Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

SIKAP PRIA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG


METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA WINONG
KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

WIYATMI
J210.100.088

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi )

SURAT PERNYATAAN

NASKAH PUBLIKASI

Beserta CD dan Isinya

Pada Skripsi dengan judul

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP PRIA


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG METODE KONTRASEPSI
VASEKTOMI DI DESA WINONG KECAMATAN BOYOLALI
KABUPATEN BOYOLALI

Disusun oleh:

Wiyatmi

J 210 100 088

Telah dikoreksi dan disetujui oleh dosen pembimbing I skripsi

Pada tanggal

Dosen pembimbing

Winarsih Nur.A, S.Kep.,Ns.,ETN.,M.Kep


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta, saya yang


bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wiyatmi

NIM : J 210 100 088

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Dibuat di : Surakarta
Pada tanggal : 10-12-2014

Yang menyatakan,

(Wiyatmi)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi )
1

NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP PRIA


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG METODE KONTRASEPSI
VASEKTOMI DI DESA WINONG KECAMATAN BOYOLALI
KABUPATEN BOYOLALI

Wiyatmi1, Winarsih Nur.A2, Ambarwati3

Abstrak

Vasektomi merupakan salah satu jenis metode kontrasepsi pada laki-laki, dengan
melakukan pemotongan atau penyumbatan vas deferens untuk mencegah jalanya
sperma dari tertis ke penis, sehingga dapat mencegah kehamilan. Partisipasi pria
dalam melakukan vasektomi ditunjukkan dengan sikap yang mereka miliki
terhadap metode vasektomi. Pengetahuan, akses pelayanan dan budaya
merupakan faktor yang penting dalam pembentukan sikap seseorang terutama
kaitannya dengan sikap pria terhadap metode kontrasepsi vaektomi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan,
akses pelayanan, dan budaya dengan sikap pria PUS terhadap metode kontrasepsi
vasektomi di Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Jenis
penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pria PUS yang tinggal menetap di
Desa Winong tahun 2014 yaitu sebanyak 809 pria PUS. Sampel penelitian
sebanyak 89 responden, yang diteliti dengan menggunakan teknik sampling yaitu
proportionate random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis
data hasil penelitian menggunakan uji chi square (x²) dengan nilai kemaknaan
(α=0,05). Berdasarkan analisa data diketahui ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan (p= 0,047), akses pelayanan (p= 0.002), dan budaya (p= 0,004)
dengan sikap pria PUS terhadap metode kontrasepsi vasektomi di Desa Winong
Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali.

Kata kunci: Sikap, Pengetahuan, Akses Pelayanan, Budaya, Vasektomi


2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)

FACTORS RELATIONSHIP WITH ATTITUDE OF MALE FERTILE


AGE COUPLE OF METHOD CONTRACEPTION VASECTOMY
IN VILLAGE WINONG DISTRIC BOYOLALI BOYOLALI

Wiyatmi1, Winarsih Nur.A2, Ambarwati3

abstract

Vasectomy is one of the methods kontrasespsi in men , by cutting or blockage of


the vas deferens to prevent sperm from tertis nets to the penis , thus preventing
pregnancy . Male participation in vasectomy is shown by the attitude they have
toward vasectomies . Knowledge , access to services and culture is an important
factor in the formation of a person's attitude , especially relation to attitudes
toward male contraceptive methods vasectomy . The purpose of this study was to
determine is there a relationship between knowledge , access to services , and
cultural attitudes towards contraceptive methods pussy male vasectomy Winong
Village District of Boyolali Boyolali . This research is analytic survey research
with cross sectional design . The population is all MFA man who lives in the
village settled Winong 2014 MFA is numbered 809 men , and to sample as many
as 89 respondents . This study uses a sampling technique that is proportionate
random sampling. The research instrument was a questionnaire . Analysis of
survey data using chi-square test ( X ² ) with a value of significance ( α = 0.05 ) .
Based on the results of the data analysis of the research note that was a
significant relationship between knowledge (p=0.047) , access to services (p=
0.002) , and cultural (p= 0.004) attitudes towards MFA male contraceptive
methods Winong vasectomy in the Village District of Boyolali Boyolali .

Keywords: Attitudes , Knowledge , Access Services , Culture , Vasectomy


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi ) 3

PENDAHULUAN dan sterilisasi wanita (tubektomi)


Tingginya angka kelahiran di hingga saat ini masih belum
Indonesia merupakan salah satu menggembirakan. Sejak tahun 1987
masalah besar dan memerlukan saat pelaksanaan SDKI yang pertama
perhatian khusus dalam hingga SDKI tahun 2007, peserta KB
penanganannya. Salah satu bentuk vasektomi tercatat masih kurang dari
perhatian khusus pemerintah dalam 1%, bahkan data SDKI menunjukan
menanggulangi angka kelahiran yang terjadi penurunan bila dibandingkan
tinggi tersebut, adalah dengan dengan SDKI tahun 2002/2003 yaitu
melaksanakan pembangunan dan 0.4 % menjadi 0,2% (BKKBN, 2011).
keluarga berencana secara Berdasarkan hasil pelaksanaan
komprehensif (Saifuddin, 2006). sub sistem pencatatan dan pelaporan
Berdasarkan sensus penduduk pelayanan kontrasepsi secara nasional
tahun 2010 penduduk Indonesia tahun 2013, dilihat per mix kontrasepsi
mencapai 237.556.363 jiwa. Laju maka persentasenya adalah MOW
pertumbuhan penduduk Indonesia (1,16%), MOP (0,16%) dan kondom
sebanyak 1,49 % per tahun. Jumlah (6,38%). Mayoritas peserta KB baru
penduduk Indonesia tahun 2025 tahun 2013, didominasi oleh peserta
diperkirakan mencapai 273,7 juta jiwa, KB yang menggunakan Non Metode
mengalami kenaikan 67,9 juta jiwa Kontrasepsi Jangka Panjang (Non
dari jumlah penduduk tahun 2000 MKJP), yaitu sebesar 85,41% dari
(Irianto, 2011). seluruh peserta KB baru. Sedangkan
Peningkatan dan perluasan peserta KB baru yang menggunakan
pelayanan KB merupakan salah satu metode jangka panjang seperti IUD,
usaha untuk menurunkan angka MOW, MOP dan Implant hanya
kesakitan dan kematian ibu yang sebesar 14,59% (BKKBN, 2013).
sedemikian tinggi (Hanifa, 2008). Sedangkan pencapain peserta KB pria
Peningkatan kesertaan pria dalam ber untuk tingkat provinsi prosentasenya
KB khususnya vasektomi merupakan adalah untuk MOP (0,25%) dan
salah satu sasaran yang akan dicapai Kondom (5,95%)( BKKBN,2008).
oleh program KB dalam jangka Rendahnya partisipasi pria
panjang yaitu tercapainya keluarga dalam KB dan kesehatan reproduksi
berkualitas 2015. pada dasarnya tidak terlepas dari
Survei Demografi dan operasional program KB yang selama
Kesehatan Indonesia (SDKI) ini dilaksanakan mengarah pada
memperlihatkan bahwa pencapaian wanita sebagai sasaran. Demikian juga
peserta KB mantap/ sterilisasi yang masalah penyediaan alat kontrasepsi
terdiri dari sterilisasi pria (vasektomi) yang hampir semuanya untuk wanita,
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)

sehingga pola pikir masyarakat Tujuan dari penelitian ini


mempunyai persepsi yang dominan adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yakni yang hamil dan melahirkan yang mempengaruhi sikap suami
adalah wanita, maka wanitalah yang terhadap metode kontrasepsi
harus menggunakan alat kontrasepsi. vasektomi di Desa Winong kecamatan
Oleh sebab itu, semenjak tahun 2000 Boyolali kabupaten Boyolali
pemerintah secara tegas telah METODE
melakukan berbagai upaya untuk Penelitian ini merupakan
meningkatkan partisipasi pria dalam penelitian survei analitik, rancangan
keluarga berencana dan kesehatan penelitian pada penelitian ini yaitu
reproduksi melalui kebijakan yang cross sectional. Populasi dalam
telah ditetapkan (BKKBN,2011). penelitian ini adalah seluruh pria PUS
Dari data studi pendahuluan di Desa Winong yaitu berjumlah 1128
yang dilaksanakan di BKBD Boyolali orang, yang sesuai dengan kriteria 809
pada bulan Februari 2014 didapatkan pria PUS. Teknik pengambilan sampel
data Umpan Balik Hasil Pelaksanaan menggunakan proportional random
Program KB Nasional kabupaten sampling, yaitu sebanyak 89
Boyolali bahwa prosentase partisipasi responden kemudian dilakukan teknik
pria dalam ber-KB masih rendah yaitu simple random sampling. Waktu
2,87 % (metode kondom sebesar penelitian dilakukan pada tanggal
0,34% dan vasektomi sebesar 2,53%), Variabel independen adalah
sedangkan dari data laporan pengetahuan, akses pelayana, budaya,
pelaksanaan program KB tahun 2013 instrumen penelitian menggunakan
di kecamatan Boyolali, desa Winong kuesioner. Variabel dependen adalah
yang terdiri dari 1.268 jumlah sikap, instrumen penelitian
Pasangan Usia Subur (PUS) hanya 3 menggunakan kuesioner. Analisa data
PUS yang menggunakan metode menggunakan uji chi square.
kontrasepsi Vasektomi.
Berdasarkan latar belakang HASIL
diatas didapatkan data tingkat Data yang terkumpul, di dapat
rendahnya partisipasi pria dalam karakteristik responden berupa umur,
jumlah anak dan pendidikan pria PUS
melaksanakan progran Keluarga
di Desa Winong.
Berencana dengan metode Vasektomi, Tabel 1. Distribusi Responden
sehingga penulis tertarik melakukan Berdasarkan Umur, Pendidikan
penelitian mengenai “ Faktor – faktor dan Jumlah Anak di Desa
yang mempengaruhi sikap pria PUS Winong Boyolali Tahun 2014
terhadap metode kontrasepsi
Vasektomi di desa Winong kecamatan
Boyolali kabupaten Boyolali.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi ) 5

No Karakteristik n ∑ (%) memiliki pengetahuan rendah yaitu 60


Responden (67,4%).
1 Umur Tabel 3. Akses Pelayanan Responden
≤ 38 43 48,3 terhadap Metode Vasektomi
di Desa Winong Boyolali
>38 46 51,7 Tahun 2014
Umur Frek. %
2 Pendidikan Sulit 33 37,1
Mudah 56 62,9
SD 25 28,1
Jumlah 89 100
SMP 29 32,6
Dari Tabel 3 diperoleh data
SMA 29 32,6 bahwa sebagian besar responden
memiliki akses pelayanan yang
PT 6 6,7 mudah, yaitu 56 (62,9%)
3 Jumlah Anak Tabel 4. Budaya Responden terhadap
Metode Vasektomi di Desa
=2 52 58.4 Winong Boyolali Tahun
2014
>2 37 41.6 Kategori Frek. %
Tidak
40 56,2
Mendukung
Dari Tabel 1 diatas,
Mendukung 39 43,8
menunjukan bahwa umur responden
Jumlah 89 100
kurang dari 38 tahun (48,3%), tidak
jauh berbeda dengan responden
Dari Tabel 4 diatas
berumur lebih dari 38 tahun (51,7%),
menunjukkan bahwa sebagian besar
pendidikan responden mayoritas
responden (56,2%) menyatakan
menempuh pendidikan menengah
budaya tidak mendukung.
pertama kebawah (60,7%), dan
Tabel 5. Sikap Responden terhadap
memiliki jumlah anak =2 (58,4%).
Metode Vasektomi di Desa
Winong Boyolali Tahun
Tabel 2. Pengetahuan Responden
2014
terhadap Metode Vasektomi
Umur Frek. %
di Desa Winong Boyolali
Kurang 56 62,9
Tahun 2014
Baik 33 37,1
Kategori Frek. %
Jumlah 89 100
Rendah 60 67,4
32,6 Dari Tabel 5 diatas
Tinggi 29
menunjukan bahwa sebagian besar
Jumlah 89 100 responden (62,9%) memiliki sikap
yang kurang.
Dari tabel 2 diatas, data
menunjukkan sebagian besar reponden
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)

Tabel 6. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pria terhadap


Metode Vasektomi di Desa Winong Boyolali
Sikap
Kurang Baik Total P
Pengetahuan N % N % N % Value
Rendah 42 70,0 18 30,0 60 100,0 0.047
Tinggi 14 48,3 15 51,7 29 100,0

Total 62,9 37,1 100,0 Ho =


56 33 89
Ditolak
Hasil uji analisa hubungan
Berdasarkan analisis hubungan pengetahuan dengan sikap pria PUS
pengetahuan dengan sikap pria dalam terhadap metode vasektomi di Desa
metode vasektomi di Desa Winong Winong Boyolali menggunakan Chi-
Boyolali dapat dilihat dari 60 Square (2) didapatkan nilai
responden dengan pengetahuan rendah probabilitas 0,047 yang nilainya lebih
42 responden (70,0 %) memiliki sikap kecil dari 0,05 sehingga dapat
kurang terhadap metode vasektomi, 18 disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
responden (30,0%) diantaranya artinya ada hubungan antara
memiliki sikap yang baik terhadap pengetahuan dengan sikap pria PUS.
vasektomi. Dari 29 responden yang
memiliki pengetahuan tinggi 14
responden (48,3 %) diantaranya
mempunyai sikap yang kurang
terhadap vasektomi, 15 responden
(16,8 %) diantaranya mempunyai
sikap yang baik terhadap vasektomi.

Tabel 6. Hubungan antara Akses Pelayanan dengan Sikap Pria


terhadap Metode Vasektomi di Desa Winong Boyolali
Sikap
Akses Kurang Baik Total P
Pelayanan N % N % N % Value
Sulit 14 42,9 19 57,6 33 100,0 0,002
Mudah 42 75,0 14 25,0 56 100,0

Total 52,9 37,1 100,0 Ho=


56 33 89
Ditolak
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi )

Analisis tabel hubungan akses 50 responden yang menyatakan


pelayanan dengan sikap pria dalam budaya tidak mendukung, 38
metode vasektomi di Desa Winong responden (76,0 %) memiliki sikap
Boyolali diatas dapat dikatakan bahwa kurang, 12 responden (24,0 5)
dari 33 responden dengan dengan memiliki sikap baik terhadap metode
akses pelayanan sulit 14 responden vasektomi. Dari 39 responden yang
(42,4 %) memiliki sikap kurang menyatakan budaya mendukung 18
terhadap metode vasektomi, 19 responden (46,2 %) diantaranya
responden (57,6 %) diantaranya memiliki sikap kurang, 21 responden
memiliki sikap yang baik terhadap (53,8 %) diantaranya memiliki sikap
metode vasektomi. Dari 56 responden yang baik terhadap metode vasektomi.
dengan akses pelayanan mudah 42
responden (75,0 %) memiliki sikap PEMBAHASAN
kurang terhadap metode vasektomi, 14
responden (25,0 %) memiliki sikap Pengatahuan
yang baik terhadap vasektomi. Deskripsi hasil penelitian
Hasil uji analisis hubungan berdasarkan pengetahuan responden
akses pelayanan dengan sikap pria tarhadap metode vasektomi dari 89
PUS terhadap metode vasektomi responden, sebanyak 60 responden
menggunakan Chi-Square (2) (67,4 %) memiliki pengetahuan
didapatkan nilai probabilitas 0,002 rendah, sedangkan 29 responden
yang nilainya lebih kecil dari 0,05 (32,6%) memiliki pengetahuan tinggi
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho terhadap vasektomi. Dari hasil
ditolak yang artinya ada hubungan penelitian ini dapat diasumsikan
antara akses pelayanan dengan sikap bahwa pria PUS di Desa Winong rata-
pria PUS rata memiliki pengetahuan yang
kurang atau rendah tentang vasektomi.

Tabel 6. Hubungan antara Budaya dengan Sikap Pria terhadap


Metode Vasektomi di Desa Winong Boyolali
Sikap
Kurang Baik Total P
Budaya N % N % N % Value
Tidak 76,0 24,0 0,004
38 12 50 100,0
Mendukung
Mendukung 18 42,6 21 53,8 39 100,0

Total 62,9 37,1 100,0 Ho=


56 33 89
Ditolak
Rendahnya pengetahuan pria tentang
Analisis tabel hubungan Vasektomi dapat dilihat dari
budaya dengan sikap pria terhadap banyaknya responden yang
metode vasektomi di Desa Winong menyatakan bahwa biaya vasektomi
Boyolali dapat dikatakan bahwa dari mahal dan melakukan KB Vasektomi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)

dapat mengganggu hubungan seksual. Sosial budaya merupakan suatu


. Menurut Notoatmodjo (2007) kondisi yang diciptakan untuk
pengetahuan merupakan resultan mengatur tatanan hidup
akibat pengindraan terhadap suatu bermasyarakat, yang mencakup semua
obyek. Pengetahuan yang benar tetang bidang. BKKBN (2004) tentang faktor
kontrasepsi merupakan prasarat dasar sosial, ekonomi dan budaya,
untuk penggunaan yang efektif. menerangkan bahwa nilai budaya
seperti pandangan bahwa banyak anak
Akses Pelayanan banyak rejeki, dominasi jenis kelamin
Deskripsi hasil penelitian anak dan pandangan agama yang
berdasarkan akses pelayanan KB dianut masyarakat menunjukan
vasektomi pada responden di Desa pengaruh yang signifikan terhadap
Winong Boyolali yaitu dari 89 penggunaan vasektomi sebagai
responden, sebanyak 33 responden kontrasepsi pilihan.
(37,1 %) menyatakan sulit megakses
pelayanan sedangkan 56 responden Sikap
(62,9 %) menyatakan mudah Deskripsi hasil penelitian
mengakses pelayanan KB. Dari hasil berdasarkan sikap responden terhadap
penelitian ini dapat diasumsikan vasektomi di Desa Winong Boyolali
bahwa pria PUS di Desa Winong yaitu 89 responden, sebanyak 56
Boyolali sebagian besar mudah untuk responden (62,9 %) memiliki sikap
mengakses pelayanan KB. yang kurang baik terhadap vasektomi,
Adanya kemudahan akses dan sedangkan 33 responden (37,1 %)
ketersediaan pelayanan berdampak memiliki sikap yang baik terhadap
positif terhadap penggunaan suatu alat vasektomi. Dari hasil penelitian ini
kontrasepsi. BKKBN (2004) yang dapat diasumsikan bahwa sikap pria
menyatakan bahwa akses pelayanan PUS di Desa Winong Boyolali
khususnya untuk KB pria atau KB sebagian besar memiliki sikap yang
Vasektomi masih sulit untuk diakses. kurang terhadap metode vasektomi.
Hal ini dikarenakan masih terbatasnya Sikap, gambaran kepribadian
informasi dan sarana bagi masyarakat seseorang yang terlahir melalui
untuk mempermudah akses pelayanan gerakan fisik dan tanggapan pikiran
terhadap KB Vasektomi. terhadap suatu keadaan atau suatu
obyek.Azwar (2004) sikap orang pada
Budaya suatu obyek merupakan perasaan atau
Deskripsi hasil penelitian emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/
berdasarakan budaya responden respon atau kecenderungan untuk
terhadap vasektomi di Desa Winong bereaksi. Sikap selalu berhubungan
Boyolali yaitu dari 89 responden, dengan dua alternatif, yaitu senang
sebanyak 50 repsonden (56,2 %) tidak atau tidak senang, menurut dan
mendukung KB vasektomi, sedangkan melaksanakan atau menjauhi/
39 responden (43,8 %) mendukung menghindari sesuatu.Sikap merupakan
KB vasektomi. Dari hasil penelitian ini predisposisi evaluatif yang banyak
dapat diasumsikan bahwa budaya pria menentukan bagaimana individu
PUS di Desa Winong Boyolali tidak bertindak, semakin baik sikap
mendukung KB vasektomi. seseorang terhadap program KB maka
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi )

semakin banyak kemungkinan pria pus Hubungan akses pelayanan dengan


ikut aktif dalam pelaksanaan program sikap pria terhadap metode
KB, khususnya menjadi partisipan kontrasepsi vasektomi
dalam KB pria.
Analisis hubungan akses
Hubungan pengetahuan dengan pelayanan dangan sikap pria terhadap
sikap pria terhadap metode metode kontrasepsi vasektomi
kontrasepsi vasektomi menggunakan Chi-Square (2) di
dapatkan nilai probabilitas 0.002 yang
Analisis hubungan nilainya lebih kecil dari 0.05 maka
pengetahuan dengan sikap pria dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
terhadap metode kontrasepsi dan Ha diterima artinya bahwa ada
vasektomi menggunakan Chi-Square hubungan antara akses pelayanan
(2) di dapatkan nilai probabilitas dengan sikap pria PUS terhadap
0.047 yang nilainya lebih kecil dari metode vasektomi di DesaWinong
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Boyolali.
Ho ditolak dan Ha diterima artinya Dari hasil penelitian sebanyak
bahwa ada hubungan antara 33 responden dengan akses pelayanan
pengetahuan dengan sikap pria PUS sulit 14 responden memiliki sikap
terhadap metode vasektomi di Desa yang kurang, 19 responden memiliki
Winong Boyolali. sikap yang baik terhadap metode
Dari hasil penelitian sebanyak vasektomi. Dari 56 responden dengan
60 responden dengan pengetahuan akses pelayanan mudah, 42 responden
rendah terdapat 42 responden yang memiliki sikap yang kurang 14
memiliki sikap kurang terhadap responden memiliki sikap yang baik
metode vasektomi, 18 responden terhadap metode vasektomi.
memiliki sikap yang baik. Dan BKKBN tahun 2004 yang
sebanyak 29 responden dengan menyatakan kemudahan dan
pengetahuan tinggi, 14 responden ketersediaan pelayanan berdampak
memiliki sikap kurang, 15 responden positif terhadap penggunaan alat
memiliki sikap yang baik. kontrasepsi. Menurut Green faktor
Menurut Green dalam akses pelayanan merupakan salah satu
Notoatmodjo (2007), pengetahuan faktor pemungkin (enabling) yang
sebelum melakukan tindakan itu menyebabkan seseorang bertindak atau
adalah hal yang penting, mayoritas tidak bertindak terhadap suatu obyek
responden mengetahui bahwa suami tertentu.
boleh menjadi kader KB namun Berdasarkan analisis terlihat
demikian masih banyak yang bahwa sebagian besar responden
beranggapan kalau KB dapat menyatakan bahwa biaya untuk ikut
menurunkan kejantanan pria. Hal ini dalam KB pria atau vasektomi mahal
lah yang mungkin menjadi penyebab dan sebagian responden menyatakan
sikap suami yang kurang baik terhadap bahwa pelayanan KB pria tidak dekat
KB vasektomi. dengan tempat tinggal responden.
Padahal di Kecamatan Boyolali sudah
tersedia puskesmas dengan salah satu
layanan KB pria dengan tarif murah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)
10
Hal ini mungkin karena kurangnya menyebabkan perasaan damai dan
sosialisasi dari PLKB atau tenaga tentram dalam hati. Sebab lain orang
kesehatan setempat. jawa senang mempunyai anak karena
Hubungan budaya dengan sikap adanya kepercayaan bahwa anak
pria terhadap metode vasektomi merupakan jaminan di hari tua
sehingga ada kecenderungan mereka
Analisis hubungan budaya akan menambah jumlah anak untuk
dengan sikap pria terhadap metode menjamin masa tuanya.
vasektomi menggunakan Chi- Adanya ketidakadilan dan
2
Square( )di dapatkan nilai kesetaraan gender juga terlihat dari
probabilitas 0.004 yang nilainya lebih persepsi mereka bahwa “KB menjadi
kecil dari 0.05 maka dapat urusan wanita”. Dari pernyataan
disimpulkan bahwa ada hubungan tersebut terlihat bahwa mereka kurang
antara budaya dengan sikap pria PUS menyadari bahwa urusan KB adalah
terhadap metode vasektomi di Desa tanggung jawab suami dan istri.
Winong Boyolali. Dari hasil penelitian Keadaan ini yang menyebabkan pria
sebanyak 50 reponden yang malu untuk terlibat dengan urusan KB
menyatakan budaya tidak mendukung
KB vasektomi, 38 responden memiliki PENUTUP
sikap kurang baik, 12 responden
Saran
memiliki sikap baik terhadap KB
vasektomi. Dari 39 responden yang 1. Diharapakan adanya perhatian
menyatakan budaya mendukung 18 atas penelitian yang telah
responden memiliki sikap kurang baik, dilaksanakan oleh peneliti,
21 responden memiliki sikap yang sehingga hasil dari penelitian ini
baik. dapat dijadikan sebagai bahan
Sesuai dengan pernyataan pertimbangan dalam menentukan
WHO bahwa kebudayaan adalah salah program-program yang dapat
satu faktor yang mempengaruhi menyebarluaskan informasi
seseorang untuk besikap dan tentang pengetahuan kontrasepsi
berperilaku. Masalah kesehatan tidak khusus pria (Vasektomi) terutama
dapat terlepas dari unsur-unsur sosial bagi pria PUS yang memiliki
budaya yang berkembang di pengetahuan kurang, serta
masyarakat. Adanya kondisi meningkatkat sarana prasarana
lingkungan keluarga dan masyarakat guna memudahkan akseptor untuk
yang menyatakan bahwa partisipasi mengakses pelayanan yang ada,
pria dalam ber KB itu tidak penting sehingga pria PUS dapat ikut
dan andanya pandangan bahwa urusan berperan langsung dalam
ber KB adalah urusan wanita saja, terciptanya keluarga berencana.
sehingga masyarakat menganggap 2. Diharapkan dapat menambah
berpartisipasi dalam program KB informasi, khususnya mengenai
masih sangat tabu (BKKBN, 2008). faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut Koentjaraningrat pria terhadap kontrasepsi
orang jawa percaya anak laki-laki akan vasektomi. Sebagai referensi
memberikan suasana hangat dalam dalam pengembangan dan sebagai
keluarga dan suasana hangat itu juga tambahan pengetahuan dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Vasektomi Di Desa
Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi )
11

informasi untuk dikembangkan Berencana dan Kesehatan


pada proses penelitian Reproduksidi Indonesia.
selanjutnya. http://www.bkkbn.go.id/diftor/
3. Diharapkan peneliti selanjutnya download.php?
melakukan penelitian lebih BKKBN.2007. Gender dan Program
mendalam dengan waktu yang Keluarga Berencana.
lebih lama serta jumlah sampel http://gempria.bkkbn.go.id/artike
yang lebih representatif, karena l02.21
dalam penelitian ini penulis sadar BKKBN. 2006. Faktor, Data dan
akan keterbatasan waktu, biaya, Informasi Kesenjangan Gender
besar dan luasnya populasi. di Indonesia: Jakarta
BKKBN,2004.Peningkatan Partisipasi
Pria dalam Keluarga Berencana
DAFTAR PUSTAKA dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta
Azwar, S. 2004. Standarisasi Budisantoso. 2008. Partisipasi Pria
Pelayanan Kesehatan. Pustaka dalam Keluarga Berencana di
Pelajar: Yogyakarta Kecamatan Jetis Kabupaten
BKBD kabupaten Boyolali, Bantul. Jurnal Promosi
2013.Umpan Balik Hasil Kesehatan Indonesia.
Pelaksanaan Program KB Vol.4/No.2/Agustus 2009.
Nasional Kabupaten Boyolali. Desmalita,SL. 2008. Faktor-faktor
Boyolali yang Berpengruh dengan
BKKBN. 2008. Hasil Pelaksanaan Sub Partisipasi Pria Sebagai Peserta
Sistem Pencacatan dan KB di Kelurahan Tembilan Kota
Pelaporan Pelayanan Tahun 2008. Jurnal Kesehatan
Kontrasepsi dan Pengandalian Masyarakat; 3: 77- 81.
Lapangan. Perwakilan Provinsi Ekarini.2008. Analisis Faktor-faktor
Jawa Tengah. Diakses tanggal yang Berpengaruh terhadap
20 Februari 2014 Partisipasi Pria dalam Keluarga
http://www.bkkbn.go.id/diftor/d Berencana di Kecamatan Selo
ownload.php? Kabupaten Boyolali.Universitas
BKKBN. 2013. Hasil Pelaksanaan Diponegoro
Sub Sistem Pencacatan dan Ekayanti. 2005. Persepsi Pria
Pelaporan Pelayanan Pasangan Usia Subur terhadap
Kontrasepsi. Indonesia. Partisipasi Pria dalam Program
BKKBN. 2005.Badan Kesehatan KB di Kecamatan Tabanan,
Keluarga Berencana. Indonesia Kabupaten Tabanan. Jurnal
BKKBN. 2006. Peningkatan Kesehatan Masyarakat. 2005;
Partisipasi Pria dalam Keluarga 2:78-82
Berencana dan Kesehatan Enggender Health.2007.No-Scapel
Reproduksi di Indonesia. Vasectomy Curriculum Atraining
http://www.bkkbn.go.id/diftor/d Course For Vasectomy
ownload.php? Providers and Assistant:
BKKBN. 2009. Peningkatan Participatipant Hand Book.
Partisipasi Pria dalam Keluarga USAID. New York
12
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Pria PUS Terhadap Metode Kontrasepsi Vasektomi Di
Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Wiyatmi)

Glasier, A. 2006.Headbook of Family KB Pria Tentang Vasektomi


Planning and Reproduktive Serta Hubungan Keluarga
Healcare, 4/e ISBN 979-448- Dengan Partisipasi Pria dalam
700-7 Vasektomi di Kecamatan
Himawati, A.2010. Sekilas Informasi Tejakula Kabupaten Huleleng.
tentang Kependudukan dan Jurnal Magister Keluarga. 2013;
Program KB nasional. Vol.1, No.1,(hal 80-91)
Jakrarta.BKKBN Wayan. 2008. Sikap Suami Pasangan
Irianto.K. 2011. Keluarga Berencana. Usia Subur terhadap Alat
Bandung: CV,Media Sarana Kontrasepsi Pria. Jurnal
Cerdas. Keperawatan. 2008; Vol.1, No.1
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Wijayanti. 2004. Studi Kualitatif
Mentalitas dan Pembangunan. Alasan Akseptor Laki-Laki Tidak
Jakarta: PT Gramedia Memilih MOP Sebagai
Kusumaningrum R. 2009. Faktor- Kontrasepsi Pilihan di Desa
faktor yang Mempengaruhi Timpik Krcamatan Susukan
Pemilihan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Semarang. Program
yang Digunakan pada Pasangan Studi D IV Kebidanan Stikes
Usia Subur. [Skripsi]. Semarang: Ngudi Waluyo. Ungaran
Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro 1. Mahasiswa Program Studi S1
Mamik. 2009. Contraception Keperawatan Fakultas Ilmu
Vasektomy Knowlege Kesehatan Universitas
(Pengetahuan Suami tentang Muhammadiyah Surakarta.
Vasektomi). Jurnal Penelitian Jln. A.Yani Tromol Pos 1
Politeknik Kesehtan: 7 (2): 142 Pabelan Kartasura.
Nesti.2010. Faktor-faktor yang 2. Staf Dosen Program Studi S1
Berhubungan dengan Partisipasi Keperawatan Fakultas Ilmu
Pemakaian Kontrasepsi di Kesehatan Universitas
Kelurahan Mojosongo Muhammadiyah Surakarta.
Kecamatan Jebres. Universitas Jln. A.Yani Tromol Pos 1
Muhammadiyah Surakarta Pabelan Kartasura.
Notoadmodjo, S.2010. Ilmu Perilaku 3. Staf Dosen Program Studi S1
Kesehatan. Rineka Cipta:Jakarta Keperawatan Fakultas Ilmu
Notoadmodjo, S.2007. Promosi Kesehatan Universitas
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Muhammadiyah Surakarta.
Rineka Cipta: Jakarta Jln. A.Yani Tromol Pos 1
Supyanti. 2012. Gambaran Faktor Pabelan Kartasura.
Karakteristik dan Pengetahuan
Pria Mengenai Metode Operasi
Pria (MOP) di Desa Cisarandi
Kecamatan Warung Kondang
Kabupaten Cianjur. The Journal
Of Midwifery Education
Wahyuni. 2013. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Aseptor

Anda mungkin juga menyukai