20309114-S43179-Hubungan Keterlibatan PDF
20309114-S43179-Hubungan Keterlibatan PDF
SKRIPSI
TITIS TOLADA
0806316266
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
keperawatan
TITIS TOLADA
0806316266
iii
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Keterlibatan Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di SDIT Permata Hati, Banjarnegara” dapat
terselesaikan. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Kuntarti, S.Kp., M.Biomed selaku Koordinator Mata Ajar Tugas Akhir;
2. Ibu Fajar Tri W, MKep, Sp. Kep. An. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
3. Orang tua dan keluarga saya yang selalu memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
4. Mba Ana dan Dhe Dia yang selalu memberikan bantuan, memberikan
semangat dan menghilangkan kejenuhan;
5. Mas Galih Bayuardi W yang selalu memberikan semangat dan mendukung
penyelesaian skripsi ini;
6. Teman – teman satu bimbingan yang selalu mendukung dalam pembuatan
skripsi ini;
7. Teman – teman Angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat dan
berjuang bersama – sama dengan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu.
Penulis
iv
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
v
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
ABSTRAK
Nama : Titis Tolada
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Hubungan Keterlibatan
Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak
Usia Sekolah di SDIT Permata Hati, Banjarnegara
Kesibukan orang tua terkadang menjadi hambatan terlibatnya orang tua dalam
proses belajar anak. Hal tersebut menjadi dasar tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi hubungan keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar anak
usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 60 orang tua dari
anak kelas 3 dan 4 SDIT Permata Hati, Banjarnegara. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner keterlibatan orang tua yang dikembangkan sendiri oleh peneliti
dan data sekunder berupa rata-rata nilai rapor. Hasil analisis menunjukkan bahwa
ada hubungan antara keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar anak (p value
= 0,001). Keterlibatan orang tua yang berhubungan dengan prestasi belajar anak
yaitu pemberian tambahan bimbingan belajar, pemberian perhatian terhadap tugas
sekolah dan jadwal harian, serta keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah.
Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yaitu untuk lebih memperluas cakupan
sampel serta membandingkan dengan sekolah yang lain.
Kata kunci : anak usia sekolah, keterlibatan orang tua, prestasi belajar.
ABSTRACT
Parents that over busy can decrease their involvement in their children’s study
process. It was important for the purpose of this study to identify correlation of
parental involvement towards achievement of school age children. Correlative
descriptive design with cross sectional approach was conducted among 60
parents of student class 3 and 4 at SDIT Permata Hati, Banjarnegara by using
parental involvement questionnaire and average of raport score as secondary
data. The analysis result showed that parental involvement correlated with
achievement of school age children (p value = 0,001). Parental involvements that
correlate with achievement of school age children, including assistance for
children with course planning, care of children’s homework and daily activity,
and involvement of parent in school activities. Further research is need to
increase the scope of the sample and compare with other schools.
vi Universitas Indonesia
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
4.4 Etika Penelitian ................................................................................................ 34
4.5 Alat Pengumpulan Data....................................................................................
35
4.6 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 36
4.7 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................................... 37
5. HASIL PENELITIAN...................................................................................... 40
5.1 Hasil Analisis Univariat ..................................................................................
40
5.1.1 Karakterisrik Responden ........................................................................ 40
5.1.2 Keterlibatan Orang Tua ..........................................................................
44
5.1.3 Prestasi Belajar ....................................................................................... 45
5.2 Hasil Analisis Bivariat ....................................................................................
46
5.2.1 Hubungan Keterlibatan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak ........... 46
6. PEMBAHASAN ............................................................................................... 51
6.1 Intepretasi dan Hasil diskuai............................................................................. 51
6.1.1 Karakteristik Individu ............................................................................. 51
6.1.2 Karakteristik Orang Tua ......................................................................... 52
6.1.3 Keterlibatan Orang Tua dalam Belajar Anak........................................... 54
6.1.4 Hubungan Keterlibatan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak ........... 55
6.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 58
6.3 Implikasi untuk Keperawatan ........................................................................... 58
DAFTAR SKEMA
ix Universitas Indonesia
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
DAFTAR TABEL
x Universitas Indonesia
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
xi Universitas Indonesia
Hubungan keterlibatan..., Titis Tolada, FIK UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Selain masalah di atas, masalah lain pada pendidikan kita khususnya dalam
program belajar 9 tahun yaitu tingginya angka putus sekolah. Terdapat sekitar
1,8 juta anak sekolah dasar dengan usia 7 – 12 tahun yang tidak bersekolah
(SUSENAS, 2002 dalam UNICEF, n.d). Pada empat tahun terakhir, angka
putus sekolah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia masih di atas satu juta
siswa per tahun. Berdasarkan jumlah tersebut, 80 % merupakan siswa yang
duduk pada jenjang pendidikan dasar, SD dan SMP (Astuti, 2009). Hal ini
1 Universitas Indonesia
2
menunjukan belum tercapainya wajib belajar 9 tahun. Program wajib belajar 9
tahun merupakan program pendidikan formal pemerintah untuk meningkatkan
derajat bangsa. Proses belajar pada program pendidikan formal dilaksanakan di
lingkungan sekolah, sedangkan pada pendidikan non-formal, dapat
dilaksanakan di lingkungan keluarga.
Hilgard (1948 dalam Sanjaya, 2006) menjelaskan “belajar merupakan proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik di dalam laboratorium
maupun di lingkungan alamiah” (p. 110). Berdasarkan pengertian tersebut,
belajar tidak hanya dilakukan di sekolah, melainkan juga di lingkungan seperti
di masyarakat maupun di rumah. Proses belajar ini akan memberikan suatu
hasil yang disebut prestasi belajar. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal), faktor dari luar diri
siswa (faktor eksternal) dan faktor pendekatan belajar (Syah, 2003). Keluarga
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi anak dalam belajar.
Keluarga memiliki peranan yang penting dalam pendidikan anak. Dalam hal
ini, orang tua sebagai guru pertama bagi anak. Orang tua merupakan individu
yang terdekat dengan anak, paling mengerti mengenai anaknya dan memiliki
tanggung jawab terhadap anak. Orang tua membentuk sikap dan perilaku anak
dengan memberikan tekanan secara langsung atau tidak langsung agar dapat
mencapai pola perilaku yang diharapkan oleh orang tuanya (Wong, Eaton,
Wilson, Winkelstein, dan Schwartz, 2001/2008). Menurut Patterson (1995
dalam Wong, 2001/2008) “Keluarga merupakan sekelompok orang yang hidup
bersama dan berhubungan erat, yang saling memberikan perhatian dan
memberikan bimbingan untuk anggota keluarga mereka” (p. 36). Sekelompok
orang yang dimaksud dalam pengertian keluarga di atas, diantaranya yaitu
ayah, ibu, kakak, adik, dan saudara lainnya. Namun orang tua, khususnya ibu
memiliki peranan yang penting bagi anak.
Universitas Indonesia
3
menyebabkan jumlah perempuan atau ibu yang bekerja semakin tinggi. Banyak
dari perempuan atau ibu yang bekerja, sehingga dengan tuntutan pekerjaan
seharusnya para ibu tidak meninggalkan tugasnya sebagai ibu dan seorang istri
Tugas ibu antara lain mengasuh anak dan
bagi keluarganya (Malahayati, 2010).
menjaga anak, memberikan perlindungan,
serta mendidik anak dalam belajar
(Hawadi, 2001). Namun, dalam hal ini ayah dan ibu seharusnya saling
membantu dalam tugas mengasuh anak. Sementara itu, kedua orang tua yang
bekerja menyebabkan waktu untuk mengasuh anak menjadi berkurang,
sehingga sebagian besar pengasuhan anak dipercayakan kepada pembantu atau
keluarga lainnya (Malahayati, 2010). Akibatnya, banyak anak yang merasa
kurang mendapat perhatian dari orang tua dan kurang keterlibatan orang tua
dalam belajar anak.
Anak usia sekolah memiliki rentang usia antara 6-12 tahun. Pada usia ini
kelompok sebaya memiliki pengaruh dalam perkembangan anak, namun orang
tua memiliki pengaruh yang utama dalam membentuk kepribadian anak
(Wong, dkk., 2001/2008). Pada anak usia sekolah perkembangan kognitifnya
yaitu mampu berfikir secara logis dan konkrit tentang objek, manusia atau
peristiwa yang dapat dilihat dan disentuh. Pada anak usia ini, sekolah dapat
menjadikan pengalaman pendidikan yang memperluas dunia anak, yaitu anak
memiliki kebebasan bermain, belajar, dan bekerjasama dengan temannya. Di
Universitas Indonesia
4
sekolah, anak harus belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut
oleh sekolah dan temannya (Potter & Perry, 1997/2005). Tugas perkembangan
pada anak usia sekolah antara lain tugas perkembangan bahasa dan proses
kemampuan menggunakan
logika, memecahkan masalah sederhana,
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
(orang tua, guru, dan teman);
kemampuan untuk mengembangkan
motivasi dalam mencapai prestasi belajar
yang memuaskan (Depkes RI, 2001).
Anak usia sekolah khususnya kelas 3 dan 4 merupakan populasi yang dapat
mewakili ada tidaknya keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak. Hal ini
disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan pertama, anak usia sekolah kelas 1
dan 2 merupakan masa adaptasi awal dari usia pre-school ke usia sekolah. Pada
umumnya, keterlibatan orang tua akan tinggi pada usia ini. Alasan kedua, yaitu
adanya keterlibatan orang tua yang juga sangat tinggi dalam proses belajar
anak usia sekolah kelas 5 dan 6. Hal ini dikarenakan anak usia ini mendekati
masa ujian nasional dan kenaikan ke jenjang sekolah berikutnya yaitu SMP.
Keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak dapat dilihat dari beberapa
hal, salah satunya ketersedianan waktu dari orang tua mendampingi anaknya
dalam belajar. Namun, kesibukan kedua orang tua terkadang menjadi hambatan
untuk terlibatnya orang tua dalam proses belajar anak. Salah satu contohnya
yaitu orang tua dari siswa-siswi SDIT Permata Hati yang berada di
Banjarnegara. Sekitar 74 % ibu-ibu yang menyekolahkan anaknya di SDIT
Permata Hati merupakan ibu- ibu wanita karir. Sedangkan, ayah dari siswa-
siswi di sekolah tersebut 99 % memiliki pekerjaan. Di SDIT Permata Hati juga
belum pernah dilakukan penelitian mengenai keterlibatan orang tua pada
proses belajar anaknya. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian
di SDIT Permata Hati.
SDIT (sekolah dasar islam terpadu) memiliki perbedaan dengan SDN (sekolah
dasar negeri). Perbedaan yang sangat terlihat yaitu adanya jumlah waktu
belajar siswa di sekolah dalam sehari. Jumlah waktu belajar siswa kelas 3 dan 4
Universitas Indonesia
5
di SDIT dalam waktu satu hari yaitu sekitar 7-8 jam, sedangkan pada SDN
hanya 5 jam. Waktu belajar di sekolah yang tinggi menyebabkan banyak orang
tua menyerahkan tanggung jawab belajar anak sepenuhnya pada guru di
sekolah. Hal ini mengakibatkan orang tua kurang terlibat dalam belajar anak,
saat anak berada di rumah. Berbeda
dengan hal tersebut, di SDN keterlibatan
orang tua dalam belajar cenderung tinggi karena waktu bertemu antara orang
tua dan anak lebih banyak sehingga memungkinkan adanya interaksi dan
dukungan orang tua dalam belajar anak.
Universitas Indonesia
6
c. Bagaimana prestasi belajar anak usia sekolah?
Tujuan khusus:
1. Teridentifikasi karakteristik orang tua dan anak
2. Teridentifikasi keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak.
3. Teridentifikasi tingkat prestasi anak sekolah dasar.
4. Teridentifikasi hubungan keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar
anak usia sekolah.
Manfaat praktis:
Hasil penelitian tentang hubungan keterlibatan orang tua dengan prestasi
belajar anak usia sekolah ini dapat digunakan sebagai masukan bagi orang tua
dan sekolah dalam rangka meningkatkan keterlibatan orang tua terhadap
belajar anak dan meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah.
Manfaat teoritis:
Hasil penelitian tentang hubungan keterlibatan orang tua dengan prestasi
belajar anak usia sekolah ini dapat memberikan manfaat dalam menambah
wawasan ilmu keperawatan anak, khususnya untuk usia sekolah, dan
menambah wawasan di bidang pendidikan.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Belajar
Witting (1981 dalam Syah, 2004) menjelaskan tiga tahapan proses belajar
yaitu tahap penerimaan informasi (acquisition), penyimpanan informasi
(storage), dan tahapan mendapatkan kembali informasi (retrival). Tahap
penerimaan merupakan tahap dimana siswa menerima informasi sebagai
suatu respons sehingga menghasilkan pemahaman dan perilaku baru. Tahap
7 Universitas Indonesia
8
selanjutnya yaitu tahapan penyimpanan informasi, dimana siswa akan
menyimpan pemahaman dan perilaku baru kedalam memori jangka pendek
dan jangka panjang. Tahap terakhir dari proses belajar yaitu retrival dimana
siswa mengaktifkan kembali fungsi-fungsi memorinya untuk merespon
terhadap stimulus yang sedang dihadapi.
Bandura (1977 dalam Syah, 2004) menjelaskan tahapan proses belajar yang
meliputi:
1. Tahap perhatian (attentional phase)
Para siswa memusatkan perhatian pada obyek materi atau perilaku
model yang lebih menarik.
2. Tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase)
Informasi berupa materi diproses dan disimpan dalam memori.
3. Tahap reproduksi (reproduction phase)
Seluruh informasi pengetahuan dan perilaku yang telah disimpan
dalam memori diproduksi kembali ketika guru memberikan post test.
4. Tahap motivasi (motivation phase)
Tahap penerimaan dorongan yang berfungsi sebagai penguat atau
reinforcement. Pada siswa yang telah mencapai hasil yang
memuaskan diberi dorongan berupa pujian, hadiah, dan nilai yang
memuaskan. Sedangkan pada siswa yang belum mencapai hasil yang
memuaskan maka perlu diyakinkan mengenai arti pentingnya
penguasaan materi.
2.1.2 Teori – Teori Belajar
Teori – teori belajar ditemukan dengan menggunakan eksperimen oleh
beberapa ahli, sehingga dapat digunakan sebagai prinsip yang berkaitan
dengan belajar. Syah (2004) menjelaskan teori – teori belajar tersebut antara
lain:
a. Koneksionisme (Connectionism)
Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike pada
tahun 1874 -1949. Thorndike bereksperimen dengan menggunakan
Universitas Indonesia
9
hewan (kucing) untuk mengetahui fenomena belajar. Seekor kucing
ditempatkan dalam suatu sangkar yang lengkap dengan pengungkit untuk
membuka pintu dan di depan sangkar itu disediakan makanan. Awalnya
kucing mencakar dan berlari-larian, namun gagal untuk membuka pintu.
Tetapi, akhirnya tanpa sengaja
kucing menginjak pengungkit sehingga
pintu terbuka dan kucing mendapatkan
makanan yang ada di depan
sangkar.
Universitas Indonesia
10
perubahan yang dikehendaki. Kesimpulannya, belajar atau latihan yang
akan menghasilkan suatu perilaku yang
dilakukan secara terus menerus
menjadi terbiasa.
Universitas Indonesia
11
pencapaian akademik setiap siswa juga berbeda. Hal tersebut lah yang
belajar (learning difficulty).
menimbulkan munculnya kesulitan
Syah (2004) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
kesulitan belajar antara lain:
a. Faktor internal siswa, yaitu faktor-faktor yang muncul dari diri siswa
sendiri. Faktor-faktor intern ini meliputi:
1) Bersifat kognitif, seperti rendahnya kapasitas intelektual siswa.
2) Bersifat afektif, seperti labilnya emosi dan sikap siswa.
3) Bersifat psikomotor, seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengaran.
b. Faktor eksternal siswa, yaitu semua situasi dan kondisi lingkungan yang
tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor-faktor ekstern yang
mempengaruhi kesulitan belajar meliputi:
1) Lingkungan keluarga, seperti rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga, ketidakharmonisan hubungan ayah dan ibu.
2) Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan yang
kumuh (slum area), dan teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah
yang berada di tengah pasar, kondisi guru dan fasilitas yang kurang
memadai.
Universitas Indonesia
12
2.2.1 Definisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran, seperti mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran lain di
sekolah. Prestasi belajar siswa dinilai melalui aspek kognitifnya, karena
aspek inilah yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, dan evaluasi ( Tu’u, 2004).
Prestasi belajar yaitu penguasaan atau kemampuan dalam mengungkapkan
kembali pengetahuan yang telah didapat dalam pembelajaran sebelumnya,
mengenai sikap, definisi, serta pemahaman terhadap pernyataan dalam soal
tertentu (Buchori 1994 dalam Hardiana, 2011). Prestasi belajar dapat
disimpulkan sebagai hasil pembelajaran berupa penguasaan materi yang
dapat dilihat melalui aspek kognitif.
Universitas Indonesia
13
prestasi belajar yang tinggi juga dapat dicapai ketika seseorang yang
mempunyai minat besar terhadap mata pelajaran tertentu memberikan
perhatian penuh terhadap mata pelajaran tersebut.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor ini terdiri atas dua macam yaitu faktor sosial dan faktor non-sosial
(Syah, 2004). Lingkungan sosial yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar meliputi keluarga, guru dan staf, masyarakat, serta teman.
Sedangkan lingkungan non-sosial yang mempengaruhi pencapaian
belajar siswa antara lain: rumah, sekolah, peralatan atau fasilitas dan
lingkungan alam.
Universitas Indonesia
14
Lingkungan sosial sangat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar
siswa. Guru dan staff serta teman menjadi teladan bagi siswa di sekolah.
Apabila guru dan staff serta teman mampu mencipatakan suasana belajar
yang kondusif, maka hal tersebut dapat menjadi daya dorong positif
terhadap belajar siswa. Di lingkungan
masyarakat seperti tetangga dan
teman sepermainan juga sangat
mempengaruhi siswa dalam belajar.
Lingkungan kumuh yang serba kekurangan akan menyulitkan siswa
dalam belajar. Selain di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat,
lingkungan lain yang berpengaruh yaitu lingkungan keluarga.
Universitas Indonesia
15
materi pelajaran (Syah, 2004). Faktor pendekatan belajar ini dibagi
kedalam tiga tahap yaitu pendekatan rendah, pendekatan menengah dan
pendekatan tinggi. Pendekatan belajar siswa dengan pendekatan yang
baik dari pada pendekatan belajar rendah.
menengah seperti analisis lebih
2.2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Belajar
Syah (2004) menjelaskan, evaluasi merupakan penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
dari evaluasi antara lain mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh
siswa dalam proses belajar pada kurun waktu tertentu, mengetahui
kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya, dan mengetahui tingkat usaha
belajar yang sudah dilakukan oleh siswa. Selain itu, tujuan evaluasi adalah
untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu mengaplikasikan
kecerdasannya, serta mengetahui tingkat daya guna dan manfaat metode
mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Universitas Indonesia
16
“Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil
untuk memantau proses, kemajuan, dan
belajar peserta didik dilakukan
perbaikan hasil belajar peserta didik, secara berkesinambungan” (Syah,
2004, p. 197). Berdasarkan Undang-Undang tersebut, evaluasi belajar
merupakan hal yang penting untuk selalu dilakukan. Karena dengan
adanya evaluasi belajar maka
hasil belajar akan selalu mengalami
perbaikan.
17
2004). Batas minimal kelulusan / keberhasilan belajar (passing grade)
secara umum yaitu 5,5 atau 6,0 , dalam skala 1-10, dan 55 atau 60, dalam
skala 10-100. Skala tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran
matematika dan bahasa. Mata pelajaran
kecuali mata pelajaran inti seperti
inti tersebut menggunakan batas
minimal yaitu 6,5 atau 7,0 (Syah, 2004).
2.3 Pola Asuh
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana pengasuhan orang
tuanya. Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda-beda.
Berdasarkan ada tidaknya kontrol dari orang tua, komunikasi yang
demokratis, kemampuan reaksi orang tua, serta pengasuhan yang diberikan
orang tua, maka jenis pola asuh dapat dibedakan menjadi empat, yaitu pola
asuh authoritarian (otoriter), Pola asuh autoritative, pola asuh permissive-
indulgent, serta pola asuh permissive-indifferent (Schunk, 2010).
Universitas Indonesia
18
menentukan tingkah lakunya. Sedangkan orang tua dengan pola asuh
permissive-indifferent tidak terlibat dalam kehidupan anaknya.
2.3.1 Definisi Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua merupakan
hal yang sangat penting untuk
mendukung belajar anak , baik di sekolah formal maupun di kursus belajar
(Henderson., et al, 2004 dalam Ferrara, 2005). Keterlibatan orang tua
diartikan sebagai partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan
pengalaman anaknya (Hawes & Jesney 2007 dalam Padavick, 2009).
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan keterlibatan orang tua
merupakan partisipasi dari orang tua terhadap pendidikan belajar anak baik
di sekolah maupun di tempat lain yang dapat mendukung kemajuan anak.
Schunk (2010) menyimpulkan beberapa cara orang tua agar tetap terlibat
pada belajar anak, di antaranya yaitu:
a. Mendukung anak dengan mengikutsertakan anak dalam aktivitas
dimana seluruh partisipan dapat menunjukan prestasi positif dan
tingkah laku positif. Contohnya dengan mengikutsertakan anak pada
Universitas Indonesia
19
organisasi sekolah, grup musik, dan tim olahraga. Tim olahraga ini
pada aktifitas atau olahraga yang dapat
misalnya anak diikutsertakan
meningkatkan prestasi belajar anak dan tidak mengganggu waktu anak
lain. Orang tua tidak dapat mengontrol
untuk belajar mata pelajaran
anaknya berteman dengan siapa, tetapi orang tua dapat mengarahkan
anaknya agar ikut dalam peer
grup dimana dikelompok tersebut terdiri
dari anak-anak yang berprestasi.
b. Membantu anak dengan mengikutsertakan anak kedalam kursus
belajar. Orang tua dapat berdiskusi dengan anak mengenai kursus
belajar yang dibutuhkan dan diinginkan anak. Hal tersebut akan
menjamin pendaftaran anak pada kursus sesuai dengan kemampuan
anak.
c. Peduli dengan tugas rumah anak, ujian, dan kegiatan anak, serta
membantu mengatur jadwal anak agar dapat menyelesaikan semua
kebutuhan belajarnya. Anak-anak umumnya tidak dapat mengatur
seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
tugasnya. Orang tua sebaiknya menanyakan kepada anak, mengenai
pekerjaan rumah apa yang ia miliki dan kapan waktu untuk
mengumpulkannya. Sesekali orang tua juga perlu berdiskusi bersama
anak mengenai jadwal atau waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua tugasnya.
d. Berpartisipasi pada aktivitas sekolah. Terdapat beberapa cara-cara
orang tua dapat terlibat di sekolah. Orang tua dapat terlibat di sekolah
anak dengan mengikuti pertemuan rutin guru dan wali murid, ikut serta
dalam kegiatan olahraga sekolah, atau bahkan ikut serta dalam
pertunjukan yang diadakan di sekolah.
Universitas Indonesia
20
tetapi ada hubungan antara pola asuh otoriter terhadap prestasi akademik. Hal
tersebut juga dinyatakan oleh Gonzalez (2006) dengan penelitiannya yang
berjudul The relation between perceived parenting practices and achievement
motivation in mathematics, diperoleh hasil pola asuh authoritative memiliki
hubungan positif dengan tujuan penguasaan belajar, pola asuh permissive
tidak berhubungan dengan penguasaan
orientasi, tetapi memiliki hubungan
dengan pendekatan hasil belajar, pola asuh authorian memiliki hubungan
dengan pendekatan hasil belajar.
Universitas Indonesia
21
2.5 Kerangka Teori
1. Faktor internal:
Psikologis Prestasi Akademik:
fisiologis Sedang
Tinggi
3. Faktor eksternal:
Sosial: keluarga
non-sosial
Skema.2.1
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA
KONSEP
Variabel Independen Variabel Dependen
Keterlibatan orang tua:
5. Pemberian dukungan terhadap
anak dalam aktivitas:
mengikutsertakan pada
organisasi sekolah, tim
olahraga, grup musik. Prestasi Akademik:
6. Pemberian tambahan bimbingan Sedang
belajar: mengikutsertakan anak
Tinggi
kedalam kursus belajar.
7. Pemberian perhatian terhadap
tugas sekolah dan jadwal harian:
peduli dengan tugas rumah anak
(PR), ujian, membantu
mengatur jadwal
8. Terlibat dalam kegiatan sekolah
dengan berpartisipasi pada
pertemuan rutin guru dan wali
Skema.3.1
22 Universitas Indonesia
23
Penelitian ini meneliti dua variabel, yaitu variabel independen (variabel
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang diselidiki
pengaruhnya terhadap variabel dependen, sedangkan variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel
dependen dari penelitian ini adalah
prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh
dari nilai raport yang diambil dari hasil UAS. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu keterlibatan orang tua. Keterlibatan orang tua dalam
belajar anak dapat diketahui melalui empat hal yaitu:
3.2 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada hubungan antara keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar
anak usia sekolah dasar.
Ha: Ada hubungan antara keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar
anak
usia sekolah dasar.
Universitas Indonesia
24
3.3 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Universitas Indonesia
25
Definisi Alat Skala
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
b. Pemberian Mengikutser Responden Kuesioner 1. Orang tua Ordinal
tambahan takan anak menjawab 3 B kurang
bimbingan kedalam pernyataan dari terlibat dalam
belajar. kursus kuesioner. Jawaban pendidikan
belajar. pernyataan anak: < mean
menggunakan skala jika distribusi
likert selalu(SL) data normal
dengan skor 4, 2. Orang tua
sering ( S ) dengan terlibat
skor 3, jarang ( J ) dengan baik
dengan skor 2, dan pada
tidak pernah( TP ) pendidikan
dengan skor 1 anak: ≥ mean
untuk pernyataan jika distribusi
positif dan data normal.
kebalikannya untuk
pernyataan negatif.
c. Pemberian Orang tua Responden Kuesioner 1. Orang tua Ordinal
perhatian peduli menjawab 10 B kurang
terhadap dengan tugas pernyataan dari terlibat dalam
tugas rumah anak, kuesioner. Jawaban pendidikan
sekolah dan ujian, dan pernyataan anak: < mean
jadwal kegiatan menggunakan skala jika distribusi
harian. anak, serta likert selalu(SL) data normal
membantu dengan skor 4, 2. Orang tua
mengatur sering ( S ) dengan terlibat
jadwal skor 3, jarang ( J ) dengan baik
keseharian dengan skor 2, dan pada
anak tidak pernah( TP ) pendidikan
dengan skor 1 anak: ≥ mean
untuk pernyataan jika distribusi
positif dan data normal.
kebalikannya untuk
pernyataan negatif.
Universitas Indonesia
26
Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
d. Terlibat Orang tua Responden Kuesioner 1. Orang tua Ordinal
dalam berpartisipas menjawab 5 B kurang
kegiatan i pada pernyataan dari terlibat
sekolah kegiatan kuesioner. Jawaban dalam
sekolah, pernyataan pendidikan
seperti menggunakan skala anak: <
pertemuan likert selalu(SL) mean jika
rutin guru dengan skor 4, distribusi
dan wali sering ( S ) dengan data normal
murid, dan skor 3, jarang ( J ) 2. Orang tua
ikut serta dengan skor 2, dan terlibat
dalam acara tidak pernah( TP ) dengan baik
sekolah dengan skor 1 pada
untuk pernyataan pendidikan
positif dan anak: ≥
kebalikannya untuk mean jika
pernyataan negatif. distribusi
data normal.
2. Dependen: Pencapaian Diukur dengan Data 1. Sedang: Ordinal
Prestasi hasil belajar menggunakan rata- sekunder jika rata-
belajar dilihat dari rata nilai rapor pada rata nilai
rata-rata semester ganjil. rapor < 80
nilai rapor 2. Tinggi:
yang jika rata –
diberikan rata nilai
oleh guru raport ≥80
pada
semsester
ganjil.
Universitas Indonesia
27
Definisi Alat Skala
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
3. Karakteristik
Responden:
a. Usia Anak a. Lama waktu a. Responden Kuesioner a. Usia anak Interval
hidup anak menjawab Data dalam
dalam pertanyaan
usia Demografi tahun.
tahun, dengan mengisi
ketika pada tempat yang
pengambil- tersedia.
an data.
Universitas Indonesia
28
Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
e. Pekerjaan e. Kegiatan e. Responden Kuesioner e. Untuk Nominal
ayah rutinitas menjawab
Data analisis data
sebagai pertanyaan Demografi maka
sumber pekerjaan dibuat:
penghasilan dengan mengisi 1. Bekerja
ayah. pada tempat 2. Tidak
yang tersedia. bekerja
Universitas Indonesia
29
Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
i. Status i. Hasil atau i. Responden Kuesioner i. Pendapatan Ordinal
Ekonomi jumlah menjawab
Data keluarga
pendapatan pertanyaan Demografi berdasarkan
yang pendapatan UMR
diperoleh keluarga
dalam Kabupaten
oleh kuesioner Banjarnegara
keluarga dengan memilih Rp. 765.000:
dari bekerja. jawaban yang Rendah:
sesuai jika < 2
kali UMR
Banjarne-
gara
Sedang:
jika 2 – 4
kali UMR
Banjarne-
gara
Tinggi:
jika > 4
kali UMR
Banjarne-
gara
j. Suku j. Daerah asal j. Responden Kuesioner j. Suku: Nominal
kelahiran menjawab Data Batak,
yang pertanyaan Demografi Jawa,
merupakan dalam Sunda,
ciri budaya kuesioner Lainnya,
yang dengan memilih sebutkan
dimiliki jawaban Batak,
…
oleh Jawa, Sunda,
responden. dan lainnya,
sebutkan…
Universitas Indonesia
BAB 4
METODOLOGI
PENELITIAN
30 Universitas Indonesia
31
sebagai subyek penelitian yaitu orang tua dari anak usia sekolah kelas 3 dan 4
di SDIT Permata Hati, yaitu sebanyak 152 orang.
Sabri dan Hastono (2006), menjelaskan sampel merupakan bagian dari
populasi, dimana ciri-ciri, karakteristik
atau nilainya akan diukur dan
akhirnya digunakan untuk memperkirakan
karakteristik dari populasi. Sampel
yang ideal memenuhi beberapa syarat diantaranya; dapat menghasilkan
gambaran karakter populasi yang tepat, dapat menentukan presisi (ketepatan)
hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang
diperoleh, sederhana dan mudah dilaksanakan, serta dapat memberikan
keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin (Sabri dan
Hastono, 2006). Pada penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu orang tua
dari anak usia sekolah kelas 3 dan 4 di SDIT Permata Hati, yaitu sebanyak 67
orang.
Universitas Indonesia
32
c. Orang tua dari siswa atau siswi yang keluar dari SDIT tersebut pada
saat dilakukan penelitian.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
stratified random sampling. Stratified
random sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan mengelompokan
populasi kedalam strata yang
telah ditentukan, kemudian dari masing-masing strata diambil sampel yang
mewakilinya berdasarkan perimbangan (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan
sampel ini memiliki tujuan agar masing-masing strata memiliki jumlah
perwakilan yang sama.
Populasi dari penelitian ini adalah orang tua dari siswa-siswi SDIT Permata
Hati kelas 3 dan 4. Berdasarkan teknik stratified random sampling, maka
populasi pada penelitian ini dikelompokan kedalam strata yaitu tingkatan
kelas. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin (Prasetyo & Jannah, 2008), yaitu:
=
1+
Keterangan:
n = besaran sampel
N= besaran populasi
e = nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan, yaitu 10%
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
152
=
1 + 152(0,1)
152
=
1 + 1,52
152
= = 60,31746 ≈ 60
2,52
Universitas Indonesia
33
yang didapat dari perhitungan menggunakan rumus Slovin, kemudian
dilakukan penambahan jumlah sampel menggunakan rumus sebagai berikut:
n’ =
Keterangan :
n’ = Jumlah sampel setelah dikoreksi
n = Jumlah sampel yang telah diestimasikan sebelumnya
f = Prediksi jumlah persentase drop-out
n’ = = = 66,666667 ≈ 67
, ,
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel pada penelitian ini
yaitu 67 orang.
= .
Keterangan :
ni = jumlah sampel yang akan diambil dari setiap kelas
Ni = Jumlah siswa dari setiap kelas
Kelas 3A :
26
67 = 11,4605 ≈ 12
152
Kelas 3B :
Universitas Indonesia
34
25
67 = 11,019 ≈ 11
152
Kelas 3C :
26
67 = 11,4605 ≈ 12
152
Kelas 4A :
25
67 = 11,019 ≈ 11
152
Kelas 4B :
24
67 = 10,5789 ≈ 11
152
Kelas 4C
26
67 = 11,4605 ≈ 12
152
Berdasarkan perhitungan tersebut maka, jumlah masing – masing sampel tiap
kelas yaitu 3A = 12 orang, 3B = 11 orang, 3C = 12 orang, 4A = 11 orang, 4B
= 11 orang dan 4C = 12 orang. Jadi jumlah sampel setelah penghitungan di
atas yaitu 69 orang.
35
mempersiapkan formulir informed consent yang menjelaskan tujuan dan
manfaat penelitian, kemungkinan ketidaknyamanan yang ditimbulkan,
persetujuan responden dapat mengundurkan diri kapan saja, serta jaminan
anonimitas dan kerahasiaan. Prinsip tersebut digunakan oleh peneliti
dengan memberikan kebebasan
dan tanpa ada paksaan ketika meminta
seseorang untuk menjadi responden
dalam penelitian ini.
b. Prinsip manfaat yang dihasilkan (The Principle of Beneficence)
Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek penelitian
(Polit, 2006). Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur
penelitian, sehingga bahaya bagi subjek penelitian dapat diminimalisir
dan dihasilkan manfaat bagi subjek penelitian.
c. Prinsip keadilan (The Principle of Justice)
Prinsip keadilan memiliki arti keterbukaan dan adil (Polit, 2006). Prinsip
ini dilaksanakan oleh peneliti dengan keterbukaan dalam memberikan
kejelasan prosedur penelitian. Peneliti mempertimbangkan keseimbangan
antara partisipasi subjek penelitian dan manfaat yang diperoleh subjek
penelitian. Selain itu, peneliti juga harus memberikan keadilan terhadap
subjek penelitian dengan memberikan perlakuan yang sama dalam
berpartisipasi menjadi subjek penelitian.
d. Prinsip menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (The
Principle of respect for privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu, seperti privasi dan
kebebasan individu (Polit, 2006). Kerahasiaan identitas dari subjek
penelitian tidak akan dipublikasikan oleh peneliti, untuk menjaga
anonimitas. Peneliti akan mengganti identitas subjek penelitian dengan
inisial atau identification number.
Universitas Indonesia
36
Kemudian, siswa kelas 3 dan 4 tersebut diminta untuk membawa kuesioner
yang telah diisi pada keesokan harinya atau maksimal dua hari setelah
kuesioner dibagikan. Responden dari penelitian ini adalah orang tua dari anak
Permata Hati yang berjumlah 67 orang.
usia sekolah kelas 3 dan 4 di SDIT
Kuesioner yang diberikan pada responden berisi data demografi dan
kuesioner mengenai keterlibatan orang tua. Sedangkan data prestasi belajar
merupakan data sekunder yang didapat dari nilai rapor semester ganjil yang
diberikan oleh guru kelas.
Pertanyaan data demografi yang terdapat dalam kuesioner terdiri dari: usia,
jenis kelamin, pendidikan terakhir ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, lama
waktu bekerja ayah dan ibu setiap harinya, pendapatan, dan suku. Data
demografi ini diisi dengan menuliskan jawaban dan memberikan tanda
cheklist pada pertanyaan dengan jawaban yang merupakan pilihan.
Sedangkan untuk kuesioner keterlibatan orang tua dibuat berdasarkan skala
likert yang berisi 23 pertanyaan mengenai empat sub-variabel keterlibatan
orang tua dalam belajar anak. Pertanyaan tersebut terdiri dari empat sub-
variabel. Sub-variabel pemberian dukungan terhadap anak dalam aktivitas,
memiliki lima pertanyaan, pada pertanyaan nomor 1, 6, 11, 15, dan 19. Sub-
variabel pemberian tambahan bimbingan belajar, terdapat tiga pertanyaan
diantaranya yaitu pertanyaan nomor 2, 9, dan 14. Sub-variabel pemberian
perhatian terhadap tugas sekolah dan jadwal harian, terdapat sepuluh
pertanyaan yaitu pada pertanyaan nomor 3, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 20, 21, dan
23. Sub-variabel keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah, terdapat lima
pertanyaan yaitu pada pertanyaan nomor 4, 8, 12, 17, dan 22. Kuesioner ini
terdiri dari 23 pertanyaan positif dan tidak ada pertanyaan negatif. Pengisian
kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan tanda cheklist pada kolom
yang tersedia di samping pernyataan.
Universitas Indonesia
37
telah dipersiapkan agar tujuan dapat tercapai (Budiharto, 2006 ). Prosedur
ini terdiri dari beberapa tahapan:
pengumpulan data dalam penelitian
a. Meminta surat ijin dari FIK UI untuk diberikan kepada sekolah yang akan
menjadi tempat penelitian.
Universitas Indonesia
38
c. Entering data
Entering data merupakan proses memasukan data ke dalam database
pada komputer, untuk dilakukan analisis terhadap data yang telah
diperoleh.
d. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan memeriksa kembali data – data yang telah
dimasukan sehingga kesalahan pada data dapat dihilangkan, serta terdapat
kepastian mengenai kesesuaian dan kebenaran data yang dimasukan.
Analisa data dilakukan setelah pengolahan data. Jenis analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisa univariat
Analisa univariat merupakan analisa untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,
2010). Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari
tiap variabel. Pada penelitian ini, variabel yang dianalisis yaitu variabel
karakteristik, variabel keterlibatan orang tua dan variabel prestasi belajar.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Pada
penelitian ini, analisa bivariat digunakan untuk menganalisa ada tidaknya
hubungan antara keterlibatan orang tua dalam belajar anak (variabel
independen) dengan prestasi belajar anak sekolah dasar (variabel
dependen). Variabel penelitian ini, diuji dengan menggunakan uji chi-
square, karena variabel yang diteliti menggunakan skala data kategorik.
Universitas Indonesia
39
Table 4.1 Uji Variabel Analisis Bivariat
V. Independen V. Dependen Uji Statistik
Keterlibatan orang tua Prestasi belajar Chi Square
Prestasi belajar Chi Square
Pemberian dukungan
terhadap anak dalam
aktifitas
Pemberian tambahan Prestasi belajar Chi Square
bimbingan belajar: kursus
belajar.
Pemberian perhatian Prestasi belajar Chi Square
terhadap tugas sekolah
dan jadwal harian
Terlibat dalam aktivitas Prestasi belajar Chi Square
sekolah: berpartisipasi
pada pertemuan rutin guru
dan wali murid.
Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Anak di SDIT Permata Hati
Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
9,52
Usia 9,50 0,596 8 - 11
Hasil analisa didapatkan bahwa rata-rata usia anak yaitu 9,52 tahun (SD :
0,596) dengan usia termuda yaitu 8 tahun dan usia tertua yaitu 11 tahun.
40 Universitas Indonesia
41
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Anak di SDIT
Permata Hati Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden anak yang berjenis kelamin
laki–laki sebanyak 46,7% dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 53,3%.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ayah,
Tingkat Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ayah, dan Pekerjaan Ibu di SDIT
Permata Hati Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
Universitas Indonesia
42
Tabel di atas menunjukkan distribusi tingkat pendidikan ayah dan tingkat
pendidikan ibu dari responden, dimana sebanyak 75% responden
berpendidikan tinggi, sedangkan tingkat pendidikan terendah yaitu tingkat
pendidikan SMP sebanyak 1,7%. Pada distribusi responden berdasarkan
pekerjaan ayah, hampir seluruhnya
98,3% ayah bekerja, sedangkan
distribusi ibu yang bekerja yaitu 85%.
b. Lama Waktu Bekerja Responden (Ayah)
Tabel 5.4
Distribusi Responden Menurut Lama Waktu Bekerja Ayah di SDIT
Permata Hati Banjarnegara, Tahun 2012 (n=59)
Lama
Waktu 8,49
8,00 2,737 4 – 24
Bekerja
Ayah
Hasil analisa didapatkan rata – rata lama waktu bekerja ayah yaitu 8,49
jam (SD: 2,737). Waktu bekerja ayah yang paling cepat dalam satu hari
yaitu 4 jam, sedangkan waktu bekerja paling lama adalah 24 jam.
Lama
Waktu 7,45 7,00 1,404 5 – 12
Bekerja Ibu
Universitas Indonesia
43
Tabel di atas menerangkan bahwa rata-rata lama waktu bekerja ibu yaitu
7,45 jam (SD: 1,404). Waktu bekerja ibu yang tercepat dalam satu hari
yaitu 5 jam, sedangkan waktu bekerja paling lama adalah 12 jam.
d. Status Ekonomi
Tabel 5.6
Status Ekonomi di SDIT Permata Hati
Distribusi Responden Menurut
Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
e. Suku
Tabel 5.7
Distribusi Responden Menurut Suku di SDIT Permata Hati
Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
Suku Jumlah Presentase (%)
Jawa 57 95,0
Sunda 2 3,3
Betawi 1 1,7
Total 60 100,0
Universitas Indonesia
44
5.1.2 Keterlibatan Orang Tua
Tabel 5.8
Distribusi Keterlibatan Responden
(Orang Tua) dalam Belajar Anak
di SDIT Permata Hati Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
Keterlibatan Orang Tua Jumlah Presentase (%)
Kurang Terlibat 25 41,7
Terlibat 35 58,3
Total 60 100,0
Tabel 5.9
Distribusi Responden (Orang Tua) Menurut Keterlibatan dalam
Belajar Anak di SDIT Permata Hati Banjarnegara,
Tahun 2012 (n=60)
1. Pemberian Dukungan
Kurang Terlibat 21 35,0
Terlibat 39 65,0
2. Pemberian Tambahan
Bimbingan Belajar
Kurang Terlibat 16 26,7
Terlibat 44 73,3
3. Pemberian Perhatian Tugas
Sekolah dan Jadwal Harian
Kurang Terlibat 29 48,3
Terlibat 31 51,7
4. Keterlibatan Orang Tua
dalam kegiatan sekolah
Kurang Terlibat 26 43,3
Terlibat 34 56,7
Universitas Indonesia
45
Hasil analisa didapatkan distribusi keterlibatan responden (orang tua)
dalam belajar anak dilihat dari pemberian dukungan terhadap anak dalam
aktivitas, dimana sebanyak 65% responden terlibat. Jika dilihat dari
pemberian perhatian tugas sekolah dan jadwal harian, sebanyak 51,7%
responden terlibat dan jika dilihat
dari keterlibatan orang tua pada kegiatan
sekolah, sebanyak 56,7% responden
terlibat. Sedangkan keterlibatan orang
tua yang tertinggi yaitu bila dilihat dari pemberian tambahan bimbingan
belajar yaitu sebanyak 73,3% responden terlibat.
Tabel 5.10
Distribusi Responden Menurut Prestasi Belajar Anak di SDIT Permata
Hati Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
Universitas Indonesia
46
5.2 Hasil Analisis Bivariat
Analisa bivariat ini akan melihat hubungan antara variabel independen
keterlibatan orang tua dengan variabel dependen prestasi belajar anak.
5.2.1 Hubungan Keterlibatan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak
Tabel
5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Belajar dengan
Prestasi Belajar Anak di SDIT Permata Hati Banjarnegara,
Tahun 2012 (n=60)
Prestasi Belajar
Keterlibatan Total
Prestasi Sedang Prestasi Tinggi PValue
Orang tua
n % n % n %
Universitas Indonesia
47
a. Hubungan Pemberian Dukungan terhadap Anak dalam Aktivitas
dengan Prestasi Belajar Anak
Tabel 5.12
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Responden dalam
Pemberian Dukungan Terhadap Anak dalam Aktivitas dengan
Prestasi Belajar Anak di SDIT Permata Hati Banjarnegara,
Tahun 2012 (n=60)
Prestasi Belajar
Keterlibatan Total
Prestasi Sedang Prestasi Tinggi PValue
Orang tua
n % n % n %
Kurang
9 15% 12 20% 21 35%
Terlibat
Universitas Indonesia
48
b. Hubungan Pemberian Tambahan Bimbingan Belajar dengan
Prestasi Belajar Anak
Tabel 5.13
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Responden dalam
Pemberian Tambahan Bimbingan Belajar dengan Prestasi Belajar
Anak di SDIT Permata Hati
Banjarnegara, Tahun 2012 (n=60)
Prestasi Belajar
Keterlibatan Total
Prestasi Sedang Prestasi Tinggi PValue
Orang tua
n % n % n %
Kurang
9 15% 7 11,67% 16 26,67%
Terlibat
Universitas Indonesia
49
c. Hubungan Pemberian Perhatian Terhadap Tugas Sekolah dan
Jadwal Harian dengan Prestasi Belajar Anak
Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Responden dalam
Pemberian Perhatian Terhadap Tugas Sekolah dan Jadwal Harian
dengan Prestasi Belajar Anak
di SDIT Permata Hati Banjarnegara,
Tahun 2012 (n=60)
Prestasi Belajar
Keterlibatan Total
Prestasi Sedang Prestasi Tinggi PValue
Orang tua
n % n % n %
Kurang
16 26,67% 13 21,67% 29 48,33%
Terlibat
Universitas Indonesia
50
d. Hubungan Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Sekolah
dengan Prestasi Belajar Anak
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Responden dalam
Kegiatan Sekolah dengan Prestasi Belajar Anak di SDIT Permata
Hati Banjarnegara,
Tahun 2012 (n=60)
Prestasi Belajar
Keterlibatan Total
Prestasi Sedang Prestasi Tinggi PValue
Orang tua
n % n % n %
Kurang
13 21,67% 13 21,67% 26 43,33%
Terlibat
Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
51 Universitas Indonesia
52
anak perempuan diasumsikan mempunyai sifat yang rajin dan patuh. Sifat
tersebut memungkinkan anak perempuan lebih rajin dalam belajar dan
selalu patuh terhadap guru serta orang tua, sehingga lebih banyak anak
perempuan yang memperoleh prestasi yang tinggi. Hal tersebut juga sesuai
dengan penelitian ini dimana jumlah
anak perempuan lebih banyak yang
memperoleh prestasi tinggi.
6.1.2 Karakteristik Orang Tua
a. Tingkat Pendidikan Ayah dan Ibu
Pada penelitian ini ditunjukkan tingkat pendidikan ayah dan ibu terbanyak
yaitu pada tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 75%. Hal tersebut
menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu saat ini sudah tinggi dan setara
dengan tingkat pendidikan ayah. Menurut Potter dan Perry (2005), tingkat
pengetahuan seseorang akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukannya.
Hal tersebut menunjukan orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi
memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak,
maupun orang tua dengan sekolah. Sehingga dengan adanya komunikasi
yang baik akan tercipta keterlibatan orang tua yang tinggi pada belajar anak.
Universitas Indonesia
53
anaknya, sehingga anak dapat mendapat prestasi yang memuaskan dan
mendapat pendidikan yang terbaik.
Hal tersebut di atas menunjukkan orang tua dengan lama waktu bekerja
yang tinggi memungkinkan kurangnya interaksi yang baik antara orang tua
Universitas Indonesia
54
dengan anak. Kurangnya interaksi tersebut mengakibatkan orang tua kurang
terlibat pada keseharian anak maupun belajar anak. Sehingga hal tersebut
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak yang kurang memuaskan
dan berpengaruh juga terhadap sifat anak.
d. Status Ekonomi Keluarga
Status ekonomi keluarga ditunjukkan dengan pendapatan keluarga. Hasil
penelitian ini menunjukkan pendapatan keluarga dengan status ekonomi
rendah 3,3% keluarga, sedangkan sebanyak 61,7 % keluarga memiliki status
ekonomi tinggi. Hal tersebut menunjukkan sebagian besar keluarga dari
responden memiliki pendapatan yang tinggi. Hal tersebut memungkinkan
berpengaruhnya pendapatan keluarga atau status ekonomi pada keterlibatan
orang tua dalam proses belajar anaknya. Selain itu, status sosial ekonomi
juga memungkinkan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Analisa
peneliti, apabila status sosial ekonomi keluarga tinggi maka keluarga akan
mampu memberikan tambahan bimbingan belajar di luar sekolah seperti
kursus mata pelajaran atau kursus peningkatan bakat anak, sehingga dengan
adanya hal tersebut maka prestasi belajar anak akan meningkat. Berbeda
halnya pada keluarga dengan status ekonomi rendah yang memungkinkan
ketidakmampuan keluarga untuk membayar biaya kursus yang tinggi dan
menyediakan buku-buku serta perlengkapan belajar yang bagus, hal tersebut
juga memungkinkan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Padavick (2009)
mengenai keterlibatan orang tua dengan belajar dan peningkatan prestasi
siswa, didapatkan hasil yaitu ada hubungan antara status pendidikan dan
status sosial ekonomi yang tinggi dengan kesuksesan akademik serta
pengasuhan orang tua dan keterlibatan orang tua.
Universitas Indonesia
55
terlibat dalam belajar anak. Menurut Schunk (2010) menyimpulkan
beberapa cara orang tua agar tetap terlibat pada belajar anak, diantaranya
dapat dilihat dari pemberian dukungan terhadap anak, pemberian tambahan
bimbingan belajar, pemberian perhatian terhadap tugas sekolah dan jadwal
harian, serta ditunjukan pada keterlibatan
orang tua dalam kegiatan sekolah.
Apabila cara tersebut di atas dapat
dilakukan oleh orang tua bisa dipastikan
orang tua terlibat dalam proses belajar anak. Sehingga dengan orang adanya
orang tua yang selalu terlibat dalam proses belajar anak maka hal tersebut
akan menjadikan prestasi anak meningkat.
Universitas Indonesia
56
merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung belajar anak, baik di
belajar (Henderson., et al, 2004 dalam
sekolah formal maupun di kursus
Ferrara, 2005).
Keterlibatan orang tua juga dapat dilihat melalui partisipasi orang tua dalam
kegiatan sekolah anak. Keterlibatan
orang tua dalam kegiatan sekolah anak
memungkinkan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Penelitian ini
menganalisis hubungan antara keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah
dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDIT Permata Hati.
Berdasarkan hasil analisis simpulan terdapat hubungan antara keterlibatan
orang tua dalam kegiatan sekolah dengan prestasi belajar anak (p value =
0,034). Schunk, 2010 menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua juga
ditunjukkan ketika mengunjungi anaknya di sekolah, bertemu dengan guru,
ikut serta dalam aktivitas dan kegiatan yang sedang diadakan di sekolah,
menjadi sukarelawan di sekolah, mengikuti perkembangan kemajuan
akademik anak serta memberikan biaya pendidikan anak. Keterlibatan orang
tua dalam kegiatan sekolah didukung dengan adanya komunikasi yang baik
antara orang tua dengan pihak sekolah sehingga tercipta hubungan yang
baik. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah juga mampu medukung
prestasi belajar anak di sekolah.
Selain dengan terlibatnya orang tua pada kegiatan sekolah anak, keterlibatan
juga ditunjukkan dengan pemberian perhatian terhadap tugas sekolah seperti
pekerjaan rumah (PR) dan jadwal harian. Menurut Epstein, (1995 dalam
Voorhis, 2003) yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam
aktivitas belajar anak di rumah merupakan salah satu dari enam tipe
keterlibatan orang tua pada pendidikan, di antaranya yaitu pengasuhan,
menjadi volunteer, komunikasi, pembuat keputusan, mendidik anak di
rumah, dan berkolaborasi dengan komunitas. Pemberian perhatian tersebut
juga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar anak. Hal tersebut
ditunjukkan oleh hasil penelitian ini yang diperoleh adanya hubungan antara
keterlibatan orang tua dalam pemberian perhatian terhadap tugas sekolah
dan jadwal harian dengan prestasi belajar anak (p value = 0,001). Analisa
Universitas Indonesia
57
peneliti, dengan adanya pemberian perhatian terhadap tugas sekolah seperti
pekerjaan rumah (PR), dan pemberian perhatian orang tua terhadap jadwal
harian seperti waktu bermain, dan waktu belajar anak, maka hal tersebut
belajar anak.
akan berpengaruh terhadap prestasi
Selain itu, pemberian perhatian terhadap tugas sekolah dan jadwal harian
juga didukung dengan suasana lingkungan rumah yang mendukung belajar
anak, misalnya orang tua selalu menyediakan makanan kecil ketika anak
belajar dan menyediakan sarapan pagi serta memastikan anak untuk sarapan
pagi. Hal tersebut menunjukkan adanya interaksi yang baik antara orang tua
dan anak, sehingga anak lebih bersemangat untuk belajar dan prestasi
belajar anak akan meningkat. Penelitian yang dilakukan Moline (1998)
dengan judul The parental involvement student achievement link,
menyatakan bahwa orang tua memiliki pola interaksi yang berbeda terhadap
anak untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dan membuat lingkungan
rumah yang mendukung secara emosional.
Universitas Indonesia
58
(permisif, dan demokratis) dengan prestasi akademik, tetapi ada hubungan
antara pola asuh otoriter terhadap prestasi akademik.
Universitas Indonesia
59
2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini menunjukkan pentingnya interaksi antara orang tua dan
anak. Hal ini ditunjukan dengan adanya hasil penelitian ini yang
menyatakan adanya hubungan antara keterlibatan orang tua dengan
prestasi belajar anak. Namun, pada penelitian ini hanya dilakukan
penelitian pada kelas tiga dan kelas empat, serta hanya di lakukan pada
satu sekolah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
memperbesar sampel, memperluas area penelitian dan membandingkan
antara sekolah yang berada di daerah pedesaan dengan sekolah yang
berada di daerah perkotaan.
Universitas Indonesia
BAB 7
KESIMPULAN
DAN SARAN
7.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan di SDIT Permata Hati Banjarnegara dengan
menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengen pendekatan cross
untuk mengetahui hubungan keterlibatan
sectional. Tujuan penelitian ini yaitu
orang tua dengan prestasi belajar anak usia sekolah kelas 3 dan 4 di SDIT
Permata Hati. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat menggunakan confident
interval (CI) 90% dan α 0,10. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Responden pada penelitian ini berjumlah 60 orang, dengan karakteristik
orang tua pendidikan terakhir ayah, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan
ayah, pekerjaan ibu, lama waktu bekerja ayah, lama waktu bekerja ibu,
status ekonomi dan suku.
a. Tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu sebanyak 75%
berpendidikan tinggi sedangkan 1,7% berpendidikan rendah (n=60).
b. Pekerjaan ayah yaitu hampir seluruhnya (98,3% ayah) bekerja (n=60),
sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 85% orang (n=60).
c. Lama waktu bekerja ayah dalam satu hari yaitu antara 4 jam, sampai
24 jam (n=59).
d. Lama waktu bekerja ibu dalam satu hari yaitu antara 5 jam, sampai 12
jam (n=51).
e. Status ekonomi dengan 3,3% keluarga memiliki status ekonomi
rendah, dan 61,7% keluarga memiliki status ekonomi tinggi (n=60).
f. Suku sebagian besar (95 %) berasal dari suku jawa. Sedangkan 1,7 %
berasal dari suku betawi (n=60).
2. Karakteristik anak pada penelitian ini yaitu usia anak dan jenis kelamin
anak.
a. Usia anak yang termuda yaitu 8 tahun dan usia tertua yaitu 11 tahun
(n=60).
60 Universitas Indonesia
61
b. Anak yang berjenis kelamin laki–laki sebanyak 46,7% dan yang
sebanyak 53,3% (n=60).
berjenis kelamin perempuan
3. Keterlibatan orang tua dalam belajar anak kelas 3 dan 4 di SDIT Permata
Hati tahun ajaran 2011/2012 yaitu
sebanyak 58,3% orang tua terlibat dan
41,7% orang tua kurang terlibat.
a. Keterlibatan dalam pemberian dukungan terhadap anak dalam
aktivitas yaitu orang tua terlibat 65 % dan kurang terlibat 35 %
(n=60).
b. Keterlibatan dalam pemberian tambahan bimbingan belajar yaitu
orang tua terlibat 73,3% dan kurang telibat 27,7% (n=60).
c. Keterlibatan dalam pemberian perhatian terhadap tugas sekolah dan
jadwal harian yaitu orang tua terlibat 51,7% dan kurang terlibat 43,3%
(n=60).
d. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah yaitu orang tua terlibat
56,7% dan kurang terlibat 43,3% (n=60).
4. Prestasi belajar anak kelas 3 dan 4 di SDIT Permata Hati Banjarnegara
tahun ajaran 2011/2012 yaitu 66,7% anak memiliki prestasi tinggi dengan
nilai rata-rata raport semester satu ≥80, dan 33,3% orang anak memiliki
prestasi sedang dengan nilai rata-rata raport semester satu <80 (n=60).
5. Analisa hubungan antara variabel bebas keterlibatan orang tua dengan
dengan variabel terikat prestasi belajar anak didapatkan hasil analisis
dengan menggunakan uji bivariat yang menunjukkan adanya hubungan
keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar anak (p value = 0,001)
(n=60).
a. Tidak ada hubungan antara keterlibatan orang tua dalam pemberian
dukungan terhadap anak pada aktivitas dengan prestasi belajar anak(p
value = 0,389) (n=60).
b. Ada hubungan keterlibatan orang tua dalam pemberian tambahan
bimbingan belajar dengan prestasi belajar anak (p value = 0,050)
(n=60).
Universitas Indonesia
62
c. Ada hubungan keterlibatan orang tua dalam pemberian perhatian
terhadap tugas sekolah dan jadwal harian dengan prestasi belajar anak
(p value = 0,001) (n=60).
d. Ada hubungan keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah dengan
prestasi belajar anak (p value
= 0,034) (n=60).
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian, maka saran dari
peneliti yaitu:
1. Bagi institusi pendidikan
a. Mengkaji keterlibatan orang tua dalam belajar anak, sehingga dapat
diketahui keterlibatan tinggi atau kurang.
b. Mengadakan pertemuan rutin antara orang tua dan sekolah untuk
meningkatkan keterlibatan orang tua terhadap belajar anak sehingga
anak dapat mencapai prestasi yang memuaskan.
c. Membina hubungan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua
murid sehingga tercipta situasi yang mendukung pembelajaran anak.
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Bagi para perawat dan calon perawat hendaknya selalu melibatkan orang
tua dalam pengkajian hingga intervensi terhadap anak sehingga dapat
diperoleh hasil pengkajian yang lebih akurat serta intervensi yang tepat.
Selain itu perawat sebaiknya juga mampu memotivasi orang tua untuk
selalu terlibat dalam belajar anak dan terlibat dalam kegiatan anak,
sehingga anak menjadi lebih terpantau dalam prestasi belajar anak,
pertumbuhan dan perkembangan maupun kesehatan anak.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Membandingkan intensitas keterlibatan orang tua dari kelas satu
hingga kelas enam sehingga mampu digeneralisasikan secara luas.
b. Memperluas area penelitian dengan mengambil sampel lebih dari satu
sekolah.
c. Membandingkan antara sekolah yang berada di daerah perkotaan
dengan sekolah yang berada di daerah pedesaan.
Universitas Indonesia
63
DAFTAR REFERENSI
Aizah, S. (2008). Analisis prestasi belajar mahasiswa akper pgri di kota kediri
tahun 2008. June 21, 2012.
http://fikunp.org/index.php?option=com_content&view=article&id=51:jur
nal-ilmiah&catid=10:jurnal-ilmiah&Itemid=28
Depkes RI. (2001). Pedoman upaya kesehatan jiwa anak sekolah ditingkat
sekolah dasar madrasah ibtidaiyah. Jakarta: Depkes RI Ditjen KesMasy.
Gonzalez, A., & Wolters, C. A. (2006). The relation between perceived parenting
practices and achievement motivation in mathematics. Journal of Research
in Childhood Education, 21(2) : 203-217.
Hardiana, H., Salman, A., Amirulloh, F., & Ryzza, R.F. (2011). Hubungan
karakteristik individu dan pola asuh orang tua terhadap prestosi akademik
mahasiswa reguler 2009 fakultas ilmu keperawatan universitas Indonesia.
Laporan penelitian tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia.
Hill, N.E., & Taylor, L.C. (2004). Parental School Involvement and Children's
Academic Achievement: Pragmatics and Issues. Current Directions in
Psychological Science,13(4) : 161-164.
Hungler, B. P & Polit, D.F. (1999). Nursing research principles and methods.(6th
ed.) Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Universitas Indonesia
64
Moline, D. R. (1998). The parental involvement student achievement link. Pacific
Lutheran University). ProQuest Dissertations and Theses, Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/304495067?accountid=17242
Rosita, I., Hasanah, L., Setiawati, L., & Ferdina, N.F. (2011). Hubungan
pekerjaan ibu dan perilaku komunikasi pada anak remaja di rw 04
pisangan timur Jakarta. Laporan penelitian tidak diterbitkan. Universitas
Indonesia
Tu’u, T. (2004). Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta:
Grasindo.
Universitas Indonesia
65
UNICEF. (n.d.). Lembar fakta pendidikan untuk anak perempuan Indonesia.
October 23, 2011.
http://www.unicef.org/indonesia/id/Facts_Sheet_on_Girls_Education_IND
_.pdf
Voorhis, F. L. V. (2003). Interactive Homework in Middle School: Effects on
Family Involvement and ScienceAchievement.
The Journal of Educational
Research, 96 (6): 323-338.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M.L., Schwartz, P. (2008).
(6th ed.) volume 1. (Agus Sutarna, Neti
Buku ajar keperawatan pediatrik.
Juniarti, H.Y. Kuncara, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Yulia, A. (2007). Work mom & kids. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yuliani, I. (2004). Hubungan pendidikan orangtua dan status gizi anak dengan
prestasi belajar siswa di sdn kedungmulyo kecamatan kemusu kabupaten
boyolali tahun 2004. June 21, 2012.
http://eprints.undip.ac.id/10707/1/2260.pdf
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Lampiran 2
Bentuk partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini berupa mengisi angket yang
berisi pertanyaan terkait keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak. Bila
sewaktu-waktu Bpk/Ibu membutuhkan penjelasan tentang penelitian ini, maka
bisa menghubungi peneliti:
Titis Tolada (0856 4779 9801).
Apabila Bapak/ Ibu menyetujui maka dengan ini saya mohon Bapak dan Ibu
berkenan menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang
diajukan secara jujur. Adapun identitas pribadi maupun informasi yang Bapak /
Ibu berikan akan dirahasiakan oleh peneliti dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Bapak / Ibu, saya mengucapkan terima
kasih.
Depok, .................. 2012
Peneliti
( )
Lampiran 3
Saya menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara
sukarela dan tidak akan merugikan saya. Saya menyadari bahwa segala informasi
pada penelitian ini adalah rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan
penelitian. Dengan demikian saya bersedia untuk menjadi responden penelitian.
( )
Lampiran 4
Kode Responden
A. Data Demografi
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan berikut dengan menuliskan jawaban pada tempat yang
telah disediakan dan memberi tanda ceklist (√ ) pada kotak yang telah
disediakan.
1. Nama (Inisial) : .............................
SMP PT
SMP PT
6. Pekerjaan Ayah :…………………..
10. Pendapatan keluarga :
Rp. 2 juta – < 3 juta ≥ Rp. 5 juta
11. Suku :
Batak Sunda
Jawa Betawi
Lainnya, sebutkan……….
B. Pernyataan- pernyataan berikut berkaitan dengan keterlibatan orang tua.
Petunjuk Pengisian
Jawablah pernyataan berikut dengan memberi tanda ceklist (√ ) pada kotak yang
telah disediakan.
Selalu (SL) : Selalu, jika Saudara selalu melakukan pernyataan tersebut.
Tidak pernah (TP) : tidak pernah, jika Saudara tidak pernah pernyataan tersebut.
Pernyataan SL S J TP
Pernyataan SL S J TP
6. Saya mengikutsertakan anak saya ke dalam
ekstrakurikuler musik atau kursus musik yang
ada di luar sekolah.
7. Saya menemani anak belajar ketika anak akan
ujian.
8. Saya menanyakan kepada guru di sekolah,
mengenai kemampuan belajar anak saya.
14. Saya mengetahui kesulitan belajar yang dialami
anak saya.
Pernyataan SL S J TP
Terima Kasih