Anda di halaman 1dari 11

TEORI MEMILIH DAN MENGGUNAKAN METODE, MEDIA DAN SUMBER

PEMBELAJARAN PADA PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran


Dosen : Dr. Moh. Sutomo, M.Pd
Kelompok 11
1. Zamhakiyullah (T20179004)
2. Lila Agustin Triana Sari (T20179013)
3. Dila Yuniar Dhini (T20179028)

A. Metode Pembelajaran Pada Perencanaan Pembelajaran


1. Pengertian Metode Pembelajaran Pada Perencanaan Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2005:56), “Metode pembelajaran adalah, metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam megadakan huungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Menurut M.Sobri Sutikno (2009:88), “Metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Menurut Gerlach dan Elly (80:14), “Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi”.
2. Macam-Macam Metode Pembelajaran dan Penggunaannya
a. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode didalam
pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian
materi pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru
didalam kelas.1
Metode Ceramah ini dipergunakan :
1) Bila akan menyampaikan sesuatu kepada orang banyak.
2) Bila guru seorang pembicara yang baik dan berwibawa hendaklah
merangsang anak didik untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
3) Bila tidak ada metode-metode yang lain yang mungkin dipergunakan, dan
materi yang akan disampaikan cukup banyak.

1
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:53
4) Bila bahan yang akan disampaikan merupakan instruksi.2
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung
yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru
dan siswa (guru bertanya siswa menjawab) dalam komunikasi adanya
hubungan timbal balik secara langsung.3
Metode Tanya Jawab dilakukan :
1) Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan.
2) Sebagai selingan dalam pembicaraan.
3) Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah
yang sedang dibicarakan.
4) Untuk mengarahkan proses berpikir.4
c. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah
untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat. Diskusi
selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai
macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima
oleh anggota dalam kelompoknya.5
Cara penggunaan metode diskusi ini guru harus memberikan
pertolongan berupa pertanyaan atau problem sebagai perangsang, bimbingan
dan pengarahan.6
d. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Memberi kesempatan pada siswa melakukan tugas atau kegiata yang
berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal mengumpulkan
kliping dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas atau
kegiatan individual maupun kelompok.7
Metode resitasi digunakan :
1) Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima
anak lebih mantap.

2
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:56
3
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:106
4
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:56
5
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:57
6
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:59
7
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:107
2) Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan
membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri.
3) Agar anak-anak lebih rajin.8
e. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif
sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati
suatu proses atau peristiwa.9 Sedangkan metode eksperimen langsung
melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap
permasalahan yang di ajukan.10
Metode demonstrasi dan eksperimen digunakan :
1) Apabila anak menunjukkan keterampilan tertentu.
2) Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat
lebih terbatas.
3) Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses
dengan penuh perhatian sebab akan menarik.11
f. Metode Bermain Peran
Metode mengajar yang mengikutsertakan para siswa dalam permainan
peran didalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.12
Metode bermain perran digunakan :
1) Apabila kita ingin menerangkan suatu peristiwa yang didalamnya
menyangkut orang banyak, kita beranggapan lebih baik didramatisasikan
dari pada diceritakan karena akan lebih jelas.
2) Apabila kita ingin melatih anak-anak agar mereka dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis.
3) Apabila kita akan melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan
memberi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.13
g. Metode Karyawisata
Melalui metode ini siswa-siswa di ajak mengunjungi tempat tertentu
diluar sekolah. Tempat-tempat yang dikunjungi adalah tempat yang perlu

8
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:61
9
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:106
10
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:107
11
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:62
12
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:65
13
Ibid.,
diamati dan sudah di rencanakan terlebih dahulu. Setelah melakukan
kunjungan siswa diminta untuk membuat laporan.14
Metode karyawisata digunakan :
1) Apabila akan memberi pengertian yang lebih jelas dengan alat peraga
langsung.
2) Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan
dan tanah air.
3) Agar mendorong anak menghargai lingkungan dengan baik.15
3. Tahapan/Langkah-langkah Memilih Metode Pembelajaran
Untuk memilih metode mengajar yang akan di gunakan dalam rangka
perencanaan pengajaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor antara lain :
a. Kesesuaian dengan tujuan intruksional
Setiap metode mengajar memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
namun yang terpenting bagi guru adalah bagaimana guru bisa memilih metode
yang baik untuk di ajarkan pada siswanya.
b. Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana
Dalam memilih metode pengajaran yang wajib dipertimbangkan adalah sarana
yang tersedia seperti halnya metode karyawisata sulit dilakukan setiap hari
karna memerluakan waktu yang cukup banyak dan pajang. Karena semua
metode harus sambung dengan materi yang dia jarkan.
Dalam hal ini metode mengajar hendaknya diupayakan pula agar dapat
terwujud proses belajar mengajar yang menantang dan bermakna serta banyak
melibatkan keaktifan siswa.16
B. Media Pembelajaran Pada Perencanaan Pembelajaran.
1. Pengertian Media Pembelajaran Pada Perencanaan Pembelajaran
Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), mengatakan bahwa media
jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. jadi, menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku
teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

14
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:107
15
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:66
16
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, 1997, hal:109
Association of education and communication technology (AECT),
mengatakan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dan informasi.
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat
media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain :
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemostrasikan dan lain-lain.
Alasan kedua, mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi
proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf
berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir konkret
menuju ke berpikir kompliks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan
tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat
dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.17
2. Jenis Media Pengajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa dugunakan dalam proses
pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau
diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu
dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model

17
Nana Sudjana, Media Pengajaran, 2001, Bandung, hal:2
susun, model kerja, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide,
film strips, film, penggunaan ohp dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan
sebagai media pengajaran.
Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan
medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam
membantu mempertinggi proses pengajaran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media
pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu
memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media
pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan
media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam
proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran sederhana
untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, dn
beberapa media tiga dimesi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan
keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses
pengajaran.
3. Langkah-langkah Pemilihan Media Pengajaran
Dalam pemilihan ada beberapa pertimbangan atau kriteria yang dapat
digunakan agar dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan
pembelajaran. Kriteria umum yang perlu diperhatikan, dalam memilih media
untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria umum
sebagai berikut:
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran: artinya media pengajaran dipilih
atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sentesis
lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran: artinya bahan pelajaran yang sifatnya
fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media
agar lebih mudah dipahami siswa.
3. Kemudahan memperoleh media: artinya media yang diperlukan mudah
memperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di
samping sederhana dan praktis penggunaannya.
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya: apapun jenis media yang
diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi
tampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar
siswa dengan lingkungannya. Adanya proyektor film, komputer dan alat-alat
canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat
menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya: sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa: memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang
terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.18
Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran
yang tepat dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari
Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization dan Novelty. Kriteria ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Akses
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih
media. Aapakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat
dimanfaat oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet,
perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke
internet, adakah jaringan teleponnya? akses juga menyangkut aspek
kebijakan, misalnya apakah murid di izinkan untuk menggunakan computer
yang terhubung ke internet? jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh
menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid
lebih penting untuk memperoleh akses.
2. Biaya
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang
dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya
mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab
semakin banyak yang menggunakan maka unit cost dari sebuah media akan
semakin menurun.

18
Nana Sudjana, Media Pengajaran, 2001, Bandung, hal:3
3. Teknologi
Mungkin saja kita tertarik pada suatu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya?
katakanlah kita ingin menggunakan media audiovisual untuk di kelas, perlu
kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya
cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoprasikannya.
4. Interaktiv
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh
guru tertentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut.
5. Organisasi
Pertimbangan yang juga peting adalah dukungan organisasi, misalnya
apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? bagaimana
pengorganisasiannya? apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat
sumber belajar?
6. Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan.
Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi
siswa.
Beberapa pertimbangan di atas memungkinkan guru untuk
mengembangkan dan menggunakan media pembe;ajaran yang mudah
digunakan dan dapat menyampaikan informasi yang cepat dengan kualitas
yang baik dan murah. Guru perlu mengubah sikap untuk selalu kreatif dan
penuh ide-ide baru dengan memilih berbagai variasi media, memanfaatkan
sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas. 19
C. Sumber Pembelajaran Pada Perencanaan Pembelajaran.
1. Pengertian Sumber Pembelajaran Pada Perencanaan Pembelajaran
Menurut Edgar Dale (1960) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber
belajar adalah, segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi
belajar seorang.

19
Nizwardi Jalinus, Media & sumber pembelajaran, 2016, Jakarta, hal:19-21
Menurut Ahmad Sudrajat, sumber belajar (learning resource) adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh
peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan sumber belajar
Pengajaran merupakan suatu proses sistemik yang meliputi banyak komponen.
Salah satu dari komponen sistem pengajaran adalah sumber belajar (materi
pelajaran).20
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan materi pelajaran :
a. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan intruksional
dinegara manapun, sekolah manapun adalah tempat pendidikan yang
berfungsi untuk mengembangkn seluruh aspek kpribadian peserta dididk atau
siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, pemenuhan
fungsi terseut diwujudkan antara lain melalui pemberin berbagai jenis bidang
study maupun mata pelajaran, seperti Pedidikan Agama, PMP, IPA,
IPS,BAHASA, Pendidikan Jasmani, Kesenian, Dan sebagainya.
Untuk itu materi pelajara yang ddiberikan dalam setiap mata pelajaran
hendaknya mendukung pencapaian tujuan intruksional mata peljaran yag
bersangkutan dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yag iemban oleh
sekolah tersebut.
b. Materi pelajaran harus sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan
para siswa pada umunya.
Disamping menunjng pencapaian tujuan intruksional materi pelajaran
hendakny ditetapkan dengan mempertimbangkan pula taraf kemampuan
pesertadidik atau siswa yang bersangkutan. Suatu topik yang sama dapat
berbeda tingkat kedalamannya untuk tingkat sekolah atau kelas yang
berbeda. Pembahasan tentang topik lingkungan , kaliamat, demokrasi, dan
lain-lain berbeda tingkat kedalamannya antara kelas II, IV, apalagi antar
SLTP SD dan SLTA.
c. Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan
berkeseimbangan.

20
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, 2004, Jakarta, hal:161
Denfgan sistematis dan kesinambungan disini di maksudkan bahwa
antara bahan yang satu dan bahan berikutnya ada hubungan fungsional
dimana bahan yang satu menjadi dasar untuk berkaitan dengan baan
berikutnya, sebagai contoh sebelum sampai pada materi tentang jenis-jenis
transmigrasi perlu di bahas terlebih dahulu pengertian dari transmigrasi
tersebut.
d. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun
konseptual.
Bahan yang faktual sifatnya konkret dan mudah diingat sedangkan yang
sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak. Dan memerlukan
pemahaman yang lebih dalam. Dalam menetapkan materi pelajaran, kedua jenis
bahan tersebut perlu juga dimasukkan. Berhubung keduanya penting untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah dibicarakan dalam bab yang lalu.
3. Macam Sumber Belajar
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber
belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen
sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal. Seperti, modul, slide, film dengan topik tertentu OHP dan
sebagainya.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) yaitu
sumber belajar yang tidak di desain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaannya dapat ditemukan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Seperti museum, masyarakat, kebun binatang, pasar dan
sebagainya.21
4. Langkah Memilih Sumber Belajar
Dengan mengacu pada uraian yang talah dikemukkan ada beberapa hal
yang perlu di perhatiakan dalam memilih atau menetapkan materi pelajaran :
a. Tujuan pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan
intruksional yang ingin dicapai.

21
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:102
b. Pentingnya Bahan
Merupakan bahan yang betul-betul penting baik dilihat dari tujuan yang ingin
dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai Praktis
Materi dipilih hendakya bermakna bagi para siswa dalam arti mengandung
nilai praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat Perkembangan Peserta Didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan
memperhitungkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e. Tata Urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutannya yang memudahkan
dipelajari keseluruhan materi oleh peserta didik.22

22
Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, 1995, hal:104

Anda mungkin juga menyukai