien
Berdasarkan kedua analisa agar dapat mengubah perilaku
tersebut diatas dapat dinyatakan negatifnya dan mengembangkan
bahwa ada pengaruh negatif yang perilaku positifnya dengan jalan
sangat signifikan antara self mengamati diri sendiri; mencatat
management dengan tekanan darah perilaku-perilaku tertentu (pikiran,
baik sistolik dan diastolik. Semakin perasaan, dan tindakannya).
tinggi self managementmaka akan Department of Health and
semakin rendah tekanan darah lansia Human Services, National Institute
yang mengalami hipertensi, of Health, National Heart, Lung and
sebaliknya semakin rendah self Blood Institute, National Hight
managementmaka akan semakin Blood Pressure Education Program
tinggi tekanan darah lansia yang (2003) merekomendasikan beberapa
mengalami hipertensi. perubahan gaya hidup dalam upaya
Pasien hipertensi yang mengontrol tekanan darah seperti:
melakukan modifikasi gaya hidup penurunan berat badan, perubahan
14
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

pola makan, menghindari konsumsi penyakit kronis, dapat melakukan


alkohol, olah raga secara teratur, self management melalui perawatan
berhenti merokok, dan penggunaan diri dalam mempertahankan
terapi dengan obat-obatan. kesehatan serta mengurangi efek dari
Hipertensi merupakan penyakit penyakit dan membatasi
kronik, oleh sebab itu pasien harus perkembangan penyakit (Adulv et
bertanggung jawab dalam al., 2010). Self managementmelalui
melakukan pengelolaan diri sendiri perawatan diri bertujuan merubah
(self management behaviour) baik gaya hidup seperti monitoring
untuk menurunkan gejala maupun tekanan darah, menjaga berat badan,
menurunkan risiko komplikasi. makan makanan yang sehat dan jaga
Praktik self management berat badan, serta rutin minum obat
behaviour (SMB) sangat berperan teratur untuk membantu klien dalam
dalam melakukan aktivitas-aktivitas meminimalkan komplikasi dari
pengelolaan penyakit kronik, hipertensi.
manajemen koping dan mengatur Hasil penelitian tersebut
kondisi-kondisi yang disebabkan membuktikan bahwa self
(7)
oleh sakit kronik . Self managementdapat
management behaviour yang menurunkantekanan darah lansia
dilakukan secara efektif bermanfaat yang mengalami hipertensi.
untuk meningkatkan kepuasan Walaupun hasil penelitian ini
pasien dalam menjalani hidup, terbukti dapat menurunkan tekanan
menurunkan biaya perawatan, darah, bukan berarti penderita
meningkatkan rasa percaya diri, hipertensi tidak membutuhkan
kemandirian pasien, dan pengobatan medis lagi untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. menurunkan tekanan, dengan kata
Salah satu faktor yang memengaruhi lain self management bukan satu-
keberhasilan praktik SMB, yaitu satunya intervensi yang berguna
pengetahuan pasien tentang penyakit untuk menurunkan tekanan darah.
hipertensi. Pengetahuan yang Self management merupakan
dimiliki oleh pasien akan kemampuan individu
meningkatkan rasa percaya diri dan mempertahankan perilaku yang
menumbuhkan keyakinan pasien efektif meliputi mengikuti diet dan
terhadap efektivitas pengobatan olahraga, penggunaan obat
hipertensi. Penelitian menunjukkan diresepkan, pemantauan mandiri dan
bahwa pasien yang mendapatkan koping emosional. Pada kondisi
informasi tentang suatu penyakit dan tertentu, saat tekanan darah sedang
cara pengobatan penyakit tersebut, mengalami kenaikan yang signifikan
lebih mungkin untuk berhasil dalam atau berada pada stadium II maka
mengelola penyakit tersebut (Ellis, penderita hipertensi tetap akan
dkk., dalam (2). membutuhkan penanganan medis
Lee et al., (14) menyatakan berupa terapi obat untuk
bahwa secara umum self menurunkan tekanan darahnya.
management merupakan proses Faktor-faktor lain yang juga tetap
menjaga kesehatan melalui perlu dikontrol oleh penderita
keyakinan positif dan pengelolaan hipertensi adalah pola makan yaitu
penyakit. Individu yang mengalami asupan kalori dan zat tertentu berupa
15
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

garam dan aktivitas fisik seperti DAFTAR PUSTAKA


olahraga. 1. Alligod, M. R. & Tommy, A.M. (2006).
Nursing Theories and Their Works. Sixt
KESIMPULAN Ed. St.Louis: Mosby Elsevier
Berdasarkan analisa data dari hasil 2. Agrina, Rini S. S., dan Hairitama R.
penelitian dan pembahasan, maka dapat (2011). Kepatuhan Lansia Penderita
disimpulkan responden sebagian besar Hipertensi Dalam Pemenuhan Diet
berumur pada kategori lansia akhir (56 – Hipertensi Di Kelurahan Sidomulyo
65 tahun) sebanyak 17 orang (47,2%), Barat Tampan Kota Pekanbaru. Jurnal
jenis kelamin responden sebagian besar Keperawatan Universitas Riau, Vol 6,
perempuan sebanyak 31 orang (86,1%), No. 1
pendidikan responden sebagian besar SD 3. Anggara, F.D.M., & Nanang, P.
sebanyak 30 orang (83,3%), pekerjaan (2013). Faktor-faktor yang
responden sebagian besar sebagai ibu Berhubungan dengan Tekanan Darah
rumah tangga (IRT) sebanyak 20 orang Tinggi di Puskesmas Telaga Murni,
(55,6%), responden sebagian besar tidak Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal
pernah merokok sebanyak 31 orang Ilmiah Kesehatan. Vol.5. No 1
(86,1%), dan lama diagnosis hipertensi 4. Bianti Nuraini (2015). Risk Factors Of
responden sebagian besar 1 – 5 tahun Hypertension. J Majority. Artikel
sebanyak 19 orang (52,8%). Responden Review: Faculty Of Medicine,
sebagian mempunyai self management University Of Lampung.
yang sedang yaitu sebanyak 21 orang 5. Findlow, J., & Seymour, R. B. (2011).
(58,3%). Prevalence Rates Of Hypertension Self-
Ada pengaruh positif yang sangat Care Activities Among African
signifikan antara self management dengan Americans. Journal of the National
tekanan darah (sistolik). Hasil uji Medical Association
Spearman Rank didapatkan p value = 6. Gunawan, D. (2009). Perubahan
0,000 (< α = 0,05), dengan koefisien Anatomik Organ Tubuh Pada Penuaan
korelasi (r) = -0,559. Ada pengaruh positif (online). Diakses 16 Juni 2017 dari
yang sangat signifikan antara self http://pustaka.uns.ac.id/
management dengan tekanan darah 7. Hanifa, A. (2009). Prevalensi hipertensi
(diastolik). Hasil uji Spearman Rank sebagai penyebab penyakit ginjal
didapatkan p value = 0,034 (< α = 0,05), kronik di unit hemodialisis rsup h.adam
dengan koefisien korelasi (r) = -0,354. malik medan tahun 2009. 2010. Naskah
Ada pengaruh positif yang sangat ilmiah: USU. Di akses 16 Juni 2017
signifikan antara self management dengan dari (http://repository.usu.ac.id/)
tekanan darah lansia yang mengalami 8. Hayes, M. K. (2010). Influence of Age
hipertensi di Posbindu Dukuhturi Kec. and Health Behaviors on Stroke Risk:
Bumiayu Kab. Brebes. Semakin tinggi self Lesson from Longitudinal Studies.
management maka akan semakin rendah National Institutes of Health. October
tekanan darah lansia yang mengalami 2010. 58 (Suppl 2): S325-S328.
hipertensi, sebaliknya semakin rendah self 9. Imamah, Nur Fithriyanti (2012).
management maka akan semakin tinggi Pengaruh Self Management Guidance
tekanan darah lansia yang mengalami Hipertensi Terhadap Kualitas Hidup
hipertensi. Pasien Hipertensi Di Posyandu Lansia
DK III Ngebel Kecamatan Kasihan
Bantul. Naskah Publikasi: Fakultas
16
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY. 18. Perry, A.G., & Potter, P.A. (2006).
Diakses 15 Juni 2017 dari Buku Ajar Fundamental Keperawatan
http://repository.umy.ac.id/handle/1234 Konsep, Proses, Dan Praktik (Edisi 4).
56789/5866 Jakarta: EGC
10. Ismayadi (2004). Proses Menua 19. Ragot S., Sosner P., Bouche G.,
(Aging Proses). Program Studi Ilmu Guillemain J., & Herpin D. (2005).
Keperawatan. Fakultas Kedokteran Appraisal of the Knowledge of
Universitas Sumatera Utara Hypertensive Patients and Assessment
11. John, J., Muliyil, J., & Balraj, V. of the Role of the Pharmacists in the
(2010). Screening for hypertension Management of Hypertension: Results
among older adults: a primary care of a Regional Survey. Journal of
“high risk” approach. Indian journal of Human Hypertension,19, 577- 584.
community medicine: official 20. Ragot S., Sosner P., Bouche G.,
publication of Indian Association of Guillemain J., & Herpin D. (2007).
Preventive & Social Medicine, 35(1), Appraisal of the Knowledge of
67. Hypertensive Patients and Assesment of
12. Kristanti & Handriani (2013). the Role pf the Pharmacists in the
Mencegah & Mengobati 11 Penyakit Management of Hypertension: Results
Kronis. Yogyakarta: Citra Pustaka of a Regional Survey. Journal of Human
13. Lin, KW (2006). Self-management Hypertension
programs help patients with chronic 21. Rahajeng E, et al. (2009).
disease. American Family Physicians, Prevalensi Hipertensi dan
73, 1260-1263. Determinannya di Indonesia. Majalah
14. Kedokteran Indonesia. Jakarta M :Volum:
cCulloch, D.K. (2010). Hypertension. 59, Nomor: 12, Desember 2009 hal
Diagnosis and Treatmen Guideline. 580-587.
Group Healt. Diakses 18 Juni 2017 dari (http://egiwidiyaoktora201432049.webl
http://www.ghc.org/ og.esaunggul.ac.id/wp-
15. Mubarak, Wahid, I. (2007). Ilmu content/uploads/sites/4896/2015/09/700
Keperawatan Komunitas 2-Teori Dan -760-1-PB.pdf). Diakses pada hari Rabu
Aplikasi Dalam Praktik Dengan tanggal 3 November 2016 pukul 16.00
Pendekatan Asuhan Keperawatan Pm.
Komunitas, Gerontik Dan Keluarga. 22. Richard, A. A., & She, K., (2011).
Jakarta: Sagung Seto Delineation of Self-Care and
16. Notoatmodjo.(2012). Metode Associated Concepts. J Nurs Scholarsh.
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka 43(3). 255-264.
Cipta. 23. Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta
17. Nurhayati.(2015). Hubungan Gaya Kuesioner. Jakarta: Salemba Medika
Hidup dengan Kejadian Hipertensi.
Bandung: Universitas Islam Bandung 24. Safitri, U. (2016). Hubungan
(http://repository.unisba.ac.id/bitstream/ Perilaku Manajemen Stres Terhadap
handle/123456789/224/06bab2_nurhay Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
ati_10050010109_skr_2015.pdf?sequen Penderita Hipertensi di Salamrejo.
ce=6&isAllowed=y). Diakses pada hari Naskah Publikasi: Fakultas Kedokteran
Selasa tanggal 1 November 2016 pukul Dan Ilmu Kesehatan Universitas
18.00 Pm. Muhammadiyah Yogyakarta. Diakses
17 Juni 2017 dari
17
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 7-18

http://repository.umy.ac.id/bitstream/ha 32. Timmreck, TC. (2005).


ndle/123456789/7323/13.%20NASKA Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2.
H%20PUBLIKASI.pdf?sequence=12&i Jakarta: EGC
sAllowed=y 33. Tumenggung, Imran (2013).
25. Sari, R. (2015). Gambaran Kontrol Hubungan Dukungan Sosial Keluarga
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dengan Kepatuhan Diet Pasien
di Puskesmas Kasihan 1 Bantul Hipertensi di RSUD Toto Kabila
Yogyakarta. Naskah Publikasi: Fakultas Kabupaten Bone Bolango. Artikel
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Ilmiah. Politeknik Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Diakses 16 Juni 2017 dari
Yogyakarta. Diakses 16 Juni 2017 dari http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t5325 mod=viewarticle&article=137540
3.pdf 34. Udjianti J. (2010). Keperawatan
26. Smeltzer & Bare. (2010). Buku kardiovaskular. Jakarta: Salemba
AjarKeperawatan Medikal-Bedah Medika
Brunner & Suddarth Vol 2. Jakarta: 35. Wahyu, N. (2014). Hubungan
EGC Antara Dukungan Keluarga Dan Self
27. Smeltzer, S & Bare, B. (2013). Care Management Lansia Dengan
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Hipertensi di Posyandu Lansia
Brunner & Suddarth's Edisi 8. Volume Kelurahan Manyar Sabrangan
1. Jakarta: EGC. Surabaya. Publikasi: Fakultas
28. Suprihatin, A. (2016). Hubungan Keperawatan, Universitas Airlangga.
Antara Kebiasaan Merokok, Aktivitas Diakses 17 Juni 2017 dari
Fisik, Riwayat Keluarga Dengan http://journal.unair.ac.id/download-
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja fullpapers-ijchn6fbc22c576full.pdf
Puskesmas Nguter. Publikasi Ilmiah: 36. Wibowo, A. (2011). Hubungan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kepatuhan Diet dengan Kejadian
Muhammadiyah Surakarta. Diakses 15 Komplikasi Pada Penderita Hipertensi
Juni 2017 dari di Ruang Rawat Inap di RS. Baptis
http://eprints.ums.ac.id/46230/27/NAS Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis
KAH%20PUBLIKASI%20.pdf Kediri, Vol. 4, No. 1
29. Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). 37. World Health organization (WHO).
Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. (2013). A global brief on Hypertension.
Yogyakarta: Andi. Silent killer, Global Public Health
30. Tamher, S. & Noorkasiani. (2009). Crisis. World Health
Kesehatan Usia Lanjut dengan Organization.World Health Day
Pendekatan Asuhan Keperawatan. 2013.(http://apps.who.int/iris/bitstream/
Jakarta: Salemba Medika 10665/79059/1/WHO_DCO_WHD_20
31. Tarigan, Roby Paguh (2014). 13.2_eng.pdf). Diakses pada tanggal 17
Prevalensi Hipertensi Pada Oktober 2016 pukul 3.49 Pm.
Masyarakat Di Desa Tembuku
Kabupaten Bangli. E-Jurnal Medika:
Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Diakses 18 Juni 2017 dari
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/art
icle/view/19989/13267
18

Anda mungkin juga menyukai