Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

JUDUL KEGIATAN :

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAANIVA


(INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT)DI DESA KERAMAT BARU
KECAMATAN MARTAPURA TIMUR
TAHUN 2019

OLEH

LIDIA NIM P07124117147


LISA FITRIANI NIM P07124217148
MAHFUZAH NIM P07124117149
MEGA RATNA JUWITA S. NIM P07124117150
MIA RACHMAWATI NIM P07124117151
MUTIA RAHMAYANTI NIM P07124117152
MYA RIZQA WULANDARI NIM P07124117153

DOSEN PEMBIMBING

RAFIDAH, S.Si.T,M.Kes NIP : 197403041993022001


MEGAWATI, S.ST.,M.Keb NIP :
VONNY KHRESNA D,S.Si.T,M.Kes NIP : 197401051993022001
SUHRAWARDI, SKM.MPH NIP : 196406041985031017

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Peningkatan Pengetahuan Ibu TentangPemeriksaan Iva


(Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat) Di Desa Keramat BaruKecamatan Martapura
Timur Tahun 2019.
2. Bidang Pengabdian : Kesehatan Reproduksi Remaja.
3. Ketua Tim Pengusul (Pengabdi)
a. Nama Lengkap :Lisa Fitriani
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : P07124117148
d. Disiplin/Ilmu : KIA-Kespro
e. Jurusan / Prodi : Kebidanan / Prodi Diploma III
f. Amalat :Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No 1 A
Banjarbaru 70714
g. Telpon : 085705887102
h. Alamat Rumah : jl. Astoria Blok B No 31
i. Jumlah Anggota : 7 orang Mahasiswadan 4 orang Dosen
4. Lokasi Kegiatan : Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur.
5. Lokasi Kegiatan/Mitra (1) : Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur.
6. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) :Puskesmas Martapura Timur
7. Kota : Martapura
8. Provinsi : Kalimantan Selatan
9. Jarak PT Ke Lokasi Mitra (Km) : 5 Km
10. Jumlah Dana yang Diusulkan : Rp. 1.000.000.-

Banjarbaru, 21Oktober 2019

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Tim Pengusul

Hapisah, S.Si.T.,M.PH Lisa Fitriani


NIP 197006211991012001 NIM P07124117148
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
TENTANG DISMENORE DENGAN TERAPI EDUKASI
DI PONDOK PESANTREN PUTRI
DARUSSALAM MARTAPURA
TAHUN 2019

I. Pendahuluan
Kesehatan dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker leher
rahim menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
meyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Hampir semua kanker leher
rahim (99,7% ) secara langsung berkaitan dengan infeksi sebelumnya dari virus
HPV. Infeksi HPV sering tidak menimbulkan gejala, tanda - tanda infeksi yang
paling umum adalah bintik- bintik kecil merah muda yang muncul di sekitar
kelamin dan terasa gatal atau panas.

Setelah seseorang wanita terinfeksi HPV infeksi bisa stabil lokal, bisa
membaik secara spontan atau jika leher rahim terkena bisa berkembang menjadi
lesi derajat rendah/ displasia awal dan akan berkembang menjadi prakanker leher
rahim.Perubahan praknker inidiamati sering kali terjadi pada wanita usia 30-40
tahun dan lesi prakanker bisa berkembang menjadi kanker ganas setelah kurun
waktu 10-20 tahun atau bisa secara singkat.

Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher


Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium
Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun
pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap
smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan


leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50%
atau lebih.Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human
papillomavirus (HPV) bertanggungjawab untuk semua kasus kanker leher rahim.
Perawatan termasuk operasi pada stadium awal,dan kemoterapi dan
atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Pekauman
Martapura Timur dilakukan wawancara kepada 20 ibu-ibu dan didapatkan hasil
hanya 3 orang ibu saja yang mengetahui tentang pemeriksaan IVA. Sehingga
sering kali ibu kurang mengerti dan mengakibatkan takut karena kurang
mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaannya.Berdasarkan permasalahan
tersebut maka penulis ingin melakukan Peningkatan Pengetahuan Ibu
TentangPemeriksaan Iva (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat)Terapi Edukasi
di Desa Keramat Baru Martapura Timur Tahun 2019.

II. Rumusan Masalah


Pendidikan Kesehatan pada Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan IVA
Test Tujuan kegiatan ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan Wanita Usia Subur tentang pemeriksaan IVA Test antara lain
Pengertian, Tujuan, Manfaat, Cara Pemeriksaan.perlu adanya Deteksi secara
dini secara medis. studi pendahuluan yang dilakukan di Pondok Pesantren
Darussalam Putri dari kelas VIII-IX dan dilakukan wawancara kepada 20 ibu-
ibu yang mengikuti pengetahuan pemeriksaan IVA dan didapatkan hasil hanya 3
orang yang tahu tentang pemeriksaan IVA dan 17 orang kurang mengerti tentang
pemeriksaan IVA dan cara penanganan kannker leher rahim. Sehingga sering
kali siswi tersebut meminta izin untuk beristirahat di ruang unit kesehatan
sekolah karena nyeri yang dialami akibat dismenore sehingga tidak bisa
mengikuti kegiatan belajar. Berdasarkan pernyataan di atas maka rumusan
masalah adalah apakah terapi edukasi dapat meningkatkan kapasitas
pengetahuan tentang pemeriksaan IVA ?

III. Tinjauan Pustaka


A. Pemeriksaan IVA
1. Pengertian
Iva test adalah pemeriksaan skrining kanker servik leher rahim dengan
carainspeksi visual pada servik dengan pemberian asam asetat. Setelah dilihat
posisinya,leher rahim dipulas dengan asam asetat 3-5% ,selama 1 menit.
Pemeriksaan ini tidak menyakitkan dan hasilnya langsung saat itu juga dapat
di simpulkan (negatif), atau positif(ada lesi pra-kanker).Asam asetat juga
dikenal dengan asam cuka berguna mendeteksi dini kanker servik secara
mudah dan murah.

Pada dasarnya kanker ini adalah tumorganas yang mengenai leher


rahim, kanker servik disebabkan oleh HPV( human papilloma virus)
onkogenok tipe 16 dan 18,dan mudah ditularkan melalui hubungan seksual
yang tidak sehat dan kontak tubuh lainnya. Leher rahim yang terpapar virus
HPV berpontesi menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun. Kanker leher rahim
adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker leher
rahim merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker
leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90%
dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan
10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal
yang menuju ke rahim.

2. Kriteria Diagnosis
Dari temuan pemeriksaan IVA, dapat dikategorikan:
a. (Servisitis)
b. IVA (+) mengindikasikan Lesi prakanker serviks
c. Kanker.
3. Faktor Risiko
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain:
a. aktivitas seksual pada usia muda,
b. berhubungan seksual dengan multipartner,
c. merokok, mempunyai anak banyak,
d. sosial ekonomi rendah,
e. pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif),
f. penyakit menular seksual, dan
g. gangguan imunitas.

4. Deteksi Dini
Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode :
a. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology /LBC ),

b. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),

c. Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),

d. Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)


Maka dari itu penulis melakukan deteksi dengan menggunakan metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

5. Syarat dan Keuntungan dilakukan IVA Test


a. Syarat dilakukannya IVA Test
1) udah melakukan hubungan seksual
2) Tidak sedang datang bulan atau haid
3) Tidak sedang hamil
4) Tidak melakukan hubungan seksual dalam 24 jam sebelum melakukan
pemeriksaan.

b. Keuntungan IVA Test, antara lain :

1) Murah
2) Mudah, praktis, mampu laksana
3) Dapat dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan
4) Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
5) Sesuai untuk pusat pelayanan sederahana
6) Kinerja test sama dengan test lain
7) Memberikan hasil segera sehingga dapat di ambil keputusan mengenai
penatalaksnaanya.

6. Penanganan Servitis
Penanganan servisitis dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahannya. Untuk servisitis noninfeksi, seperti iritasi terhadap pemakaian
bahan, alat, atau produk tertentu, maka yang perlu dilakukan pasien adalah
menghentikan pemakaiannya hingga sembuh.
Sedangkan untuk kasus servisitis akibat infeksi menular seksual,
pemberian obat sangat dibutuhkan, baik bagi penderita maupun pasangannya.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan infeksi dan mencegah penularannya.
Contoh obat-obatan yang dapat diberikan berdasarkan organisme penyebab
infeksi adalah:
a. Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi
bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan vaginosis bakterialis.
b. Antiviral. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi
virus, seperti herpes genital atau kutil kelamin.
c. Antijamur. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi
jamur.
Jika obat-obatan di atas tidak efektif mengatasi servisitis, dikarenakan
kondisi sudah cukup parah, maka dokter akan menyarankan pasien menjalani
metode pengobatan berikut ini:

a. Cryosurgery. Dokter akan menggunakan media khusus yang dapat


membekukan jaringan yang terkena servisitis. Setelah dibekukan
dengan suhu yang sangat dingin ini, jaringan akan hancur dengan
sendirinya.

b. Bedah listrik. Ini merupakan teknik bedah dengan menggunakan aliran


listrik, untuk membakar atau menghancurkan jaringan yang terkena
servisitis.
c. Terapi laser. Dokter akan menggunakan sebuah alat khusus yang dapat
mengeluarkan gelombang cahaya kuat, untuk memotong, membakar,
dan menghancurkan jaringan yang terkena servisitis.

B. Macam-macam Metode Terapi Edukasi


1. Metode Ceramah (Pendidikan Kesehatan)
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan
batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan
dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan,
atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor
internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri
manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor
eksternal terdiri dari berbagai faktor antara lain ; sosial, budaya
masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

Sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan


pendidikan di dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan
kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik individu, kelompok
atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (Notoatmodjo, 2005). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pendidikan kesehatan adalah kegiatan di bidang penyuluhan
Universitas Sumatera Utara kesehatan umum dengan tujuan menyadarkan
dan mengubah sikap serta perilaku masyarakat agar tercapai tingkat
kesehatan yang diinginkan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan
dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
a. Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang
seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat Masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
e. Ketersediaan waktu di masyarakat. Waktu penyampaian informasi
harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin
tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secra langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin
Syah (2000). Definisi yang mirip menyatakan bahwa metode demontrasi
adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu yang proses
atau cara suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, S.B
,2000).
Adapun manfaat dari metode demontrasi diantaranya, adalah :
a. Menarik perhatian siswa agar lebih terfokus
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa (Daradjat, 1985)
Ada beberapa kelebihan metode demontrasi, yaitu :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
memalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya (Djamarah, S.B 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan leh guruh yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan (Djamarah, S.B 2000).

Langkah – langkah dalam melakukan demonstrasi adalah sebgai berikut :


a. Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat
memperhatikan pelaksanaan demonstrasi.
b. Menetapkan yang dilakukan selama pelaksanaan.
c. Mempersiapkan semua yang dibutuhkan.
d. Memeriksa apakah semua alat itu dalam keadaan berfungsi atau tidak.
e. Menetapan langkah pelaksanaan agar efisien.

IV. Tujuan
Meningkatkan Peningkatan Kapasitas Pengetahuan ibu Tentang Pemeriksaan
IVA dengan Terapi Edukasi di Desa Keramat Baru Martapura Timur Tahun 2019.
V. Manfaat
Bagi ibu yang telah berkeluarga diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang pemeriksaan IVA untuk dapat membantu mendeteksi secara dini kanker
leher rahim.

VI. Kelompok Sasaran


Seluruh ibu yang telah berkeluarga dengan 20 ibu-ibudi Desa Keramat Baru
Martapura Timur Tahun 2019.

VII. Metode Pengabdian : Terapi Edukasi menggunakan


Metode pada kegiatan pengabdian masyarakat ini mengunakan terapi edukasi
dengan metode ceramah
VIII. Keterkaitan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim dosen
Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin sebanyak 4 orang dosen dan 7
orang mahasiswa Jurusan Kebidanan bekerjasama dengan Puskesmas
Martapura I di bantu para petugas puskesmas.
IX. Jadwal Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan di Polindes Desa Keramat BaruMartapura
Timur. Waktu pelaksanaan Agustus 2019.

XI. Anggaran Belanja

Kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan di Pondok


Pesantren Darussalam Martapura. Waktu pelaksanaan Agustus 2019
mendapat anggaran dari Politeknik Kesehatan Kementerian Banjarmasin
dengan rincian anggaran sebagai berikut :

NO ITEM JUMLAH (Rp)


1. Pelaksanaan :
Kegiatan Terapi Edukasi :
Bantuan tranportasi untuk petugas puskesmas @ Rp.
150.000,-

Konsumsi:
Snack 35 kotak x. Rp10.000,-
Nasi kotak 7 kotak x Rp.25.000,-

Kenangan untuk Polindes Keramat Baru 1 paket

Transportasi :
a. Studi Pendahuluan
b. Persiapan pelaksanaan di Pondok Pesantren
c. Pelaksanaan kegiatan
2. Pengeluaran lain-lain : Leaflet, Spanduk
3. ATK, penggandaan laporan
TOTAL
XII. Daftar Pustaka

Anisa, M.V, 2015. Effect of Exercises on Primary Dysmenorrhea. Fakultas


Kedokteran Universitas Lampung.

Araujo, de Luana Macedo., Jose Mario Nunes da Silva., Weltianne Tavares Bastos.,
Patricia Lima Ventura. 2012. Pain improvement in women with primary
dysmenorrhea treated by Pilates. 13(2): 119-23.

Calis M, Akgun K, Birtane M, Karacan I, Cali H, Tuzun F (2000) Diagnostic values


of clinical diagnostic tests in subacromial impingement syndrome. Annals of
the Rheumatic Diseases 59: 44–47.

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1, Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2012. Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku, Jakarta: PT Rineka


Cipta

Notoatmodjo, S. 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka


Cipta

Prawirohardjo, S, Wiknjosastro, H, Sumapraja, S. 2006. Ilmu kandungan Edisi 2.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Proverawati dan Misaroh.2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna


.Yogyakarta:Nuha Medika.

Ramaiah, S. 2006. Mengatasi Gangguan Menstruasi. Yogyakarta : Diglosia Medika.

Wijayanti, Daru. 2009. Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita.Yogyakarta :


Diglosia Printika

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo
KUESIONER PENGUKUR PENINGKATA REMAJA PUTERI
PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE PADA REMAJA PUTRI
PONDOK PESANTREN DARUSSALAM DI KECAMATAN MARTAPURA
TIMUR

A. Identitas Responden
Nama :
B. Berilah tanda ( ) pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan pendapat
anda :
No Pernyataan Ya Tidak

1. Apakah anda tahu dan mengalami dismenore (nyeri haid)?


2. Apakah anda mengetahui tentang dismenore (nyeri haid) dari sumber
buku, bacaan ataupun media sosial?
3. Apakah teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam dan
mengeluarkannya perlahan – lahan dapat mengurangi dismenorea
(nyeri menstruasi) ?
4. Apakah dengan mengompres bagian yang nyeri dengan air hangat
dapat mengurangi dismenorea (nyeri menstruasi) ?
5. Apakah mandi dengan air hangat saat menstruasi dapat mengurangi
dismenorea ( nyeri menstruasi) ?
6. Apakah mengolesi bagian yang nyeri dengan balsem/lotion
penghangat saat menstruasi dapat mengurangi dismenorea (nyeri
menstruasi) ?
7. Apakah melakukan pemijatan ringan pada daerah perut bawah pada
saat menstruasi dapat mengurangi rasa nyeri saat dismenorea ( nyeri
menstruasi) ?
8. Apakah ada melakukan aktivitas dan olahraga saat dismenorea ( nyeri
menstruasi) ?
9. Apakah anda menggosok –gosok perut atau pinggang yang sakit saat
dismenorea ( nyeri menstruasi) ?
10. Apakah dengan melakukan posisi menungging dapat mengurangi rasa
nyeri ?
11. Apakah dengan minum obat penghilang rasa sakit / nyeri seperti obat
asam mefenamat saat dismenorea dapat menghilangkan rasa nyeri (
nyeri menstruasi) ?
12. Apakah posisi menelungkupkan badan di tempat yang datar dan lutut
ditekuk dan di dekatkan ke dada saat dismenorea dapat mengurangi
nyeri ( nyeri menstruasi) ?
13. Apakah dengan mengkonsumsi buah dan sayur saat dismenorea dapat
mencegah dismenore ( nyeri menstruasi) ?
14. Apakah dengan membayangkan hal – hal yang menyenangkan dan
berusaha untuk tidak menghiraukan rasa nyeri menjadi salah satu
penghilang rasa nyeri ( nyeri menstruasi) ?
15 Apakah dengan istirahat yang cukup saat disminorea dpat membuat
nyeri reda (nyeri menstruasi) ?

Anda mungkin juga menyukai