Anda di halaman 1dari 10

HVAC (Heat, Ventilation and Air Conditioning)

A. Definisi HVAC
HVAC adalah singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning
(dalam bahasa Indonesia berarti pemanasan, ventilasi dan AC), berfungsi untuk
menjaga kondisi udara pada suatu ruangan atau tempat dengan cara mengatur ventilasi
dan pengkodisian udara.

HVAC merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning.


Yang mana sistem pengkondisian udara ini merupakan aplikasi dari beberapa cabang
ilmu Mechanical Engineering yaitu termodinamika, mekanika fluida, dan perpindahan
panas. HVAC termasuk vital penggunaannya di beberapa industri, terutama di gedung-
gedung, perkantoran yang dipenuhi peralatan komputer yang perlu dijaga kelembaban
udaranya, serta industri-industri besar yang memerlukan sistem ventilasi yang baik.
HVAC memberikan kenyamanan untuk manusia dan juga membantu menjaga suhu
udara tempat yang bersangkutan menjadi efektif/optimal. Ini juga merupakan sistem
yang dapat membantu Anda untuk mengatur iklim dalam ruangan, dan juga
menentukan aliran udara dalam rungan atau di sebuah gedung. Sistem HVAC dapat
memberikan ventilasi, mengurangi infiltrasi udara, dan memelihara hubungan tekanan
antara ruangBerikut adalah pengertian dari masing masing bagian HVAC.

1. Heating
Sistem heating atau pemanas ini banyak digunakan di daerah-daerah yang
beriklim dingin, yang sepanjang musim didominasi dengan suhu yang dingin. Sistem
ini digunakan untuk menghangatkan ruangan sesuai dengan kondisi udara yang ada di
luar runganan. Sistem ini tersusun oleh beberapa bagian penting antara lain boiler,
furnace, heat pump, radiator, dan hydronic. Furnace berfungsi sebagai sumber panas
yang ditransfer ke media air bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat
kerja dari heat pump, yang selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator
untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara inilah
yang digunakan untuk memanaskan ruangan.
2. Ventilation
Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan
dengan udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan
yang tidak sedap, karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen
di dalam ruangan. Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida.
Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural
ventilation. Forced ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan
bantuan fan atau kipas untuk mensirkulasikan udara di dalam ruangan. Sistem ini
banyak digunakan di perindustrian besar, gedung-gedung, dan contoh yang paling
dekat dengan kita adalah di dapur dan di kamar mandi. Di dapur biasanya dipasang
fan untuk menghisap asap dari kompor dan dibuang keluar. Sedangkan di kamar mandi
jelas digunakan untuk mengusir bau-bauan yang tidak sedap dari dalam kamar mandi.
Sedangkan untuk natural ventilation tidak diperlukan bantuan kipas untuk
mensirkulasikan udara. Biasanya hanya berupa jendela yang dibiarkan terbuka di suatu
ruangan.

3. Air Conditioning
Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi
pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk
memberikan udara yang sejuk dan mengontrol uap air yang dibutuhkan bagi tubuh.
Penggunaan AC ini sering ditemui di daerah tropis yang terkenal dengan iklim panas.
Suhu udara pada saat musim panas yang sedemikian tinggi dapat mengakibatkan
dehidrasi cairan tubuh. Selain itu, AC dimanfaatkan sebagai pemberi kenyamanan. Di
lingkungan tempat kerja AC juga dimanfaatkan sebagai salah satu cara dalam upaya
peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal manusia membutuhkan
lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara optimal yaitu 20-25oC dan
kelembaban 40-60 %. Tingkat kenyamanan suatu ruang juga ditentukan oleh
temperatur, kelembapan, sirkulasi dan tingkat kebersihan udara.
Komponen utama dari sistem pengkondisian udara adalah kompresor,
kondensor, katup ekspansi, evaporator dan receive-driver. Minimal dengan empat
komponen alat ini suatu sistem pengkondisian udara bisa dapat beroperasi. Sistem
pendinginan menggunakan aliran zat yang berupa cairan atau uap yang berubah-ubah
keadaannya saat menjalani siklus. Hal ini disebabkan oleh tekanan, suhu, entalpi dan
entropi adalah sifat penentu selama perubahan. Maka hubungan antara sifat-sifat ini
dapat digambarkan dengan diagram (P-h),
Alasan mengapa AC yang digunakan di gedung-gedung besar
menggunakan liquid chiller. Karena udara yang bersirkulasi di dalam gedung
bervolume besar, maka akan lebih jauh efisien jika menggunakan media liquid
chiller sehingga energi yang dibutuhkan untuk operasional AC lebih rendah jika
dibandingkan tanpa menggunakan liquid chiller.

B. Tujuan HVAC
Sistem HVAC memiliki dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan akhir.
Tujuan utama dari HVAC ini adalah untuk memenuhi persyaratan kondisi udara
diruang produksi sesuai GMP, sedangkan tujuan akhir dari HVAC ini antara lain
adalah:
a. Untuk memastikan agar obat yang diproduksi bermutu, efektif dan Aman.
b. Untuk menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman dengan mencegah
hal-hal seperti cross contamination, mixed up, degradasi, health hazard
dan kesalahan-kesalahan lainnya yang dapat merugikan pekerja dan
perusahaan.
HVAC yang diterapkan pada Clean Area yang membatasi kontrol lingkungan
yaitu jumlah partikel dan kontaminasi mikroba untuk mengurangi masuk dan
berkembangnya kontaminan diarea tersebut. Tujaunnya untuk memfasilitasi proses
produksi dimana bahan awal dan produk, peralatan terdapat diruang ini. Persyaratan
yang harus diterapkan dalam HVAC pada suatu ruangan antara lain:
a. Klasifikasi ruang bersih
b. Jenis produk
c. Kondisi iklim dan lokasi
d. Lokasi dari udara terminal dan aliran udara terarah
e. Konfigurasi ruangan dan aliran udara.
C. Komponen HVAC dan Prinsip Kerjanya

Urutan cara kerja HVAC adalah sebagai berikut:


a. Udara dari luar ruangan produksi masuk kedalam melalui DAMPER
(Pengatur jumlah/debit udara).
b. Udara luar masih banyak mengandung partikel besar dan debu yang akan
disaring oleh COARSE FILTER (tingkat efisiensi 40% atau dalam arti lain
hanya 60% partikel udara luar yang dapat menembusnya)).
c. Udara masuk kedalam PRE FILTER (tingkat efisiensi 85% atau dalam arti
lain hanya 15% partikel udara dari COARSE FILTER yang dapat
menembusnya).
d. Udara yang telah disaring masuk kedalam COOLING COIL (pendingin
untuk mendinginkan udara,sehingga uap air akan mengembun dan
kelembapan udara menurun ≤70%). Semakin rendah suhu COOLING
COIL maka akan semakin rendah kelembapan udaranya.
e. Udara masuk kedalam HEATING COIL untuk dipanaskan sampai suhu 20
– 25 °C.
f. Udara didistribusikan dengan BLOWER pada seluruh ruangan dalam
sistem.
g. Udara yang didistribusikan oleh BLOWER disaring dengan FINE FILTER
(tingkat efisiensi 95% atau dalam arti lain hanya 5% partikel udara dari
PRE FILTER bisa melewati tahap ini). Pada tingkat kualitas udara ini,
sudah memenuhi syarat ruang kelas 3 yang biasa digunakan untuk
produksi obat non-steril.
h. Untuk ruangan kelas 1, udara yang disaring dari FINE FILTER selanjutnya
disaring melalui HEPA FILTER (tingkat efisiensi 99,997%).
i. Udara yang telah disaring melewati HEPA FILTER sudah memenuhi
syarat temperatur, kelembapan, ruang kelas dan tekanan udara.

D. Tipe Dasar Dari Desain HVAC Ada 3 Yaitu:


1) Full Fresh Air (Udara Segar 100%).
Udara dari ruang produksi akan dialirkan ke luar melalui exhaust air,
kemudian udara akan disemprotkan kedalam dengan menggunakan
Blower. T-Valve berfungsi untuk mengatur aliran udara. Bila sistem full
fresh air yang akan digunakan, maka pipa return air ditutup dan pipa
exhaust air dibuka untuk membuang udara keluar.
2) Recirculation Air
Udara dari ruang produksi akan digunakan kembali dengan cara dialirkan
ke arah pipa return air, maka udara akan diproses seperti semula untuk
digunakan kembali. Hal ini dapat dilakukan karena udara tersebut masih
memenuhi syarat (suhu, kelembapan, partikel). Sistem ini digunakan untuk
menghemat biaya produksi.

3) Extraction/Exhaust
Aliran udara dari ruang produksi yang banyak menghasilkan debu (ruang
granulasi) akan dialirkan ke pipa suction air yang terhubung dengan dust
collector.

E. Klasifikasi Area Produksi Farmasi


Klasifikasi terbagi atas beberapa kelas dan spesifikasi. Ruang kelas A tentu
berbeda spesifikasinya dengan ruang kelas E. Ada sebutan lain dari tipe ruangan yang
biasa dikenal sebagai white area, grey area, dan black area. Tiap area terdapat air-
lock system yang mengatur perbedaan tekanan udara tiap ruangan.
Tekanan ruang black > grey > white bila ruangan tersebut merupakan ruang
produksi non-beta lactam. Akibat perbedaan tekanan tersebut maka terjadilah aliran
udara dari area white → grey → black. Air-lock system ini diterapkan agar area dengan
tekanan lebih rendah tidak terkontaminasi udara dari ruangan yang tekanannya lebih
tinggi. Air-lock system juga menyebabkan aliran udara terkunci didalamnya. Apabila
pintu akan dibuka, maka harus kedua pintu dibuka yang letaknya berseberangan
menyerong (zig-zag). Tujuannya agar udara tidak terjebak diruang antara (ante room)
melainkan dialirkan ke area yang tekanannya lebih besar.
Klasifikasi Area Produksi Farmasi
Jumlah Partikel/m3 Jumlah Aliran
Suhu Rh
Ruang Kelas Mikroba Udara
°C % ≥0,5 μm ≥5 μm
/m3 /jam
100 A <1
White 1 45 - 0
10.000 B 3,5 x 103 5
Area 16 – 55
2 C 2 x 103 100 ≥20
25
40 –
D
Grey 60
3 100000 3,5 x 106 2 x 104 500
Area E 20 – ≤70
5 - 20
E 27 ≤70
Black F 20 – TD
4
Area G 28 TD

Adapun kegunaan tiap kelas, adalah sebagai berikut :

Kelas Filter Udara Kegunaan


1 (A) 99,995% Sterilisasi dengan LAF, proses aseptis dan pengisian
1 (B) 99,995% Pendukung zona A, proses aseptis dan pengisian
2 (C) 99,95% Proses beresikok, pengisian untuk sterilisasi akhir,
preparasi larutan, filtrasi aseptik
3 (D) Cleanroom preparasi steril untuk sterilisasi akhir
3 (E) 90% FFA Produk umum non-steril,pembuatan dan pengemasan
99,95% RCL primer
3(E) Produk spesifik non steril, bahan higroskopis
4 (F) Pengemasan sekunder, tempat masuk pekerja
4 (G) Laboratorium, loker, ruang istirahat, toilet, ruang mandi,
kantin, gudang.
F. Sistem Kontrol HVAC

Sistem kontrol HVAC berkaitan erat dengan komputerisasi sistem


pengendalian untuk iklim kontrol dalam bangunan. Sistem pengaturan temperatur
udara gedung dengan sistem yang kompleks mempunyai beberapa tujuan diantaranya
adalah:

1. Temperatur yang nyaman


2. Kemudahan managemen
3. Kualitas udara ruangan yang bagus
4. Pengontrolan kelembaban / humidity
5. Perawatan gedung yang berkualitas
6. Responsive building management
7. Pengontrolan noise yang efektif
8. Memperkecil human error
Dengan menerapkan sistem kontrol HVAC, pemakaian energi listrik dapat
terpantau dengan lebih baik dan mempermudah penggunaan alat HVAC karena dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna secara langsung.
Siklus kompresi uap adalah siklus yang memanfaatkan perbedaan tekanan serta
temperatur suatu refrigeran untuk memanaskan atau mendinginkan fluida lain.
Komponen utama dari siklus ini adalah kompresor, kondensor, evaporator, dan katup
expansi. Berikut adalah proses-proses yang terjadi pada ke empat komponen siklus
kompresi uap :

1) Kompresi (1-2)
Merupakan proses yang terjadi pada kompresor, dimana kompresor akan
menekan refrigeran secara reversibel dan isentropik. Kerja atau usaha yang diberikan
pada refrigeran tersebut akan membuat uap yang asalnya bertekanan rendah menjadi
bertekanan tinggi serta berfasa uap kering/ superheat.
Perbedaan tekanan ini juga akan membuat refrigeran mengalami kenaikan
temperatur. Kompresor akan memompa refrigeran ke seluruh komponen melalui
system pemipaan.
2. Kondensasi (2-3)

Merupakan proses pelepasan kalor refrigeran superheat ke lingkungan atau


fluida lain (biasanya air), sehingga fasa refrigerant akan berubah dari uap menjadi cair
jenuh tetapi tekanan dan temperaturnya masih tetap tinggi, sedangkan air akan
mengalami kenaikan temperatur akibat dari perpindahan kalor yang terjadi. Kenaikan
temperatur air inilah yang biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. HVAC
yang memanfaatkan perpindahan kalor pada proses kondensasi ini disebut dengan heat
pump.

3. Ekspansi (3-4)

Merupakan proses penurunan secara adiabatis pada tekanan dan temperature


sehingga nilainya lebih rendah dari temperatur lingkungan yang dilakukan oleh sebuah
katup ekspansi. Beberapa alat ekspansi diantaranya adalah pipa kapiler, katup ekspansi
manual, Thermostatic Expansion Valve (TXV), Automatic Expansion Valve (AXV),
Electronic Expansion Valve (EXP), dan lain sebagainya.

4. Evaporasi (4-1)

Setelah refrigeran diekspansikan secara irreversibel adiabatik menjadi cairan


jenuh, refrigeran akan memiliki tekanan dan temperatur rendah sehingga pada saat di
evaporator, refrigeran akan menerima sejumlah kalor dari lingkungan/fluida (dalam
hal ini udara), dimana refrigeran akan berubah seluruhnya menjadi uap jenuh yang
kemudian masuk ke kompresor untuk disirkulasikan kembali, sedangkan udara yang
keluar dari evaporator akan mengalami pendinginan karena kalor dari fluida berpindah
ke refrigeran. Udara segar&dingin inilah yang akan dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti pada kulkas, mendinginkan ruangan pada AC (Air Conditionong)
dan lain-lain. HVAC yang memanfaatkan proses perpindahan kalor pada evaporator
ini disebut dengan mesin pendingin. Pembagian evaporator berdasarkan bentuk
koilnya yaitu pipa telanjang (bare tube), permukaan pelat (Plate Surface), dan bersirip
(finned). Berdasarkan konstruksinya dibedakan menjadi shell & tube, Shell & coil, dan
Bondelot. Sedangkan pembagian evaporator berdasarkan ekspansi langsung yaitu Tipe
ekspansi kering (dry expansion type) dan tipe banjir (flooded type).
G. Keuntungan Sistem Otomatis HVAC
Unit Heating, Ventilating dan Air Conditioning system menggunakan prinsip
mekanika fluida, thermodinamik dan transfer panas. Sistem kontrol sistem HVAC (
Heating, Ventilation, and Air-Conditioning ) adalah untuk membantu dan menjaga
kestabilan sistem heating dan cooling udara dalam gedung melalui pengaturan
ventilasi dengan prinsip penyaringan dan penjagaan kontrol temperatur ruangan
gedung. Penggunaan kontrol akan sangat diperlukan antara lain dengan sistem BAS (
Building Automation System ).

Sedangkan keuntungan pada sistem monitoring dari sistem otomatis dapat


dibagi sebagai berikut :

1) Pembuatan Fungsi Operasi ( Start - Stop , Auto, Manual, Run Setting, dsb).
dari peralatan suplai fan, return fan, duct temperatur sensor, chilled and hot
water valves, room temperature sensor, smoke detector.
2) Pembuatan Monitoring Data Pengukuran Proses (Heating and Colling
temperatur setting, setting differential pressure, alarm untuk dsb )
3) Pembuatan Record Data setiap Kejadian dalam bentuk Database dari setiap
aktivitas dan kejadian ( baik event atau alarm ) yang dilakukan atau terjadi.
4) Pembuatan proses otomatisasi kontrol gedung untuk effisiensi pekerjaan dan
memudahkan pengontrolan serta monitoring seluruh kegiatan dan proses kerja
kontrol valve, kontrol temperatur humidity, pressure trasmitter,
5) Pelaporan kejadian secara real time ( pada saat itu juga ) terhadap kerusakan,
ketidaknormalan sistem dan proses kerja sistem.

Anda mungkin juga menyukai