NIRWANA PERMATASARI
K111 13 058
Nirwana Permatasari
“ Gambaran Kontaminasi Bakteri pada Peralatan Makan Anak di TK
Teratai UNM Makassar Tahun 2017 “
(x + 67 Halaman + 5 Tabel + 9 Lampiran)
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
Penghargaan dan terima kasih yang tidak terhingga saya ucapkan kepada
kedua orang tua saya Bapak Suparman S.H dan Ibu Suryani, kedua saudara saya
Dian Permatasari dan Chantika Permatasari, dan seluruh keluarga. Terima kasih
atas bantuan, dorongan, dan doa yang tak berujung, pengertian, nasehat yang tiada
henti dan pengorbanan tiada akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Dengan tidak melupakan uluran tangan dan bantuan yang telah Penulis
peroleh dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bentuk
2. Bapak Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
mengikuti pendidikan.
iii
4. Bapak Anwar Mallongi S.KM., M.Sc., Ph. D selaku ketua Departemen
Hasanuddin.
5. Bapak Muh. Fajaruddin Natsir S.KM., M.Kes, Bapak dr. Mukhsen Sarake,
MS, dan Bapak Muhammad Rachmat, S.KM., M.Kes sebagai dosen penguji
7. Seluruh staf pegawai FKM Unhas atas segala arahan dan bantuan yang
Kesehatan Lingkungan, Kak Mira dan Kak Tika, atas segala bantuannya
selama ini.
8. Kepala sekolah TK Teratai UNM beserta seluruh guru yang telah memberikan
makan anak serta memberikan banyak pengetahuan baru tentang cara bekerja
iv
10. Sahabat-sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang selalu
11. Mugfira Mayangsari Putri S.KM satu dari sekian sahabat yang paling setia
Jeneponto atas segala kenangan dan pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Masyarakat Universitas Hasanuddin yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu. Semoga kebersamaan kita menjadi kenangan dan pelajaran yang tidak
akan terlupakan.
14. Teman berbagi suka duka, M. Nur Ichsan. Terima kasih untuk selalu ada dan
memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis agar tetap semangat
15. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang telah
membaca skripsi ini untuk penyempurnaannya. Akhir kata, tiada yang patut
penulis ucapkan selain doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan ridho dan
Penulis
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................iii
vi
H. Pengolahan dan Penyajian Data ............................................................... 38
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 39
A. Kesimpulan ............................................................................................. 60
B. Saran ....................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Peralatan Makan Anak berdasarkan Hasil
Observasi Peralatan Makan Anak di TK Teratai UNM Makassar .. 30
Tabel 5.4 Distribusi Jenis Bakteri pada Peralatan Makan Anak di TK Teratai
UNM Makassar ............................................................................. 44
Tabel 5.5 Distribusi Jumlah Jenis Bakteri pada Peralatan Makan Anak di TK
Teratai UNM Makassar Tahun 2017 ............................................. 45
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Selatan
UNM Makassar
Makassar
Lampiran 9 Biodata
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cemaran biologis, kimia, dan benda lain. Pengamanan makanan dan minuman
Setiap makanan dan minuman yang akan diedarkan harus memenuhi syarat
2003a).
adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup sebagai flora normal pada usus
sakit perut. Gejala terjadi 4 - 12 jam yang memberi efek langsung pada lapisan
1
2
salah satunya dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat makan yang
dkk., 2012). Tindakan yang tidak higiene pada peralatan makan akan memberi
(Ariyani & Anwar, 2007). Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yang
terdapat di banyak tempat, seperti tanah, debu, udara, air, makanan ataupun
bermanfaat bagi kehidupan manusia tetapi ada pula yang merugikan dan dapat
2009).
30%, jenis bakteri kontaminan yang ditemukan adalah Bacillus cereus, E.coli,
ditemukan pada peralatan makan dan E. coli pada air pencucian (Sunarno
dkk., 2012).
anak usia dini seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-
Kanak (TK). Anak usia dini menghabiskan hampir setiap waktunya dengan
banyak kegiatan seperti bermain dan belajar yang membuat anak lebih
berisiko terkena penyakit di antaranya adalah sakit perut, diare, mual muntah,
Makanan yang disajikan bukan hanya harus bergizi dan bentuknya menarik
(Tumelap, 2011), selain faktor peralatan makan, faktor lain yang dapat
2015).
berdasarkan waktu pemeriksaan pagi dan sore hari menyatakan bahwa pada
rumah makan MR didapatkan 1887 jumlah koloni kuman pada piring makan,
185 koloni kuman pada sendok, 837 koloni kuman pada gelas, 535 koloni
kuman pada garpu, dan 1035 koloni kuman pada mangkok. Pada rumah
makan MJ didapatkan 1207 koloni kuman pada piring, 2470 koloni kuman
pada sendok, 1624 koloni kuman pada gelas, 2032 koloni kuman pada garpu,
dan 557 koloni kuman pada mangkok (Haderiah dkk., 2016). Banyaknya
jumlah kuman yang terdapat pada peralatan makan dapat disebabkan oleh
B. Rumusan Masalah
PAUD Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
anak dan kebersihan perorangan guru saat menyiapkan makanan bagi anak
PAUD Makassar.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
referensi ataupun tolak ukur yang ilmiah bagi institusi dalam upaya untuk
3. Manfaat Praktis
serta mengasah keterampilan analisis peneliti dan sebagai salah satu cara
sekalipun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri adalah domain yang terdiri dari mahluk hidup yang tidak
memiliki membran inti (prokariota). Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak
asam nukleatnya berupa plasmid (Bata, 2012). Bakteri memiliki ukuran yang
sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Micron (µm)
(organisme yang hidup dari bahan organik mati) yang terdapat di tanah dan
pangan, tidak hanya jenisnya yang beragam, tetapi juga laju pertumbuhannya
yang cepat dan mampu memanfaatkan nutrisi pangan, dapat tumbuh pada
kisaran suhu luas, aerobiosis, pH, dan aktivitas air, serta mampu tumbuh sama
baiknya pada kondisi ekstrem seperti spora yang dapat bertahan hidup pada
suhu tinggi (Sopandi, 2014), adapun bakteri yang berada pada makanan akibat
7
8
1. Bacillus cereus
menyebabkan dua tipe penyakit, yaitu diare dan muntah. Gejala penyakit
diare yang ditimbulkan yaitu buang air besar encer, perut kejang-kejang
2. Campylobacter jejuni
jejuni. Gejala yang timbul akibat penyakit ini adalah berupa sakit kepala,
dan diare yang disertai dengan darah bahkan menyerang otot dan
3. Escherchia coli
untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja, selain sebagai penghuni
tubuh (di dalam usus besar) E. coli juga menghasilkan kolisin yang dapat
menjadi patogen bila pindah dari habitatnya yang normal ke bagian yang
lain di dalam inang, misalnya bila E. coli di dalam usus masuk ke dalam
4. Staphylococcus aereus
saat ayam masih hidup. Salah satu kendala dalam pengobatan penyakit
akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini adalah resistensi bakteri
5. Vibrio cholerae
Gram negatif, tidak berspora, hidup secara aerob atau anaerob fakultatif,
serta keluarga agar terhindar dari penyakit dan produktivitas diri kita baik
(Ahmad & Ibnu, 2013). Apabila perilaku kebersihan perorangan baik, maka
hal ini akan meminimalkan pintu masuk bagi mikroorganisme yang dapat
b. Pengetahuan
perorangannya.
c. Budaya
Orang dari latar belakang budaya yang berbeda akan mengikuti praktik
d. Kesenangan pribadi
meliputi :
a. Kebersihan kulit
b. Kebersihan tangan
Susilaningsih, 2016).
kering.
c. Kebersihan Rambut
teratur harus dilakukan paling sedikit dua kali dalam seminggu atau
pencuci rambut. Rambut yang bersih akan terbebas dari kuman, kutu,
Salah satu faktor penyebab higiene atau tidaknya suatu makanan ialah
terletak pada kualitas dan kebersihan peralatan yang digunakan baik dalam
kuman penyakit dan keracunan, untuk itu peralatan makan haruslah dijaga
berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak
dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang
bersentuhan dengan makanan harus selalu dijaga dalam keadaan bersih dan
17
tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada bagian-bagian alat makan
(Tumelap, 2011).
yaitu:
1) Timah (Pb)
2) Arsenikum (As)
3) Tembaga (Cu)
4) Seng (Zn)
5) Cadmium (Cd)
6) Antimony (Sb)
ambang batas (100 koloni per cm2) dan tidak boleh mengandung E.
atau iodphor 12,5 ppm dan air panas 80ºC selama 2 menit.
harus dibalik.
lainnya.
yang digunakan untuk mencuci. Peralatan makan yang telah dicuci tidak boleh
tersentuh tangan pada bagian yang digunakan untuk meletakkan makanan atau
air dan dicuci dengan menggunakan sabun cuci dan dibilas kembali dengan air
bersih. Kedua, yaitu dengan menumpuk peralatan makan yang kotor dalam
ember yang berisi air untuk beberapa saat sampai hampir penuh, selanjutnya
dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas dengan air bersih yang ada di
dalam ember. Baik proses pencucian pertama maupun yang kedua sama-sama
2014).
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
PAUD yang baik adalah PAUD yang memiliki sarana dan prasarana
kualitas, sarana dan prasarana tersebut harus aman digunakan oleh anak,
b. Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per anak, ruang guru,
ruang kepala sekolah, UKS, jamban dengan air bersih, dan ruang
c. Memiliki alat permainan edukatif, baik buatan guru, anak, dan pabrik.
layanan, jumah anak, dan kelompok usia yang dilayani dengan luas
aktivitas anak yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar, kamar
22
mandi/ jamban yang dapat digunakan untuk kebersihan diri dan BAK/
E. Kerangka Teori
Peralatan Makan
Guru
Faktor Faktor
Pengetahuan Perilaku
Keberadaan Bakteri
pada Makanan
KERANGKA KONSEP
pada umumnya terbagi atas dua, yaitu bakteri patogen atau tidak patogen.
Bakteri hidup di alam bebas dan sangat mudah untuk berpindah. Perpindahan
itu menyebabkan bakteri bisa dengan mudah menempel pada benda hidup
maupun benda mati. Peralatan makan merupakan salah satu benda yang paling
menyebabkan penyakit pada anak, seperti diare. Diare adalah salah satu
anak usia balita. Peralatan makan merupakan sesuatu yang tidak bisa
upaya pencegahan. Praktik hidup sehat yang dilakukan tentu saja harus
adanya kontaminasi bakteri dari media dan perantara lainnya, salah satunya
adalah peralatan makan anak, untuk itu penulis mencoba untuk mendapatkan
23
24
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel Independen
Variabel Dependen
C. Definisi Operasional
b. Waktu cuci tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu
(sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah buang air kecil/
c. Bahan cuci tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah air
makan, cara menyimpan peralatan makan, serta alat dan bahan untuk
karat.
penelitian ini adalah alat dan bahan yang digunakan guru untuk
3. Peralatan makan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gelas, sendok,
4. Keberadaan bakteri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ada atau
metode swab.
5. Jenis bakteri dalam penelitian ini adalah adanya jenis bakteri Gram positif
dan atau Gram negatif. Bakteri ini tumbuh dan berkembang biak pada
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data faktual tentang gambaran kontaminasi bakteri pada peralatan makan anak
pemeriksaan Laboratorium.
1. Populasi
Populasi ini sering juga disebut universe. Anggota populasi dapat berupa
benda hidup maupun benda mati, di mana sifat-sifat yang ada padanya
dapat diukur atau diamati (Nasution, 2003). Populasi dalam penelitian ini
28
29
adalah semua peralatan makan siswa dan semua guru di TK Teratai UNM
Makassar.
2. Sampel
(Nasution, 2003). Sampel pada penelitian ini adalah peralatan makan siswa
kriteria inklusi, maka sampel alat makan yang terpilih sebanyak 21 sampel
yang terdiri atas tujuh piring makan, tujuh sendok makan, dan tujuh gelas
minum. Pada penelitian ini juga mengambil guru anak di TK Teratai UNM
atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat atau keadaan
Tabel 4. 1
Jumlah Sampel Peralatan Makan Anak berdasarkan
Hasil Observasi Peralatan Makan Anak di
TK Teratai UNM Makassar
Jumlah
Jenis Sampel
Sampel
Piring Makan Plastik 7
Gelas Minum Plastik 7
Sendok Makan Aluminium 7
Total 21
Sumber: Data Primer, 2017
a. Alat
1) Cotton swab
3) Tabung sekrup
b. Bahan
1) Alkohol 70%
2) Pembakar bunsen
3) Kapas
4) NaCl
c. Prosedur Kerja
1) Siapkan termos yang telah berisi cotton swab, tabung sekrup, dan
Total Plate Count (TPC) dengan menggunakan media Nutrient agar dan
1. Alat :
a. Autoclave
b. Bulb
c. Bunsen
d. Cawan petri
e. Erlenmeyer
33
f. Incubator
g. Ose
h. Pipet ukur
j. Tabung reaksi
k. Tabung sekrup
l. Tabung ukur
2. Bahan :
a. Akuades
b. Alkohol
c. Nutrient agar
d. MacConkey agar
e. NaCl
3. Prosedur kerja :
sebanyak 1 bulb per sampel lalu digores dengan pola yang telah
ditentukan pada cawan petri yang telah diisi dengan Nutrient agar dan
a. Alat
2) Ose
3) Object glass
5) Mikroskop
6) Pipet ukur
b. Bahan
1) NaCl
3) Cristal violet
4) Lugol
5) Alcohol 96%
6) Fuchsin alkali
7) Immersion oil
8) Kertas saring
object glass).
35
4) Sterilkan ose, ambil 1 gores bakteri yang terdapat pada cawan petri
dengan cara :
oil kemudian lihat morfologi bentuk sel bakteri yang terdapat pada
5. Uji Biokimia
a. Alat
1) Ose
4) Tabung reaksi
b. Bahan
4) Citrat agar
5) Urea agar
6) Glukosa agar
7) Laktosa agar
8) Sukrosa agar
9) Manitol agar
pada MRVP agar, digoreskan kembali pada citrat agar dan urea
agar.
37ºC.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
G. Analisis Data
pada peralatan makan anak di TK Teratai UNM Makassar diolah dan disajikan
Teratai UNM menerima anak usia 2 sampai 6 tahun. Kelas di TK ini terbagi
atas kelompok KA (4 – 5 tahun), B1, B2, B3, B4, B5, B6 (5 – 6 tahun), dan
KB (3 tahun) dengan total siswa sebanyak 107 orang dengan 50 orang laki-
B. Hasil Penelitian
perorangan guru terkait peralatan makan anak. Dari penelitian ini diperoleh
39
40
sabun, sabun untuk cuci tangan tersedia setiap saat namun tidak tersedia
mencuci tangan terlebih dahulu tapi guru tidak mencuci tangan sebelum
menyiapkan peralatan makan siswa, selain itu saat mencuci tangan guru
benar. Sebelum makan siswa dihimbau untuk mencuci tangan namun guru
tidak mendampingi siswa saat cuci tangan. Setelah peralatan makan selesai
yaitu menggunakan air mengalir dan sabun khusus peralatan makan serta
spons yang layak pakai. Setelah selesai dicuci peralatan makan kemudian
rak besi yang tidak tertutup dan tidak anti karat. Peralatan makan yang
tangan, waktu mencuci tangan, dan bahan cuci tangan. Data tersebut
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Guru
tentang Kebersihan Perorangan di
TK Teratai UNM Makassar
Pengetahuan Guru tentang Kebersihan
No. n %
Perorangan
1. Mengetahui langkah mencuci tangan yang
baik dan benar.
a. Ya 10 83,3
b. Tidak 2 16,7
Total 12 100,0
2. Mengetahui kapan seharusnya cuci tangan
dilakukan.
a. Sebelum dan setelah melakukan suatu
10 83,3
pekerjaan/aktivitas
b. Sebelum makan dan setelah makan 2 16,7
Total 12 100,0
3. Bahan cuci tangan.
a. Air dan sabun biasa 3 25,0
b. Air dan sabun antiseptik 9 75,0
Total 12 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
TK Teratai UNM telah mengetahui langkah cuci tangan yang baik dan
(83,3%), dan bahan apa yang sebaiknya digunakan untuk mencuci tangan
(75,0%).
42
sampai bersih. Data tentang penanganan peralatan makan anak terkait cara
cuci piring dengan yang baru disajikan dalam tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Perilaku Penanganan Peralatan Makan
Anak oleh Guru di TK Teratai UNM Makassar
No. Perilaku Penanganan Peralatan Makan n %
1. Cara mengeringkan peralatan makan siswa.
a. Dikeringkan menggunakan lap bersih 7 58,3
b. Dikeringkan menggunakan tissue 2 16,7
c. Dibiarkan kering sendiri 3 25,0
Total 12 100,0
2. Menyimpan peralatan makan siswa pada tempat
tertutup.
a. Ya 10 83,3
b. Tidak 2 16,7
Total 12 100,0
3. Frekuensi mengganti alat/spons cuci piring
dengan yang baru.
a. 1 kali/ bulan 4 33,3
b. 2 kali/ bulan 4 33,3
c. Saat rusak 4 33,3
Total 12 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
43
sebanyak 83,3% guru menyimpan peralatan makan pada rak piring yang
yang tidak tertutup. Frekuensi mengganti alat/ spons cuci piring dengan
yang baru sebanyak 33,3% guru menjawab satu bulan sekali, 33,3% yang
menjawab dua bulan sekali, dan sisanya 33,3% yang menjawab jika alat/
UNM yang menjadi sampel penelitian. Data tersebut disajikan dalam tabel
5.3.
Tabel 5. 3
Distribusi Frekuensi Keberadaan Bakteri
pada Peralatan Makan Anak di
TK Teratai UNM Makassar
Jenis Bakteri n %
Bakteri Gram (+) 2 10,0
Bakteri Gram (-) 18 90,0
Total 20 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
44
pada peralatan makan anak yang menjadi sampel penelitian, yaitu bakteri
Gram positif (+) dan bakteri Gram negatif (-). Bakteri Gram (+) terdapat
pada 2 sampel peralatan makan dan bakteri Gram (-) terdapat pada 18
UNM Makassar
Tabel 5. 4
Distribusi Jenis Bakteri pada Peralatan Makan Anak
di TK Teratai UNM Makassar
No. Jenis Peralatan Makan Jenis Bakteri
1. Piring 1 Klebsiella sp
2. Piring 2 Enterobacter eglomerance
3. Piring 3 Acinetobacter calcoaceticus
4. Piring 4 Acinetobacter calcoaceticus
5. Piring 5 Klebsiella sp
6. Piring 6 Enterobacter eglomerance
7. Piring 7 Enterobacter hafniae
8. Sendok 1 Klebsiella sp
9 Sendok 2 Proteus vulgaris
10. Sendok 3 Klebsiella sp
11. Sendok 4 Acinetobacter calcoaceticus
12. Sendok 5 Enterobacter eglomerance
13. Sendok 6 Enterobacter eglomerance
14. Sendok 7 Klebsiella sp
15. Gelas 1 Tidak tumbuh bakteri
16. Gelas 2 Klebsiella sp
17. Gelas 3 Bacillus sp
18. Gelas 4 Providencia alkalifaciens
19. Gelas 5 Klebsiella sp
20. Gelas 6 Bacillus sp
21. Gelas 7 Acinetobacter calcoaceticus
Sumber: Data Primer, 2017
45
oleh bakteri, 2 sampel yang ditumbuhi bakteri Gram (+), dan 18 sampel
Tabel 5. 5
Distribusi Jumlah Jenis Bakteri pada Peralatan Makan Anak
di TK Teratai UNM Makassar
Tahun 2017
No. Jenis Bakteri n %
1. Media Nutrient agar
a. Bacillus sp 2 10,0
2. Media MacConkey agar
a. Klebsiella sp 7 35,0
b. Enterobacter eglomerance 4 20,0
c. Proteus vulgaris 1 5,0
d. Providencia alkalifaciens 1 5,0
e. Acinetobacter calcoaceticus 4 20,0
f. Enterobacter hafniae 1 5,0
Total 20 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
bakteri Gram (+) yang terdapat pada 2 sampel peralatan makan anak,
46
bakteri Klebsiella sp adalah bakteri Gram (-) yang paling banyak terdapat
C. Pembahasan
Makassar
beberapa hal seperti, perawatan wajah, rambut, kuku, kaki, dan tangan
merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah dan
dan punggung tangan menggunakan air atau pun cairan lainnya agar
tangan menjadi bersih dan terhindar dari kotoran serta kuman (Desiyanto
& Djannah, 2013). Pada penelitian ini hampir semua guru yang menjadi
tangan yang baik dan benar. Perilaku mencuci tangan dilakukan bukan
hanya pada saat tangan kita tampak kotor, namun cuci tangan dianjurkan
pada anak, dan setelah buang air besar (Purwandari dkk., 2015).
A, dan flu burung. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih
lainnya pada kedua tangan. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan
sabun juga dapat lebih efektif membersihkan kotoran kuku dan jari-jari
tangan yang baik dan benar, 10 orang (83.3%) juga menjawab bahwa
(75,0%) yang memilih air dan sabun antiseptik sebagai bahan untuk
dengan sabun biasa tidak sebaik bila memakai sabun antiseptik. Sabun
penyebab kejadian diare pada balita di Bali menyatakan bahwa 47,5% ibu
tidak mencuci tangan dengan benar sebelum memberi makan balitanya dan
84,2% balita yang mengalami diare. Hal ini menggambarkan bahwa salah
satu faktor risiko kejadian diare pada balita di Bali adalah karena
untuk balita (Laksmi dkk., 2013). Selain ibu dan orang dewasa, anak juga
harus diajarkan untuk menerapkan langkah cuci tangan yang baik dan
benar sebaiknya harus menggunakan sabun, cuci tangan dengan air saja
dalam penularan penyakit, sebab alat makan yang tidak bersih dan
dkk., 2015). Banyaknya bakteri pada peralatan makan anak tanpa disadari
ini hampir semua guru yang menjadi responden mengaku mencuci tangan
siswa, menjawab dengan benar tata cara cuci piring yang baik, cara
sebelum mempersiapkan makanan untuk para siswa, namun tata cara cuci
tangan yang dilakukan belum mengikuti lima langkah cuci tangan yang
baik dan benar. Guru juga tidak mencuci tangan saat mempersiapkan
tempat yang khusus dan tertutup. Hasil observasi pada penelitian ini saat
koloni/cm², pada gelas sebesar 260 koloni/cm² dan pada sendok sebesar
pada piring, pada gelas sebesar 31,67 koloni/cm² dan pada sendok sebesar
(Azari, 2013).
lebih baik daripada pencucian alat makan dengan metode perendaman. Hal
spons khusus peralatan makan. Pada penelitian ini dari 12 guru yang
rusak. Spons pencuci piring 200.000 kali lebih kotor dibanding dudukan
basah. Jika spons dalam kondisi tidak kering (lembab karena direndam),
maka akan menjadi markas semua bakteri (Gaffar dkk., 2014). Daya pakai
spons tidak terlalu lama. Sebaiknya spons diganti setiap satu hingga tiga
minggu sekali. Jika spons sudah berbau atau rontok, itu tandanya sudah
terhadap peralatan makan yang dilakukan oleh guru khususnya pada saat
makan tidak boleh dilap dengan kain. Namun, perilaku guru terkait
53
tidak boleh dilap. Pengetahuan yang dimiliki oleh guru masih perlu
besi yang tidak anti karat dan tidak memiliki penutup. Peralatan makan
yang tidak disimpan pada tempat yang tertutup dapat dengan mudah
peralatan yang bersih, tertutup, dan anti karat agar peralatan makan
(Tumelap, 2011).
anak hanya ada satu peralatan makan anak di TK Teratai UNM yang tidak
Gram negatif. Bakteri dibagai atas bakteri Gram positif dan bakteri Gram
menurut Gram. Sel bakteri mula-mula diwarnai dengan zat kristal ungu
dan iodium lalu dicuci dengan alkohol. Bakteri Gram negatif akan
Lebih dari 50% kasus bakteremia yang terjadi pada anak berasal
makan anak ditumbuhi oleh bakteri Gram negatif sebanyak 18 sampel dari
makan anak terkontaminasi bakteri dan harus menjadi perhatian bagi pihak
sekolah.
normal dari ekosistem manusia. Meskipun tidak ada tempat penitipan anak
merupakan salah satu tempat yang rentan terhadap kontaminasi bakteri dan
ke orang tua, saudara, dan masyarakat. Sangat penting bagi karyawan yang
sebagai penyakit yang disebabkan oleh agen yang masuk kedalam tubuh
Hartono, 2003).
dan merupakan penyebab utama gizi buruk pada bayi dan anak anak
ekstrak beef, pepton, dan agar yang memiliki fungsi salah satunya ialah
(Acharya, 2013).
Gram positif yang biasa terdapat di dalam tanah, air, udara, dan tumbuh-
sejumlah besar spesies bakteri yang sangat erat hubungannya satu dengan
lainnya. Hidup di usus besar manusia dan hewan, tanah, air, dan dapat pula
menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah) bila bakteri tetap berada di
dalam usus besar, tetapi pada keadaan di mana terjadi perubahan pada host
atau bila ada kesempatan memasuki bagian tubuh yang lain, banyak di
58
tubuh manusia seperti infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, infeksi
dkk., 2010).
dan bakteremia. Bakteri ini juga diketahui resisten terhadap sabun dan
(Marissa & Arifin, 2014). Kehadiran bakteri dari setiap sampel peralatan
penyakit infeksi.
59
D. Keterbatasan Penelitian
pengambilan sampel (tangan guru, tangan siswa, meja makan, rak piring, dan
peralatan makan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada peralatan makan anak, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Enterobacter hafniae.
dalam kehidupan sehari-hari seperti 5 langkah cuci tangan yang baik dan
benar.
B. Saran
pada peralatan makan anak, saran penelitian ini adalah sebagai berikut :
makan.
makanan dan saat memberi perlakuan terhadap peralatan makan anak serta
60
61
makan anak.
Martani, W. 2012. Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.
Jurnal Psikologi, 39, 112-120.
Melliawati, R. 2015. Escherichia coli dalam kehidupan manusia. BioTrends, 4,
10-14.
Menteri Kesehatan RI 2003a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 715 tahun 2003 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Indonesia: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI 2003b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran. Indonesia: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2011 tentang Higiene dan Sanitasi Jasaboga. Indonesia: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Indonesia:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. Digital Library, Universitas Sumatera
Utara.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, R. B. A. 2012. Hubungan Faktor Risiko Terjadinya Acinetobacter SP
MDRO terhadap Kematian Penderita Sepsis di PICU Rumah Sakit dr
Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro.
Pemerintah RI 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tahun 2004
tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan. Indonesia: Presiden Republik
Indonesia.
Pohan, D. 2009. Pemeriksaan Escherichia coli pada Usapan Peralatan Makan
yang Digunakan oleh Pedagang Makanan di Pasar Petisah Medan Tahun
2009. Universitas Sumatera Utara.
Pope, L. 2007. V Cholerae [Online]. Department of Microbiology University of
Texas at Austin: Microbe Wiki. Available:
https://microbewiki.kenyon.edu [Accessed May 2 2017].
Presiden RI 2003. UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Indonesia:
Presiden Republik Indonesia.
Purnomo, R. A. & Susilaningsih, E. Z. 2016. Perilaku Mencuci Tangan Dan
Kejadian Diare Pada Anak Usia Prasekolah Di Paud Desa Kalikotes
Klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwandari, R., Ardiana, A. & Wantiyah 2015. Hubungan antara Perilaku
Mencuci Tangan dengan Insiden Diare pada Anak Usia Sekolah di
Kabupaten Jember. Jurnal Keperawatan, 4, 122 - 130.
Putra, F. Y. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian
Personal Hygiene Anak Usia Prasekolah di Desa Balung Lor Kecamatan
Balung Kabupaten Jember.
Rachmawati, F. J. & Triyana, S. Y. 2008. Perbandingan Angka Kuman pada Cuci
Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia. Jurnal Logika, 5.
Rahmawati, S. & Sofiana, L. 2017. Pengaruh Metode Hand Wash terhadap
Penurunan Jumlah Angka Kuman Pada Perawat Ruang Rawat Inap di
RSKIA PKU Muhammadiyah Kota Gede Yogyakarta. 69-74.
Rendy, M. C. 2010. Keterampilan Dasar Bidan & Perawat, Nuha Medika.
Reski, A. R., Ane, R. L. & Manyullei, S. 2014. Kemampuan Larutan Bonggol
Nanas dalam Menurunkan Jumlah Kuman pada Peralatan Makan.
Sajida, A., Santi, D. N. & Naria, E. 2013. Hubungan Personal Hygiene dan
Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai
Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2012. Lingkungan dan
Kesehatan Kerja, 2.
Salamena, R. P. 2015. Deteksi dan Resistensi Staphylococcus aureus Patogen
pada Daging Ayam.
Satyaningsih, A. & Munandar, S. 2016. Gambaran Higiene Sanitasi dan
Keberadaan Escherichia Coli dalam Jajanan Kue Basah di Pasar Kota
Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2.
I. Data Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
II. Pertanyaan terkait personal hygiene guru dan perilaku penanganan peralatan makan
9. Bahan apakah yang bapak/ibu gunakan untuk mencuci peralatan makan siswa ?
a. Air saja
b. Air dan sabun biasa
c. Air dan sabun khusus peralatan makan
d. Lainnya.
10. Alat apakah yang bapak/ibu gunakan untuk mencuci peralatan makan siswa ?
a. Spons khusus cuci piring
b. Kain
c. Sikat
d. Lainnya.
11. Kapan bapak/ibu mengganti alat untuk cuci piring dengan yang baru ?
a. 1 kali/bulan.
b. 2 kali/bulan
c. Ketika sudah rusak/tidak layak pakai
d. Lainnya.
LEMBAR OBSERVASI (CHECK LIST)/HARI
Hari/Tanggal :
Waktu :
Terlaksana
No. Aspek Pengamatan Keterangan
Ya Tidak
1. Guru mempraktikkan langkah-langkah
mencuci tangan dengan baik dan benar.
2. Guru mencuci tangan sebelum menyiapkan
makanan untuk siswa.
3. Guru mencuci tangan sebelum menyiapkan
peralatan makan siswa.
4. Guru mencuci tangan menggunakan air dan
sabun.
5. Sabun untuk cuci tangan tersedia setiap
saat.
6. Tersedia alat untuk mengeringkan tangan
(lap, handuk, tissue) yang bersih.
7. Guru mencuci peralatan makan siswa
dengan baik dan benar.
8. Guru mengeringkan peralatan makan siswa
dengan kain lap/tissue.
9. Guru menyimpan peralatan makan siswa di
tempat yang tertutup dan anti karat.
10. Guru mencuci peralatan makan siswa
dengan air mengalir dan sabun khusus
peralatan makan.
11. Guru menggunakan spons/kain yang layak
untuk mencuci peralatan makan siswa.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Gambar 2.
Pengamatan suasana ruang Pengamatan terhadap guru saat
makan siswa sedang menyiapkan makanan
untuk siswa
Gambar 3. Gambar 5.
Pengamatan terhadap siswa di Pengamatan terhadap air yang
TK Teratai UNM saat sedang digunakan untuk mencuci
bersiap untuk makan siang peralatan makan siswa
Gambar 6. Gambar 7.
Pengamatan terhadap rak Pengamatan terhadap guru di TK
penyimpanan peralatan Teratai UNM saat mencuci
makan siswa peralatan makan siswa
Gambar 8.
Pengamatan terhadap guru di TK
Teratai UNM saat mengeringkan
peralatan makan siswa
Gambar 26.
Gambar 25.
Dilakukan pemeriksaan lanjutan
Tampilan preparat sampel yang
terhadap Bakteri Gram negatif
dilihat di bawah mikroskop
untuk melihat jenis bakterinya
BIODATA
Telepon : 085298675112
Ibu : Suryani