Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yunita Widiyati Nikmah

Kelas : Anonna

NIM : P1337424516018

Konsep Dasar Mutu Pelayanan

1. Pengertian Mutu
Program menjaga mutu adalah suatu upaya mengkaji secara periodik berbagai kondisi yang mempengaruhi
pelayanan, melakukan pemantauan terhadap pelayanan, serta menelusuri keluaran yang dihasilkan, sedemikian
rupa sehingga pelbagai kekurangan dan penyebab kekurangan dapat diketahui serta upaya perbaikan dapat
dilakukan, kesemuanya untuk lebih menyempurnakan taraf kesehatan dan kesejahteraan. Sehingga program
jaga mutu kesehatan adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan
terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan khususnya dalam bidang kesehatan.

2. Tujuan
a. Tujuan umum, program menjaga mutu adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang di
selenggarakan.
b. Tujuan khusus, program menjaga mutu pelayanan dibagi menjadi lima yaitu:
1. Diketahui masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
2. Diketahui penyebab munculnya masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
3. Tersusunnya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang di
temukan.
4. Terselenggaranya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan.
5. Tersusunnya saran tidak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
3. Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari persyaratan yang dimaksud dan
dipandang penting ialah:
a. Bersifat khas.
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti jelas sasaran, tujuan dan tata
cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja. Dengan adanya
syarat seperti ini, maka jelaslah untuk dapat melakukan program menjaga mutu yang baik perlu
disusun dahulu rencana kerja program menjaga mutu.
b. Mampu melaporkan setiap penyimpangan
Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan setiap penyimpangan secara
tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program menjaga mutu yang baik seyogianya
mempunyai mekanisme umpan balik yang baik.
c. Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.
Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan berorientasi pada masa depan.
Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap terhadap setiap perubahan,
bukanlah program menjaga mutu yang baik.
d. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.
Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai dengan keadaan
organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan sehingga tidak sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, tidak akan ekonomis dan karena itu bukanlah suatu program yang baik.
e. Mudah dilaksanakan.
Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya sering dikembangkan
program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada baiknya program tersebut dilakukan secara
langsung, dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan kesehatan .
f. Mudah dimengerti.
Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya. Program menjaga mutu
yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti, bukanlah suatu program yang baik.
4. Ruang Lingkup
a. Kegiatan persiapan, meliputi :
1. Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen pimpinan institusi serta segenap penyelenggara
pelayanan kesehatan terhadap mutu
2. Membentuk satuan organisasi yang akan diserahkan tanggung jawab menyelengggarakan
program menjaga mutu.
3. Menyelenggarakan pelatihan program menjaga mutu
4. Menetapkan batas-batas wewenang, tanggung jawab serta mekanisme kerja satuan organisasi
program menjaga mutu
5. Menetapkan jenis dan ruang lingkup pelayanan kesehatan yang perlu diprioritaskan program
menjaga mutu
6. Menetapkan serta memasyarakatkan standar dan indikator yang akan dipergunakan.
b. Kegiatan pelaksanaan, meliputi :
1. Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
2. Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
3. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan
4. Melaksanakan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan
5. Menilai hasil yang dicapai dari dilaksanakannya cara penyelesaian masalah mutu pelayanan
kesehatan
6. Menyusun saran tindak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
5. Bentuk Program Jaga Mutu dalam Bidang Kesehatan
Terdapat 3 bentuk ditinjau dari waktu pelayanan kesehatan, bentuk program jaga mutu dalam bidang
kesehatan, yaitu:
a.Program menjaga Mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum
pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar
lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap
kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi kesehatan. Prinsip pokok program menjaga mutu
prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya :
Standardisasi (Standardization ) perizinan ( Licensure ), Sertifikasi (Certification), akreditasi
(Accreditation).
Prinsip-prinsip pokok program menjaga mutu :
1. Standarisasi
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima.
Standarisasi adalah upaya menentukan standar-standar tertentu yg harus dipenuhi. Untuk dapat
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu ditetapkanlah standarisasi pelayanan
kesehatan
2. Lisensi (Perizinan)
Standarisasi perlu diikuti dengan perizinan untuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu. Izin
menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan yang telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
3. Sertifikasi
Sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan sertifikat (pengakuan) kepada institusi
kesehatan yang benar-benar telah dan atau tetap memenuhi persyaratan. Ditinjau serta diberikan secara
berkala
a. Akreditasi.
Akreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi. Dilakukan secara
bertingkat, yakni sesuai dengan kemampuan institusi kesehatan.bDitinjau serta diberikan secara
berkala.
b. Program menjaga mutu konkruen
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan
dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses,
yakni memantau dan menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.
Diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Perhatian utama pada standar proses,
memantau dan menilai tindakan medis dan non medis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan
tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan kurang bermutu. Proram menjaga mutu ini paling sulit dilaksanakan, hal ini antara
lain disebabkan karena ada faktor tenggang rasa antara sesama teman sejawat yang dinilai.
c. Program menjaga mutu retrospektif
Yang dimaksud dengan program menjaga mutu restrospektif adalah yang diselenggarakan setelah
pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni
memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai
bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan, atau berupa pandangan
pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review, tissue
review, survei klien dan lain-lain. Diselenggarakan setelah selesainya pelayanan kesehatan. Perhatian
utama pada standar keluaran. Jika penampilan tersebut di bawah standar yang telah ditetapkan maka
berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu. Contoh program menjaga mutu
1) Review Rekam Medis
Penampilan pelayanan dinilai dari rekam medis yang digunakan pada pelayanan kesehatan. Semua
catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
2) Review Jaringan
Penampilan pelayanan kesehatan yang dinilai adalah dari jaringan yang diangkat pada tindakan
pembedahan. Misalnya tindakan apendiktomi, jika gambaran patologi anatomi dari jaringan yang
diangkat sesuai degan diagnosa yang ditegakkan, maka mutu pelayanannya baik.
3) Survei Klien
Penampilan pelayanan dinilai dari pandangan pemakai jasa. Terdapat 2 bentuk dalam program jaga
mutu jika ditinjau dari cara pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh organisasi, yaitu :
a. Program menjaga mutu Internal
Program Menjaga Mutu dilaksanakan oleh suatu organisasi yang dibentuk di dalam institusi kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Sebaiknya keanggotaan organisasi pelaksana program
menjaga mutu adalah mereka yang meyelenggarakan pelayanan kesehatan (dapat semuanya atau
hanya perwakilan).
Pembentukan organisasi sebaiknya pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Jika ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum
dapat dibedakan atas dua macam:
1. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak terlibat dalam pelayanan
kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan wewenang dan tanggung jawab
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.
2. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (team based), jadi semacam Gugus Kendali Mutu,
sebagaimana yang banyak dibentuk di dunia industri.
a. Review Rekam Medis
Penampilan pelayanan dinilai dari rekam medis yang digunakan pada pelayanan
kesehatan. Semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan.
b. Review Jaringan
Penampilan pelayanan kesehatan yang dinilai adalah dari jaringan yang diangkat
pada tindakan pembedahan. Misalnya tindakan apendiktomi, jika gambaran
patologi anatomi dari jaringan yang diangkat sesuai degan diagnosa yang
ditegakkan, maka mutu pelayanannya baik.
c. Survei Klien
Penampilan pelayanan dinilai dari pandangan pemakai jasa. Terdapat 2 bentuk
dalam program jaga mutu jika ditinjau dari cara pelaksanaan pelayanan kesehatan
oleh organisasi, yaitu :
1. Program menjaga mutu Internal
Program Menjaga Mutu dilaksanakan oleh suatu organisasi yang dibentuk di
dalam institusi kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Sebaiknya
keanggotaan organisasi pelaksana program menjaga mutu adalah mereka yang
meyelenggarakan pelayanan kesehatan (dapat semuanya atau hanya perwakilan).
Pembentukan organisasi sebaiknya pada setiap unit organisasi yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Jika ditinjau dari peranan para
pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
a. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak terlibat
dalam pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan
wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.
b. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team based), jadi semacam
GugusKendali Mutu, sebagaimana yang banyak dibentuk di dunia industri.
Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik adalah
bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggung jawab
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain
melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri.
2. Program menjaga mutu Eksternal
Dilaksanakan oleh suatu organisasi khusus yang dibentuk di luar institusi
pelayanan kesehatan. Merupakan pelengkap program menjaga mutu internal, yang
perannya lebih banyak bersifat lembaga pembanding. (Apabila terdapat
perselisihan pendapat tentang hasil penilaian mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh program menjaga mutu internal). Jika dibandingkan antara
program menjaga mutu internal dengan program menjaga mutu eksternal maka
program menjaga mutu internal yang lebih baik, karena program menjaga mutu
akan lebih mudah tercapai (penyelenggaranya terlibat langsung). Juga untuk dapat
menyelenggarakan program menjaga mutu eksternal dibutuhkan sumber daya yg
tidak sedikit (dalam banyak hal sulit dipenuhi). Pada program menjaga mutu
eksternal seolah-olah ada campur tangan pihak luar untuk pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan, yang biasanya sulit
diterima.

https://www.academia.edu/15561747/Program_Jaga_Mutu_dan_Evaluasi_Sistem_Informasi_
dan_Manajemen_Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai