Anda di halaman 1dari 44

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

RESUME KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun oleh:

Novia Ayu Fransisca

1720050

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2019-2020
PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

A. Pengertian

Pendidikan kesehatan dalaam masyarakat gabungan dari sebagian


kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya
dan melakukan apa yang bias dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998)

B. Prinsip-prinsip pendidikan kesehatan

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan


itu penting untuk untuk menunjang program-program kesehatan yang lain.
Akan tetapi pada kenyataan nya pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan.
Artinya,dalam program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan
pendidikan kesehatan. Meskipun program itu melibatkan pendidikan
kesehatan,tetapi kurang memberikan bobot.

Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya


indicator kesehatan masyarakat sebagai keluarga (outcome) pendidikan
kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama
program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate
impact) terhadap penurunan kesehatan.

1. Peranan Pendidikan Kesehatan

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status


kesehatan mengacu kepada H.L Blum dalam hasil penelitiannya di Amerika
Serikat sebagai salah satu Negara yang sudah maju Blum menyampaikan
bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status
kesehatan kemudian berturut turut di susul oleh perilaku mempunyai andil
nomor dua, pelayanan kesehatan, dan keturunan mempunyai andil yang
paling kecil terhadap status kesehatan.
2. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di


dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi kesehatan , pendidikan kesehatan
adalah suatu pedagogic praktis atau pratek pendidikan. Oleh sebab itu
konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan
pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses
belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan
lebih matang pada diri individu, kelompok atau ,masyarakat.

3. Proses pendidikan kesehatan

Seperti telah disebutkan diatas bahwa prinsip pokok pendidikan


kesehatan adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat tiga
persoalan pokok , yakni persoalan masukan (input),proses, dan persoalan
keluaran (output). Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau
masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar
belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadi nya
perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajar tersebut.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai


dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya,
dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dari dimensi sasarannya,
pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni :

1. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.


2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat


berlangsung diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula,
misalnya :
1. Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran
murid.
2. Pendidikan kesehatan dirumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan
sasaran pasien atau keluarga pasien, dipuskesmas dan sebagainya.
3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasarn buruh atau
karyawan yang bersangkutan.

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat


dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention)
dari Leavel and Clark sbb :

1. Promosi kesehatan (health promotion)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatn diperlukan misalnya dalam


peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan
hygiene p;erorangan, dan sebagainya.

2. Perlindungan khusus (specific protection)

Dalam program imunisasai sebagai bentuk pelayanan perlindungan.


Kusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di Negara-
Negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
penting nya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada
dirinya maupun pada anak-anaknya masih rendah.

3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (early diagnosis and prompt


treatment)

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat


terhadap[ kesehatan dan penyakit, maka sering kali mendeteksi
penyakit-penyakit yang terjadi didalam masyarakat. Bahkan kadang-
kadang masyarakat sulit atau tidak mau di periksa dan di obati
penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh
pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebeb itu, pendidikan kesehatan
sangat di perlukan pada tahap ini.
4. Pembatasan cacat (disability limitation)

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat


tentang kesehatan dan penyakit , maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka
tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya . Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacad atau ketidakmampuan.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga di perlukan pada tahap ini.

5. Rehabilitasi (Rehabilitation)

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang kadang orang


menjadi cacad. Untuk memulihkan cacadnya tersebut kadamg kadang
diperlukan latihan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian
dan kesadaran orang tersebut ,ia tidak atau segan melakukan latihan
latihan yang di anjurkan. Disamping itu orang yang cacad setelah
sembuh dari penyakit, kadang-kadang untuk kembali kemasyarakat.
Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacad tersebut,
tetapi juga perrlu pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Pengertian

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi


kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu
tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-
syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat


yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan
dalam keseimbangan ekologis.Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
ilmu kesehatan mayarakat.

B. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat


1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan
dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya
dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut
mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang
diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh zat-
zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida)
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yamh baik untuk penanaman suatu
tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4. Suara/kebisingan
Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak
bising yang dapat mengganggu aktifitas/alat pendengaran manusia.

C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Mengurangi Pemanasan Global
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik adalah sampah
yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah
organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah
organik tersebut. Contoh :
1. Daun-daun tumbuhan
2. Ranting-ranting tumbuhan
3. Akar-akar tumbuhan
b. Membersihkan Sampah Non Organik. Sampah non organik adalah
sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan
sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan
membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi 2,


secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan
secara umum, antara lain :

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman


pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam
menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara khusus, antara lain :

1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.


2. Makanan dan minuman yang di produksi dalam skala besar dan di
konsumsi secara luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batu bara, kebakaran
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup
lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan
cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan.
E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan


lingkungan, yaitu :

1. Penyediaan Air Minum


2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

F. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA


1. Air Bersih
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100
ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi. Tidak boleh terjadi
kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur
b. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
c. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
d. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-
benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
e. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
f. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan
dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas,
pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan
kemajuan teknologi
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
a. Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk
Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp
untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan
dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat
pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang
dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa
pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah
penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
b. Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing
dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat
menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari
kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,
rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
DEMOGRAFI

A. Pengertian
Demografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan grafein yang berarti menulis. Jadi, demografi adalah tulisan-tulisan
atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.
Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan
gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi
mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan.

B. Tujuan dan Manfaat


Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan
pokok, yaitu:

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.


2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan
persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang
dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

C. Faktor-Faktor Demografik yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan


Penduduk
1. ANGKA KELAHIRAN ( FERTILITAS )
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang
wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi
yang senyatanya dilahirkan.t tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya
dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya
perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, serta pembangunan.
Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :
a. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
b. Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate / ASBR)
c. Angka kelahiran umum (General fertility Rate / GFR)
2. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka
kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.
a. Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )
b. Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR)
c. Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )

D. Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang
besar. Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaan
masih alami tingkat kelahiran tinggi/tidak terkendali dan tingkat ekonomi
yang rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung.
Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat
kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
2. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan
pembangunan dan tegnologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan,
perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik akibat
pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan
semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi
angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain-lain). Pada kondisi ini
akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami
Indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka
pertumbuhan 2,32 % per tahun.
3. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya
pengendalian penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi
cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga
diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk
menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada
pertumbuhan penduduk Indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun
menjadi 1,85 %.
4. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus
menerus, maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat
yang rendah Indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi lain
yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan.
Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan kb.
E. Masalah Kependudukan di Indonesia

Kependudukan indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan


yang cukup drastis dan dari tahun ke tahun tidak selalu menunjukan trend
peningkatan secara global di seluruh indonesia. Sebagai negara yang sedang
berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup
serius dan harus segera diatasi.

Masalah-masalah kependudukan di Indonesia dapat kita simpulkan yaitu:


1. Jumlah penduduk besar
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Kualitas penduduk rendah.
5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.
KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengertian
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

B. Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan
yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

C. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian
bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

D. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.

1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan
atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
1. Ibu hamil
2. Bayi baru lahir
3. Balita
4. Anak usia sekolah
5. Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1. Wanita tuna susila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1. Panti wredha
2. Panti asuhan
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4. Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
E. Strategi

Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).

F. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
EPIDEMIOLOGI

A. Pengertian
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Epi yang artinya pada,
Demos yang berarti penduduk dan Logos yang artinya ilmu, dengan demikian
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
masyarakat.
Menurut WHO, Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari epidemiologi
dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan
dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

B. Ruang Lingkup
Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat
menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga
mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian
terhadap pelayanan kesehatan, serta di luar bidang kesehatan. Ruang lingkup
epidiomologi meliputi :
1. Epidiomolgi Penyakit Menular
2. Epidiomologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Klinik
Salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para
klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/dokter tentang cara
pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi Kependudukan
Salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi
berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
5. Epidemiologi Gizi
Digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini
erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup
masyarakat.
6. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah,
mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana
pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
7. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
Salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis
keadaan kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan
kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja
8. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam
masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.

C. Macam-Macam Metode Epidemiologi


Metode Epidemiologi adalah cara pendekatan ilmiah dalam mencari
faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada
suatu kelompok penduduk tertentu. Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi
menjadi 3, yaitu :
1. Deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan
distribusi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan tentang
frekuensi dan distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan menunjukan
tentang besarnya masalah itu dalam pertanyaan mengenai faktor who
(siapa), where (dimana) dan when (kapan).
2. Analitik
Menegakkan hipotesis tentang hubungan sebab akibat terjadinya
keadaan kesehatan atau penyakit serta menguji hipotesis melalui
pengamatan langsung dengan menilai sifat penyebaran alamiah dalam
masyarakat.
3. Eksperimental
Melakukan analisis secara langsung tentang hubungan sebab akibat
melalui percobaan-percobaan, baik di laboratorium maupun di masyarakat.
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor
sebagai penyebab terjadinya suatu luaran ( output = penyakit), adalah diuji
kebenaranya dengan percobaan (eksperimen).

D. Kegunaan atau Peran


Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-
faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang
diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang
kesehatan masyarakat berupa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan
kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha
mencari data untuk pencegahan dan penanggulangannya.
2. Menyiapkan data atau informasi untuk keperluan perencanaan program
dengan menilai status kesehatan masyarakat serta memberi gambaran
tentang kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai berbagai hasil dari setiap bentuk program kesehatan
4. Mencari dan mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakut
serta cara menanggulanginya, baik penyakit perorangan (dianalisis dalam
kelompok) maupun Kejadian Luar Biasa dalam masyarakat.

E. Prinsip-Prinsip
Adapun prinsip-prinsip epidemiologi adalah :
1. Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami
masalah kesehatan.
2. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
populasi yang dinyatakan dengan frekuensi atau rasio
3. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang diperinci menurut
keadaan tertentu (waktu, tempat, orang yang mengalami masalah
4. Merupakan kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah
kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.
F. Konsep Terjadinya Penyakit
1. Contangion theory
Untuk timbulnya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu
sama orang dengan orang lainnya.
2. Hippocratic theory
Kausal pada suatu faktor tertentu. Hippocrates menyatakan bahwa
penyakit berasal dari alam , yaitu cuaca/iklim dan lingkungan.
3. Epidemic theory
Terjadinya penyakit dengan cuaca dan faktor (geografis) tempat..
Suatu zat organik dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit
hidup.
4. Germ theory
Suatu kuman (mikroorganisme) di tunjuk sebagai penyebab tunggal
penyakit.
5. Theory multi kausal
Teori ini menekankan penyakit terjadi sebagai hasil interaksi antara
lingkungan dengan faktor biologis, kimiawi, dan sosial.

G. Ukuran-Ukuran Epidemiologi
Untuk itu epidemiologi membagi ukuran ke dalam dua tipe yaitu :
1. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesakitan Atau Morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat
digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan secara umum,
mengetahui keberhasilan program-program pemberantasan penyakit, dan
sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk
terhadap pelayanan kesehatan. Secara umum ukuran yang banyak digunakan
dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi.
a. Rate
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus
perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu
populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut dalam
batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diantaranya
adalah :
 Incidence Rate
Incidence Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus
baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu
tertentu.
 Attack Rate
Attack Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus
selama epidemi atau incidence rate pada suatu epidemi yang terjadi di
kalangan penduduk.
 Prevalence Rate
Prevalence Rate suatu penyakit tertentu adalah mengukur
jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit
pada satu titik waktu tertentu.
 Period Prevalence
Period Prevalence suatu penyakit tertentu adalah mengukur
jumlah rata-rata orang di kalangan penduduk ( mid period population
) yang menderita suatu penyakit selama periode tertentu. Period
Prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah
kasus- kasus baru ( incidence ), dan kasus-kasus yang kambuh selama
periode observasi.
b. Ratio
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai
kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
c. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

A. Pengertian
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidak mampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri.
B. Perawatan Kelompok Khusus
Upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
kelompok-kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan kesehatan dan serta rawan terhadap masalah tersebut yang
dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan
kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif
dengan melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan kepada mereka
yang tinggal di panti dan kepada kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat,
diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan peme cahan masalah melalui
proses keperawatan.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk
dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung
kepada pihak lain.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok
khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok
b. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka
hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
c. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
d. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara
kesehatan mereka sendiri.
e. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain
dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
f. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak
berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
g. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan mayarakat.
D. Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi-institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan pelayanan
kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui
melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau
terhadap kelompok-kelompok khusus dengan cirri khas tertentu misalnya
kelompok usila, kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.
E. Pelayanan Kelompok Khusus di Institusi
Pelayanan terhadap lembaga-lembaga social kemasyarakatan yang
menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok-kelompok khusus
tertentu, diantaranya:
1. Panti wreda
2. Panti asuhan
3. Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, social)
4. Penitipan balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di
institusi meliputi:
1. Penghuni panti
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap
masalah kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara
individu maupun kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu
kolaborasi dengan profesi kesehatan lainmaupun dengan petugas-petugas
terkait.
2. Petugas panti
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan
pelayanan penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
dan merekalah yang paling mengetahui.
3. Lingkungan panti
Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit
F. Pelayanan Kelompok Khusus di Masyarakat
Dilakukan melalui kelompok-kelompok yang terorganisir dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan
diantara kelopok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh
puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok khusus masyarakat dapat
dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita
serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.
G. Klasifikasi
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan
pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya misal:
a. Kelompok ibu hamil
b. Kelompok ibu bersalin.
c. Kelompok ibu nifas
d. Kelompok bayi dan anak balita.
e. Kelompok anak usia sekolah
f. Kelompok usia lanjut.
2. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan, diantaranya:
a. kelompok penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny.
Kelamin)
b. kelompok penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
c. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, social)
d. Kelompok khusus yang mempunyai resika terserang penyakit
(WTS, penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu)
H. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya-upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan-kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
2. Penyuluhan kesehatan.
3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader
kesehatan dan petugas panti.
4. Penemuan kasus secara dini.
5. Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
6. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan
petugas panti atau pusat-pusat rehabilitasi kelompok khusus.
7. Alih teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas
panti, kader kesehatan.
I. Tahap-Tahap Perawatan Kelompok Khusus
1. Tahap persiapan
a. Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan
jumlah panti atau pusat-pusat rehabilitasi yang ada di suatu wilayah
binaan.
b. Mengadakan pendekatan sebagai penjajahan awal pembinaan
kelompok khusus terhadap institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus
yang ada di masyarakat.
c. Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di
panti/institusi melalui pengumpulan data.
d. Menganalisa data kelompok khusus di masyarakat dan di institusi
e. Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan institusi.
f. Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan
masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok
khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti
2. Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penggunanaan masalah
kesehatan/keperawatan bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan
kader kesehatan (yang dimasyarakat). Yang manyangkut:
a. Jadwal kegiatan (tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).
b. Jadwal kunjungan.
c. Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
3. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati
bersama, yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan
kegiatan dapat berupa:
a. Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.
b. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
c. Penyuluhan kesehatan.
d. Imunisasi.
e. Penemuan khasus dini.
f. Rujukan bila dianggap perlu.
g. Pencatatan dan pelaporan kegiatan.
4. Tahap penilaian
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas kriteria yang
telah disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan
setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.
UKS

A. Pengertian
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan
pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi
sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan
diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga
memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008).

B. Tiga program UKS/TRIAS


Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah
sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes RI,
2003). Penjelasan mengenai trias UKS adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik
fisik, mental, sosial, maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini
maupun di masa yang mendatang.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendidikan
kesehatan ditekankan pada sikap dan perilaku hidup sehat. Hal ini dengan
definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan tentang apa yang harus
dicapai oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu,
kompetensi yang dituntut pada pendidikan kesehatan diharapkan dapat
terefleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pendidikan Kesehatan:
a. Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,
termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
prinsip hidup sehat.
c. Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan.
d. Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang
sesuai dengan syarat kesehatan.
e. Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
f. Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya
tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
g. Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan
dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari
luar.
i. Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat
tercapai secara optimal,dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan perindividual peserta
didik.
b. Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif
peserta didik.
c. Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
d. Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya ahli
teknologi.
e. Memperhatikan kebutuhan pendidikan pembangunan nasional.
f. Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

2. Pelayanan kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau
madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitasi) yang di lakukan secara
serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah
pada umum nya di bawah koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan
teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Tujuan pelayanan kesehatan
a. Umum meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluru warga
masyarakat sekolah secara optimal.
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk hidup sehat;
2. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit
dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan,dan cacat;
3. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan, pengambilan fungsi, dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
berfungsi optimal;
4. Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental,
sosial,maupun lingkungan.
Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan
a. Di sekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
b. Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter
praktik) yang ada di sekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Di lakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status
kesehatan (promotif), tindakan pencegahan (preventif), serta penyembuhan
dan pemulihan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif). Pelaksanaan pelayanan
kesehatan di lakukan secara terpadu, baik melalui kegiatan pokok dari
puskesmas maupun bersama dengan peran serta para tenaga pendidik,
peserta didik, dan orang tua mereka.
Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah dasar
Pelayanan utama di sekolah dasar di utamakan pada upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), serta
penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) yang di laksanakan
melalui kegiatan berikut:
a. Peningkatan kesehatan (promotif di laksanakan melalui kegiatan
intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan
oleh tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya kegiatan penyuluhan gizi,
kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar,
cara mengukur tinggi dan berat badan, serta cara memeriksa ketajaman
penglihatan.
b. Tindakan pencegahan (prefentif) dilaksanankan melalui kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan
penyakit, dan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum
timbul penyakit.misalnya,imunisasi yang dilakukan oleh petugas
puskesmas,pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan sederhana oleh
dokter kecil, kegiatan penjaringan (skrining) kesehatan bagi siswa SD
kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh
siswa.
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) di lakukan
melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan
lingkungan sekolah,lingkungan keluarga, masyarakat sekitar,dan unsur-
unsur penunjang.
a. Program pembinaan lingkungan sekolah
 Lingkungan fisik sekolah
 Lingkungan mental dan sikap
b. Pembinaan lingkungan keluarga
c. Pembinaan masyarakat sekitar
 Pembinaan di lakukan dengan cara pendekatan
kemasyarakatan,dapat di lakukan oleh kepala sekolah atau
madrasah dan pondok pesantren,guru, ataupun pembina UKS
 Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan pentingnya
arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang sehat.
 Penyuluhan masa baik secara tatap muka maupun melalui media
cetak dan audio visual.
 Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah atau madrasah dan
pondok pesantren.
d. Program pembinaan unsur penunjang
Program pembinaan unsur penunjang meliputi pembinaan
ketenagaan dan pembinaan sarana serta prasarana yang mendukung
usaha kesehatan di sekolah.

C. Sasaran UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat
pendidikan sekolah,mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah,pendidikan agama, pendidikan kejuruan,pendidikan khusus( sekolah
luar biasa). Untuk sekolah dasar, UKS di prioritaskan pada kelas satu,tiga,dan enam
karena alasan-alasan berikut ini.
1. Kelas satu
Merupakan fase penysuaian dalam lingkungan sekolah yang baru
dan mulai lepas dari pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak dari
berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan
2. Kelas tiga
Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan
UKS di kelas satu terdahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di
lakukan dalam program pembinaan UKS.
3. Kelas enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang
pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan
pemeriksaan kesehatan yang cukup.

D. Peran Perawat Kesehatan Sekolah


1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai
peran:
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisa data, serta perumusan dan
prioritas masalah
b. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha
kesehatan di sekolah (TPUKS)
c. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang di
susun
d. Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
e. Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.

2. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di


puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga
di tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila
perawat kesehatan di tunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat
dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara langsung
(melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak
langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.
PUSKESMAS

A. Pengertian
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu
Ridlo, 2008).

B. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program.

C. Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha
3. Data dan informasi
4. Perencanaan dan penilaian
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
7. UKM/UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan puskesmas
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan Desa/Komunitas
D. Tata Kerja
1. Kantor Camat Koordinasi
2. Dinkes UPT bertanggungjawab ke Dinkes
3. Jatingan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama sebagai mitra
4. Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat sebagai pembina
5. Jaringan pelayanan kesehatan rujukan kerja sama
6. Lintas sektor koordinasi
7. Masyarakat perlu dukungan/partisipasi BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).
E. Program Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga


maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok disetiap puskesmas dapat
berbeda-beda.namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang lazim
dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Kesejahteraan ibu dan Anak (KIA)


2. Keluarga Berencana3
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan

F. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas

Dalam realitanya pelayanan puskesmas sekarang banyak memiliki


masalah-masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di
atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto
dan SaidZainal Abidin, 1993: 44-46)
1. Faktor Internal
a. Pelaksanaan managemen
Pelaksanaan managemen merupakan hal penting yang
menentukan dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif
dari tujuan puskesmas. Dimana funsi manajemen itu untuk
planning, organaizing, leading, dan controling.
b. Sarana dan Prasarana
Suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari program-
program puskesmas. Tetepi ada yang terjadi pada puskesmas di
Indonesia terkesan tidak diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan
wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan
prasaran yang ada didalam puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat
medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan
yang dimiliki puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas
pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.
c. Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan
ketidakmampuan melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.
Misalanya program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga
medis sedikit karena intensif dari pemerintah daerah. Faktor
kesejahteraan pegawai memang hal yang penting karena berkaitan
dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji.
d. Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang
didapat tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas
sehingga biaya pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana
yang terdapat di sana tidak sebanding dengan apa yang harus
dibayar sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih
pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik daripada
Puskesmas. Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut:
1. Pemerintah
Sumber biaya berasal dari pemerintah kabupaten yang dibedakan
atas dana pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini
diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten.
2. Retribusi
Sumber pendapatan puskesmas yang membiayai upaya kesehatan
perorangan yang pemanfaatannya dan besarnya ditentukan oleh
pemerintah daerah
3. PT. AKSES
Puskesmas menerima dana dari PT. AKSES yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta AKSES yaitu pegawai negeri
sipil (PNS)
4. PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang
peruntukannya sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK
yaitu pegawai/karyawan yang berada dibawah naungan Dinas
Tenaga Kerja.
5. BPP (Badan Penyantu Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Sumber-sumber keuangan puskesmas ini ternyata
ridak dapat membiayai operasional dari program-program
puskesmas. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, biro
kratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah sampai ke
Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola
manajemen Puskesmas.
e. Psikososial anatara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psikososial antara tenaga kesehatan yang ada dipuskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan puskesmas. Tenaga-tenaga yang diperbantukan di
puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan
berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk menganggapnya
sebagai orang asing.
BIOSTATISTIK

A. Pengertian

Biostatistik adalah data atau informasi yang berkaitan dengan


masalah kesehatan.Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan
administratif, seperti merencanakan program pelayanan kesehatan,
menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan
analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu. Statistik
kesehatan dikenal dengan istilah “biostatistik”. Biostatistik terdiri dari dua
kata dasar yaitu bio dan statistik. Bio berarti hidup, sedangkan statistik
adalah kumpulan angka-angka. Sehingga secara harfiah biostatistik adalah
kumpulan angka-angka tentang kehidupan.

B. Jenis-Jenis Biostatistik

Statistik secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu statistic


deskriptif dan statistik inferensial.

a. Statistik Deskriptif
Kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan, sampai
mendapatkan informasi dengan jalan menyajikan dan analisis data yang
telah terkumpul. Tujuan dari statistik deskriptif adalah memberikan
gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit atau masalah
kesehatan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Untuk data
numerik informasi yang diberikan berupa perhitungan nilai tengah
(mean, median, modus), nilai variasi. Sedangkan untuk data kategori
informasinya adalah nilai proporsi/persentase.
b. Statistik Inferensial /statistik Induktif
Tujuan dari statistik inferensial adalah untuk menarik kesimpulan
cirri-ciri populasi berdasarkan data yang diperoleh melalui sampel.
Statistik inferensial merupakan kumpulan cara atau metode yang dapat
mengeneralisasikan nilai-nilai dari sampel dikumpulkan menjadi nilai
populasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teori estimasi atau uji
hipotesis.

C. Pengertian Data

Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk
jamak (plural) dari kata dotum, data adalah himpunan angka yang
merupakan nilai dari unit sampel kita sebagai hasil mengamati /
mengukurnya.

D. Jenis-Jenis Data
a. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya :
1) Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek /


obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara


langsung dari objek penelitian.

b. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data :


1) Data Internal

Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan


kondisi pada suatu organisasi secara internal.

2) Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta


kondisi yang ada di luar organisasi.

c. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya :


1) Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kualitas, seperti
penyataan terhadap KB yang dikategorikan menjadi tiga kategori
yaitu : setuju, kurang setuju, tidak setuju. Berbentuk kata-kata atau
pengkategorian. Dalam mengolah data mengunakan komputer,
kategori tersebut harus dilakuka proses “coding” terlebih dahulu.
2) Data Kuantitatif. Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya :
jumlah balita yang mendapatkan imunisasi, Berat badan bayi.
Diperoleh dengan cara menghitung maupun mengukur. Data
Kuantitatif disebut juga dengan data numerik.
d. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data :
a) Data Literal (diskrit) adalah data yang berbentuk bilangan bulat.
Diperoleh dengan cara menghitung.
b) Data Kontinyu adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya
berbentuk desimal. Diperoleh dengan cara mengukur.
e. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya :
a) Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu
tertentu.
b) Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari
waktu ke waktu atau periode secara historis.
DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta :


Rineka Cipta.

Soeparman dan Suparmin. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu
Pengantar. Jakarta : EGC.

2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : ECG.

Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Jakarta : Cv Sagung Seto.

Budioro.B. 2007. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang : Badan Penerbit


Undip.

Ananto. 2006. Usaha Kesehatan Sekolah Di Sekolah Dasar Dan Madrasah


Ibtidaiyah. Bandung : Yrama Widya.

Tim pembina UKS pusat. 1996. Pedoman Pengembangan Pembinaan UKS. Jakarta
: Depkes RI.

Tjiptoherijanto, Prijono Said Z. Abidin. 1993. Reformasi Administrasi dan


Pembangunan Nasional. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hastono Priyo Sutanto dan Sabri Luknis. 2011. Statistik Kesehatan. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai