REAKSI REDOKS
DISUSUN OLEH :
Kelompok 8
Jesica Carine Poluan G 701 18 028
Agnes Lallo Allolayuk G 701 18 117
Anugerah Ihza Mahendra G 701 18 122
Sitti Marhani G 701 18 174
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah “Reaksi Redoks” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analis 1.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
misalnya saja reaksi yang berlangsung dalam proses respirasi pada tumbuhan.
Dalam proses ini, karbohidrat dioksidasi menjadi karbondioksida dan uap air
dengan melepas energi, adapun contoh redoks yang merugikan, yaitu korosi
Reaksi redoks memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri. Misalnya
prinsip reaksi redoks mendasari pembuatan baterai dan aki, ekstrasi dan
pemisahan logam dengan logam lain, seperti emas, perak, dan kromium. Selain
itu, reaksi redoks juga digunakan untuk membuat senyawa kimia, seprti natrium
Proses oksidasi pada buah dapat kita dapat amati secara langsung, misalnya
buah apel yng dikupas dan didiamkan beberapa saat maka buah tersebut akan
berubah warna dari tidak bewarna menjadi kecoklatan. Pencoklatan pada apel
setelah dikupas atau pada just apel terjadi karena senyawa polifenol teroksidasi,
bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya dapat bergabung satu sama lain
makromolekul ini nantinya bisa membuat jus apel menjadi keruh.Begitu pula pada
iii
jangka waktu yang relatif lama namun nampak jelas perubahan dari oksidasi kulit
manusia ini. Proses oksidasi pada kulit manusia atau disebut pula proses penuaan
terjadi karena adanya radikal bebas (-OH). Jika di suatu tempat terjadi reaksi
oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas
(·OH) seperti asap kendaraan, rokok maupun polusi maka tanpa adanya kehadiran
seperti pada kulit tubuh manusia. Oksidasi sendiri adalah hancurnya jaringan
sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti
oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh
kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer
elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan
1. Oksidasi menjelaskan ;
2. Reduksi menjelaskan ;
iv
c. reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks.
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan
dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini
karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak
benyak masalah dan mudah. (Rivai, 1995: 98)
Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi
langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar
zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk
vitamin C.
Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-
zat yang mengandung oksidator misalnya Cl2, Fe (III), Cu (II) dan sebagainya,
sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya.
(Rivai, 1995: 93)
v
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian iodo-iodimetri
Untuk mengetahui prinsip iodo-iodimetri
Untuk mengetahui penentuan dengan iodometri dan iodimetri
Untuk mengetahuai peranan iodo-iodimetri
vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif volumetri
berdasarkan redoks dimana senyawa dan pereaksinya bereaksi secara langsung
atau sering disebut dengan Direct Titration. Dalam proses penitaran, titran
mengoksidasi titrat maka metode ini termasuk dalam oksidimetri dan
menggunakan penambahan indikator kanji di awal titrasi.
Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor ,sebab bila
suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron ), maka harus
ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap
electron) ,jadi tidak mungkin hanya ada oksidator ataupun reduktor. Dalam
metoda analisis ini , analat (titrat) dioksidasikan oleh I2 , sehingga I2 tereduksi
menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator dengan reaksi:
I2 + 2 e - → 2 I-
Karena iodimetri merupakan suatu penentuan kuantitatif, maka yang dicari
adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi
antara sample dengan ion iodide.
Contoh senyawa yang dapat ditetapkan dengan iodimetri adalah : Sn2+,
As3+, Zn2+, Hg2+, Pb2+, ion sulfit, glukosa (dan gula-gula pereduksi lain),
vitamin C.
Iodometri Iodimetri
Termasuk kedalam Reduktometri Termasuk kedalam Oksidimetri
Larutan Na2S2O3 (Tio) sebagai penitar Larutan I2 sebagai Penitar (Titran)
1
(Titran)
Penambahan Indikator Kanji disaat Penambahan Indikator kanji saat awal
mendekati titik akhir. penitaran
Termasuk kedalam Titrasi tidak Termasuk kedalam Titrasi langsung
langsung
Oksidator sebagai titrat Reduktor sebagai titrat
Titrasi dalam suasana asam Titrasi dalam suasana sedikit
basa/netral
Penambahan KI sebagai zat penambah Penambahan NaHCO3 sebagai zat
penambah
Titran sebagai reduktor Titran sebagai oksidator
Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode
iodimetri yaitu sebagai berikut :
Kelebihan :
Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung
bereaksi.
Penambahan kanji diawal titrasi.
Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak berwarna menjadi
biru.
Kekurangan :
Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh
harus dilakukan terlebih dahulu.
Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.
Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara
2
Sedangkan cara tidak langsung disebut iodometri (oksidator yang dianalisis
kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang
selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat standar atau asam arsenit).
1. Titrasi langsung (Iodimetri)
Iodium merupakan oksidator yang sedikit/relative kuat dengan nilai
potensial oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi osidasi, iodium akan
direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi :
I2 + 2e 2I-
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil dari pada iodium sehingga dapat
dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
2. Titrasi tidak langsung (Iodometri)
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang
lebihbesar dari pada sistem Iodium-Iodida atau senyawa-senyawa yang
bersifat oksidator, seperti CuSO4.5H2O, garam besi (III), dimana zat-zzat
oksidator ini direduksi lebih dulu dengan ICI, dan iodin yang dihasilkan
dalam jumlah yang setara ditentukan kembali dengan larutan baku natrium
tiosulfat.
Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik
adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat
Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara
langsung, tetapi harus distandarisasi terhadap standar primer. Larutan natrium
tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat padat digunakan
sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Iodium murni merupakan
standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam
penanganan dan penimbangan. Lebih sering digunakan pereaksi yang kuat yang
membebaskan iodium dari iodida, suatu proses iodometrik.
3
Supaya lebih peka, digunsksn larutan kanji sebagai indicator, dimana kanji dengan
iodium membentuk kompleks yang berwarna biru dan masih dapat diamati pada
kadar yang sangat rendah. Ada juga dapat bahwa warna biru adalah disebabkan
absorbs iodium atau ion triiodia pada permukaan makromolekul kanji.
Komponen utama dari kanji ada dua yaitu: amilosa dan amilopektin yang
perbandingannya pada setiap tumbuh-tumbuhan berbeda. Amilosa, senyawa yang
mempunyai rantai lurus dan dapat banyak/sedikit terdapat dalam kentang dan
memberikan rantai bercabang memebentuk warna merah violet, mungkin karena
absorbs. Indikator kanji bersifat reversibel, artinya warna biru yang timbul akan
hilang lagi apabila yodium direduksi oleh natrium tiosulfat atau reduktor lainnya.
Dalam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari zat yang kemurniannya tidak
pasti, perlu dilakukan pembakuan. Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku
yang disebut larutan baku primer, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat
diketahui dengan cara penimbangan zat secara seksama yang digunakan untuk
standarisasi suatu larutan karena zatnya relatif stabil. Selain itu, pembakuan juga
bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang
konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan oleh larutan baku primer,
karena sifatnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis.
4
sehingga titik akhir titrasi lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat. Deteksi
titik akhir titrasi pada iodimetri dilakukan dengan menggunakan indicator kanji
atau amilum yang akan memberikan warna biru saat tercapainya titik akhir titrasi.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif volumetri
berdasarkan redoks dimana senyawa dan pereaksinya bereaksi secara
langsung atau sering disebut dengan Direct Titration. Dalam proses
penitaran, titran mengoksidasi titrat maka metode ini termasuk dalam
oksidimetri dan menggunakan penambahan indikator kanji di awal titrasi.
Prinsip dasar dari titrasi iodometri adalah zat uji (oksidator) mula-
mula direaksikan dengan ion iodida berlebih, kemudian iodium yang
dihasilkan dititrasi dengan larutan tiosulfat. Sedangkan prinsip dasar dari
titrasi iodimetri adalah zat uji (reduktor) langsung dititrasi dengan larutan
iodium. dimana I2 sebagai larutan standardnya.
6
DAFTAR PUSTAKA