RESUME MATERI
PEMERIKSAAN EKUITAS
Dosen Pengampu: Sri Astuti, SE., M.Si., Ak.,
Disusun oleh:
Riris Wening Kisworowati
(EA-C/ 142170099)
Di dalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri atas modal pemilik tunggal; laba
yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah saldo
modal, kerugian yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi
saldo modal.
Di dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lebih dari satu partner.
Modal masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau tambahan
setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian atau pengambilan
prive.
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan
pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat
seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi adalah simpanan pokok,
simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.
a) Modal menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan HAM :
Modal dasar (authorized capital)
Modal ditempatkan (issue capital)
Modal disetor (paid-uo/paid in capital)
Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) bisa dilaporkan sebagai bagian
dari tambahan modal disetor.
b) Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan).
c) Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preffered stock).
d) Selisih kurs atas modal disetor.
e) Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan revaluasi
aktiva tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
f) Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated
Losses (sisa rugi tahun lalu).
Perlu diperhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Karena
itu jika suatu perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan cash dividend.
Maka dividen per saham akan menjadi lebih besar. Misalkan suatu perusahaan yang
modalnya disetor dan terdiri dari 100.000 lembar saham dan treasury stocknya 20.000
lembar saham, membagikan cash dividend sebesar Rp. 20.000.000,00 karena ada
treasury stock, maka dividen per sahamnya adalah :
Rp. 20.000.000,00
= Rp. 250,00
100.000 – 20.000
Jika treasury stock tidak ada, maka dividen per saham adalah :
Rp. 20.000.000,00
= Rp. 200,00
100.000
Dengan lebih tingginya dividen per saham, diharapkan harga pasar saham bisa
meningkat.
5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk diumumkan
dalam berita negara. Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal
disetor, maka menurut kitab undang-undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia,
secara hukum perusahaan harus bubar dan kalau masih diteruskan beroperasi maka
para manajer harus bertanggungjawab atas kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga
jika suatu saat perusahaan dibubarkan. Karena hal ini menyangkut kelangsungan
hidup perusahaan ( going concern) maka akan mempengaruhi opini yang diberikan
KAP terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Kedua
hal tersebut diatas (kerugian mencapai 50% atau 75% dari modal disetor) harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Namun sejak berlakukannya
Undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan tersebut
tidak berlaku lagi.
6. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) aktiva tetap harus
dicatat/disajikan dalam neraca berdasarkan harga perolehannya (acquisition cost).
Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya,
perusahaan dapat melakukan evaluasi aktiva tetap. Pengaruh dari dilakukannya
revaluasi aktiva tetap adalah nilai aktiva tetap meningkat dan kenaikan nilai tersebut
dicatat disisi kredit sebagai “selisih penilaian kembali aktiva tetap” yang nantinya,
dengan persetujuan kantor pelayanan pajak dapat dikonversikan sebagai modal. Atas
selisih penilaian kembali aktiva tetap dikenakan PPh 10%.
7. Adjustment ke Retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut laba
rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak
yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak). Atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar) walaupun jumlahnya kecil.
8. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar aktiva
bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan
Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai yang disepakati
oleh dewan komisaris dan penyetor bentuk barang.
9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ekuitas biasanya tidak banyak, kecuali
jika keadaannya sebagai berikut :
a) Perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings sehingga auditor harus
memeriksa koreksi tersebut secara rinci.
b) Perusahaan dalam proses go public.
Menurut SAK ETAP ( IAI 2009:109 ), Penyajian Modal dalam neraca dilakukan
sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian entitas dan peraturan yang berlaku serta
menggambarkan hubungan keuangan yang ada.
Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan
banyaknya saham untuk setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca. Bila terdapat lebih
dari 1 jenis saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas deviden dan pelunasan
modal pada saat likuidasi dicantumkan dalam laporan keuangan. Sedangkan, jumlah
tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periode sebelumnya diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan. Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk
penyajiannya sesuai Akta Pendirian Badan Usaha tersebut, misalnya saham adalah
penyertaan modal dalam kepemilikan PT.