“Gravimetri”
DI SUSUN OLEH:
Dosen Pengajar :
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu.
Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung
dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode
elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya 2 metode pertama adalah yang
terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat
diuji dan bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan.
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis
dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut
perubahan unsur atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap
(stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya
dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya.
Metoda gravimeteri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang berdasarkan pada prinsip
penimbangan. Analisis gravimetric digunakan pada beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu
spesies senyawa dan kandungan-kandungan unsure tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang
diketahui berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air didalam uranium oksida dengan
metoda gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat microprocessor oven. Air terserap secara fisika oleh
suatu bahan padat dan bukan membentuk ikatan kimia dalam suatu bahan dapat dilepaskan lagi dengan
cara membentuk uap. Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu dan waktu.
Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada penghilangan basa
penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat dicapai dengan beberapa cara : dengan cara
pemijaran sederhana dalam udara atau aliran suatu gas yang tak bereaksi dengan pengelola dengan
beberapa regensia kimia dimana bahan penyususun yang dikehendaki dijadikan mudah menguap dan
dengan pengelolaan dengan suatu regensia kimia dimana bahan penyusun dikehendaki tak mudah
menguap ini dapat diabsorbsi (diserap) dalam sejumlah medium yang telah ditimbang bila penafsiran ini
adalah penafsiran langsung atau bobot residu tertinggal setelah suatu komponen dijadikan mudah
menguap ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu dihitung dari bobot.
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat
tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang
behubungan erat. Metode gravimetri merupakan metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi.
Namun metode ini harus dilakukan dilaboratorium sehingga penerapannya sangat membutuhkan waktu
dan tenaga yang banyak untuk mendapatkan satu nilai kadar . Kebutuhan akan metode pengukuran tidak
langsung menjadi sangat mendesak sebab banyaknya waktu dan tenaga yang dibutuhkan metode
gravimetri.
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi
merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya
maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat
pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitas.
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada
konstiven dapat diuju dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik serta zat-
zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium. Selain itu, berbagai jenis senyawa
organik pula ditentukan dengan mudah secara grvimetri. Contoh-contohnya antara lain: penentuan kadar
laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam
pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam buah-buahan tertentu. Jadi, sebenarnya cara
gravimetri merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia.
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang
secara umum dinyatakan dengan persamaan:
aA+pP→AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan
pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut
(mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.
Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang
sempurna.
Graviometri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan berat zat.
Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri
adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana
endapan merupakan sampel yang akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan
dari zat-zat lain yang juga turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses
pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan membilasnya dengan air.
Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air
yang masih ada di dalam sampel, pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya
penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang dianalisis.
Dalam gravimetri, endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui
kertas saring atau alat penyaring kaca masir. Kertas saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat dari
selulosa yang sangat murni sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat sedikit. Selain
dengan penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengenap-tuangan. Dengan cara ini,
endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa saat, kemudian cairan bagian atasnya
dituangkan kedalam wadah lain. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari
endapan.
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya, misal: Ag
diendapkan sebagai AgCl, dikeringkan pada 130ºC, kemudian ditimbang sebagai AgCl atau Zn diendapkan
sebagai Zn (NH4)PO4.6H2O, selanjutnya dibakar dan ditimbang sebagai Zn2P2O7. Aspek yang penting dan
perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan
dapat dipisahkan secara filtrasi. Kedua, sifat fisik endapan sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan
dari larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup
besar, serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
Pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C 2O42- dapat
dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut:
0,5 gram kristal CuSO4∙5H2O (biru) kristal biru muda kristal biru muda,
W3 = 0,0288 g.
0,4 gram FeSO4(NH4)2 (putih) + 125 H2O larutan kuning jernih + 5mL HCl (bening) larutan
kuning + 2 mL HNO3 pekat (bening) larutan kuning terang (jernih) + 100 mL H2O
larutan kuning larutan kuning terang (jernih) + NH3 1:1 larutan merah bata (jernih)
dan endapan cokelat endapan cokelat endapan cokelat endapan cokelat endapan
cokelat endapan cokelat endapan merah cokelat, W= 19,0059 gram.
Berat kurs porselin = 18,9248 g
BM H2O = 18 g/mol
W0 CuSO4∙5H2O = 0,5000 g
W1 + krus = 22,3433 g
W2 + krus = 22,3361 g
W3 + krus = 22,3073 g
W1 = 0,3683 g
W2 = 0,0072 g
W3 = 0,0288 g
Peny:
0,5 g – –
Mol CuSO4∙5H2O =
= 0,44 g
= 0,243 g
x = =
BM Fe = 56 g/mol = 56 mg/mmol
W0 = 0,4000 g = 400 mg
Wn = 0,0811 g = 81,1 mg
Dit: % Fe = ….?
Peny:
% Fe =
= 14,1925 %
Menurut Teori
% Fe =
= 35 %
Sehingga:
% rendemen =
= 40,55 %
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengendapan merupakan
proses membentuk endapan yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan
tersebut mempunyai kelarutan sekecil apapun.
5.2 Saran
Untuk memperkecil Faktor kesalahannya sebaiknya di sarankan untuk memperhatikan prosedur
kerja dengan baik dan melakukan praktikum dengan lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Hermawan, Bandi, 2004, Penetapan Kadar Air Tanah melalui Pengukuran Sifat Dielektrik pada Berbagai
Tingkat Kepadatan, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 6 No.2, (diakses tanggal 16
November 2013).
Ibnu, M. Sodiq dkk. 2004. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Khopkar, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press: Jakarta.
Okdayani, Yoskasih, 2010, Penentuan Kadar Air DalamSerbuk UO2DenganMetodaGravimetri, Hasil-
hasilPenelitian EBN, Volume 12. No. 7.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Riwandi, 2003, Indikator Stabilitas Gambut berdasarkan Analisis Kehilangan Karbon Organik, Sifat Fisiko
Kimia dan Komposisi Bahan Gambut, Jurnal Penelitian UNIB, Volume IX. No. 1.
Tim Dosen Kimia Analitik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Makassar: Laboratorium Kimia
FMIPA UNM