Anda di halaman 1dari 3

Teori 1

Kelompok :
Rina Dwi P (23175104A)

MENINGITIS Anisya Ramadhani N (23175219A)


Etika Sekar m s (23175236A)
Angelina dwi f (23175335A)
Pengobatan yang di dapatkan Rizma noor m (23175360A)
Giovanni Aditya k (23175365A)
Meningitis bakterialis. Pada meningitis yang disebabkan oleh bakteri,
pengobatan yang dilakukan dapat berupa pemberian antibiotik atau
kortikosteroid. Dokter akan menyesuaikan antibiotik yang digunakan
dengan bakteri penyebab meningitis.

Beberapa antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati meningitis


adalah golongan sefalosporin, seperti cefotaxim dan ceftriaxone. Selain
untuk mengobati meningitis yang disebabkan bakteri, penggunaan
antibiotik juga menurunkan potensi terjadinya komplikasi, seperti kejang
atau pembengkakan pada otak.

Meningitis jamur. Meningitis yang disebabkan oleh jamur diatasi dengan


obat antijamur, seperti amphotericin B atau fluconazole. Dokter akan
menyesuaikan tipe obat beserta dosis dengan kondisi pasien.

Dalam mengatasi meningitis tipe lain, dokter akan menyesuaikan


pengobatan dengan penyebab yang menyertainya. Apabila meningitis Penyimpanan obat
disebabkan oleh adanya kondisi seperti kanker atau penyakit autoimun,
maka dokter akan menganjurkan terapi atau obat yang bertujuan untuk dalam wadah tertutup rapat
menangani kondisi tersebut. dan kering

Dosis dan aturan pakai


Meningitis yang disebabkan oleh S pneumonia, N meningitidis, H influenza dapat sukses diterapi dengan
antibiotik selama 7-14 hari. Pemberian lbih lama, 14-21 hari direkomendasikan untuk pasien yang terinfeksi L
monocytgees, Group B streptococci dan basil G enterik.

A. Antibiotik
Berikut ini beberapa pilihan antibiotika beserta dosisnya:
a. Berikan pengobatan antibiotik lini pertama sesegera mungkin.
 Seftriakson: 100 mg/kgBB IV-drip/kali, selama 30-60 menit setiap 12 jam, dikonsumsi setelah makan
 Sefotaksim: 50 mg/kgBB/kali IV, setiap 6 jam. dikonsumsi setelah makan
b. Pada pengobatan antibiotik ini kedua berikan:
 Kloramfenikol: 25 mg/kgBB/kali IM (atau IV) setiap 6 jam dikonsumsi setelah makan
 ditambah ampisilin: 50 mg/kgBB/kali IM (atau IV) setiap 6 jam
Jika diagnosis sudah pasti, berikan pengobatan secara parenteral selama sedikitnya 5 hari,
dilanjutkan dengan pengobatan per oral 5 hari bila tidak ada gangguan absorpsi. Apabila ada
gangguan absorpsi maka seluruh pengobatan harus diberikan secara parenteral. Lama
pengobatan seluruhnya 10 hari
c. Jika diagnosis sudah pasti, berikan pengobatan secara parenteral selama sedikitnya 5 hari, dilanjutkan
dengan pengobatan per oral 5 hari bila tidak ada gangguan absorpsi. Apabila ada gangguan absorpsi
maka seluruh pengobatan harus diberikan secara parenteral. Lama pengobatan seluruhnya 10 hari.
a. Jika tidak ada perbaikan:
 Pertimbangkan komplikasi yang sering Interaksi obat
terjadi seperti efusi subdural atau abses
A. Antibiotik
serebral. Jika hal ini dicurigai, rujuk.
Pemberian antibiotik harus tepat dan cepat sesuai
 Cari tanda infeksi fokal lain yang mungkin
dengan bakteri penyebabnya dalam dossis yang
menyebabkan demam, seperti selulitis
cukup tinggi. Sambil menunggu hasil biakan
pada daerah suntikan, mastoiditis, artritis,
sebaiknya diberikan antibiotik dengan spektrum
atau osteomyelitis
luas. Antibiotik diberikan selama 10-14 hari atau
 Jika demam masih ada dan kondisi umum sekurang-kurangnya 7 hari setelah demam bebas.
anak tidak membaik setelah 3–5 hari, Pemberian antibiotik sebaiknya secara parental.
ulangi pungsi lumbal dan evaluasi hasil Pemilihan obat-obatan antibiotika, harus terlebih
pemeriksaan CSS dahulu dilakukan kultur darah dan Lumbal Punksi
guna pembrian antibiotika disesuaikan dengan
e. Jika diagnosis belum jelas, pengobatan kuman penyebab.
empiris untuk meningitis TB dapat
ditambahkan. Untuk Meningitis TB diberikan B. Steroid
OAT minimal 4 rejimen: Efek anti inflamasi dari terapi steroid dapat
 INH: 10 mg/kgBB /hari (maksimum 300 menurunkan edema serebri, mengurangi tekanan
mg) - selama 6–9 bulan, dikonsumsi intrakranial, akan tetapi pemberian steroid dapat
setelah makan menurunkan penetrasi antibiotika ke dalam abses
 Rifampisin: 15-20 mg/kgBB/hari dan dapat memperlambat pengkapsulan abses,
(maksimum 600 mg) – selama 6-9 bulan, oleh karena itu penggunaaan secara rutin tidak
dikonsumsi setelah makan dianjurkan. Oleh karena itu kortikosteroid
 Pirazinamid: 35 mg/kgBB/hari sebaiknya hanya digunakan untuk tujuan
(maksimum 2000 mg) - selama 2 bulan mengurangi efek masa atau edema pada herniasi
pertama, dikonsumsi setelah makan yang mengancam dan menimbulkan defisit
 Etambutol: 15-25 mg/kgBB/hari neurologik fokal.
(maksimum 2500 mg) atau Streptomisin: Pemberian terapi deksamethason dapat terjadi
30-50 mg/kgBB/hari (maksimum 1 g) – potensi penurunan tekanan CSF, peningkatan
selama 2 bulan, dikonsumsi setelah kadar glukosa CSF dan penurunan kadar protein
makan CSF. Dianjurkan bahwa pemberian
deksamethason hanya pada penderita dengan
Pemilihan antimikrobial pada meningitis otogenik resiko tinggi, atau pada penderita dengan status
tergantung pada pemilihan antibiotika yang dapat mental sangat terganggu, edema otak atau
menembus sawar darah otak, bakteri penyebab tekanan intrakranial tinggi. Hal ini mengingat efek
serta perubahan dari sumber dasar infeksi. samping penggunaan deksamethason yang cukup
Bakteriologikal dan respons gejala klinis banyak seperti perdarahan traktus gastrointestinal,
kemungkinan akan menjadi lambat, dan penurunan fungsi imun seluler sehingga menjadi
pengobatan akan dilanjutkan paling sedikit 14 peka terhadap patogen lain dan mengurangi
hari setelah hasil kultur CSF akan menjadi penetrasi antibiotika kedalam CSF.
negatif.

B. Steroid
a. Prednison
Prednison 1–2 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis,
diberikan selama 2–4 minggu, dilanjutkan
tapering off.
b. Deksamethason
Bila pemberian oral tidak memungkinkan
dapat diberikan deksametason dengan dosis
0.6 mg/kgBB/hari IV selama 2–3 minggu.
Terapi Non-Farmakologi
A. Konsumsi cairan sebanyak mungkin
Gejala awal munculnya penyakit meningitis biasanya adalah dehidrasi secara berlebihan. Untuk mengatasi
gejala yang satu ini, Anda bisa mengonsumsi banyak cairan. Mulai dari air putih, teh, jus jeruk ataupun
minuman yang mengandung banyak isotonik. Jika biasanya manusia memerlukan konsumsi cairan
sebanyak minimal 8 gelas, akan tetapi untuk penderita penyakit meningitis memerlukan konsumsi cairan
yang lebih banyak dari 8 gelas.
B. Istirahat secara total
Istirahat total ini sangat diperlukan bagi penderita penyakit meningitis, terutama istirahat dari aktivitas-
aktivitas berat yang memerlukan banyak tenaga dan pikiran. Istirahat yang terbaik bagi penyakit meningitis
adalah dengan tidur sebanyak mungkin.
C. Diet makanan
Adapun makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit meningitis antara lain seperti
kacang-kacangan, buah, sayur dan sereal. Selain makanan jenis tersebut, usahakan untuk mengurangi atau
menghindari sebisa mungkin.
D. Mandi air hangat
Hal ini bertujuan agar meminimalisir sakit kepala yang disebabkan oleh peradangan di selaput otak.
Usahakan untuk mandi dengan air hangat di atas suhu 35 derajat celcius setiap harinya.

Pengobatan sendiri
pasien dapat membeli antibiotik tanpa menggunakan resep dokter dan menggunakannya untuk swamedikasi.
Terakhir sebanyak 26,4% dan sebanyak 35,2% rumah tangga menyimpan obat di rumahnya, di antaranya 27,8%
antibiotik.
Antibiotik yang di gunakan untuk terapi swamedikasi di antaranya, siprofloksasin banyak digunakan masyarakat
untuk swamedikasi dan Fluorokuinolon obat ini dapat berpenetrasi ke jaringan dengan kadar tinggi khususnya di
serebral spinal, ginjal, paruparu, prostat, bronchial, hidung, empedu, usus, dan saluran kelamin. Penetrasi
fluorokuinolon pada cairan serebral spinal dapat melebihi 50% dari dosis. Oleh karena itu obat ini sangat baik
digunakan untuk terapi meningitis yang disebabkan bakteri patogen

Gambar di samping adalah cara untuk


mendeteksi secara mandiri (swamedikasi) ruam
yang muncul pada kulit termasuk penyakit
meningitis atau bukan. Cukup menyiapkan gelas
kaca dan tekan gelas kaca tersebut dengan kuat
pada daerah yang memerah karena ruam atau
bintik.

Jika ruam atau bintik berubah pucat bersama


kulit, kemungkinan tidak terkena meningitis.

Namun jika kemerahan yang diakibatkan ruam


atau bintik tidak memudar, sebaiknya segera
waspada dan melakukan pemeriksaan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai