PENDAHULUAN
Konsultan Perencana
PT Darma Mitra Anugerah
2.7.4 Material
Material yang akan digunakan pada suatu proyek perlu dikelola untuk menunjang
kelancaran dalam pekerjaan. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan, baik yang menyangkut mutu bahan atau standar yang telah ditentukan
berdasarkan hasil uji laboratorium serta persetujuan pihak pengawas. Material yang
digunakan dalam Pelaksanaan Jembatan Air Taba terunjam B adalah sebagai berikut:
1. Besi Tulangan
Berdasarkan bentuknya besi tulangan dikelompok kan menjadi 2 jenis :
a. Besi tulangan polos
Besi tulangan polos yaitu besi berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak
berulir.
b. Besi tulangan ulir
Besi tulangan ulir adalah besi tulangan yang berbentuk khusus yang permukaannya
memiliki ulir melintang dan rusuk memanjang untuk meningkatkan daya lekat besi
tulangan dengan beton.
Besi tulangan yang digunakan pada Pelaksanaan Jembatan Air Taba terunjam B
dapat dilihat pada Gambar 2.3. Tulangan yang digunakan pada struktur bagian bawah
jembatan adalah sebagai berikut:
1. Besi Abutment:
a. Besi Tulangan = D25 mm
b. Besi Tulangan = D13 mm
2. Besi Pondasi:
a. Besi Tulangan Utama = D25 mm
b. Besi Tulangan Sengkang = D13 mm
3. Pile Foundation
Pile Foundation atau tiang pancang adalah jenis pekerjaan pondasi yang digunakan
dalam pengerjaan proyek ini. Tiang yang digunakan yaitu berupa pipa yang mempunyai
panjang 6 meter dengan diameter 60 cm dan tebal 12 mm serta diisi dengan beton ready mix.
Tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 2.5.
9. Waterpass
Waterpass adalah alat untuk mengukur elevasi untuk pekerjaan skala kecil. Waterpass
biasa digunakan pada pekerjaan seperti mortar pad. Waterpass dapat dilihat pada
Gambar 2.15.
Sumber : https://cdn.pixabay.com/photo/2015/07/03/15/07/pont-valentre-830389_960_720.jpg
Jembatan rangka dapat terbuat dari bahan kayu atau logam. Jembatan rangka kayu (Gambar
3.2.a), hanya terbatas untuk mendukung beban yang tidak terlalu besar. Pada
perkembangannya setelah ditemukan bahan baja, tipe rangka menggunakan rangka baja
(Gambar 3.2.b) dengan berbagai macam bentuk mulai banyak digunakan.
Sumber : https://docplayer.info/docs-images/70/62072399/images/9-0.jpg
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-xtLUUwk4E/UsKIjYjtR3I/AAAAAAAAA00/PXmfwj9ahZk/s1600/IMG_2261.JPG
Bangunan jembatan pada umumnya terdiri dari delapan bagian pokok yaitu :
1. Abutment
2. Girder
3. Deck jembatan
4. Expansion joint
5. Bearing
6. Pier
7. Pile cap
8. Pondasi
3.3 Pondasi
Pondasi adalah bagian yang terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan
ke tanah atau bebatuan yang berada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi pondasi yaitu
pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung
bebannya secara langsung, dicontohkan dengan pondasi memanjang, pondasi telapak dan
pondasi rakit. Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah
keras atau bebatuan yang terletak jauh dari permukaan tanah, dicontohkan dengan pondasi
tiang pancang dan pondasi sumuran (Hardiyatmo, 2001).
Kekuatan sebuah struktur bangunan sangat tergantung dari kekuatan.Pondasi adalah
bagian dari sebuah struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan
berfungsi untuk mentransfer beban yang diterima struktur ke tanah. Pondasi juga merupakan
suatu bagian konstruksi bangunan yang berfungsi untuk meletakkan bangunan serta
menyalurkan beban bangunan atas ke dasar tanah yang cukup kuat untuk mendukungnya.
Pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat
sendiri, gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempabumi dan tidak boleh terjadi penurunan
pondasi setempat ataupun penurunan pondasi yang merata melebihi batas tertentu (Haslianie,
2012).
1. Pondasi dangkal atau pondasi langsung
Pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah pondasi yang telah diperhitungkan
mampu memikul beban di atasnya dan terletak pada lokasi yang dangkal dari tanah.