1.1.Latar Belakang
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atau mortar. Agregat menempat sebanyak kurang lebih (60-70)% dari
volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat beton yang dihasilkan.
Agregat digolongkan menjadi macam, yaitu agregat alam dan agregat buatan, Agregat
alam merupakan agregat yang bentuknya alami, terbentuk berdasarkan aliran air sungai
dan degradasi. Agregat yang terbentuk dari aliran air sungai berbentuk bulat dan licin,
sedangkan agregat yang terbentuk dari proses degradasi berbentuk kubus (bersudut) dan
permukaannya kasar. Sedangan Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari
hasil sambingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah batu. Agregat buatan sering
disebut filler (material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm).Banyak hal yang harus
di ketahui mengenai agregat, karena dalam setiap pekerjaan konstruksi apapun, agregat
merupakan hal yang sangat penting, untuk itu di perlukan pemahaman yang lebih
mengenai agregat supaya menghasilkan suatu konstruksi yang baik dan berkualitas.
1.2.Permasalahan
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses pembuatan agregat agar dapat dipakai dalam bidang konstruksi
sipil?
2. Apa saja klasifikasi dari agregat yang sesuai standar yang berlaku atau SNI?
3. Apa saja sifat-sifat dari agregat dan bagaimana cara penjuian agregat agar
mengetahui bahwaa agregat layak digunakan dalam bidang konstruksi sipil?
BAB 2 PEMBAHASAN
2) Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu) karena
kekurangan agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan. Contoh agregat
buatan adalah : Klinker dan breeze yang berasal dari limbah pembangkit tenaga uap,
agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku putar,
lelite terbuat dari batu metamorphore atau shale yang mengandung karbon,
kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada suhu tinggi.
1) Agregat berat: agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari 2400
kg/m3.Biasanya digunakan untuk beton yang terkena sinar radiasi sinar X.-
ray, gamma-ray, neutron dan pemcah raktor nuklir Contoh agregat berat :
Magnetit, butiran besi.
2) Agregat Normal : agregat yang mempunyai berat jenis 2,50 – 2,70.Beton
dengan agregat normal akan memiliki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan 15
MPa – 40 MPa. Agregat normal terdiri dari : kerikil, pasir, batu pecah (berasal
dari alam), klingker, terak dapur tinggi (agregat buatan).
3) Agregat ringan : agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari
2,0.Biasanya digunakan untuk membuat beton ringan. Terdiri dari : batu
apung, asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur tinggi dg gelembung udara,
perlit yang dikembangkan dengan pembakaran, lempung bekah, dll (buatan).
c. Berdasarkan Ukuran Butirannya
1) Batu→ agregat yang mempunyai besar butiran > 40 mm.
2) Kerikil → agregat yang mempunyai besar butiran 4,8 mm – 40
mm.
3) Pasir → agregat yang mempunyai besar butiran 0,15 mm – 4,8
mm.
4) Lanau (silt) → agregat yang mempunyai besar butiran < 0,15
mm