Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan batasan dari :


a. Filsafat
Batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa
Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa
filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta
kebijaksanaan dalam arti hakikat. Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para
filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang
dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau
filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al
Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya.
b. Etika
Etika adalah bersifat kritis dan bertugas untuk mempersoalkan norma-norma yang
dianggap berlaku. Dengan demikian etika dapat mengantar orang kepada kemampuan untuk
bersikap kritis dan rasional untuk membentuk pendapatnya sendiri. Obyek dari etika adalah
pernyataan moral tentang tindakan manusia dan pernyataan tentang manusia sendiri atau tentang
unsur pribadi manusia. Dalam pergaulan hidup bermasyarakat diperlukan suatu sistem atau
pedoman yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bargaul atau berhubungan antara
manusia yang satu dengan yang lainnya. Sistem pengaturan pergaulan tersebut dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, adat, dan lain-lain. Dengan adanya pedoman pergaulan
ini maka setiap anggota masyarakat dapat menjaga kepentingan masing-masin. Selain itu,
mereka akan lebih senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya dan
kepentingan aoarng lain. Dalam menjalankan aktivitasnya diharapkan akan selalu sesuai
dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

c. Komunikasi

Dengan mengenal batasan-batasan yang ada pada komunikasi sebagai kegiatan berbicara,
maka kita bisa mendapatkan pengetahuan baru agar komunikasi yang kita lakukan menjadi lebih
baik. Berikut ini adalah beberapa batasan-batasannya.
Minimal dilakukan dua orang
Kegiatan berbicara memiliki batasan setidaknya dilakukan oleh dua orang. Tentunya ini sudah
sangat jelas. Proses “berbicara dengan diri sendiri” tidak masuk dalam konteks komunikasi
sebagai kegiatan berbicara. Istilah tersebut sebenarnya lebih merujuk pada proses komunikasi
intrapersonal.
Terjadi proses pertukaran informasi
Mengingat dilakukan oleh minimal dua orang, maka sudah jelas harus terjadi proses pertukaran
informasi dalam kegiatan berbicara. Apabila tidak ada proses pertukaran informasi, maka itu
bukan komunikasi yang efektif. Selain itu, informasi yang ada juga sifatnya harus bisa diterima
dengan baik oleh pihak yang diajak berkomunikasi. Pesan adalah bagian dari komponen-
komponen komunikasi secara umum.
Menghubungkan setiap pihak yang terlibat
Setiap pihak yang terlibat dalam proses komunikasi harus saling terlibat secara langsung
sehingga ini bisa disebut sebagai komunikasi dalam kegiatan berbicara. Respon yang akan
ditunjukkan pihak lain tidak hanya berupa respon dalam bentuk bahasa tubuh, namun juga proses
secara verbal yang bisa didengarkan secara langsung. Prinsip-prinsip komunikasi inilah yang
menjadikan proses berbicara lebih berkarakteristik.
Berkaitan dengan masa sekarang
Batasan komunikasi selanjutnya yaitu berkaitan dengan masa sekarang. Sebagaimana telah
disinggung dalam penjelasan sebelumnya, komunikasi harus memiliki model komunikasi verbal
dan bersifat komunikasi langsung. Ini adalah kegiatan berbicara yang bisa dengan mudah kita
amati. Fungsi-fungsi komunikasi ini akan berkaitan dengan masa sekarang.
Melibatkan suara dan pendengaran
Suara dan pendengaran adalah batasan yang jelas, dimana kedua unsur ini paling tidak harus ada
dalam proses berbicara. Tanpa adanya komponen ini, maka proses kegiatan berbicara mungkin
tidak akan terjadi dengan baik. Unsur mendengar dan unsur bersuara adalah unsur yang penting
dalam kegiatan berbicara. Contoh komunikasi langsung bisa melibatkan komponen ini.
d. Etika Komunikasi

Etika adalah etika yang membahas mengenai kondisi dasar dan umum tindakan manusia
secara etis. Standar bertindak secara etis ini yang kemudian dijadikan acuan untuk manusia
dalam bertindak dan bertingkah laku. Etika telah diterapkan sebagai tolak ukur secara umum
dalam menilai baik atau buruk dan benar atau salah suatu hal atau tindakan. Beberapa standar
yang termasuk etika adalah adat istiadat yang berlaku, norma masyarakat, dan norma agama.

2. Mengapa etika komunikasi menjadi penting diketahui dan dipelajari di bidang kjian ilmu
komunikasi ?

Pentingnya etika dapat dilihat jika seseorang berkomunikasi, kita tentu lebih menghargai
orang yang berbicara dengan sopan ketimbang orang yang berbicara dengan kasar atau tidak
sopan, seorang komunikan akan ragu untuk terbuka dengan orang yang memiliki kredibilitas
yang rendah, penyampaian pesan yang tidak valid juga akan menyulitkan seorang komunikan
dalam menangkap pesan maka dari itu kita perlu mengetahui etika apasaja yang perlu kita penuhi
sebelum berkomunikasi.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkomunikasi.


Ada beberapa hal pokok yang mana kita selaku komunikator perlu lakukan dan perlu aplikasikan
dalam kehidupan, antara lain :
a. Fokus pada lawan bicara
Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang disampaikan komunikator
kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cinderung tidak memperhatikan lawan bicaranya
biasanya kehilangan beberapa potong informasi yang disampaikan dan terjadi kesenjangan antara
kedua belah pihak, biasanya pihak yang menyampaikan informasi (komunikator) secara perasaan
akan tersinggung dengan kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang
salah) yang masuk dapat berdampak langsung dengan pengplikasian kita.
b. Fokus pada masalah
Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok permasalah yang ingin
dibicarakan hal ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan terlalu melenceng dari
yang dibicarakan (basa-basi), perlu adanya penyusunan konsep sebelum berbicara dengan orang
lain, komunikasi ini biasanya disebut dengan komunikasi yang tidak efisien karena informasi
yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu adanya
focus masalah, yaitu tidak mencampur adukkan masalah lain yang tidak memilik kaitan dengan
informasi tersebut.
c. Jangan menimpali pembicaraan.
Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana perkataan
dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak menimpali atau menyela
perkataannya sebelum selesai.
3. Terangkan beda adat kebiasaan dan moral ?

 Adat kebiasaan adalah sebuah tata perilaku yang dilakukan terus menerus sehingga
menjadi terbiasa dengan tata perilaku tersebut atau tata perilaku itu seolah-olah hidup dan
menjadi bagian dari kehidupan seseorang. Biasanya kebiasaan itu bersifat baik dan dapat
diterima secara umum
 Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya
dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah
hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit
karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit.

4. Gambarkan derajat sangsi menurut kebiasaan dan beri contohnya ?

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok
masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-
kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.

Dilihat dari sanksinya terdapat beberapa jenis norma yaitu :

1. Tata Cara (Usage)


Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang
sangat ringan terhadap pelanggarnya, misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika
makan. Suatu pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman
yang berat, tetapi hanya sekedar celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.
Beberapa contoh pelanggaran dan sanksi norma sosial berdasarkan tata cara: makan mendecak
(mengecap) ketika makan tentu akan dinyatakan tidak sopan oleh orang lain, atau bersendawa
ketika makan juga dapat dianggap tidak sopan.
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan
secara berulang-ulang. Folkways memiliki kekuatan mengikat yang lebih besar daripada usage,
misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, atau membukukkan badan sebagai tanda hormat
kepada orang yang lebih tua, serta membuang sampah pada tempatnya. Jika hal-hal tersebut
tidak dilakukan, maka dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam masyarakat dan
orang akan menyalahkannya. Sanksinya dapat berupa celaan, cemoohan, teguran, sindiran, atau
bahkan digunjingkan masyrakat (gosip).
3. Adat (Customs)
Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita karena sanksi keras yang kadang-
kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya, pada masyarakat Lampung yang melarang
terjadinya perceraian, apabila terjadi suatu perceraian, maka tidak hanya yang bersangkutan yang
mendapat sanksi, tetapi seluruh keluarganya pun ikut tercemar.
5. Apa makna terjemahan Al Quran surat 2:1-5. Kaitannya dengan etika komunikasi ?

1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya* dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi,
dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara
sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu**,
sedangkan kamu tidak menyadari.
3. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-
orang yang Telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. bagi mereka ampunan dan pahala
yang besar.
4. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka
tidak mengerti.
5. Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka Sesungguhnya itu
lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(al-Hujuraat: 1-5)
Dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 1-5 menjelaskan tentang etika komunikasi yang
telah dicontohkan oleh sahabat dalam memperlakukan Rasulullah sebagai seorang panglima atau
pendidik. Dan etika tersebut merupakan sebuah perilaku yang melekat dalam diri setiap murid
sebagai bentuk penghormatan dan kepatuhan kepada gurunya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui: 1) Tafsir dari Q.S. Al-Hujurat ayat 1-5 menurut para mufasir. 2) Esensi dari
Q.S. Al-Hujurat ayat 1-5. 3) Pendapat para ahli pendidikan mengenai etika komunikasi murid
dengan guru 4) Implikasi dari Qs. Al-Hujurat ayat 1-5 terhadap etika komunikasi siswa dengan
guru. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dan
pendekatan kualitatif. Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara mengkaji secara mendalam
beberapa tafsir dan buku-buku literatur yang berkaitan dengan fokus masalah penelitian. Esensi
dari Q.S. Al-Hujurat ayat 1-5 adalah : Etika berkomunikasi sahabat terhadap Rasulullah Saw,
Patuh dan hormat kepada Rasulullah Saw dan Kesabaran dalam menuntut ilmu. Implikasi
pendidikan yang terkandung dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 1-5 tentang etika murid kepada guru
dalam kehidupan sehari-hari adalah : Upaya agar murid tidak sombong. Harus taat dan patuh atas
perintah guru. Sabar dalam belajar. Menghargai dan menghormati guru.

Anda mungkin juga menyukai