Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(KONSTANTA PEGAS)
DISUSUN OLEH :
1. NURAQIDA (60500119024)
JURUSAN KIMIA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegas adalah suatu benda yang memiliki sifat elastis atau lentur. Dalam
ilmu teknik, sifat elastis dari suatu pegas sangatlah penting. Misalnya dalam dunia
sebuah gangguan sehingga pegas merenggang (berarti pegas ditarik) atau merapat
(berarti pegas ditekan), pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang arahnya
selalu menuju titik asal. Dengan kata lain, besar gaya pemulih pada pegas ini
sebanding dengan gangguan atau simpangan yang diberikan pada pegas. Secara
contoh, pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Di mana pegas pada sepeda
motor sering disebut atau dikenal dengan istilah shock breaker. Dengan adanya
shock breaker, maka kita merasa nyaman ketika mengendarai motor. Hal ini
terjadi terjadi karena shock breaker. Terebut memiliki sifat elastisitas (kembali ke
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
selaras?
C. Tujuan Percobaan?
Tujuan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
getaran selaras.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuann sebuah benda untuk kembali ke bentuk
semula saat gaya yang diberikan dihubungkan. Akan tetapi, bila gaya yang
diberikan melebihi batas elastisitasnya maka benda akan berubah bentuk. Besaran
sifat elastisitasnya bahan yang paling pokok adalah gaya yang diberikan kepada
benda itu. Besaran yang lain adalah tegangan, renggangan, mampatan dan
modulus elastisitas. Apabila benda elastis dikenal gaya tertentu, mak akan
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
gaya pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh hukum Hooke
yang hukum atau ketentuannya mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi
karena sifat elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya F yang merenggang
pegas dan pertambahan panjang pegas ∆𝑋 di daerah yang ada batas kelentuan
yaitu.
𝐹 = 𝑘 ∆x (1)
yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka
gerak ini pun disebut sebagai gerak harmonik. Periode T dari getaranharmonik
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan dari geraknya,
yaitu satu getaran penuh atau satu putaran sehingga dapat di tulis dalam rumus:
𝑡
T𝑛 (2)
Keterangan:
T = periode (s)
t = waktu (s)
n = jumlah getaran
Pada elastisitas ini terdapat tiga jenis perubahan bentuk yaitu tegangan,
regangan, dan mampatan. Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja pada
permukaan benda persatuan luas. Regangan adalah bagian dari deformasi, yang
yang bukan merupakan benda kaku. Mampatan adalah perubahan bentuk yang
dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah (menuju pusat
B. Gerak Harmonik
Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah gerak harmonik
sederhana antara lain gerak benda pada ayunan sederhana, gerak benda pada
lintasan licin yang berbentuk busur lingkaran dan gerak benda yang digetarkan
pada pegas.
Ayat yangb berhubungan dengan percobaan ini yaitu QS. Ar-Rahman ayat
7 yang berbunyi:
Terjemahannya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan)”.
Ayat di atas tersirat makna yang memiliki hubungan dengan suatu hal
yang telah diketahui oleh manusia dan berbagai gejala yang telah terlihat atau
keseimbangannya. Namun juga sifat yang ikut menyertai peristiwa tersebut yaitu
sifat elastis.
BAB III
METODE PERCOBAAN
buah, mistar biasa 100 cm, statif dan klem 1 set, Pengait bandul 1 buah, beberapa
C. Prosedur Kerja
a. Hubungan antara T2 dengan massa beban m
itu bergetar.
5. Ulangi lang 1-4 dengan setiap pengulangan ditambah 10 gram pada beban.
banyaknya ayunan.
dengan penggaris.
kemudia ukur dan catat massa beban gantung dan panjang pegas pada
keadaan itu.
rumus k̅rata-rata dengan nilai konstanta pegas menurut grafik yang diperoleh.
BAB IV
Analisis Data
a. Analisis data tanpa ketidakpastian
Kegiatan 1: Hubungan antara T2 dengan massa beban m.
Tabel 1. Hubungan anatra T2 dengan massa beban m.
No. Massa beban Waktu 10 ayunan Periode T (s) T2
(Kg) (s)
1. 0,05 kg 8,4 s 0,84 s 0,7056
2. 0,06 kg 9,3 s 0,93 s 0,8649
3. 0,07 kg 9,9 s 0, 99 s 0,9801
4. 0,08 kg 10, 8 s 1,08 s 1,1664
5. 0,09 kg 11, 3 s 1,13 s 1,2769
6. 0,1 kg 12, 3 s 1,23 s 1,5129
Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas (∆x).
Panjang mula (X0) = 0,146 m g = 9,8 m/s
No. Massa Xakhir (m) ∆X (m) F = m.g 𝐹
k = ∆𝑋
beban m (dyne)
(kg)
1. 0,01 kg 0,17 m 0,24 m 9,08 37,9
2. 0,02 kg 0,185 m 0,39 m 0,196 0.50
3. 0,03 kg 0,196 m 0,5 m 0,294 1,84
4. 0,04 kg 0,212 m 0,66 m 0,392 0,59
5. 0,05 kg 0,224 m 0,78 m 0,49 0.62
6. 0,06 kg 0,242 m 0,96 m 0,588 0,61
7. 0,07 kg 0,254 m 0,108 m 0,686 6,35
8. 0,08 kg 0,265 m 0,119 m 0,784 6,58
9. 0,09 kg 0,283 m 0,137 m 0,882 6,43
10. 0,1 kg 0,296 m 0,15 m 0,98 6,53
c. Grafik
Grafik 1. Hubungan antara T2 dengan massa benda.
Pembahasan
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi
mekanis. Konstanta pegas menurut hukum Hooke bahwa besar pertambahan
panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang diberikan pada pegas asalkan
gayanya tidak melebihi batas kemampuan pegas tersebut. Berdasarkan rumusan
tersebut, berarti batas kemampuan yang dinaksud yaitu K yang dikenal sebagai
konstanta pegas.
Pada percobaan ini dilakukan dua kegiatan yaitu untuk mengetahui
hubungan antara T2 dengan massa beban m dan hubungan antara gaya pegas
dengan pertambahan panjang pegas (∆x). Pada hubungan periode T2 dengan
massa beban m diperoleh hasil bahwa semakin besar massa beban yang diberikan
kepada pegas, maka semakin besar periodenya dan semakin renggang pula
pegasnya. Pada hubungan antara antara gaya pegas dengan pertambahan panjang
pegas (∆x) diperoleh hasil bahwa semakin besar massa beban yang diberikan,
maka semakin kecil gaya pegas dan semakin besar perpanjangannya dan
konstanta pegas yang dihasilkan semakin besar.
Berdasarkan percobaan di atas, maka diperoleh hasil bahwa dalam
percobaan tetapan pegas ini, hukum Hooke terbukti benar, di mana hubungan
antara gaya yang diberikan pada pegas sebanding dengan pertambahan panjang
pegas ( F = k.x ). Pada saat massa beban ditambah maka panjang pegas semakin
bertambah dan apabila massa beban ditambah, maka waktu yang dibutuhkan
untuk menghitung periode semakin lama. Artinya, hubungan antar gaya yang
diberikan pada pegas dengan massa beban m dan T2 adalah berbanding lurus.
Hasil penentuan antara pegas pada grafik hubungan T2 dengan massa beban m
sebesar ( 18,8 + 37,8 ) dengan derajat kepercayaan yaitu sebesar 50,102%.
Dari hasil percobaan diperoleh nilai konstanta pegas yang berbeda, hal ini
disebabkan karena beberapa faktor antara lain kurang telitinya praktikan dalam
membaca hasil pengukuran dan juga dipengaruhi oleh faktor keelastisan pegas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
periode. Menentukan konstanta pegs grafik hubungan antara periode dan massa
beban m adalah makin besar beban yang diegerakkan maka semakin besar periode
yang dibutuhkan.
B. Saran
menggunakan jenis pegas yang berbeda agar dapat membandingkan hasil dari
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis data
∆∆x = 0,097
𝜕K 𝜕𝐾
∆K = |𝜕F ∆𝐹| + | 𝜕X ∆∆𝑥|
𝜕 (𝐹∆𝑥 −1 ) 𝜕 (𝐹∆𝑥 −1
∆𝑘 = | ∆𝐹| + | ∆∆𝑥|
𝜕𝐹 𝜕𝑥
0,45
KR = 0,705 × 100%
KR = 0,638 × 100%
KR = 63,829%
DK = 100% - KR
DK = 100% - 63,829%
DK = 36,171%
AB = 1 – ( - 0,195)
AB = 1,195
Pelaporan fisika (PF)
PF = |∆m ± T2|
PF = |0,45 ± 7,05|
2) Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan pamjang pegas
∆𝑘
∆𝐹 ∆∆𝑥
∆k = | 𝐹 + 𝑥 |k
22,4 0,097
∆𝑘 = |9,08 + 0,17 |37,9
∆𝑘 = |2,46 + 0,57|37,9
∆𝑘 = 144,837
Kesalahan relatif (KR)
∆k
KR = ∆x × 100%
144,837
= × 100%
0,24
= 603,487 × 100%
= 60,348
Derajat kepercayaan (DK)
DK = 100% - KR
= 100% - 60,348
= 39,652%
Angka berarti (AB)
∆k
AB = 1 – log ∆x
= 1 – (- 2,78)
= 3,78
Pelaporan fisika (PF)
PF = |∆k ± ∆x|
= |144,837 ± 0,24|