1. Pengertian
Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri dan perasaan
terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang secara langsung
Harga diri adalah penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Sunaryo, 2004 hal
32).
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA, 2005). Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa
2. Etiologi
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang
1
struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen (1998) penyebab harga diri rendah
1) Faktor Predisposisi
a) Perkembangan
dan respon orang tua yang kasar, membenci, tidak menerima atas usaha
anak, ketidak pastian diri, dan anak yang tidak menerima kasih sayang
2
maka anak tersebut akan gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta
orang lain.
Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu telah diterima
Orang tua selalu curiga pada anak sehingga anak akan ragu apakah yang ia
pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka akan timbul
rasa bersalah. Kontrol orang tua pada anak remaja akan menimbulkan
perasaan benci anak pada orang tua. Anak remaja ingin diterima,
5) Faktor presipitasi
Gangguan konsep diri dapat disebabkan dari luar dan dari dalam. Dimana
3
b) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
peran:
zat.
4
f. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
h. Merusak diri
Sebab
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak
4) Mengungkapkan keputusasaan.
5) Mengungkapkan ketakutan
5
b. Ideal diri tidak realistic
Ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas, ideal diri yang
dialami dan fantasi yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat
3) Rasa bersalah
Akibat
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu menari
6
Tanda dan Gejala
1) Apatis
3) Afek tumpul
6) Komunikasi kurang
8) Berdiam diri
9) Kurang mobilitas
7
B. Pohon Masalah menurut Keliat (2010)
1. Menarik diri
Data Obyektif :
Data Subyektif
Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.
8
2. Harga diri rendah.
Data Obyektif :
c. Merendahkan martabat.
f. Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang suram.
Data Subyektif
a. Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh, tidak tahu apa-apa.
Data Obyektif :
d. Mengungkapkan keputusasaan.
e. Mengungkapkan ketakutan.
9
Data Subyektif
D. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga
diri rendah.
1. Tujuan Umum
Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Kriteria evaluasi:
10
Intervensi:
1) Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
interaksi selanjutnya.
Kriteria Evaluasi:
1) Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat
kerja.
Intervensi:
daftarnya.
positif klien
11
Rasionalisasi:
Kriteria evaluasi:
Intervensi Keperawatan:
3) Berikan pujian
Rasionalisasi:
untuk berubah
mempertahankan penggunaannya.
Kriteria Evaluasi:
12
1) Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih
2) Klien mencoba
Intervensi Keperawatan:
1) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah
sakit.
6) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
a) Kegiatan mandiri
13
Rasionalisasi:
melaksanakan kegiatan.
Kriteria Evaluasi:
1) Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau
tergantung)
Intervensi Keperawatan:
Rasionalisasi:
Kriteria Evaluasi :
14
Intervensi Keperawatan :
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien denga
Rasionalisasi :
penyembuhan klien
15
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. (2008). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC, Jakarta.
Keliat, Budi Anna. (2011). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (2015). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC.
Jakarta.
16