Tugas Buk Nuna
Tugas Buk Nuna
OLEH:
KELOMPOK 6
Kuning Telur
Persentase kuning telur sekitar 30%-32% dari berat telur. Kuning telur terdiri atas
membran kuning telur (vitellin) dan kuning telur sendiri. Kuning telur merupakan
makanan dan sumber lemak bagi perkembangan embrio. Komposisi kuning telur adalah
air 50%, lemak 32%-36%, protein 16% dan glukosa 1%-2%. Asam lemak yang banyak
Telur konsumsi diproduksi oleh ayam betina tanpa adanya ayam jantan (Bell dan
Weaver, 2002). Warna kuning telur dipengaruhi oleh pakan. Apabila pakan mengandung
lebih banyak karoten, yaitu santofil, maka warna kuning telur semakin berwarna jingga
Putih Telur
Persentase putih telur (albumen) sekitar 58%-60% dari berat telur itu. Putih telur
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan kental dan lapisan encer. Lapisan kental terdiri atas
lapisan kental dalam dan lapisan kental luar. Lapisan kental dalam hanya 3% dari volume
total putih telur. Lapisan kental dalam ini membentuk kalaza yang terpelintir dari
membran kuning telur ke arah kerabang telur. Kalaza ini berfungsi sebagai tali untuk
menahan kuning tetap berada di tengah telur. Lapisan kental luar 57% dari total putih
telur. Lapisan kental ini mengandung protein dengan karakteristik gel yang berhubungan
dengan jumlah ovomucin protein. Lapisan encer terdiri dari lapisan encer dalam dan
lapisan encer luar yang masing-masing mewakili 17% dan 23% dari jumlah total volume
Persentase kerabang telur sekitar 10%-12% dari berat telur. Kerabang telur terdiri
atas lapisan kristal vertikal, lapisan palisade dan lapisan mamilari. Komponen kerabang
telur ayam terdiri atas 95% zat anorganik, 3,3% protein dan 1,6% air, zat anorganik
utama adalah kalsium karbonat. Komponen anorganik lainnya yaitu fosfor, magnesium,
besi dan belerang. Lapisan kristal terdiri atas kalsium dan magnesium karbonat.
Kerabang telur dilindungi oleh lapisan kutikula luar dan membran kerabang dalam.
Membran sel kerabang telur terdiri atas dua lapisan membran, yaitu membran sel luar
yang melindungi kerabang telur dan membran sel dalam yang melindungi putih telur
Protein telur adalah salah satu protein kualitas tertinggi yang dikenal untuk
makanan manusia. Protein telur mengandung semua asam amino esensial, asam amino
yang diperlukan dalam kebutuhan manusia, dan berkualitas tinggi sehingga ahli gizi
menggunakan telur sebagai standar acuan terhadap protein makanan lainnya yang akan
dievaluasi.
Telur ayam mengandung banyak asam amino esensial diantaranya lisin, metionin,
arginin, fenilalanin, sistin dan lainnya. Protein putih telur segar jika dikonsumsi secara
langsung hanya dapat diserap tubuh sekitar 50% karena putih telur mengandung
antitripsin (ovomucoid). Selain itu, dalam putih telur terdapat aktivitas antibiotin (avidin)
dan antibiotik (lisosom). Semakin tua umur telur maka kadar protein semakin menurun.
Protein terdekomposisi lebih banyak pada kuning telur setelah disimpan selama dua belas
bulan pada suhu 0,5 ºC . Semakin tua umur telur maka kadar protein telur semakin
menurun. Komposisi protein telur juga dipengaruhi oleh protein pakan. Pakan ayam
petelur yang baik memiliki kadar protein kasar minimal 16% . Lama penyimpanan juga
Lemak kuning telur tersusun atas komplek lemak-protein dalam bentuk Low
Density Lipoprotein (LDL). Lemak telur mengandung 65% trigliserida, 28,3% fosfolipid
dan 5,2% kolesterol. Asam lemak trigliserida pada kuning telur adalah asam linoleat,
oleat dan stearat. Asam lemak bebas pada kuning telur segar sebesar 1,72% tetapi setelah
penyimpanan selama satu tahun kandungan asam lemak bebas meningkat perlahan
menjadi 3,12%. Telur yang disimpan pada suhu 37,5 ºC mengalami penurunan lemak
kuning telur karena lemak berdifusi dari kuning telur menuju putih telur .
Telur mengandung semua vitamin, kecuali vitamin C. vitamin yang terdapat pada
telur adalah vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut
dalam air (B-kompleks, thiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, asam folat dan
vitamin B12). Kadar air merupakan komposisi telur yang penting karena mempengaruhi
kualitas interior telur. Selama penyimpanan, kadar air putih telur menurun tidak hanya
disebabkan penguapan air tetapi juga adanya difusi air dari putih telur menuju kuning
telur. Kadar air kuning telur akan meningkat dari 48,02% menjadi 54,33% selama
sepuluh hari pada suhu 30 ºC. Kadar air telur dipengaruhi oleh kecepatan penguapan,
Menurut Roberts dan Ball (1998) kualitas telur dapat didefinisikan sebagai "penampakan
dan karakter fisik telur yang mempengaruhi penerimaan oleh pembeli produk tersebut". Sebegitu
banyak dan luas tingkatan dari sifat fisik dan kimia membentuk sejumlah kualitas telur.
Diantaranya: (1) kualitas kulit telur, (2) tingkat kualitas albumen, (3) kualitas gizi atau nilai gizi
dan tujuan konsumen, (4) bebas dari kerusakan seperti blood spot, bintik merah (motling) dan
sebagainya, (5) kualitas kuning telur termasuk pigmentasi dan (6) dalam kondisi tertentu seperti
Pengukuran kualitas telur dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pengukuran
bagian yang kelihatan dengan indera mata atau bagian luar dan bagian yang tidak kelihatan yaitu
bagian dalam. Secara konvensional pendekatan bagian luar dapat dilakukan dengan mengamati
bagian kulit telur, rongga udara sedangkan bagian dalam harus dengan memecah telur atau
metode langsung (Robert, 2004). Yang termasuk metode langsung adalah mengukur kekuatan
kulit terhadap pecah atau retak, sebagai akibat dengan pemberian tekanan atau quasi static
campresion. Metode tak langsung meliputi spesific gravity, deformasi tanpa merusak telur,
ketebalan dan berat telur. Pengukuran langsung dan tidak langsung kekuatan kulit telur masing
masing dapat juga dimaksudkan sebagai sifat mekanis dan fisik dari telur (Hammrele, 1969).
1. Genetika
Genetika dapat mempengaruhi kualitas telur, Misalnya berat telur ayam buras berkisar
antara 35-65g, sedangkan berat telur ayam ras antara 50-65g. Disamping itu warna kulit telur
beberapa jenis ayam berbeda-beda, misalnya putih pada ayam White Leghorn dan coklat pada
ayam Rhode Island Red, Australorp dan Super Harco. Perbedaan warna kulit telur itupun karena
2. Manajemen
a. Umur ayam
Umur ayam sangatlah berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas telur unggas
khususnya ayam petelur komersial (Scott et al., 1982, Scanes et al., 2004). berat telur ayam
petelur afkir lebih tinggi dari yang lebih muda. Ayam muda juga menghasilkan kulit telur lebih
b. Sistem pemeliharaan
c. Sistem kandang
3. Temperatur dan kelembapan lingkungan
Berbagai faktor yang menentukan kualitas telur seperti kualitas pakan, penyakit,
temperatur dan kelembaban lingkungan serta cara penyimpanan telur tersebut. Temperatur tinggi
dapat menjadi masalah pada unggas dan biasanya disebut stres panas. Konsumsi pakan, produksi
telur, ukuran telur dan daya tetas sangat jelek dampaknya pada kondisi stres panas. Atap,
ventilasi, dan air dingin yang banyak membantu mengurangi pengaruh buruk dan stres panas
penyimpanan telur, pengepakan dan model transportasi berpengaruh terhadap kualitas telur telah