Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN MENTERI PANRB

NOMOR 13 TAHUN 2019

KEBIJAKAN PEMBINAAN
JABATAN FUNGSIONAL
POKOK KETENTUAN JF

Kedudukan, Tanggung Jawab, dan Tugas


Kategori, Jenjang, Kriteria dan Klasifikasi
Pengusulan dan Penetapan
Pengangkatan
Penilaian Kinerja
Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Jenjang
Kebutuhan dalam Jabatan
Pemberhentian
Kompetensi
Jabatan Rangkap
Instansi Pembina dan Tugas
Organisasi Profesi
Lain-lain
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB,
DAN TUGAS JF

JABATAN Berkedudukan dan


FUNGSIONAL Bertanggung jawab
langsung JPT Pratama

TUGAS
Administrator
memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu

JF merupakan jabatan Pengawas


karir bagi PNS
KATEGORI, JENJANG, KRITERIA, DAN
KLASIFIKASI JF
BUP 58 Tahun

Penyelia
Mahir
Ahli
Terampil
Ahli Utama
Pemula
Ahli Madya BUP 65 Tahun
1250 Ahli Muda BUP 60 Tahun
Jam
Kerja
Pertama
BUP 58 Tahun

Kriteria JF Penetapan jenjang


• TUSI berkaitan dengan pelaksanaan TUSI Instansi Pemerintah • Resiko Lingkungan
• Mensyaratkan keahlian/keterampilan tertentu dibuktikan sertifikasi dan/atau penilaian tertentu • Resiko Individu
• Dapat disusun dalam jenjang berdasarkan tingkat kesulitan dan kompetensi;
• Tingkat Kesulitan
• Pelaksanaan tugas bersifat mandiri
• Kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi nilai dari butir kegiatan dalam • Kompetensi
bentuk angka kredit. • Beban Kerja JF
PENGUSULAN DAN PENETAPAN JF

Usulan (Baru/Perubahan)
Surat dari Pimpinan IP
Ekspose Usulan Naskah Akademik
e-Salam
IP memaparkan usulan
Berita Acara Ekspose
Rekomendasi
Penyusunan Tugas dan Uraian Kegiatan
Penyusunan tugas jabatan dan butir kegiatan
Penyusunan Instrumen Uji Petik
Uji Beban Kerja
Validasi Hasil
Olah data dan validasi, Berita Acara hasil uji petik
Penyusunan Rancangan
PENETAPAN
PERATURAN MENTERI Harmonisasi dan Pengundangan
Harmonisasi dan pengundangan dilakukan
dengan Kemenkumham
Salinan Paraf Persetujuan oleh JPT Madya IP
Penyerahan Salinan kepada IP
www.jdih.menpan.go.id
PENGANGKATAN DALAM JF

Pertama Perpindahan Penyesuaian Promosi

• Syarat pendidikan • Syarat pendidikan • Syarat pendidikan • Uji Kompetensi


• Uji kompetensi • Uji kompetensi • Pengalaman kerja • Nilai prestasi kerja min
• Nilai prestasi kerja min • Pengalaman min 2 thn minimal 2 thn 2 (dua) tahun terakhir
1 (satu) tahun terakhir • Nilai prestasi kerja min • Nilai prestasi kerja min baik
baik 2 thn terakhir baik 2 thn terakhir baik • Syarat lain yang
• Syarat lain yang • Batas Usia Keahlian : • Inpassing untuk: ditetapkan oleh
ditetapkan oleh 53 untuk Ahli Pertama • Penetapan JF Baru Menteri
Menteri dan Ahli Muda, 55 JF • Perubahan ruang • Promosi untuk:
• Untuk calon PNS Ahli Madya, 60 JF Ahli lingkung tugas JF • pengangkatan pada
• Hanya untuk jenjang Utama bagi yang • Kebutuhan JF
Pemula, Terampil, Ahli menduduki JPT Mendesak Prioritas • kenaikan jenjang
Pertama, dan Ahli • Batas Usia Strategi Nasional jabatan satu tingkat
Muda Keterampilan : 53 lebih tinggi.
tahun
• Perpindahan dari non
JF ke JF, keterampilan
ke keahlian, dan antar SEMUA PENGANGKATAN DILAKUKAN
Ahli Utama
BERDASARKAN KEBUTUHAN JABATAN
PROMOSI
Promosi JF dapat
juga dilakukan
dengan ketentuan

Penyelia & Dapat Pengawas


Ahli Pertama dipromosikan Ketentuan Pengisian
Dengan Jabatan Pimpinan
Ketentuan
Tinggi
Dapat
Ahli Muda dipromosikan
Administrator

Ahli Madya Dapat


dipromosikan JPT Pratama
Dengan Kompetitif Berbasis
Ketentuan
Sistem Merit
Ahli Utama Dapat JPT Madya &
dipromosikan JPTUtama
PENILAIAN KINERJA

Integrasi SKP
SKP merupakan
TARGET KERJA dan AK
Pejabat Fungsional
berdasarkan
penetapan kinerja
unit kerja yang
bersangkutan.

SKP untuk masing- Penilaian SKP Target Kerja dinilai AK


SKP merupakan PAK
masing jenjang TARGET ANGKA
dan Kualitas nya oleh Tim Penilai
Hasil Kerja oleh menjadi CAPAIAN AK, Untuk kenaikan
jabatan diambil dari KREDIT dan
Atasan disebut diusulkan untuk pangkat/jenjang
Target Unit Kerja
CAPAIAN SKP ditetapkan dalam PAK
uraian kegiatan tugas
jabatan sebagai
turunan dari
penetapan kinerja
unit kerja.
ANGKA KREDIT

TARGET DAN CAPAIAN AK PER TAHUN AKK NAIK


KATEGORI JENJANG PANGKAT/
Formasi NORMA PANGKAT PUNCAK
JENJANG
Ahli Utama - 50 25 200
Keahlian

Ahli Madya 30 37,5 20* 150


Ahli Muda 20 25 - 100
Ahli Pertama 10 12,5 - 50
Penyelia - 25 10 100
Keterampilan

Mahir 10 12,5 - 50
Terampil 4 5 - 30
Pemula 3 3,75 - 20
Skema Alur Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional (PAK)

TIM PENILAI
Perilaku KINERJA PNS
SKP Penilaian Kinerja
Kerja PPK
Untuk Kenaikan
Pangkat dan/
atau Jenjang

Dinilai oleh

Memberi PyB
Pertimbangan
SETIAP
TAHUN

Tim Penilai
Atasan Langsung AK
Untuk Penetapan
PAK

± 4 tahun untuk Kenaikan


Pangkat dan/atau Jabatan
KENAIKAN PANGKAT - JENJANG
 Penyusunan Karya Tulis/Karya
Ilmiah, penerjemahan/
penyaduran buku dan karya
ilmiah, dikecualikan bagi JF
•Dapat melaksanakan kegiatan uji kompetensi kenaikan jenjang
Kenaikan Pangkat

Kenaikan Jenjang
penunjang yang diberikan Angka Dapat melaksanakan kegiatan yang tugas jabatannya
Kredit paling tinggi 20% dari Angka pengembangan profesi dan
Kredit Kumulatif kenaikan pangkat diberikan Angka Kredit paling
berkaitan.
dan diberikan untuk satu kali banyak 25% dari kebutuhan
kenaikan pangkat, meliputi: Angka Kredit Kumulatif untuk
 Untuk kenaikan ke Penyelia,
 menjadi pengajar/pelatih di kenaikan jenjang, meliputi: Ahli Madya, dan Ahli Utama,
bidang tugas JF; • Perolehan ijazah/gelar
 keanggotaan dalam Tim Penilai; pendidikan formal; wajib melaksanakan
 perolehan penghargaan/tanda • penyusunan Karya
jasa; Tulis/Karya Ilmiah; pengembangan profesi.
 melaksanakan tugas lain yang • penerjemahan/penyaduran
mendukung pelaksanaan tugas buku dan karya ilmiah;  Apabila target Angka Kredit
JF; atau • penyusunan
 perolehan gelar/ijazah lain. pedoman/petunjuk teknis; yang disyaratkan untuk
• pelatihan/pengembangan kenaikan pangkat/jabatan tidak
kompetensi;atau
• kegiatan lain yang ditetapkan tercapai, tidak diberikan
oleh Instansi Pembina di
bidang JF kenaikan pangkat/jabatan.
KEBUTUHAN PNS DALAM JF

Penetapan kebutuhan PNS dalam JF


dihitung berdasarkan beban kerja yang
ditentukan dari indikator kebutuhan JF.

Indikator kebutuhan JF ditetapkan


berdasarkan karakteristik JF dan organisasi.

Pedoman perhitungan kebutuhan JF masing-


masing JF diatur lebih lanjut oleh pimpinan
Instansi Pembina yang bersangkutan setelah
mendapat persetujuan dari Menteri.
PEMBERHENTIAN JF

a. mengundurkan diri dari Jabatan;


Mengundurkan Diri
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
Pengunduran diri dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan c. CTLN;
pribadi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas JF d. Tugas Belajar lebih dari 6 bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada JPT,
Tidak Memenuhi Persyaratan Jabatan Administrator, Pengawas, dan Pelaksana;
 tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan atau
untuk menduduki JF. f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
 tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan pada
JF yang diduduki.
Pejabat Fungsional yang mengundurkan diri dan
tidak memenuhi persyaratan jabatan tidak dapat
diangkat kembali dalam JF yang sama

Usulan Pemberhentian disampaikan oleh:


PPK kepada Presiden bagi JF ahli utama.
PyB kepada PPK bagi JF selain ahli utama, dan
ditetapkan dalam Surat Keputusan Pemberhentian

Pengunduran diri dan tidak memenuhi persyaratan


dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan ijin
dari Pyb sebelum ditetapkan pemberhentiannya
KOMPETENSI
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis Jabatan*
pengetahuan, keterampilan,  diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional,
dan sikap/perilaku yang dan pengalaman bekerja secara teknis**
dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk
memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi* TEKNIS
MANAJERIAL
 diukur dari tingkat 1. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, Pejabat Fungsional WAJIB diikutsertakan pelatihan
dan pengalaman
sesuai dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan
kepemimpinan** SOSIAL
KULTURAL penilaian kinerja.
2. Pelatihan yang diberikan kepada Pejabat Fungsional,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, antara lain dalam bentuk:
dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, a. pelatihan fungsional; dan
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus b. pelatihan teknis bidang tugas JF.
dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi dan Jabatan* c. program pengembangan kompetensi lainnya.
 diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan**
JABATAN RANGKAP

KETENTUAN Pejabat Fungsional dilarang rangkap Jabatan dengan JPT dan ja,
kecuali untuk yang kompetensi dan bidang tugas Jabatannya sama
dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF.

JPT dan JA yang dapat ditetapkan dalam rangkap JF dalam hal telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

JF dapat ditetapkan dalam jabatan rangkap setelah mendapat


pertimbangan Menteri.

Penilaian kinerja bagi Pejabat Fungsional yang rangkap jabatan dapat


ditetapkan sesuai jabatan yang dirangkap dan JFnya.
INSTANSI PEMBINA DAN ORGANISASI PROFESI
a. memberikan fasilitasi dalam penyusunan dan persetujuan dalam penetapan kode etik dan kode perilaku profesi JF.
b. menjalin kerja sama dengan OP sebagai mitra dalam penegakan kode etik profesi, penyusunan standar kompetensi profesi, penyelenggaraan uji
kompetensi dan sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan pengembangan profesi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, metode, dan inovasi
bagi profesi.
c. memberikan dukungan kepada OP sepanjang rencana kegiatannya mendorong peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi, dan penegakan kode
etik JF.
d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas organisasi profesi dalam pembinaan dan peningkatan profesional JF.

Syarat Organisasi Profesi


Menteri melaksanakan pengawasan terhadap
Memiliki AD/ART;
pelaksanaan tugas IP:
Memiliki tujuan dan sasaran;
 pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Memiliki visi dan misi, program kerja;
pembinaan JF oleh Instansi Pembina; dan
Terdapat sumber pendanaan yang jelas;
 pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Berdomisili alamat;
JF pada Instansi Pemerintah.
Pembagian kerja dan tugas dan wewenang; dan
Berbadan hukum.

Mekanisme Pengawasan terhadap IP Tata Cara Pembentukan


Pengawasan terhadap pelaksanaan JF dilaksanakan Dalam hal suatu OP sudah terbentuk sebelum JF
berdasarkan laporan berkala, paling sedikit 1 (satu) kali ditetapkan, OP dapat dikukuhkan sebagai OP JF dalam
dalam 1 (satu) tahun. keputusan pimpinan IP JF terkait.
Dalam hal suatu OP belum terbentuk, pembentukan OP
Dalam hal hasil pengawasan pelaksanaan JF, Menteri ditetapkan melalui keputusan pimpinan IP berdasarkan
berwenang mempertimbangkan untuk mencabut usulan pengurus/calon pengurus kepada pimpinan IP
dan/atau membatalkan penetapan JF. dan/atau berdasarkan usulan dari perkumpulan profesi
JF dengan rekomendasi dari IP.
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pejabat Fungsional yang


bertugas di daerah 25% angka kredit 3
terpencil/rawan/berbahaya kumulatif
Penyesuaian peraturan
sejak peraturan ditetapkan
paling lama 3 tahun sejak
2 ditetapkan
Pejabat Fungsional yang
ditugaskan sebagai pimpinan unit 25% angka kredit
kerja bukan pada Jabatan Pimpinan kumulatif
Tinggi, Jabatan Administrator, dan
Jabatan Pelaksana
PEMBEBASAN SEMENTARA

Dicabut
• Dinyatakan tidak berlaku

Tidak Memenuhi AK dan Belum Ditetapkan Berhenti


• Diangkat kembali sesuai jenjang JF

BS karena Hukdis Sedang/Berat (Penurunan Pangkat)


• Diangkat kembali setelah selesai menjalani hukdis

Lain-Lain
• Berhenti Sementara dari PNS, tugas di luar JF, CLTN (kecuali persalinan ke-4), tubel > 6
bulan
• Dicabut dan dibuatkan pemberhentian dari JF
• Dapat diangkat kembali dalam jenjang terakhir apabila telah selesai
SISTEMATIKA PERMENPAN JF
BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN

BAB III KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

BAB IV TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUB-UNSUR KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA

BAB V PENGANGKATAN DALAM JABATAN

BAB VI PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI

BAB VII PENILAIAN KINERJA

BAB VIII KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN

BAB IX KEBUTUHAN PNS

BAB X PEMBERHENTIAN DARI JABATAN

BAB XI KOMPETENSI

BAB XII INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA

BAB XIII ORGANISASI PROFESI

BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN

BAB XV KETENTUAN PENUTUP


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai