Anda di halaman 1dari 6

BAB XI

PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA

Pengjian hipotesis merupakan salah suatu proses dalam menghasilkan suatu


keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis penelitian, keputusan
yang diambil mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar bisa salah,
hingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyataka dalam bentuk
probabilitas.
Dalam melakukan pengujian hipotesis peneliti akan melalui langkah-langkah
sebagai berikut;
1. Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha)
2. Memilih taraf nyata (α) tertentu dan menentukan nilai tabel
3. Menetapkan kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H o
4. Menerapkan uji statistik yang cocok
5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis

Pada bagian ini penulis mencoba untuk memaparkan tentang pengujian


hipotesis baik satu rata-rata maupun dua rata-rata.

A. Pengujian Hipotesis satu Rata-rata


1. Sampel Besar (n>30)

Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar (n>30), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z
1) Simpangan baku populasi (σ ) diketahui:

2) Simpangan baku populasi tidak diketahui:

Keterangan:
S = penduga dari σ
= simpangan baku sample
µo = nilai µ sesuai dengan Ho

Conoh:
Seorang dosen ingin mengtahui apakah rata-rata kemampuan mahasiswanya mencapai
angka 80 atau lebih rendah dari itu. dari hasil ujian mid semester terhadap 50 orang
mahasiswa diperoleh nilai rata-rata ujian 78. Sementara standar deviasinya 12,5.
Apakah masih dapat diterima asumsi yang mengatakan bahwa kemampuan rata-rata
mahasiswa masih 80? Ujilah dengan taraf nyata 0,05.

Diketahui :
N = 50
= 78
σ = 12,5
µo = 80

Formulasi Hopotesisnya:
Ho : µ = 80
Ha : µ < 80

Penerapan rumus:
Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

a 1-a
-Zhit= -1,64 Zhit= -1,13
Zhit = -1,13
Ztab dengan n 50 dan taraf nyata 5 % untuk arah kiri diperoleh -1,64
Kesimpulan: karena harga z hitung > dari pada –Ztabel maka Ho yang mengatakan
kemampuan rata-rata mahasiswa sama dengan 80 dapat diterima.

2. Sampel Kecil (n<30)


Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n< 30), uji statistik
digunakan distribusi t.
Rumus:
1) Simpangan baku (σ) populasi tidak diketahui:

b) Simpangan baku (σ) populasi diketahui:

Contoh:
Diketahui indeks prestasi akademik (IPK) dari 15 orang mahasiswa sebagai berikut:

3,5 3,3 3,8 3,4 3,5


3,8 3,6 3,2 3,7 2,9
3,3 3,1 3,1 3,6 3,0
Dari data di atas peneliti menduga bahwa rata-rata IPK tiap mahasiswa adalah 3,5
dengan alternatif dugaan tidak sama. Ujilah kebenarannya dengan taraf nyata 0,01
(1%)
Diketahui:
n = 15
= 3,39
s = 0,29
µo = 3,5

Formulasi hipotesis:
Ho : µo = 3,5
Ha : µo ≠ 3,5
Harga t tabel pada taraf nyata 0,01/2, dengan derjat kebebasan (n-1) 15-1= 14, maka
diperoleh harga t tabel sebesar= 2,977. Dengan demikian dapat kita lukiskan pada
kurva sebagai berikut:
Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho 1-a Daerah penolakan Ho

a
a
-t1/2α= -2,977 to = -1,47 t1/2α= 2,977

Jadi t hitung berada diantara -t1/2α dan t1/2α, dengan demikian maka disimpulkan
Ho diterima yang berarti bahwa rata-rata IPK tiap mahasiswa adalah 3,5

B. Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-rata


1. Sampel besar (n>30)

Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n>30) uji statistiknya
mengguganak distribusi Z.

Rumus:
1) Jika simpangan baku populasi diketahui:

dimana sehingga bisa disederhanakan


menjadi:

2) Jika simpangan baku populasi tidak diketahui:

dimana sehingga bisa disederhanakan


menjadi:
Contoh:
Diasumsikan bahawa kemampuan mahasiswa STAIN Bukittingi lebih tinggi dari pada
mahaiswa STAIN Batusangkar dengan alternatif lain sama, kemudian diambil sampel
dari kedua lembaga tersebut masing-masing 80 orang STAIN Bukittinggi dan 100 orang
Mahasiswa STAIN Batusangkar. Rata-rata kemampuan MHS STAIN Bukittinggi di ketahui
88 dengan standar deviasi atau simpangan baku 2,75, sementara rata-rata
kemampuan Mahasiswa STAIN Batusangkar rata-rata 80 dengan standar deviasi 175,5.
Ujilah asumsi tersebut dengan taraf nyata 0,05 (5%).

Hipotesis statistik:
Ho : µ 1 = µ2
Hi : µ 1 > µ2
Penyelesaian
Diketahui:
n1 = 80 = 88 s1= 2,75
n2 = 100 = 80 s2= 7,55

Tentukan harga t tabel (untuk uji z ini kita dapat gunakan tabel t dalam pembanding),
dengan dk= n-2, maka pada tabel t dengan n=(88+100)-2=186 tergolong tidak
terdefenisi (inf.) maka ditetapkan harga t tabel untuk alpha 0,05 = 1,64. Dapat
digambarkan pada kurva berikut ini:

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

1-a
a
ttab= 1,64 thit= 9,76
berdasarkan kurva di atas karena harga t hitung lebih besar dari pada t tabel maka Ho
ditolak, yang berarti bahwa kemampuan Mahasiswa STAIN Bukittinggi lebih tinggi dari
pada kemampuan Mahasiswa STAIN Batusangkar pada taraf nyata 0,05

2. Sampel kecil (n<30)


Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sample kecil (n<30), uji
statistik yang digunakan distribusi t.

Rumus:
a. Untuk pengamatan tidak berpasangan (nilai diambil dari orang yang sama)

to memiliki distribusi dengan db.= n1 + n2 – 2

b. Untuk pengamatan berpasangan (data diperoleh dari orang yang berbeda)

Keterangan:
= rata-rata dari nilai d
sd = simpangan baku dari nilai d
n = banyaknya pasangan
to memiliki distribusi dengan db. = n-1

Contoh:
Seorang dosen dalam pembelajarannya menggunakan dua jenis model pembelajaran,
yaitu model cooperative learning dan model pembelajaran direct instruction. Dosen
tersebut ingin mengetahui apakah kedua model pembelajaran tersebut memiliki
pengaruh yang sama. Sample diambil 12 orang untuk model cooperative learning dan
10 orang untuk model pembelarajan direct insturction. Pada akhir pembelajaran
diberikan diberikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas cooperative learning
memperoleh nilai rata-rata 80 dengan simpangan baku 4, dan kelas direct instrution
memperoleh nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Asumsi dosen tersebut
bahwa kedua kelas berdistribusi normal dengan varian hampir sama.

Diketahui:
n1 = 12 = 80 s1= 4
n2 = 10 = 75 s2= 4,5

Hipotesis statistik:
Ho : µ 1 = µ2
Hi : µ 1 ≠ µ2

Uji statistik:
= 2,76

Dengan berkonsultasi dengan tabel t pada taraf nyata 0,05/2 atau 0,025 dengan db. =
n-2, maka diperoleh harga t tabel = 2,086. Dengan demikian dapat dilukiskan pada
kurva berikut ini :
Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho 1-a Daerah penolakan Ho

a
a
-t ½ α= -2,086 t ½ α= 2,086 thit. 2,76

Karena harga t hitung besar dari harga t ½ α, atau jatuh pada daerah peneriman Hi,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model
cooperative dengan model direct instruction pada taraf nyata 0,05 (5%)

C. Soal Latihan

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja guru yang telah disertaifikasi dengan yang
belum?, untuk mengetahui hal itu maka diambil data dari 75 orang guru yang
telah disertifikasi dan diperoleh kinerjanya rata-rata 85 dengan simpangan
baku 5,25. Sementara guru yang belum disertifikasi diambil sample sebanyak 55
orang dan didapat rata-rata kinerjanya 75 dengan simpangan baku 8,75.
Buktikanlah apakah asumsi tersebut diatas benar atau keliru dengan asumsi lain
kinerjanya sama. Gunakan taraf nyata 0,05.
2. Apakah kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa yang tinggal di kota lebih baik
dari pada mahasiswa yang tinggal di pegunungan?, untuk mengetahui hal
tersebut peneliti mengambil sample 25 orang mahasiswa yang dinggal di kota
dan setelah melakukan pengukuran diperoleh data rata-rata kemampuannya
dalam berbahasa inggris adalah 95 dengan simpangan baku 2,85. Sementara
dari 15 orang mahasiswa yang tinggal di pegunungan diperoleh rata-rata
kemampuan berbahasa Inggris 88 dengan simpangan baku 2,11. Buktikanlah
apakah asumsi di atas benar dengan asumsi lain sama baik, gunakan taraf nyata
0,01

Anda mungkin juga menyukai