JUDUL KEGIATAN :
OLEH
DOSEN PEMBIMBING
I. Pendahuluan
Kesehatan dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker leher
rahim menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
meyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Hampir semua kanker leher
rahim (99,7% ) secara langsung berkaitan dengan infeksi sebelumnya dari virus
HPV. Infeksi HPV sering tidak menimbulkan gejala, tanda - tanda infeksi yang
paling umum adalah bintik- bintik kecil merah muda yang muncul di sekitar
kelamin dan terasa gatal atau panas.
Setelah seseorang wanita terinfeksi HPV infeksi bisa stabil lokal, bisa
membaik secara spontan atau jika leher rahim terkena bisa berkembang menjadi
lesi derajat rendah/ displasia awal dan akan berkembang menjadi prakanker leher
rahim.Perubahan praknker inidiamati sering kali terjadi pada wanita usia 30-40
tahun dan lesi prakanker bisa berkembang menjadi kanker ganas setelah kurun
waktu 10-20 tahun atau bisa secara singkat.
2. Kriteria Diagnosis
Dari temuan pemeriksaan IVA, dapat dikategorikan:
a. (Servisitis)
b. IVA (+) mengindikasikan Lesi prakanker serviks
c. Kanker.
3. Faktor Risiko
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain:
a. aktivitas seksual pada usia muda,
b. berhubungan seksual dengan multipartner,
c. merokok, mempunyai anak banyak,
d. sosial ekonomi rendah,
e. pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif),
f. penyakit menular seksual, dan
g. gangguan imunitas.
4. Deteksi Dini
Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode :
a. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology /LBC ),
1) Murah
2) Mudah, praktis, mampu laksana
3) Dapat dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan
4) Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
5) Sesuai untuk pusat pelayanan sederahana
6) Kinerja test sama dengan test lain
7) Memberikan hasil segera sehingga dapat di ambil keputusan mengenai
penatalaksnaanya.
6. Penanganan Servitis
Penanganan servisitis dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahannya. Untuk servisitis noninfeksi, seperti iritasi terhadap pemakaian
bahan, alat, atau produk tertentu, maka yang perlu dilakukan pasien adalah
menghentikan pemakaiannya hingga sembuh.
Sedangkan untuk kasus servisitis akibat infeksi menular seksual,
pemberian obat sangat dibutuhkan, baik bagi penderita maupun pasangannya.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan infeksi dan mencegah penularannya.
Contoh obat-obatan yang dapat diberikan berdasarkan organisme penyebab
infeksi adalah:
a. Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi
bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan vaginosis bakterialis.
b. Antiviral. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi
virus, seperti herpes genital atau kutil kelamin.
c. Antijamur. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi
jamur.
Jika obat-obatan di atas tidak efektif mengatasi servisitis, dikarenakan
kondisi sudah cukup parah, maka dokter akan menyarankan pasien menjalani
metode pengobatan berikut ini:
2. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secra langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin
Syah (2000). Definisi yang mirip menyatakan bahwa metode demontrasi
adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu yang proses
atau cara suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, S.B
,2000).
Adapun manfaat dari metode demontrasi diantaranya, adalah :
a. Menarik perhatian siswa agar lebih terfokus
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa (Daradjat, 1985)
Ada beberapa kelebihan metode demontrasi, yaitu :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
memalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya (Djamarah, S.B 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan leh guruh yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan (Djamarah, S.B 2000).
IV. Tujuan
Meningkatkan Peningkatan Kapasitas Pengetahuan ibu Tentang Pemeriksaan
IVA dengan Terapi Edukasi di Desa Keramat Baru Martapura Timur Tahun 2019.
V. Manfaat
Bagi ibu yang telah berkeluarga diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang pemeriksaan IVA untuk dapat membantu mendeteksi secara dini kanker
leher rahim.
Konsumsi:
Snack 35 kotak x. Rp10.000,-
Nasi kotak 7 kotak x Rp.25.000,-
Transportasi :
a. Studi Pendahuluan
b. Persiapan pelaksanaan di Pondok Pesantren
c. Pelaksanaan kegiatan
2. Pengeluaran lain-lain : Leaflet, Spanduk
3. ATK, penggandaan laporan
TOTAL
XII. Daftar Pustaka
Araujo, de Luana Macedo., Jose Mario Nunes da Silva., Weltianne Tavares Bastos.,
Patricia Lima Ventura. 2012. Pain improvement in women with primary
dysmenorrhea treated by Pilates. 13(2): 119-23.
A. Identitas Responden
Nama :
B. Berilah tanda ( ) pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan pendapat
anda :
No Pernyataan Ya Tidak