Anda di halaman 1dari 3

ASKEP PADA PASIEN TBC (+)

1. Pengkajian
1. Keluhan utama :
1. Sesak nafas.
2. Batuk berdahak dan terdapat darah.
3. Nyeri di dada.
4. Mual dan ingin muntah.
5. Demam pada malam hari.
6. Lemas dan tak bertenaga.
2. Pemeriksaan :
1. Pucat dan berkeringat.
2. Mukosa kering.
3. Dada tidak simetris.
4. RR lebih dari 20/menit.
5. Tn 90/60.
6. 110/menit.
7. Terdapat infiltarat hasil dari thoraks photo.
8. Sekret positif terdapat bakteri hasil dari pemeriksaan BTA.
9. Sekret berwarna kuning kehijaun dan redapat darah.
10. Suhu tubuh meningkat 38oC pada malam hari.

Data subjektif Data objektif


1. Pasien mengatakan sesak nafas 1. Suhu tubuh pasien meningkat
2. Pasien merasakan mual dan muntah, dan saat malam 38oc
tidak nafsu makan. 2. Tubuh tidak ideal BB=45,
3. Pasien mengatakan batuk sudah lebih 1 TB=172
bulan. 3. Pasien terlihat keringat dingan
4. Pasien mengatakan batuknya berdahak yang berlebihan dan kulit
dan berdarah. lembab dan dingin.
5. Pasien merasakan lemah dan tidak 4. Terdapat infiltrat di seluruh
bertenaga. lapang paru
5. BTA (+)

2. Diagnosa
1. Ketidakbersihan jalan nafas b.d sekret yang berlebihan atau kental, dan
mengandung darah.
2. Gangguan pola nafas b.d sekresi mukopurulen
3. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan membran alveolar
4. Ketidak seimbanagan nutrisi b.d penurunan berat badan
3. Intervensi
Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Jalan nafas 1. Mengajarkan batuk efektif pada 4. Adanya perubahan fungsi respirasi dan
bersih dan pasien. penggunaan otot tambahan yang
efektif 2. Berikan posisi semi fowler atau menendakan kondisi penyakit yang
fowler. masih harus mendapatkan penangan
3. Berikan minum kurang lebih 2.500 penuh.
ml/hari dalam kondisi hangat jika 5. Posisi semi/high fowler memberikan
tidak ada kontradiksi. kesempatan paru-paru berkembang
4. Besihkan sekret dari mulut dan secara maksimalakibat difragma turun
trakea (suction jika di perlukan). kebawah
5. Catat kemampuan pasien untuk 6. Batuk efektif mempermudah
mengeluarkan mukus ekspektorasi sekret.
7. Air digunakan untuk menggantikan
Kolaborasi : keseimbangan cairan tubuh akibat
6. Berikan oksigen udara inspirasi cairan banyak keluar melalaui
yang lembab. pernapasan air hangat akan
7. Berikan pengobatan atas indikasi : mempermudah mengencerkan sekret
- Agen mukolitik, misal: melalui proses konduksi yang
asetilsistein (mucomyst) mengakibatkan arteri pada area leher
- Bronkodialator misal: bervasodilatasi dan memepermudah
Teofilin, okstrifilin cairan dalam pembuluh darah dapat
- Kortikosteroid (prednison) diikat oleh sekret.
misal: Deksametason. 8. Meningkatkan/meperlebar saluran
8. Berikan agen anti infeksi: pernapasan
- Obat primer Isoniazid (INH), 9. Menurunnya keefekitfan mikro
Ethambutol (EMB), organisme, sehingga dapat
Rifampin (RMP) menurunkan respon inflasi dan
- Pyrazinamide (PZA), Para nantinya berefek pada penurunan
amino salicilic ( PAS), sekret.
Streptomycin

9. Monitoring pemeriksaan
laboratorium (sputum)

2. Pola nafas 1. Atur posisi semi fowler atau 1. Posisi semi/high fowler memberikan
kembali hight fowler pada pasien. kesempatan paru-paru berkembang
efektif 2. Mengajarkan teknik nafas secara maksimal akibat difragma turun
dalam pada pasien. kebawah.
3. Kaji kualitas dan kedalaman 2. Memperlancar pola nafas dan lebih
pernapasan, dan catat setiap efktif.
perunahan. 3. Kecepatan biasanya meningkat,
dispenea terjadi peningkatan kerja
pernafasan, kedalaman pernafasan
Kolaborasi : bervariasi.
Kolaborasi dengan tim medis 4. Mencegah kekeringan mukosa dan
dalam pemberian obat-obatan mengurangi kekentalan sekret.
3. Tidak ada 1. Kaji dispenea tidak normal atau 1. TB paru menyebabkan efek luas pad
tanda-tanda menurunya bunyi nafas, paru dari bagian kecil
dispenea peningkatan upaya pernafasan, bronkopneumonia sampai inflasi difusi
atau terbatasnya ekspansi dinding dada lauas nekrosis effusi plueral untuk
penurunan dan kelemahan. fibrosis luas. Efek pernafasan dapat
dispenea. 2. Tingkatkan tirah baring/ batasi dari ringan sampai dispenea berat
aktivitas pasien dan bantu aktivitas sampai disstres.
pasien sesuai keperluan. 2. Penurunan kandungan
oksigen/kebutuhan selama periode
penurunan pernapasan dapat
Kolaborasi : menurunkan beratnya gejala.
3. Memperbaiki hipoksemia yang dapat
3. Kolaborasi medis dengan terjadi sekunder terhadap penurunan
mengawasi seri GDA/nadi ksimetri ventilasi/ menurunya permukaan
dan pemberian oksigen tambahan alveolar paru.
yang sesuai.

4. Keseimbang 1. Dokumentasikan status nutrisi 1. Menjadi data fokus untuk menentukan


an nutrisi klien, catat turgor kulit, berat rencana tindakan lanjutan setelah
terjaga badan saat ini dan tingkat tindakan yang diberikan kepada klien.
kehilangan berat badan, integritas 2. Meningkatkan kenyamanan flora
mukosa, mulut, tonus perut, riwayat normal mulut sehingga akan
nausea/ vomitus atau diare, monitor meningkatkan perasaan nafsu makan.
intake output serta berat badan 3. Meningkatkan intake makanan dan
secara terjadwal. nutrisi klien terutama kadar protein
2. Berikan perawata mulut sebelum tinggi akan meningkatkan mekanisme
dan sesudah respiratori. tubuh dalam proses penyembuhan.
3. Anjurkan makanan sedikit tapi 4. Merangsang klien untuk bersedia
sering dengan diet tinggi kalori meningkatkan intake makanan yang
tinggi protein (TKTP). berfungsi sebagai sumber energi
penyeumbuhan.
5. Menentukan kebutuhan nutrisi yang
Kolaborasi : tepat bagi klien
1. Ajukan pada ahli gizi untuk 6. Mengontrol keefektifan tindakan
menentukan komposisi diet. terutama dengen kadar protein darah.
2. Monitor pemeriksaan laboratorium 7. Meningkatkan komposisi tubuh akan
misal : BUN, serum protein, dan kebutuhan vitamin dan nafsu makan
albumin. klien.
3. Berikan vitamin atas indikasi

Anda mungkin juga menyukai