Anda di halaman 1dari 18

KEWARGANEGARAAN

“Pengertian pendidikan kewarganegaraan, Landasan ilmiah dan hukum,


Hak dan kewajiban warga negara”

Disusun oleh :

Kelompok 1

Alvi Syahrizky Tifanny PO.71.25.017.002


Ami Velia Sandi PO.71.25.017.003

Dosen Pembimbing :

Tedi Bantong

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin kami haturkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat


dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan modul
kewarganegaraan yang berjudul ” Pengertian pendidikan kewarganegaraan, Landasan
ilmiah dan hukum,
Hak dan kewajiban warga negara” .

Kami sangat menyadari, bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahannya karena kami menyadari bahwa masih sangat banyak kejanggalan
dari modul yang kami buat ini dan masih sangat jauh dari kesempurnaan. untuk itu
kepada para pembaca harap dapat memberikan masukan atau koreksi yang sifat nya
membangaun demi untuk menyempurnakan modul ini untuk masa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah luas wawasan
pemikiran bagi para pembaca.amin ya rabbal alamin.

Palembang, September 2019

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI
A. Pengertian pendidikan kewarganegaraan

Kewarganegaraan merupakan istilah dari warga Negara. Dapat dikatakan


kewarganegaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan warga Negara.
Warga mengandung arti peserta, anggota dan warta dari suatu organisasi
perkumpulan. Warga Negara artinya warga atau anggota dalam suatu Negara.
Warga Negara merupakan anggota Negara yang mempunyai kedudukan khusus di
dalam negaranya.
Warga Negara yang baik mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal
balik terhadap negaranya. Di Indonesia istilah warga Negara (UUD 1945 pasal 26)
adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang
sebagai warga negara. Penjelasan pasal 26, orang bangsa lain, misalnya peranakan
Belanda, peranakan Cina, peranakan Arab dan lain-lain yang bertempat tinggal di
Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik
Indonesia.
Secara khusus “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air” (Penjelasan Pasal 37 ayat (1)). Dalam konteks itu pendidikan kewarga
negaran pada dasarnya merupakan pendidikan kebangsaan atau pendidikan
karakter bangsa. Semua imperatif atau keharusan itu menuntut perlunya
penghayatan baru kita terhadap pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu konsep
keilmuan, instrumentasi, dan praksis pendidikan yang utuh, yang pada gilirannya
dapat menumbuhkan “civic intelligence” dan “civic participation” serta “civic
responsibility” sebagai anak bangsa dan warga negara Indonesia yang mampu
mengembangkan rasa nasionalisme yang tinggi.
Muhamad, Zainul (2012), menyatakan bahwa tujuan akhir dari pendidikan
kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik, yaitu warga negara
yang tahu hak dan kewajibannya serta bertanggungjawab.
Pendidikan Kewarganegaraan yang dulu dikenal dengan Pendidikan
Kewiraan adalah materi perkuliahan yang menyangkut pemahaman tentang
persatuan dan kesatuan, kesadaran warga negara dalam bernegara, hak dan
kewajiban warga negara dalam berbangsa dan bernegara. Sebagaimana yang
tertuang dalam Keputusan Ditjen Dikti No. 267/DIKTI/2000 bahwa pengembangan
materi perkuliahan tersebut dengan sendirinya juga dikembangkan kemampuan
kepribadian dan kemampuan intelektual dalam bidang politik, hukum,
kemasyarakatan, filsafat dan budaya. Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara merupakan salah satu komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MKPK) dalam susunan kurikulum inti perguruan tinggi yang merupakan mata kuliah
wajib untuk diambil setiap mahasiswa pada jenjang perguruan tinggi. Dalam pasal 37
Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa. Begitu pula sebagaimana terdapat
dalam undang-undang sistem pendidikan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No. 2
Tahun 1989 terdapat dalam Pasal 39 Ayat (2) yang mengamanatkan bahwa setiap
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama.
Di dalam penjelasan undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga
negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pada
jenjang pendidikan tinggi pendidikan pendahuluan bela negara diselenggarakan
antara lain melalui pendidikan kewiraan. Oleh karena itu, istilah Pendidikan
Kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan tinggi adalah Pendidikan Kewiraan,
hal tersebut berdasarkan pada Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan
Menhankam No. 061/U/1985 dan Kep/0002/II/1985 bahwa Pendidikan Kewiraan
dimasukan ke dalam kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) pada semua
perguruan tinggi di Indonesia.

1. Warga negara
Warga negara mengandung pengertian anggota atau warga dari suatu
organisasi perkumpulan. Secara sederhana warga negara dapat diartikan sebagai:
warga atau anggota dari suatu negara.
Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (bahasa inggris)
yang mempunyai arti : warga negara, penduduk dari sebuah kota. Sesama warga
negara, sesama penduduk, orang setanah air atau bawahan. Sedangkan menurut As
Hikam warga negara adalah sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Dengan memiliki status sebagai warga negara orang memiliki hubungan
dengan negara. Hubungan ini sendiri tercermin dalam hak dan kewajiban, seperti
halnya dalam sebuah organisasi maka hubungan itu berbentuk sebagai sebuah
peranan, hak dan kewajiban secara timbal balik. Seseorang anggota memiliki hak
dan kewajiban kepada organisasi, demikian sebaliknya organisasi pun memiliki hak
dan kewajiban terhadap anggotanya.
Dalam sebuah organisasi maka hubungan itu terbentuk sebagai sebuah
peranan, hak dan kewajiban secara timbal balik. Seorang anggota memiliki hak dan
kewajiban kepada organisasi, demikian sebaliknya organisasi pun memiliki hak dan
kewajiban terhadap anggotanya.
Perlu dijelaskan istilah rakyat, penduduk dan warga negara, rakyat lebih
merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang yang berada di bawah suatu
pemerintah dan tunduk pada pemerintahan itu. Penduduk ialah orang yang
bertempat tinggal disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Adapun penduduk
negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga
negara.

2. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan (citizenship) artinya anggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara, istilah kewarganegaraan
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara warga negara dan negara. Adanya ikatan hukum ini
menimbulkan akibat- akibat hukum tertentu. Tanda dari ikatan hukum ini
antara lain : akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dll.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan,
ikatan nasib, ikatan sejarah dan ikatan tanah air.

Dari sudut kewarganegaraan sosiologis, dapat dilihat bahwa


kewarganegaraan Yuridis mungkin tidak memiliki persyaratan
kewarganegaraan secara sosiologis. Kewarganegaraan sosiologis ada hal
yang belum memenuhi persyaratab yuridis yang merupakan ikatan formal
warga negara dengan negara.

3. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil


a. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat
kewarganegaraan.
b. Kewarganegaraan dalam arti materil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara

Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki


pertalian hukum serta tanduk pada hukum negara yang bersangkutan.

B. Landasan ilmiah dan hukum

1. Landasan Ilmiah
Landasan Ilmiah Bahan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan
antarawarganegara dan negara,serta pendidikan pendahuluan bela negara yang
semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa. Tujuan
utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah
air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.
a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan
bermakna bagi bangsa dan negaranya, serta mampu mengantisipasi
perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk itu itu diperlukan
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang
berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai kemanusiaan dan
nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai
panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap
dan perilkau cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat
bangsa Pancasila.
b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai
objek, metode, sistem, dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu
hrus jelas, baik objek material maupun formalnya. Objek material adala
bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu.
Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk
membahas objek material tersebut. Adapaun objek material dari Pendidikan
Kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara
baik yang empiric maupun yang nonempirik, yaitu meliputi wawasan, sikap
dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara.

2. Landasan Hukum
a. UUD 1945
- Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang
memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya.
- Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamakan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
- Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
- Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran”.
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang GBHN
c. UU No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 tahun 1988)
d. UU No. 20 Tahun 2003 tentgang Sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa dan No 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

Adapun Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No


43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
C. Hak dan kewajiban warga negara
Warga Negara memiliki hak dan kewajiban terhadap Negara. Sebaliknya
Negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warganya. Hak dan kewajiban
terhadap negaranya diatur dalam UUD 1945 dan peraturan lainnya yang merupakan
deviasi dari hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Prinsip utama dalam
penentuan hak dan kewajiban warga Negara adalah terlibatnya warga Negara
secara langsung atau perwakilan dalam setiap perumusan hak dan kewajiban
tersebut sehingga sadar dan menganggap hak dan kewajiban tersebut sebagai
bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri. Diantara hak-hak dan
kewajiban yang termuat dalam UUD adalah hak asasi manusia yang dirumuskan
lengkap sebagaimana yang tertuang dalam pasal 28 UUD 1945 perubahan kedua.
Hak asasi adalah hak yang melekat dalam setiapindividu warga Negara seperti hak
kebebasan beragama dan beribadah sesuai dengan kepercayaan, bebas berkumpul
dan berserikat (pasal 28 E) Hakatas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil. Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak memperoleh kesempatan
yang sama dalam pemerintahan, hak atas status kewaganegaraan (pasal 28F).
dalam hak asasi lainnya yang tertuang dalam pasal tersebut.
Warga negara adalah orang-orang atau penduduk yang menetap dalam
suatu negara. Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan
rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara, warga negara mempunyai
kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga
mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Dengan
demikian, yang menjadi warga suatu negara adalah orang yang menetap dalam
suatu negara. Namun perlu diperhatikan tidak semua orang yang menetap dalam
suatu negara menjadi warga negara.
Orang yang berada dalam negara terbagi pada dua, yaitu; penduduk dan
bukan penduduk (non-penduduk). Penduduk adalah warga negara asli dan orang
asing sudah diakui oleh negara sebagai warga negara. Sementara bukan penduduk
(non-penduduk) adalah orang asing yang menetap dalam suatu negara. Oleh karena
demikian tidak semua orang yang berada di suatu negara disebut sebagai warga
negara. Orang atau penduduk yang menjadi warga negara mempunyai hubungan
terhadap negara. Hubungan tersebut terkait dengan hak dan kewajiban warga
negara dari negara, kewajiban/hak negara dari warga negara.
Adapun kewajiban warga negara adalah kewajiban yang melekat bagi tiap-
tiap warga Negara antara lain:
1. Membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dan warga
Negara.
2. Membela tanah air (pasal 27)
3. Membela pertahanan dan keamanan Negara (pasal 29)
4. Menghormati hak asasi orang lain dengan mematuhi pembatasan yang
tertuang dalam (pasal 28J) dan berbagai kewajiban lainnya dalam
undang-undang.

Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai dengan
pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain sebagai
berikut :

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 (2) UUD 1945
“ Tiap- tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanuisaan” pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan
kerakyatan.
b. Hak berpendapat. Pasal 28 UUD 1945, yaitu “ Kemerdekaan berserikat
dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang- undang “
c. Hak kemerdekaan memeluk agama. Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945.
Ayat (1) berbunyi bahwa : “Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang
Maha Esa” ini berarti Bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan yang
Maha Esa.
Ayat (2) berbunyi : “Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaan itu”.
d. Hak membela negara. Pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945.
Ayat (1) berbunyi bahwa : “Tiap- tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Ayat (2) berbunyi : “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
e. Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945
Ayat (1) menerangkan : Tiap- tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.
Ayat (2) dijelaskan : bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
UUD 1945.
f. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Indonesia. Pasal 32 ayat 1 menyatakan bahwa : “ Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengambangkan nilai- nilai budayanya”.
g. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal
33 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD 1945 berbunyi :
Ayat (1) berbunyi : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan”
Ayat (2) berbunyi : “Cabang- cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hidup orang banyak dikuasai oleh negara”
Ayat (3) berbunyi : “ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandi=ung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat”.
Ayat (4) berbunyi : Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan effisiensi dan
berkeadilan, berkelanjuta, berwawasan lingkungan kemandiria, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional”.
h. Hak mendapat jaminan keadilan sosial. Dala pasal 34 UUD 1945
dijelaskan “ Fakir miskin dan anak- anak terlantar dipelihara oleh negara”

Disamping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara dalam
UUD 1945 perubahan pertama telah dicantumkan adanya Hak Asasi Manusia.
Ketentuan ini merupakan langkah Bangsa Indonesia menuju kehidupan
konstitusional yang demokratis. Hal ini tertuang pada Pasal 28 A sampai 28 J UUD
1945.
Selain dari pada itu ada hak dan kewajiban negara terhadap warga negara
yang pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara.
Beberapa ketentuan tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan
b. Hak negara untuk dibela
c. Hak negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat
d. Hak negara untuk menjamin sistem hukum yang adil
e. Hak negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk
rakyat
f. Kewajiban negara untuk memberikan jaminan sosial
g. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

Asas kewarganegaraan Negara memiliki kewenangan dalam hal menentukan


asas kewarganegaraan. Penentuan warga negara oleh negara sifatnya penting, hal
ini berhubungan dengan penentuan status hukum warga yang berada di dalam
negara. Secara teoritis penentuan status kewarganegaraan terdapat dua teori yang
sangat populer, yaitu; asas ius soli dan asas ius sanguinis. Namun selain kedua teori
tersebut terdapat pula teori lain.

Dilihat dari sisi kelahiran (Ius Sanguis). Ius berarti hukum, dalil atau
pedoman. Soli/Solom berarti negeri, Sangius berarti darah. Dilihat dari sisi
perkawinan. Perkawinan mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan
derajat. Perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan
masing-masing pihak.

Unsur-Unsur Kewarganegaraan. Setiap Negara berdaulat berwenanga


menentukan siapa yang menjadi warga Negara, dalam menentukan
kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan asas/unsus:
-Unsur darah keturunan (Ius Sanguinis): kewarganegaraan dari orang tua.
-Unsur daerah tempat kelahiran (Ius Soli): Kewarganegaraan dilihat dari tempat
kelahiranseseorang.
-Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi): dikenal dengan pewarganegaraan aktif dan
pasif. Naturalisasi aktif dapat menggunakan hak opsi (memilih). Naturalisasi pasif
dapat menggunakan hak repudiasi (menolak).

Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan


atau ikatan antara Negara dengan warga Negara. Istilah kewarganegaraan
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.Kewarganegaraaan dalam arti Yuridis dan Sosiologis
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis, ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara warga dengan Negara. Adanya ikatan hukum itu
menimbulkan sebab akibat hukum tertentu. Tanda adanya ikatan hukum,
misalnya akta kelahiran, surat penyataan, bukti kewarganegaraan dan lain
lain.
2. Kewarganegaraan dalam arti sosilogis, tidak ditandai dengan ikatan hukum,
tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan nasib, ikatan sejarah
ikatan tanah air.

Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga Negara yang
bersangkutan.
b.Kewarganegaraan dalam arti formal dan materiil
1. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat kewarganegaraan.
Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum
public.
2. Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan yaitu adanya hak dan kewajiban warga Negara.

Ruslan (2015) menjelaskan setiap negara bebas dalam menentukan asas


kewarganegaraan. Adapun asas tersebut:

a. Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan


tempat atau daerah kelahiran sesorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan
hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa sesorang lahir di suatu
wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut, akan
tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas lain yang tidak
hanya berpatokan pada asas kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua tersebut
melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di tempat ibunya). Jika
asa ius soli ini tetap dipertahankan maka si anak tidak berhak untuk
mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah maka muncul
asas ius sanguinis.
b. Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis,
maka seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu
negara seperti Indonesia maka anak tersebut berhak mendapatkan status
kewarganegaran orang tuanya, yaitu warga negara Indonesia.
c. Asas perkawinan. Penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang memiliki asas kesatuan hukum, yaitu paradigma suami istri atau
ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana
sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu asas perkawinan mengandung asas
persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan
status kewarganegaraan masing-masing pihak.
d. Unsur pewarganegaraan (naturalisasi), dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif,
yaitu seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan
kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan
naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu
negara atau tidak mau diberikan status warga negara suatu negara, maka yang
bersangkutan menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut.

Penentuan kewarganegaraan merupakan otoritas negara. Oleh karena itu, dalam


menentukan kewarganegaraan negara dapat saja secara bebas menentukan asas
kewarganegaraan, sebagaimana penjelasan tersebut.Sebagai warga negara kita
wajib melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-
masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.Perlu temen-
temen ketahui bahwa hak dan kewajiban ini merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan, namun dalam pemenuhannya harus seimbang. Kalau gak seimbang bisa
terjadi pertentangan dan bisa saja menempuh jalur hukum.Selanjutnya ada beberapa
contoh hak dan kewajiban warga negara dan pasal-pasalnya.

Contoh hak warga negara :


1. Berhak mendapat perlindungan hukum (pasal 27 ayat (1))
2. Berhak mendapakan pekerjaan dan penghidupan yang layak. (pasal 27 ayat 2).
3. Berhak mendapatkan kedudukan yang sama di mata hukum dan dalam
pemerintahan. (pasal 28D ayat (1))
4. Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang dipercayai. (pasal 29
ayat (2))
5. Berhak memperleh pendidikan dan pengajaran.
6. Memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat secara lisan dantulisan sesuai undang-undang yang
berlaku. (pasal 28)

Contoh kewajiban warga negara :


1. Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara
indonesia dari serangan musuh. (asal 30 ayat (1) UUD 1945)
2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. (UUD 1945)
3. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa
terkecuali serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. (pasal 28J ayat 1)
5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. (pasal
28J ayat 2)
6. Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk memajukan bangsa ke arah
yang lebih baik. (pasal 28)

Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan mengenai hak dan
kewajiban, seperti :

 Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu.
Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.

Wujud Hubungan Warga Negara dan Negara


Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan negara yang baik maka
diperlukan beberapa peran. Peranan ini adalah tugas yang dilakukan sesuai kemampuan
yang dimiliki tiap individu.

Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak warga negara
indonesia seperti :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.


2. Hak membela negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kemerdekaan memeluk agama
5. Hak mendapatkan pengajaran
6. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial

Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah :

 Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan


 Kewajiban membela negara
 Kewajiban dalam upaya pertahanan negara

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak dan
kewajiban warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain
sebagai berikut :

1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah


2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan rakyat
4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7. Kewajiban negara meberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Sebenarnya masih ada banyak sekali contoh dan wujud hubungan negara dengan warga
negara yang tercantum dalam UUD 1945, temen-temen bisa baca tuh buku undang-
undangnya.
Contoh Kasus

1. Menaati Hukum Lalu Lintas


Judul kasus diatas bener-bener kontroversial, kita bisa bertanya kepada diri sendiri apakah
kita sudah menaati peraturan lalu lintas yang ada?

Kebanyakan pelajar memakai sepeda motor demi memudahkan perjalanan hidup (cie)
mereka ke sekolah. Memang terasa kemudahannya, namun kita telaah lagi. Apakah kita
sudah punya SIM?

2.Membayar Pajak
Coba perhatikan apakah orang-orang sekitar kita sudah membayar pajak yang sudah ada
ketentuannya dalam UUD. Setiap orang yang tertanggung harus dan wajib membayar pajak
sesuai ketentuannya. Kalau gak bayar pajak, apa kata dunia?

3.Perlindungan Hukum
Sebagai salah satu warga negara Indonesia kita diberi hak akan jaminan perlindungan
hukum, mungkin beberapa dari kita sudah merasakan hak tersebut dengan baik. Namun
ada juga yang belum. Seperti penanganan beberapa kasus kriminal yang tidak cepat
tanggap.
SOAL

1. Disuatu daerah di Indonesia terdapat seorang pemuda yang tinggal menetap


diindonesia tetapi pemuda tersebut terlahir dari ayah kebangsaan belanda
dan ibu kebangsaaan Indonesia pemuda tersebut sangat setia kepada negra
Indonesia.
Pertanyaanya : Apakah pemuda tersebut termasuk kedalam pengertian
kewargaanegaraan yang seperti apa ?
a. Warga Negara yang baik
b. Warga Negara saja
c. Warga Negara asing
d. Warga Negara tetangga
e. Semua jawaban benar

Jawaban : A

2. Seorang wanita yang tinggal diindonesia dan menetap bahkan wanita


tersebut sangat setia pada Negara Indonesia wanita tersebut adalah seorang
dokter umum dan dia rela ditempatkan di pulai terkecil diindonesia demi bisa
mengabdi untuk masyrakat Indonesia , akan tetapi seorang wanita tersebut
campuran dari belanda dan Indonesia
Pertanyaanya : Bolehkan wanita tersebut disebut sebagai warga Negara
yang baik ? dan pada pasal berapa disebutkanya ?
a. Ya boleh , UUD 1945 pasal 27
b. Ya boleh , UUD 1945 pasal 26
c. Tidak boleh
d. Ya boleh , UUD 1945 pasal 28
e. Ya boleh , UUD 1945 pasal 26 A

Jawaban : B
3. Secara khusus “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air” Pertanyaan diatas termasuk kedalam pasal berapa ?
a. Pasal 37 ayat (1)
b. Pasal 37 ayat (2)
c. Pasal 38
d. Pasal 27
e. Pasal 26

Jawaban : A

4. ditandai dengan adanya ikatan hukum antara warga negara dan negara.
Adanya ikatan hukum ini menimbulkan akibat- akibat hukum tertentu. Tanda
dari ikatan hukum ini antara lain : akta kelahiran, surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan, dll . Pernyataan diatas termaksud kedalam
kewarganegaran yang ?
a. kewarganegaraan yang baik
b. kewarganegaraan dalam arti yuridis
c. kewarganegaraan dalam arti sosiologis
d. kewarganegraan dalam arti materialis
e. kewarganegraan dalam arti formil
jawaban : B

5. Kita sering mendengar tentang hak dan kewajiban warga negra , hak dan
kewajiban warga Negara. sebagai warga Negara Indonesia memang kita
harus tau tentang hak dan kewajiban sebagai warga Negara . namun pada
pasal berapa yang mencantumkan hak dan kewajiban ?
a. pasal 26 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
b. pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
c. pasal 25 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
d. pasal 28 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
e. pasal 30 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Jawaban : B

6. sebagai warga Negara kita mempunyai Hak ekonomi atau hak untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial. Namun banyak warga Negara Indonesia
yang belum memenuhi hak tersebut . Hak ekonomi atau hak untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial terdapat pada pasal berapa ?
a. . Pasal 31 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD 1945
b. . Pasal 32 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD 1945
c. . Pasal 33 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD 1945
d. . Pasal 34 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD 1945
e. . Pasal 35 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD 1945
Jawaban : C

7. Dalam hak warga Negara Indonesia ada hak yang berbunyi seperti ini Hak
negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan untuk kepentingan rakyat ,
terdapat didalam pasal berapakah pengertian tersebut .
a. Pasal 25 A sampai 28 J UUD 1945.
b. Pasal 24 A sampai 27 J UUD 1945.
c. Pasal 26 A sampai 27 J UUD 1945.
d. Pasal 28 A sampai 28 J UUD 1945.
e. Pasal 27 A sampai 25 J UUD 1945.
Jawaban : D

8. Didalam UUD 1945 pasal 27 – 34 terdapat banyak disebutkan hak warga


Negara salah satu hak yang terdapat di dalam pasal tersebut adalah ?
a. Hak berpendapat
b. Hak memilih sesuka hati
c. Hak membeli rumah
d. Hak hidup sehat
e. Hak meminta uang kepada pemerintah
Jawaban : A
DAFTAR PUSTAKA

Bestari, Prayoga. (2013). Memahami Hak Asasi Manusia. Bandung: Laboratorium


Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Kaelan. (2013). Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis,


dan Aktualisasinya. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila.Yogyakarta : Paradigma

Latif, Yudi. (2015). Negara Paripurna Historitas, Rasionalitas, dan Aktualitas


Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Panjaitan, et al. (2014). Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan: Membangun


Pendidikan berbasis Budaya Lokal. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Setiawan, Deny. (2014). Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Cahaya Ilmu


Press.

Anda mungkin juga menyukai