Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume X, No.

2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI
 
Amrina Octaviana*, R. Pranajaya*
 
Di Indonesia, kasus mioma uteri ditemukan di 2.39 -11,7% pada semua pasien dalam perawatan obstetrik
(Wiknjosastro, 2010). Terjadi peningkatan kejadian mioma uteri dari tahun ke tahun dan tiga tahun berturut-turut
masih menempati urutan ke tiga setelah abortus dan kanker serviks di RSAM Bandar Lampung Tahun 2013.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri di RSAM Bandar
Lampung Tahun 2013. Penelitian ini merupakan analitik. Desain penelitian ini menggunakan desain kasus
kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita penderita penyakit ginekologi yang pernah dirawat di
ruang Delima RSUD Dr.Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung, tahun 2013. Sampel penelitian ini 29 sampel
kasus dan 29 sampel kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang
digunakan adalah data sekunder. Analisis penelitian ini adalah univariat berupa prosentase dan bivariat dengan
uji chi square. Kejadian mioma uteri paling banyak terjadi pada wanita usia berresiko (20-50 tahun) sebanyak
65,7% dan Paritas berresiko (0-1) sebanyak 64,7%. Hasil analisis bivariat didapatkan usia (pvalue = 0,007) dan
paritas (pvalue = 0,249). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara usia dan kejadian mioma
uteri.

Kata kunci: Umur, paritas, mioma uteri

LATAR BELAKANG sepuluh penyakit ginekologi terbanyak


yaitu sebesar 8,03% (Muzakir, 2010).
Mioma uteri merupakan suatu tumor Berdasarkan penelitian World Health
uterus jinak yang tidak berkapsul dan Organisation (WHO) penyebab angka
berbatas tegas (Scott, dkk, 2002), berasal kematian ibu karena mioma uteri pada
dari otot uterus dan jaringan ikat yang tahun 2010 sebanyak 22 (1,95 %) kasus
menumpangnya, pertumbuhan tumor jinak dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04 %)
dari sel-sel polos imatur yang namanya kasus. (WHO, 2011). Menurut Manuaba
diberikan sesuai dengan lokasinya di (2007), faktor-faktor penyebab mioma
uterus. Dikenal juga istilah fibromioma, uteri belum diketahui, namun ada 2 teori
leiomioma atau pun fibroid (Wiknjosastro, yang menjelaskan faktor penyebab mioma
2010:338). Kejadian mioma uteri sebesar uteri, yaitu teori stimulasi, berpendapat
20-40% di temukan pada wanita yang bahwa estrogen sebagai faktor indikator.
berusia lebih dari 35 tahun. (dr Novie Selain itu ada teori cellnest atau
Hediyani, MKK, 2012, dokterku- Genitoblas, yaitu mioma uteri terjadi
online.com). tergantung pada sel-sel otot imatur yang
Jumlah kejadian penyakit ini di terdapat pada cell nest. Menurut Parker
Indonesia menempati urutan kedua setelah (2007) faktor risiko yang menyebabkan
kanker serviks. (Pertiwi, dkk, 2012). Di mioma uteri adalah usia penderita, hormon
Indonesia kasus mioma uteri di temukan endogen, riwayat keluarga, Indeks Massa
sebesar 2,39 -11,7% pada semua pasien Tubuh (IMT), Diet, kehamilan, paritas,
kebidanan yang di rawat (Wiknjosastro, kebiasaan merokok. Berdasarkan otopsi,
2010:338). Pada Penelitian Muzakir, di Novak menemukan 27 % wanita berumur
RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau pada 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada
tahun 2004, mioma uteri menempati urutan wanita yang berkulit hitam ditemukan
ke lima dari sepuluh penyakit Ginekologi lebih banyak. Mioma uteri belum pernah
terbanyak yaitu sebesar 7,04% (Bagian (dilaporkan) terjadi sebelum menars.
Obgin RSUD Arifin Achmad, 2005). Setelah menopause hanya kira–kira 10%
Sedangkan pada tahun 2005, mioma uteri mioma yang masih bertumbuh. (Parker,
juga menempati urutan ke lima dari 2007)

[209]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

RSUD Abdul Moeloek Bandar sampel kasus maupun kontrol minimal


Lampung, pada tahun 2010 kejadian sebanyak 29 orang. Dengan menggunakan
mioma uteri sejumlah 76 dari 1008 pasien pengambilan sampel secara acak sederhana
gynekolog (7,5%). pada tahun 2011 (simpel random sampling).
sejumlah 82 dari 1032 pasien gynekologi Hakikat dari pengambilan sampel
(8%). Tahun 2012 sejumlah 108 dari 917 secara acak sederhana adalah bahwa setiap
pasien gynekologi (12%). Dan pada tahun anggota atau unit dari populasi mempunyai
2013 berjumlah 97 dari 1053 pasien kesempatan yang sama untuk diseleksi
gynekologi (9,2%). Dari data tersebut sebagai sampel. Peneliti akan
terlihat bahwa setiap tahun kejadian memisah terlebih dahulu catatan medik
mioma uteri di RSUD Abdul Moeloek yang memiliki diagnosa mioma uteri dan
terus meningkat. Namun peringkat bukan mioma. Selanjutnya mengambil
kejadiannya masih tetap di urutan ke 3 catatan medik secara acak untuk mioma
setelah abortus dan kanker serviks. uteri sebanyak 29 orang kemudian untuk
Penelitik meneliti di RSUD Abdoel kelompok bukan mioma uteri, yaitu kista
Moeloek karena RSUD Abdul Moeloek ovari, PVP/PVA, hiperemesis, mola
merupakan rumah sakit rujukan terbesar di hidatidosa, abortus, ca. cervix, ca.
Lampung. ovarium, ca. endometrium, ITG, dan CAP
RSUD Abdul Moeloek juga sebanyak 29 orang.
merupakan RS pendidikan milik negara. Jenis data yang digunakan pada
Selain itu kejadian mioma uteri banyak penelitian ini adalah menggunakan
terjadi di RSUD Abdul Moeloek. Angka dokumen berupa catatan medik tahun 2013
kejadianannya hampir menyamai angka di instalasi catatan medik RSUD
kejadian mioma uteri nasional. Bahkan Dr.Hi.Abdul Moeloek Bandar Lampung
pada tahun 2012 angka kejadiannya yang memenuhi syarat sebagai alat
melebihi angka kejadian nasional, yaitu 12 penelitian. Yaitu rekam medik yang
%. Lebih banyak dibandingkan dengan terdapat tanda tangan penanggung jawab
angka nasional yang hanya 11,7%. Dari catatan rekam medik dan telah terisi
kejadian tersebut maka penulis tertarik lengkap. Untuk pengambilan sampel
untuk meneliti Hubungan Antara Usia dan kontrol diambil dengan tidak berpasangan.
Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri di Pengolahan data hasil dari penelitian
RSUD Dr.Hi. Abdoel Moeloek Bandar dilakukan dengan Editing, Coding, dan
Lampung Tahun 2013. Cleaning. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis
METODE univariat dan analisis bivariat.

Jenis penelitian dalam peneli-tian ini


adalah analitik dengan desain penelitian HASIL
case control. Penelitian ini dilaksanakan di
RSUD dr.Hi. Abdoel Moeloek Bandar Dari hasil pengolahan dan analisis
Lampung pada bulan Juni 2014 sampai data didapatkan hasil sebagai berikut :
dengan Juli 2014. Pada penelitian ini akan
dianalisis ada tidaknya hubungan usia Karakteristik Responden
penderita dan paritas dengan mioma uteri.
Populasi pada penelitian ini adalah Berdasarkan karakteristikya
seluruh wanita penderita penyakit diketahui bahwa pendidikan terakhir
ginekologi yang pernah dirawat di ruang terbanyak responden adalah SD yaitu
Delima RSUD Dr.Hi. Abdul Moeloek sebanyak 60,3% dan pekerjaan terbanyak
Bandar Lampung, tahun 2013. responden adalah sebagai ibu rumah
Perbandingan sampel kasus dan sampel tangga yaitu sebanyak 82,8%.
kontrol adalah 1:1, sehingga jumlah

[210]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

Analisis Univariat independen (Usia dan Paritas) dengan


variabel dependen (Kejadian mioma uteri).
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Usia dan
Mioma Uteri Tabel 3: Hubungan Usia dengan Kejadian
Mioma Uteri
Usia f %
a. Mioma Uteri Mioma Uteri
Berrisiko 23 79,3 Usia Kasus Kontrol
(20-50 tahun) f % f %
b. Tidak berrisiko (<20 6 20,7 Berisiko 23 65,7 12 34,3
tahun dan >50 tahun) Tidak
Tidak Mioma Uteri 6 26,1 17 73,9
Beresiko
c. Berrisiko 12 41,4 Total 29 50 29 50
(20-50 tahun) p value 0,007
d. Tidak berrisiko (<20 17 58,6
tahun dan >50 tahun) Hasil analisis hubungan antara usia
Total 58 100 dengan mioma uteri diperoleh bahwa yang
terdiagnosa mioma uteri sebanyak 23
Berdasarkan tabel di atas dapat (65,7%) responden usia berresiko (20-50
diketahui bahwa yang terdiagnosa mioma tahun). Sedangkan pada kelompok yang
uteri ada sebanyak 23 (79,3%) responden tidak terdiagnosa mioma uteri sebanyak 12
usia berresiko (20-50 tahun). Sedangkan orang (34,3%) responden berusia berresiko
pada kelompok yang tidak terdiagnosa (20-50 tahun). Hasil uji statistik
mioma uteri sebanyak 12 orang (41,4%) menggunakan α=0,5, CI = 95%, diperoleh
responden berusia berresiko (20-50 tahun). p-value = 0,007 yang berarti Ada
hubungan yang signifikan antara usia
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Paritas dan dengan kejadian mioma uteri di RSUD
Mioma Uteri Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun
2013
Paritas f %
Mioma Uteri Tabel 4: Hubungan Paritas dengan
a. Beresiko (0-1) 11 37,9 Kejadian Mioma Uteri
b. Tidak beresiko (>1) 18 62,1
Tidak Mioma Uteri Mioma Uteri
a. Beresiko (0-1) 6 20,7 Paritas Kasus Kontrol
b. Tidak beresiko (>1) 23 79,3 f % f %
Total 58 100 Berisiko 11 64,7 6 35,3
Tidak
Berdasarkan tabel di atas dapat 18 43,9 23 56,1
Berrisiko
diketahui bahwa yang terdiagnosa mioma Total 29 50 29 50
uteri ada sebanyak 11 (37,9%) responden p value 0,249
paritas berresiko (0-1). Sedangkan pada
kelompok yang tidak terdiagnosa mioma Hasil analisis hubungan antara
uteri sebanyak 6 orang (20,7%) responden Paritas dengan mioma uteri diperoleh
kelompok berresiko (0-1). bahwa yang terdiagnosa mioma uteri ada
sebanyak 11 (64,7%) responden Paritas
Analisis Bivariat berresiko (0-1). Sedangkan pada kelompok
yang tidak terdiagnosa mioma uteri
Analisis bivariat dilakukan guna sebanyak 6 orang (35,3%) responden
melihat hubungan antara variabel Paritas berresiko (0-1). Hasil uji
statistik menggunakan α=0,5, CI = 95%,
[211]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

diperoleh p-value = 0,249 yang berarti Namun dari angka tersebut dapat
terdapat hubungan yang signifikan antara diartikan juga bahwa sebagian mioma uteri
Paritas dengan kejadian mioma uteri di juga bisa terjadi pada usia yang tidak
RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung beresiko. Menurut Thomason (2008)
Tahun 2013. dalam penelitian, mioma uteri terjadi pada
wanita berusia lebih dari 30 tahun, tetapi
PEMBAHASAN bisa juga tumbuh pada wanita usia
berapapun. Peningkatan risiko mioma pada
Hubungan Usia Dengan Kejadian usia lebih dari 30 tahun, terkait dengan
Mioma Uteri stimulasi hormon estrogen yang dihasilkan
olah ovarium yang mengalami peningkatan
Hasil analisis hubungan antara usia pada usia reproduksi. Mioma uteri pada
dengan mioma uteri diperoleh bahwa yang umumnya tumbuh tanpa gejala, tetapi
terdiagnosa mioma uteri sebanyak 23 dapat tumbuh dengan gejala. Penelitian ini
(65,7%) responden usia berresiko (20-50 sesuai dengan penelitian Nishizawa di
tahun). Sedangkan pada kelompok yang Jepang (2008) mene-mukan insidens rates
tidak terdiagnosa mioma uteri sebanyak 12 mioma uteri lebih tinggi pada wanita
orang (34,3%) responden berusia berresiko subur yaitu 104 per seribu wanita belum
(20-50 tahun). meno-pause dan 12 per seribu wanita me-
Hasil uji statistik menggunakan Chi nopause (P<0,001) (Nishizawa, 2008).
Square diperoleh p-value = 0,007 (p-value Penelitian ini juga sesuai dengan
≤ 0,05) maka artinya terdapat hubungan teori yang menyatakan mioma uteri jarang
yang signifikan antara usia dengan ditemukan sebelum menarche (sebelum
kejadian mioma uteri di RSUD Abdul mendapatkan haid). Sedangkan pada
Moeloek Bandar Lampung Tahun 2013. wanita menopause mioma uteri dite-mukan
Frekuensi kejadian mioma uteri paling sebesar 10%. (Joedosaputro, 2005). Selain
tinggi antara usia 35-50 tahun yaitu 25%, usia, ada faktor lain yang ditemukan dalam
jarang ditemukan pada usia dibawah 20 penelitian ini, yaitu faktor pendidikan.
tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia Dimana hasil penelitian membuktikan
sebelum menarche kadar estrogen rendah, bahwa 60,3% pendidikan responden adalah
dan meningkat pada usia reproduksi, serta SD. Peneliti berpendapat bahwa tingkat
akan turun pada usia menopause. pendidikan mempengaruhi tingkat
(Wiknjosastro (2009:339) pengetahuan responden tentang hormon
Penelitian ini sesuai dengan pe- endogen yang erat kaitannya dengan usia
nelitian yang dilakukan oleh Gita Kostania reproduktif wanita. Tentu saja berpengaruh
(2009) di RSUD Moewardi Surakarta juga terhadap tindakan preventif dan
bahwa penderita mioma uteri terbanyak kewaspadaan respon-den terhadap usia
pada kelompok umur 41 – 50 tahun . yang berresiko mengalami mioma uteri.
Penderita mioma uteri yang terjadi pada Berdasarkan teori di atas, penelitian
usia tidak beresiko lebih sedikit dari yang ini sejalan dengan teori yang artinya faktor
berrisiko yaitu se-banyak 6 (26,1%) dan usia mempengaruhi terjadinya mioma uteri
yang bukan mioma uteri pada usia sehingga responden yang mengalami
berresiko ke-jadiannya tidak begitu mioma uteri dan gejala mioma uteri perlu
mencolok yakni sebesar 34,3%. Hal ini melakukan pengobatan maupun pencega-
karena mioma uteri tumbuh disebabkan han dengan mengenali gejalanya, terutama
karena stimulasi hormon estrogen. Hormon bagi wanita yang masih dalam usia
estrogen disekresikan oleh ovarium mulai reproduksi. Segera melakukan
pada saat pubertas berangsur-angsur pemeriksaan ke dokter ahli apabila
meningkat dan akan menga-lami mengalami gejala-gejala mioma seperti
penurunan bahkan tidak berproduksi lagi hipermenore (menstruasi dengan volume
setelah usia menopause (Stoppler, 2006). darah yang banyak dan lama), sering

[212]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

kencing, nyeri tekan pada perut bagian kali hamil. Statistik menunjukkan 60%
bawah, dan mengalami infertilitas. Wanita mioma uteri berkembang pada wanita yang
yang berresiko tinggi pemeriksaan dokter tidak pernah hamil atau hanya hamil satu
lebih sering dan rutin. kali).
Untuk itu bagi pihak rumah sakit Penderita mioma uteri yang terjadi
bagain promkes perlu memberikan pe- pada paritas tidak beresiko lebih banyakt
nyuluhan tentang mioma uteri misalnya dari yang berrisiko yaitu sebanyak 18
melalui brosur/leaflet yang diletakkan di (43,9%) dan yang bukan mioma uteri pada
Poliklinik Kebidanan dan Ruang usia berresiko ke-jadiannya yakni sebesar
Perawatan Kebidanan agar masyarakat 35,3%. Dari penelitian yang dilakukan
umum dapat membaca dengan bebas. Hafiz et al di Nisthar hospital Multan
Pakistan mengemukakan bahwa mioma
Hubungan Paritas Dengan Kejadian uteri terjadi pada 74 % pasien dengan
Mioma Uteri paritas 1-5 (multipara) dan 13 % pasien
dengan paritas 0 (nulipara), dengan kata
Hasil analisis hubungan antara lain sebagian besar mioma uteri terjadi
Paritas dengan mioma uteri diperoleh pada pasien dengan multipara (Hafiz et al,
bahwa yang terdiagnosa mioma uteri ada 2003). Hasil penelitian Muzakir (2006),
sebanyak 11 (64,7%) responden Paritas didapatkan kasus mioma uteri ditemukan
berresiko (0-1). Sedangkan pada kelompok sebesar 43,24% pada multipara.
yang tidak terdiagnosa mioma uteri Selain Paritas, ada faktor lain yang
sebanyak 6 orang (35,3%) responden ditemukan dalam penelitian ini, yaitu
Paritas berresiko (0-1). Hasil uji faktor pekerjaan responden. Dimana
statistik menggunakan α=0,5, CI = 95%, sebanyak 82,8% pekerjaan responden
diperoleh p-value = 0,249 yang berarti adalah Ibu Rumah Tangga. Peneliti
terdapat hubungan yang signifikan antara berpendapat bahwa Tentu saja berpengaruh
Paritas dengan kejadian mioma uteri di juga terhadap jumlah anak yang
RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung dihasilkan.
Tahun 2013. Berdasarkan teori di atas, penelitian
Mioma uteri lebih sering didapati ini sejalan dengan teori yang artinya
pada wanita nulipara atau yang kurang paritas mempengaruhi terjadinya mioma
subur. (Wiknjosastro, 2009:339) Mioma uteri. Wanita yang berresiko tinggi lebih
lebih sering terjadi pada wanita nullipara sering dan rutin memeriksakan diri ke
atau wanita yang hanya mempunyai 1 anak dokter terutama bagi pasangan yang belum
(Llewellyn, 2001). Parker (2007) memiliki anak. Karena Salah satu dampak
mengemukakan bahwa semakin dari mioma dapat menyebabkan seorang
meningkatnya jumlah kehamilan maka wanita mengalami infertilitas.
akan menurunkan insidensi mioma uteri. Untuk itu bagi pihak rumah sakit
Resiko terjadinya mioma uteri akan bagain promkes perlu memberikan pe-
menurun dari 20%-50% dengan nyuluhan tentang mioma uteri misalnya
melahirkan minimal 1 orang anak. Dalam melalui brosur/leaflet yang dile-takkan di
penelitiannya, Chen menemukan bahwa Poliklinik Kebidanan dan Ruang
resiko menurun hingga 70% pada wanita Perawatan Kebidanan agar masyarakat
yang melahirkan 2 anak atau lebih umum dapat membaca dengan bebas. Bagi
(Victory, 2006). pasangan yang akan menikah dianjurkan
Penelitian inin sesuai dengan hasil untuk Tes kesehatan pranikah yang
penelitian Schorge et al. (2008) bahwa sebaiknya dilakukan calon pengantin
Wanita yang sering melahirkan lebih wanita dan pria, enam bulan sebelum
sedikit kemungkinannya untuk terjadinya menikah sebagai deteksi dini dari mioma
perkembangan mioma ini dibandingkan uteri.
wanita yang tidak pernah hamil atau satu

[213]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

KESIMPULAN Hediyani, Novie. 2012. Mioma Uteri.


Tersedia. (http://dokterku-
Berdasarkan hasil dan pembahasan, online.com. [16 Januari 2014])
dapat disimpulkan bahwa kejadian mioma Joedosapoetro MS. 2005. Ilmu
uteri paling banyak terjadi pada wanita Kandungan Edisi Kedua. Jakarta:
usia berresiko (20-50 tahun) sebanyak Yayasan Bina Pustaka. h. 38-41.
65,7% dan Paritas berresiko (0-1) Kostnia, Gita, 2009, Hubungan Umur
sebanyak 64,7%. Analisis lebih lanjut Penderita Dengan Mioma Uteri Di
menunjukan ada hubungan antara usia (p Rsud Dr. Moewardi Surakarta
value = 0,007) dan paritas (p value = Bulan Januari-Juni 2008, Skripsi
0,249) dengan kejadian mioma uteri di Sarjana, Fakultas Kedokteran
RSUDAM Bandar Lampung Tahun 2013. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Berdasarkan kesimpulan tersebut Manuaba. 2007. Ilmu Kebidanan Penyakit
diharapkan bagi WUS yang mengalami Kandungan dan Keluarga Berencana
gejala mioma uteri seperti, hipermenore Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta.
(menstruasi dengan volume darah yang EGC.
banyak dan lama), sering kencing, nyeri Parker WH. Etiology, Symptomatology
tekan pada perut bagian bawah, dan and Diagnosis of Uterine Myomas.
mengalami infertilitas (belum memiliki Volume 87. Department of
keturuan lebih dari satu tahun) agar dapat Obstetrics and gynecology UCLA
pemeriksaan ke dokter ahli untuk School of Medicine. California :
melakukan USG. Selanjutnya bagi American Society for Reproductive
promkes RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Medicine, 2007. 725-733.
untuk memberikan penyuluhan tentang Pertiwi, Dewi Pertiwi, dkk; 2012,
pentingnya mioma uteri misalnya melalui Hubungan Usia Menarche Dan
brosur/leaflet yang diletakkan di Poliklinik Paritas Dengan Kejadian Mioma
Kebidanan dan Ruang Perawatan Uteri Di Rsud Wates Kulonprogo
Kebidanan agar ma-syarakat umum dapat Tahun 2007-2010,Ponorogo, Forum
membaca dengan bebas. Ilmiah Kesehatan (FORIKES)
Scott, James R, at all. 2002. Donfort Buku
saku Obstetri & Ginekologi,
* Dosen pada Jurusan Kebidanan diterjemahkan oleh TMA Chalik &
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Huriawati Hartanto. Jakarta. Widya
Medika.
Victory R, Romano W, Bennett J,
DAFTAR PUSTAKA Diamond M. 2006. Clinical
Gynecology. Churchill Livingstone,
Llewellyn-Jones Derek,. 2001. Dasar- Elsevier. p.179-205.
dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi Wiknjosastro, Abdul Bari Syapifudin,
6. Jakarta: Hipokrates, Trijatmo Rachimhadi (Ed). 2010.
Hafiz R, Ali M, Ahmad M. 2003. Fibroids Ilmu Kandungan. Jakarta. PT Bina
as a causative factor in menorrhagia Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 716
and its management. halaman.
http://www.pmrc.org.pk/fibroid.htm.

[214]

Anda mungkin juga menyukai