Anda di halaman 1dari 7

Lex Crimen Vol. V/No.

2/Feb/2016

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP dan pidana denda anatra Rp 40.000.000 - Rp


KEJAHATAN PERDAGANGAN ORANG 240.000.000.
MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 21 Kata kunci: Kejahatan, perdagangan orang.
TAHUN 20071
Oleh: Herlien C. Kamea2 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ABSTRAK Perdagangan manusia (Human Trafficking)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk bukan lagi hal yang baru, tetapi sudah
mengetahui bagaimana pengaturan tindak merupakan masalah nasional dan internasional
pidana perdagangan orang menurut UU No. 21 yang sampai saat ini belum dapat diatasi
Tahun 2007 dan bagaimana Penerapan sanksi secara tepat, baik oleh pemerintah setiap
pidana dalam kasus kejahatan perdagangan negara, maupun oleh organisasi-organisasi
orang. Dengan menggunakan metode internasional yang berwenang dalam
penelitian yuridis normatif, maka dapat menangani masalah perdagangan manusia
disimpulkan: 1. Pengaturan Tindak Pidana tersebut. Pemerintah Indonesia telah
Perdagangan Orang telah ada sejak masa mensahkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun
penjajah dengan adanya KUHP yang mulai 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
berlaku sejak tahun 1918 namun dengan Perdagangan Orang dengan pertimbangan
disahkannya UU No.21 Tahun 2007 tentang bahwa setiap orang sebagai makhluk Tuhan
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Yang Maha Esa memiliki hak-hak asasi sesuai
Orangtepatnya pada pasal 2 yang berbunyi : dengan kemuliaan harkat dan martabatnya
"Setiap orang yang melakukan perekrutan, serta dilindungi secara hukum oleh Undang-
pengangkutan, penampungan, pengiriman, Undang Dasar RI 1945 sebagaimana
pemindahan, atau penerimaan seseorang dicantumkan dalam pasal 28 A bahwa : “
dengan ancaman kekerasan, penggunaan Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
kekerasan, penculikan, penyekapan, mempertahankan hidup dan kehidupannya”.3
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan Penegakan hukum terhadap kejahatan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang perdagangan orang di Indonesia saat ini masih
atau memberi bayaran atau manfaat walaupun belum optimal dimana hal ini dapat kita lihat
memperoleh persetujuan dari orang yang dari pemberitaan-pemberitaan di media baik
memegang kendali atas orang lain, untuk dalam media cetak maupun elektronik begitu
tujuan mengeksploitasi orang tersebut di banyak kasus perdagangan orang yang
wilayah Negara Republik Indonesia, dipidana teridentifikasi sebagai korban trafficking akan
dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun tetapi untuk menjerat pelaku trafficking
dan paling lama 15 tahun dan pidana denda tersebut sangat sulit karena dari modus
paling sedikit Rp 120.000.000 dan paling operandi ternyata pelakunya lebih dari satu
banyak Rp 600.000.000. 2. Didalam orang dan bersifat korporasi, dan jika
penerapan sanksi terhadap Tindak Pidana kemudian pelaku ditemukan maka lebih sulit
Perdagangan Orang uraian pelaku yang lagi untuk diproses sampai ke pengadilan untuk
terdapat dalam Undang – Undang TPPO tidak mendapatkan sanksi pidananya karena untuk
boleh mengabaikan pengkategorian pelaku pembuktiannya harus berpedoman pada
tindak pidana yang terdapat pasal 55 dan pasal hukum acara pidana yaitu Kitab Undang-
56 KUHP delik Penyertaan yaitu Pelaku, Doen Undang Hukum Acara Pidana yang berprinsip
Pleger, Medepleger yang diancam pidana bahwa Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
penjara antara 3-15 dan pidana denda antara kepada seseorang kecuali apabila sekurang-
Rp 120.000.000 - Rp 600.000.000, dan Uitlokker kurangnya ada dua alat bukti yang sah, ia
yang di ancam pidana penjara antara 1-6 tahun memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwa yang bersalah melakukannya,
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Henry R. Ch.
Memah, SH, MH; Roy R. Lembong, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
120711480 1945

126
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

sebagaimana diatur dalam pasal 183 Kitab 5. Faktor Kebudayaan, sebagai hasil, karya,
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.4 cipta dan rasa yang didasarkan pada
Sesungguhnya untuk mencari pelaku dalam karsa manusia didalam pergaulan hidup.6
kejahatan perdagangan orang ini sangat sulit Dengan demikian apabila proses
sebab biasanya para korban itu telah direkrut penegakan hukum itu diartikan hanya untuk
terlebih dahulu oleh para agen perekrut tenaga melaksanakan Undang-undang saja, maka
kerja yang bersifat ilegal dan para agen idlegal akan terasa kaku malahan akan mengganggu
ini membayar para calo-calo perseorangan yang kedamaian didalam pergaulan masyarakat.
tidak memiliki izin untuk melakukan Untuk itulah maka penulis tertarik sehingga
perekrutan tenaga kerja ataupun mengurus terdorong untuk menulis tentang human
dokumen perjalanan yang berhubungan trafficking dalam skripsi ini yang berjudul
dengan pencari kerja. Dan kemudian para “Penegakan Hukum Pidana Terhadap
korban yang sudah terjerat oleh para perekrut Kejahatan Perdagangan Orang Menurut
baik agen maupun perorangan itu pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007”
akhirnyadisekap dan diekspliotasi dengan
berbagai macam cara bahkan sampai dengan B. Rumusan Masalah
tindak kekerasan fisik dan kekerasan sex. 1. Bagaimana pengaturan tindak pidana
Persoalan penegakan hukum atau law perdagangan orang menurut UU No. 21
inforcement dalam kejahatan perdagangan Tahun 2007 ?
orang haruslah benar-benar diberantas mulai 2. Bagaimana Penerapan sanksi pidana
dari perekrutan, pengangkutan, penampungan, dalam kasus kejahatan perdagangan
pengiriman pemindahan atau penerimaan orang ?
seseorang dengan ancaman kekerasan,
penyekapan, penculikan, pemalsuan, penipuan, C. Metode Penelitian
dan penyalahgunaan kekuasaan, atau posisi Metode yang digunakan dalam penelitian
rentan, penjeratan hutang atau memberikan ini adalah metode penelitian yuridis normatif
pembayaran sehingga memperoleh dimana bahan-bahan sebagai referensi yang
persetujuan dari orang yang memegang kendali digunakan adalah peraturan perundang-
atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan undangan sebagai bahan pokok (bahan hukum
didalam Negara maupun antar Negara untuk primair) dan bahan hukum sekunder adalah
tujuan eksploitasi atau mengakibatkan seperti literatur-literatur, buku-buku hukum,
tereksploitasi (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang karya ilmiah, artikel-artikel ilmiah yang
No 21 Tahun 2007).5 membahas tentang penegakan hukum pidana
Dan untuk law inforcement yang diharapkan terhadap kejahatan perdagangan orang
menurut Soerjono Soekanto bukan hanya menurut Undang – Undang Nomor 21 tahun
sekedar menjalankan aturan-aturan hukum itu 2007 serta penerapan sanksi pidananya dan
sendiri tetapi perlu juga diperhatikan faktor- Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.
faktor yang mempengaruhi jalannya sebuah
penegakan hukum yaitu : PEMBAHASAN
1. Faktor Hukumnya sendiri. A. Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan
2. Faktor Penegak Hukumnya Orang Menurut Undang-Undang Nomor 21
3. Faktor Sarana atau Fasilitas yang Tahun 2007
mendukung pelaksanaan penegakan Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007
hukum itu. Pasal 1 ayat 1 tentang pemberantasan tindak
4. Faktor Masyarakat, lingkungan dimana pidana perdagangan orang, perdagangan orang
hukum tersebut berlaku/ diterapkan. adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan atau
penerimaan seseorang denganancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
4
Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana, Undang-
6
Undang Nomor 8 Tahun 1981 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
5
Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Penegakan Hukum, apt araja Grafindo
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Persada,jkt,2005,hal. 7

127
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

penyekapan. Kemudian, pemalsuan, penipuan anak sebagai segala tindakan perekrutan,


dan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi pengangkutan antar daerah dan antar negara,
rentan, penjeratan uang atau memberikan pemindah tanganan, pemberangkatan,
bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh penerimaan dan penampungan sementara atau
persetujuan dari orang yang memegang kendali ditempat tujuan, perempuan dan anak. Dengan
atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di ancaman, penggunaan kekerasan verbal dan
dalam negara maupun antar negara, untuk fisik, penculikan, penipuan, tipu muslihat,
tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang memanfaatkan posisi kerentanan (misalnya
tereksploitasi.7 Pengertian eksploitasi adalah ketika seseorang tidak memiliki pilihan lain,
tindakan dengan atau tanpa persetujuan terisolasi, ketergantungan obat, jebakan
korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada hutang, dan lain-lain), memberikan atau
pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, menerima pembayaran atau keuntungan,
perbudakan atau praktik serupa perbudakan, dimana perempuan dan anak digunakan untuk
penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, tujuan pelacuran dan eksploitasi seksual
seksual, organ reproduksi atau secara melawan (termasuk phaedopili), buruh migran legal
hukum memindahkan atau mentransplantasi maupun ilegal, adopsi anak, pekerjaan jermal,
organ dan atau jaringan tubuh atau pengantin pesanan, pembantu rumah tangga,
memanfaatkan tenaga atau kemampuan mengemis, industri pornografi, pengedaran
seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan obat terlarang, dan penjualan organ tubuh,
keuntungan baik materiil maupun immaterial.8 serta bentuk-bentuk eksploitasi lainnya.9
Didalam Undang-Undang No. 21 Tahun Aturan pelaksanaan diatas ini bertujuan
2007, Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan mencegah sedini mungkin terjadinya tindak
Orang sudah sangat jelas tertuang dalam pasal- pidana perdagangan orang. Untuk Pencegahan
pasal yang ada dalam Undang-Undang ini, yakni dan Penanggulangan Tindak Pidana
terdapat dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 Perdagangan Orang juga sudah diatur dalam
dan Pasal 6. Jika dibandingkan dengan KUHP, pasal 56 sampai dengan pasal 63, Undang-
UU No. 21 Tahun 2007 lebih siap dengan Undang No.21 Tahun 2007, tentang
ancaman-ancamanpidananya, keunggulannya Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
juga ada pada norma-norma yang Orang, dan dalam melakukan penanggulangan
mengaturnya, sehingga lebih bisa menutupi perdagangan orang dilakukan beberapa cara,
kelemahan-kelemahan yang ada pada diantaranya menggalang kesatuanantar
ketentuan dalam KUHP. Sanksi pidana UU No. lembaga yaitu Kementerian Eksekutif Negara,
21Tahun 2007 jauh lebih menjanjikan dan juga Depnaker Trans, Menteri Pemberdayaan
terdapat Pidana Tambahan didalamnya, Perempuan, Menteri Kehakiman dan HAM,
misalnya pada pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal Depsos, Kantor Imigrasi, Diknas, Kejaksaan,
15, dan pasal 17. Pariwisata, Menko Bidang Ekonomi,
Kemudian Pemerintah Indonesia Menkokesra, Menkopolkam, Badan-badan
menindaklanjuti dengan Keputusan Presiden Eksekutif Lokal, Legislatif.
RepublikIndonesia No.69 Tahun 2008 tentang Sistem Penegakan Hukum Terpadu
Tata cara Pencegahan, Penanganan dan dilakukan oleh penegak hukum yang
Perlindungan Korban Tindak Pidana bekerjasama dengan Imigrasi, Bea Cukai, Jaksa
Perdagangan Orang, dan kemudian Hukum Militer penjaga perbatasan, Angkatan
pembentukan Rencana Aksi Nasional Laut, serta kerjasamadengan Kementerian
Penghapusan Perdagangan Orang bagi Pemberdayaan Perempuan (KPP) yang
Perempuan dan Anak. bertindak sebagai unsur utama pemerintah
Rencana Aksi Nasional Penghapusan dan koordinator untuk Gugus Tugas
Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan Anak AntiPerdagangan Orang Nasional, untuk
memberikan definisi trafficking perempuan dan menyiapkan konsep rencana tindakan nasional
2009-2015 mengenai perdagangan orang yang
7 di sebut dengan Gugus Tugas Pemberantasan
Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, pasal
1, hal. 2
8 9
Ibid, hal.3 Keputusan Presiden RI Nomor 69 Tahun 2008

128
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

Tindak Pidana Perdagangan Orang yang ada B. Penerapan Sanksi Pidana dalam Tindak
baik di pusat maupun di daerah. Pidana Perdagangan Orang.
Gugus Tugas Penghapusan Perdagangan Dalam rumusan Pasal 1 angka 4 UU No 21
Anak Kepres No. 88 Tahun 2002; dibentuk Tahun 2007, pelaku adalah setiap orang
melalui Keputusan Presiden RI Nomor 88 Tahun perseorangan atau korporasi yang melakukan
2002.Tujuan umum Gugus Tugas ini tindak pidana perdagangan orang. Dalam pasal
adalahterhapusnya segala bentuk perdagangan 2 sampai dengan 18, undang-undang ini
anak. Untuk Gugus Tugas di daerah, Menteri secara tegas merumuskan sanksi terhadap
Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran pelaku perdagangan orang. Berdasarkan pasal-
Departemen Dalam Negeri Nomor pasal tersebut, dapat dikategorikan beberapa
560/1134/PMD/2003 yang ditujukan kepada pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang ,
Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh yaitu:11
Indonesia. Dalam surat edaran tersebut Pertama, Agen perekrutan Tenaga Kerja (legal
diarahkan bahwa focal point pelaksanaan atau illegal) yang membayar agen/ calo untuk
penghapusan perdagangan orang di daerah mencari buruh di desa-desa, mengelola
dilaksanakan oleh unit kerja di jajaran penampungan, mengurus identitas serta KTP
pemerintah daerah yang mempunyai dan dokumen pejalanan, memberikan pelatihan
kewenangan menangani urusan anak melalui dan pemeriksaan medis serta menempatkan
penyelenggaraan pertemuan koordinasi buruh dalam kerjaannya di Negara tujuan.
kedinasan di daerah dengan tujuan menyusun Meskipun tidaksemua, namun sebagian PJTK
standar minimum dalam pemenuhan hak-hak terdaftar melakukan tindakan demikian.
anak, pembentukan satuan tugas Kedua, Agen/calo (mungkin orang asing) yang
penanggulangan perdagangan orang di daerah, datang ke suatu desa, tetangga, teman, bahkan
melakukan pengawasan ketat terhadap kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh adat,
perekrutan tenaga kerja, dan mengalokasikan maupun tokoh agama. Agen dapat bekerja
dana APBD untuk keperluan kegiatan Provinsi secara bersamaan untuk PJTK terdaftar /tidak
Sulawesi Utara setelah diberlakukannya Perda terdaftar, guna memperoleh bayaran untuk tiap
No 1 Tahun 2004 maka dibentuklah Gugus buruh yang direkrutnya.
Tugas Pemberantasan Tindak Pidana Ketiga, Majikan yang memaksa buruh bekerja
Perdagangan Orang Provinsi dan Kabupaten/ dalam kondisi eksploitatif, tidak membayar gaji,
Kota untuk membentuk rencana tindakan lokal menyekap buruh di tempat kerja, melakukan
dan komite anti perdagangan orangmelakukan kekerasan seksual atau fisik terhadap buruh.
upaya-upaya untuk mengurangi permintaan Keempat, Pemerintah, yang terlibat dalam
tenaga kerja paksa atau permintaan pekerja pemalsuan dokumen, mengabaikan
seks komersil.10 pelanggaran dalam perekrutan tenaga kerja
Kebijakan operasional yang diambil atau memfasilitasi penyeberangan perbatasan
pemerintah untuk memberantas kejahatan secara illegal (termasuk pembiaran oleh
perdagangan orang tersebut diatas,disamping polisi/petugas imigrasi).
melakukan penegakan hukumnya juga Kelima, Pemilik/pengeloa rumah bordil yang
diberikan perhatian bagi korban kejahatan memaksa perempuan untuk bekerjadi luar
perdagangan orang, seperti misalnya kemauan dan kemampuannya, tidak membayar
penyediaan tempat rehabilitasi medis dan gaji atau merekrut dan mempekerjakan anak
sosial korban, proses pemulangan korban. yang belum berusia 18 tahun.
Namun dalam praktek dilapangan pihak Terhadap para pelaku ini, Undang – Undang
kepolisian sebagai penegak hukum lebih PTPPO memberikan sanksi pidana secra
kepada tindakan terhadap pelaku yang lebih kumulatif, berupa penjara antara 3-15 tahun
diutamakan dengan memperhatikan asas-asas dan denda antara Rp.120.000.000 -
penegakan hukum pidana daripada Rp.600.000.000, dan jika mengakibatkan
memperhatikan hak-hak korban. korban menderita luka
berat,gangguanjiwaberat, penyakit menular

10 11
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Penjelasan Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007,
tahun 2004 hal. 27

129
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

lainnya yang membahayakan jiwanya, mengatur masalah deelneming itu,


kehamilan,atau terganggu atau hilangnya fungsi orang-orang tersebut tetap dapat
reproduksinya, maka ancaman pidananya dihukum.15
ditambah 1/3 (sepertiga)dari ancamanpidana b) Doen Pleger yang menyuruh
tersebut di atas. Jika mengakibatkan matinya melakukan mengenai doenplagen atau
orang, maka diancam dengan penjara antara 5 menyuruh melakukan dalam ilmu
tahun-seumur hidup dan denda pengetahuan hukum pidana biasanya di
antara Rp.200.000.000 - Rp.5.000.000.000. sebut sebagai seorang middelijjke dader
Selain itu, pasal 9 UUPTPPO juga memberikan atau pelaku tidak langsung oleh karena ia
sanksi bagi setiap orang yang berusaha memang tidak secara langsung
untukmenggerakkan orang lain supaya melakukan sendiri tindak pidananya,
melakukan tindak pidana perdagangan orang, melainkan dengan perantaraan orang
dan tindak pidana itu tidak terjadi, dipidana lain suatu doenplagen seperti yang
dengan pidana penjara paling singkat 1-6 tahun dimaksudkan di dalam Pasal 55 ayat (1)
dan pidana denda antara Rp.40.000.000- KUHP, maka orang yang disuruh
Rp.240.000.000.12 melakukan itu haruslah memenuhi
Dalam penjatuhan sanksi pidana dalam beberapa syarat tertentu, menegaskan
kasus perdagangan orang, uraian pelaku yang bahwa syarat-syarat tersebut adalah:
terdapat dalam Pasal 9 Undang – Undang 1. Apabila orang yang disuruh
PTPPO tidak boleh mengabaikan melakukan suatu tindak pidana itu
pengkategorian pelaku tindak pidana adalah seseorang yang tidak
sebagaimana yang terdapat dalam pasal 55 dan mampu bertanggung jawab secara
Pasal 56 KUHP, yaitu delik penyertaan.13 hukum seperti yang tercantum
1. Pembuat atau Dader dalam Pasal 44 KUHP.
Pembuat atau dader diatur dalam Pasal 2. Apabila orang yang disuruh
55 KUHP. Pengertian dader itu berasal melakukan suatu tindak pidana
dari kata daad yang di dalam bahasa mempunyai
Belanda berarti sebagai hal melakukan suatukekeliruanmengenai salah
atau sebagai tindakan dalam ilmu hukum satu unsur dari tindak pidana
pidana,yang dimaksud dengan dader yang bersangkutan (dwaling).
adalah pelaku utama atau pelaku14 3. Apabila orang yang disuruh
bahwa seorang pelaku itu telah membuat melakukan suatu tindak pidana itu
suatu tindak pidana atau bahwa seorang sama sekali tidak memiliki schuld,
pembuat itu telah membuat suatu tindak baik dolus maupun culpa ataupun
pidana, akan tetapi yang lazim dikatakan apabila orang tersebut tidak
orang adalah bahwa seorang pelaku itu memenuhi unsur opzet seperti
telah melakukan suatu tindak pidana. yang telah disyaratkan oleh
Pembuat atau dadersebagaimana undang-undang bagi tindak
ditentukan dalam Pasal 55 KUHP, yang pidana.
terdiri dari: 4. Apabila orang yang disuruh
a) Pelaku (pleger). Menurut Moelyatno melakukan suatu tindak pidana itu
yang dimaksud dengan Plegeradalah tidak memenuhi unsurpadahal
setiap orang yang dengan seorang diri unsur tersebut tidak disyaratkan
telah memenuhi semua unsur dari delik di dalam rumusan undang-undang
seperti yang telah ditentukan di dalam mengenai tindak pidana.
rumusan delik yang bersangkutan, juga 5. Apabila orang yang disuruh
tanpa adanya ketentuan pidana yang melakukan suatu tindak pidana itu
telah melakukannya dibawah
12
pengaruh suatu overmachtatau di
Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang bawah pengaruh suatu keadaan
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, hal. 6
13
Moelyanto, Asas-Asas Hukum Pidana, Cipta Karya yang memaksa, dan terhadap
Bandung 1990, hal. 132
14 15
Ibid, hal. 138 Ibid, hal. 140

130
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

paksaan mana orang tersebut penampungan, pengiriman, pemindahan,


tidak mampu memberikan suatu atau penerimaan seseorang dengan
perlawanan. ancaman kekerasan, penggunaan
6. Apabila orang yang disuruh kekerasan, penculikan, penyekapan,
melakukan suatu tindak pidana pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
dengan itikad baik telah kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
melaksanakan suatu perintah utang atau memberi bayaran atau
jabatan padahal perintah manfaat walaupun memperoleh
jabatan tersebut diberikan oleh persetujuan dari orang yang memegang
seorang atasan yang tidak kendali atas orang lain, untuk tujuan
berwenang memberikan perintah mengeksploitasi orang tersebut di
semacam itu. wilayah Negara Republik Indonesia,
7. Apabila orang yang disuruh dipidana dengan pidana penjara paling
melakukan suatu itndak pidana itu singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun
tidak mempunyai suatu dan pidana denda paling sedikit Rp
sifattertentu seperti yang telah 120.000.000 dan paling banyak Rp
disyaratkan oleh undang-undang 600.000.000.
yaitu sebagai suatu sifat yang 2. Didalam penerapan sanksi terhadap
harus dimiliki oleh pelakunya Tindak Pidana Perdagangan Orang uraian
sendiri.16 pelaku yang terdapat dalam Undang –
c) Medepleger yaitu orang yang turut Undang TPPO tidak boleh mengabaikan
serta adalah orang yang dengan sengaja pengkategorian pelaku tindak pidana
turut berbuat atau turut mengerjakan yang terdapat pasal 55 dan pasal 56
terjadinya sesuatu tindak pidana. Oleh KUHP delik Penyertaan yaitu Pelaku,
karena itu, kualitas masing-masing Doen Pleger, Medepleger yang diancam
peserta tindak pidana adalah sama.17 pidana penjara antara 3-15 dan pidana
d) Uitlokker yaitu Penganjur adalah denda antara Rp 120.000.000 - Rp
orang yang menggerakkan orang lain 600.000.000, dan Uitlokker yang di
untuk melakukan suatu tindak pidana ancam pidana penjara antara 1-6 tahun
dengan menggunakan sarana-sarana dan pidana denda anatra Rp 40.000.000-
yang ditentukan oleh undang-undang Rp 240.000.000.
secara limitatif, yaitu memberi atau
menjanjikan sesuatu, menyalahgunakan B. Saran
kekuasaan atau martabat, kekerasan, 1. Pemerintah pusat dan daerah harus
ancaman, atau penyesatan, dengan selalu melakukan sosialisasi tentang
memberi kesempatan, sarana, atau pengaturan bagaimana sistem
keterangan dalam tindak pidana itu.18 pemberantasan kejahatan perdagangan
orang kepada masyarakat luas sebab
PENUTUP masih banyak masyarakat yang belum
A. Kesimpulan paham dengan kejahatan perdagangan
1. Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan orang dan masyarakat juga harus dapat
Orang telah ada sejak masa penjajah ikut serta bertanggung jawab
dengan adanya KUHP yang mulai berlaku sebagaimana pemerintah dan negara
sejak tahun 1918 namun dengan dalam memberantas perdagangan orang
disahkannya UU No.21 Tahun 2007 karena masyarakat memiliki andil untuk
tentang Pemberantasan Tindak Pidana ikut memberantas kejahatan
Perdagangan Orangtepatnya pada pasal perdagangan orang atau trafficking.
2 yang berbunyi : "Setiap orang yang 2. Perlu dilakukan peningkatan kapasitas
melakukan perekrutan, pengangkutan, dikalangan penyidik penegak hukum dan
semua Satuan Kerja PerangkatDaerah
16
Ibid, hal. 142 sebagaipelaksana Undang-Undang
17
Ibid, hal. 145 Pemberantasan Tindak Pidana
18
Ibid, hal. 147

131
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

Perdagangan Orang. Keterampilan dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 198, Kitab
penyidikan kasus traffickingperlu Undang –Undang Hukum Acara Pidana
dilakukan pelatihan tentang SOPNasional Kitab Undang – Undang Hukum Pidana
dan Internasional dalam penanganan Rancangan Kitab Undang – Undang Hukum
kasus - kasus kejahatan perdagangan Pidana
orang yang makin hari makin Keputusan Presiden Nomor 69 Tahun 2008
bertambah serta modus operandinya tentang Pembentukan Gugus Tugas
semakin canggih mengikuti era digital Pencegahan Dan Penanganan Tindak Pidana
informatika. Perdagangan Orang
Peraturan Daerah Provinsi Sulut Nomor 1
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2004 tentang Pemberantasan
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana, Perdagangan Manusia (Trafficking)
Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Terutama Perempuan Dan Anak
Baru, Jakarta Kencana, 2008
---------- Masalah Penegakan Hukum Dan SUMBER-SUMBER LAIN :
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, PT. http://manado.tribunnews.com/2011/06/18/k
Citra Adytia Bakti, Bandung, 2001 asus-trafficking-dauhan-dipenjara-3-tahun
Mochtar Kusumaatmaja, Konsep – Konsep Kompas.com, 26 April 2012
Hukum Dalam Pembangunan, Sinar Grafika, News Liputan 6.com, 25 November 2015
Bandung, 2006 http://www.lpsk.go.id
Moelyatno, Asas – Asas Hukum Pidana, Cipta http://nasional.kompas.com/read/2015/11/23/
Karya Bandung, 1989 08271811/LPSK.Perlu.Kerja.Sama.Negara.AS
Soerjono Soekanto, Faktor – Faktor yang EAN.dalam.Pemberantasan.Human.Trafficki
Mempengaruhi Penegakan Hukum, Grafindo ng, di akses 30 November
Persada Jakarta, 2005 http://m.republika.co.id
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor,
1996
Komnas Perempuan, Pemetaan Trafficking Di
Indonesia, 2002
Jurnal Perempuan, Edisi Trafficking dan
Kebijakan Hukum, 2010
---------- Emmy LS dkk, Modul Training of
Trainers Untuk Pendidikan Komunitas
Pencegahan, Penanganan Tindak Pidana
Perdagangan Orang, 2005
---------- Undang – Undang TPPO Dalam
Perspektif HAM, 2010
IOM Mission in Indonesia, Pedoman Penegakan
Hukum Dan Perlindungan Korban Dalam
Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
Orang

UNDANG - UNDANG :
Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan CEDAW

132

Anda mungkin juga menyukai