1 PB PDF
1 PB PDF
Abstrak— Desain dari Pembangkit Listrik Tenaga Arus laut, jenis mooring yang bisa digunakan untuk turbin arus
Laut (PLTAL) secara umum terdiri dari turbin dan laut, yaitu pile dan vertical lift mooring.
mooring. Pemilihan desain PLTAL ini mengacu pada Pemilihan desain yang terbaik dari PLTAL jelas perlu
kondisi yang ada di Selat Nusa Penida, Bali. Pemilihan dilakukan, agar ketika PLTAL telah dibangun dapat
desain terbaik dari PLTAL , yaitu memilih jenis turbin menghasilkan energi yang optimal dan juga harapannya
dan jenis mooring yang terbaik menggunakan metode tidak terjadi kerugian yang sia - sia. Pada tugas akhir ini
AHP (Analytical Hierarchy Process). Metode AHP akan dilakukan studi pemilihan mengenai turbin dan
merupakan salah satu metode pemilihan dengan mooring untuk PLTAL dengan membandingkan kelebihan
menggunakan hirarki, langkah pertama adalah dan kekurangan jenis – jenis turbin dan mooring.
menentukan kriteria yang dibandingkan baik untuk Dalam menentukan jenis turbin dan mooring yang akan
turbin dan mooring. Kriteria pemilihan untuk turbin dipakai sebagai PLTAL, terdapat beberapa faktor yang
adalah daya yang dibangkitkan, keandalan, perawatan, diperhitungkan , diantaranya kecepatan arus laut, lokasi,
faktor lingkungan, lokasi, biaya. Sementara kriteria energi yang dihasilkan, keandalan, dan lain – lain. Maka
untuk mooring adalah teknologi, biaya investasi, dalam penelitian ini akan diulas mengenai pemilihan desain
perawatan dan lokasi. Langkah selanjutnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) yang
mengumpulkan data mengani pilihan – pilihan baik terbaik dengan membandingkan jenis – jenis turbin dan
turbin dan mooring. Pilihan untuk turbin adalah mooring dengan memperhitungkan faktor – faktor yang
straight axis, inclined axis, savonnius turbine, darrieus bersangkutan.
turbine dan h-rotor turbine. Sementara pilihan untuk Penelitian ini diambil berdasarkan data yang diambil
mooring adalah vertical lift, monopole, dan tripod pile. dari arus laut di wilayah perairan selat Nusa Penida, Bali.
Langkah terakhir adalah penyebaran kuesioner, Karena di wilayah Nusa Penida merupakan daerah yang
kuesioner disebar kepada para ahli energi laut. Hasil kebutuhan listriknya belum tersuplai dengan bagus dan
perhitungan menghasilkan urutan pilihan turbin adalah perairan sekitarnya mempunyai kecepatan arus laut yang
h-rotor turbine, straight axis, inclined axis, darrieus tinggi dan cocok untuk dimanfaatkan sebagai Pembangkit
turbine dan savonnius turbine. Sementara urutan dari Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL).
mooring adalah vertical lift, tripod pile dan mono pile.
Sehingga desain PLTAL di Nusa Penida yang akan II. DASAR TEORI
dibangun menggunakan h-rotor turbine dan vertical lift
mooring. A. Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)
Kata Kunci — PLTAL, turbin, mooring, AHP. memanfaatkan energi arus laut sebagai sumber energi, arus
laut yang merupakan energi kinetik dimanfaatkan untuk
I. PENDAHULUAN menggerakkan sudu turbin. Pengembangan teknologi
K
konversi energi arus laut pada dasarnya mengadopsi prinsip
eterbatasan akan adanya sumber energi saat ini telah
kerja konversi energi angin yang telah berkembang.
memicu para peneliti untuk meneliti dan
Arus laut didefinisikan sebagai aliran massa air laut dari
mengembangkan sumber enrgi terbarukan. Beberapa contoh
suatu tempat ke tempat lain. Potensi sumber yang ada pada
sumber energi yang terbarukan seperti, pemanfaatan energi
arus laut tidak semuanya bisa dikonversikan menjadi energi
surya, energi angina, energi laut dll. Energi laut merupakan
listrik , terdapat banyak jenis arus laut ditinjau dari letak,
salah satu energi bersih , terbarukan dan melimpah.
penyebab, dan suhu.
Di Indonesia , potensi energi arus laut yang cukup besar
Jika ditinjau dari letaknya, arus laut dibedakan menjadi
terdapat di wilayah perairan Jawa Bali dengan kecepatan
3, yaitu :
arus laut sekitar 2,5 . Energi arus laut dapat
1. Arus Permukaan
dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
Arus laut jenis ini terletak di permukaan laut,
(PLTAL). PLTAL pada dasarnya menggunakan turbin
dengan kedalaman < 20 m..
sebagai alat untuk mengubah energi kinetik menjadi energi
2. Arus Sedang
listrik yang disalurkan menuju electrical generator.
Arus sedang berada pada kedalaman air laut 20-
Terdapat beberapa jenis turbin yang bisa dipakai untuk
40m.
PLTAL, yaitu horizontal axis turbine dan vertical axis
3. Arus Dalam
turbine. Selain kebutuhan turbin , teknologi yang tidak
Sementara arus ini terletak di kedalamn >40 m.
kalah penting adalah mooring, mooring merupakan alat
Secara garis besar teknologi yang dibutuhkan untuk
yang digunakan menahan turbin agar tidak terbawa arus
membangkitkan listrik dari energi arus laut adalah turbin,
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-115
Gambar 2. Bagan macam – macam turbin air laut Sedangkan jenis pile dibagi menjadi 2, yaitu mono pile
dan tripod pile. jenispile diletakkan di dasar permukaan
Dari bagan diatas, turbin air dibagi menjadi 2 jenis laut.
turbin berdasarkan arah putaran turbinnya yaitu turbin
horizontal axis dan turbin vertical axis.
Turbin horizontal axis berputar terhadap sumbu
horizontalnya, Jenis turbin ini dibagi menjadi 2 , yaitu
straight axis turbine yang poros turbinnya sejajar dengan
sumbu x nya, dan inclined axis yang poros turbinnya
mempunyai sudut kemiringan tertentu dengan sumbu x-nya.
4. Penyebaran Kuesioner
Gambar 6. Bagan Contoh Dekomposisi Masalah Kuesioner bisa digunakan pada metode
2. Penilaian Elemen AHP , penyebaran kuesioner harus dilakukan
Setelah masalah terdekomposisi, tahapan kepada para ahli dalam energi laut. Langkah –
selanjutnya adalah penilaian elemen, terdapat 2 tahap langkah dalam mengolah hasil dari kuesioner
penilaian elemen, yaitu perbandingan antar kriteria dan adalah sebagai berikut :
perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria . Untuk 1. Menghitung rata – rata geometri hasil
aturan penilaian dalam metode ini adalah sebagai berikut : kuesioner.
Tabel 1. Skala Penilaian AHP ….. (2)
Definisi Nilai Dimana : GM = Geometric Mean
Kedua pilihan mempunyai nilai yang 1 X1 = Pakar ke-1
sama X2 = Pakar ke-2
Salah satu pilihan mempunyai nilai 3 2. Menyusun matriks perbandingan
sedikit lebih baik dibanding pilihan Tabel 4. Matriks Perbandingan
lain Kriteria 1 2 3 n
Salah satu pilihan mempunyai nilai 5 1 1 GM12 GM13 GM1n
lebih baik dibanding pilihan lain 2 GM21 1 GM23 GM2n
Salah satu pilihan mempunyai nilai 7 3 GM31 GM32 1 O3n
jauh lebih baik dibanding pilihan n GMn1 GMn2 GMn3 1
lain
Salah satu pilihan mempunyai nilai 9 3. Menghitung bobot relatif
sangat jauh lebih baik dibanding ternormalisasi
pilihan lain Tabel 5. Bobot Relatif Ternormalisasi
Nilai dimana salah satu pilihan 2,4,6,8 Kriteria 1 2 n
berada diantara kriteria – kriteria 1 1/ GM11-n1 GM12/ GM12-n2 GM1n/ GM14-n4
diatas 2 GM21/ GM11-n1 1/ GM12-n2 GM2n/ GM14-n4
n GMn1/ GM11-n1 GMn2/ GM12-n2 1/ GM14-n4
Penilaian dilakukan terhadap perbandingan antar
kriteria , maupun antar pilihan. Sebagai contoh tabel 4. Menghitung CI (consistency index)
penilian dapat dilihat pada tabel 2. Nilai CI digunakan untuk
Tabel 2. Perbandingan Antar Kriteria menentukan apakah nilai dari
Kriteria CR1 CR2 CR3 CR4 Jumlah Nilai kuesioner konsisten atau tidak. CI
CR1 - C12 C13 C14 C1 C1 / C akan konsisten bila memiliki nilai 0
CR2 C21 - C23 C24 C2 C2 / C
CR3 C31 C32 - C34 C3 C3 / C ………… (3)
CR4 C41 C42 C43 - C4 C4 / C Dimana : CI = consistency index
Jumlah C max = nilai jumlah eigen
faktor dari matriks berordo n.
Keterangan :
- Cij : hasil penilaian antar kriteria i dengan j max = GM11-n1 x X1 + .. +GM1n-n1 x Xn
- Ci : penjumlahan nilai dari kriteria ke i
- C : merupakan penjumlahan semua nilai Ci. Jika nilai CI lebih besar dari 0,
maka harus diuji dengan consistency
3. Penjumlahan Penilaian ratio (CR).
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses
ini, tahap ini merupakan tahap penjumlahan ……………….. (4)
dari bobot yang diperoleh saat setiap pilihan
pada kriteria telah diberi nilai. Secara umum Nilai RI berdasarkan ordo matriks
nilai suatu pilihan adalah sebagai berikut :
III. METODOLOGI
bopi = ………….. (1) Dalam penelitian ini, akan dilakukan pemilihan desain
yaitu pemilihan jenis turbin dan mooring dari PLTAL yang
Keterangan : akan ditempatkan di Nusa Penida, Bali.
- bopi = nilai untuk pilihan ke i
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-117
Sesuai dengan metode yang digunakan , yaitu AHP. Maka Torsi dan fatique bagus,
langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kriteria Straight Axis kontroling mudah, penggunaan
dan pilihanbaik dari turbin dan mooring. Kriteria untuk Turbine pada kondisi ekstrem
pemilihan turbin adalah : daya , keandalan, perawatan, Putaran tidak tergantung arus,
biaya , lingkungan dan lokasi. Sementara jenis pilihan , Savonnius
Turbine torsi bagus
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu : straight
axis, inclined axis, savonnius, egg-beater, dan h-rotor. Putaran tidak tergantung arus,
Sedangkan kriteria untuk pemilihan mooring adalah Egg Beater penggunaan pada kondisi
teknologi, biaya, perawatan dan lokasi. Sedangkan jenis Turbine ekstrem
pilihannya adalah vertical lift, single pile, dan tripod pile. Putaran tidak tergantung arus,
Langkah selanjutnya adalah penyebaran kuesioner , H-Rotor fatique bagus, penggunaan pada
kuesioner disebarkan kepada para ahli energi laut. Turbine kondisi ekstrem
Kemudian menghitung nilai consistency index sesuai
langkah sebelumnya. 3. Analisa Biaya
Secara umum jenis horizontal axis lebih
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN mempunyai biaya pembuatan yang lebih murah,
karena horizontal axis mempunyai desain lebih
A. Analisa Kriteria Pemilihan Turbin mudah karena menggunakan straight blade jika
Pemilihan dibandingkan vertical axis.
Turbin 4. Analisa Perawatan
Tabel 8. Penjabaran perawatan turbin
Daya yang
dibangkitkan
Keandalan Perawatan
Biaya
Investasi
Faktor
Lingkungan
Lokasi Jenis Turbin Keterangan
Inclined Axis
Kavitasi rendah, fatique bagus.
Straight Axis Inclined Axis Savonnius Darrieus H-Rotor
Turbine
Turbine Turbine Turbine Turbine turbine
Straight Axis (0,22), Inclined Axis (0,16) , Tabel 12. Hasil Penilaian
Savonnius (0,14) dan Egg Beater (0,14). Jenis Vertical Mono Tripod
Mooring Lift Pile Pile
C. Analisa Kriteria Pemilihan Mooring Nilai 0,69 0,21 0,10
Hasil perhitungan akhir dari nilai kriteria dan
Pemilihan
Mooring nilai pilihan sebagai berikut : vertical lift (0,69),
mono pile (0,21) dan tripod pile (0,10).
5. Hasil Penilaian