Anda di halaman 1dari 22

MACAM-MACAM LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN

YANG ISLAMI

(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Jurusan Pendidikan Matematika Semetser 4)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. M. Suparta, MA. dan Dr. Syamsul Aripin, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Jundullah Wangsa Hukama NIM: 11160170000073


Corry Zahira Aulia NIM: 11170170000069
Ghina Kamilatul Ula NIM: 11170170000071

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2019 M

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Macam-Macam Lingkungan dan
Lembaga Pendidikan yang Islami” dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Islam yang diampu oleh Prof. Dr. H. M. Suparta, MA. dan Dr. Syamsul Aripin,
MA.

Penyusunan makalah ini disadari banyak kekurangan dalam berbagai


aspek. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Tim penyusun berharap makalah ini dapat memberi manfaat maupun
inspirasi bagi penulis khusunya maupun bagi pembaca pada umumnya.

Ciputat, 17 Mei 2019

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 1

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 2

D. Perumusan Masalah ................................................................................... 2

E. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................ 2

F. Manfaat Penulisan Makalah ...................................................................... 2

G. Metode Penulisan Makalah ........................................................................ 3

H. Sistematika Penulisan Makalah ................................................................. 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

A. Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan ................................. 4

B. Macam-Macam dan Hubungan Fungsional Antar Lembaga


Pendidikan Islam................................................................................................ 5

C. Mewujudkan Ciri-Ciri Lingkungan Pendidikan yang Islami ................ 8

BAB III .................................................................................................................... 9

PENUTUP ............................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11


iii

INDEKS ............................................................................................................. 13

SINGKATAN..................................................................................................... 14

TENTANG PENYUSUN ...................................................................................... 15

DAFTAR NAMA PETUGAS DISKUSI ........................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan juga merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan.
Pendidikan bersifat mutlak adanya bagi manusia. Pendidikan tidak bisa
dipisahkan atau dilepaskan dari kehidupan manusia dalam berbangsa dan
bernegara, karena pendidikan merupakan kebutuhan bagi manusia. Pendidikan
memilki unsur-unsur sebagaimana tersurat dalam hadits tersebut di atas. Salah
satu unsur pendidikan yang sangat penting adalah lingkungan dan lembaga
pendidikan.
Agar kita dapat membentuk lingkungan pendidikan yang Islami maka, kita
harus mengetahui makna lingkungan tersebut di atas. Lembaga pendidikan
dewasa ini sangat mutlak keberadaannya bagi kelancaran proses pendidikan,
khususnya di Indonesia. Apalagi lembaga pendidikan itu dikaitkan dengan konsep
Islam, lembaga pendidikan Islam merupakan suatu wadah dimana pendidikan
dalam ruang lingkup keislaman melaksanakan tugasnya demi tercapainya cita-cita
umat Islam.

B. Identifikasi Masalah
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan agama itu sangat diperlukan dalam
kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari dimasukkannya pendidikan agama
dalam kurikulum sekolah mulai dari dari Sekolah Dasar sampai dengan Universitas.
Di samping itu, pendidikan agama telah sesuai dengan harapan yang sudah dicita-
citakan oleh pemerintah, yaitu pembentukan tiga aspek yang meliputi : aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini dapat dilihat dari materi yang disajikan
yaitu meliputi Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Dengan demikian jelaslah bahwa
pendidikan agama Islam diperlukan seluruh lapisan masyarakat juga lembaga-
lembaga pendidikan umum mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Universitas.
Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah yang berstatus swasta khususnya

1
2

tingkat SD, sering tidak mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga membuka
kemerosotan akhlak atau moral, karena kurang tertanam jiwa agama pada mereka.
Akibat kemerosotan moral bisa mengakibatkan rentannya nilai-nilai moral agama
pada pesrta didik. Hal itu bisa mengakibatkan diantaranya tawuran antar pelajar,
demo yang anarkhis, pemakaian narkoba, pergaulan bebas, perilaku menyimpang,
dan masih banyak lagi dampak negatifnya.

C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah yang
dibahas yaitu:
1. Makalah ini membahas pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan.
2. Makalah ini membahas macam-macam dan hubungan fungsional antar
lembaga pendidikan Islam.
3. Makalah ini membahas ciri-ciri lingkungan pendidikan yang Islami.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penyusun merumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan?
2. Apa saja macam-macam dan hubungan fungsional antar lembaga pendidikan
Islam?
3. Bagaimana mewujudkan ciri-ciri lingkungan pendidikan yang Islami?

E. Tujuan Penulisan Makalah


Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan.
2. Menjelaskan macam-macam dan hubungan fungsional antar lembaga
pendidikan Islam.
3. Menjelaskan ciri-ciri lingkungan pendidikan yang Islami.

F. Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu:
3

1. Agar mengetahui pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan.


2. Untuk mengetahui macam-macam dan hubungan fungsional antar
lembaga pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri lingkungan pendidikan yang Islami.

G. Metode Penulisan Makalah

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode pustaka.
Metode pustaka ini adalah metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa
buku maupun informasi internet juga sumber-sumber lainnya.

H. Sistematika Penulisan Makalah


Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:
BAB I Pendahuluan yang di dalamnya terdapat latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan makalah, manfaat
penulisan makalah, metode penulisan makalah, dan sistematika penulisan
makalah.
BAB II Pembahasan yang didalamnya terdapat tentang pengertian
lingkungan dan lembaga pendidikan, macam-macam dan hubungan fungsional
antar lembaga pendidikan Islam, serta bagaimana mewujudkan ciri-ciri
lingkungan pendidikan yang Islami.
BAB III Penutup berisi jesimpulan dan saran. Makalah ini juga terdapat daftar
pustaka, glosarium, indeks, singkatan, tentang penulis, serta nama petugas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan


1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam
Lingkungan merupakan bagian dari penentu keberhasilan sebuah pembelajaran,
yang menjadi faktor pendorong munculnya minat dalam belajar lingkungan belajar
pada hakikatnya adalah suatu interaksi antar individu dengan lingkungan. Interaksi
lingkungan yang dilakukan individu merupakan respon terhadap lingkungan yang
memberikan rangsangan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri
individu berupa perubahan tingkah laku baik bersifat positif maupun bersifat negatif1
Lingkungan adalah ruang lingkup yang menjadi tempat eksistensi manusia.
Dalam konsep ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik adalah lingkungan
yang diridhai oleh Allah dan Rasulullah SAW. Misalnya, lingkungan sekolah,
madrasah, majlis ta’lim, balai musyawarah, dan lingkungan masyarakat Islami.
Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan dimana
pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses
pendidikan yang berlangsung. Dalam beberapa sumber bacaan kependidikan,
jarang dijumpai pendapat para ahli tentang pengertian lingkungan pendidikan
Islam. Menurut Abuddin Nata, kajian lingkungan pendidikan Islam (tarbiyah
Islamiyah) biasanya terintegrasi secara implisit dengan pembahasan mengenai
macam-macam lingkungan pendidikan. Namun demikian, dapat dipahami bahwa
lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat
ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam
dengan baik, bermanfaat, seperti pendidikan Islam, pengajian, dan aktivitas Islami
lainnya.2
2. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Secara bahasa, lembaga adalah badan atau organisasi. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, lembaga adalah badan atau organisasi yang

1
Muhammad Anwar. (2016). Lingkungan Pendidikan Dalam Al-Qur’an, Istiqra; Jurnal Penelitian
Ilmiah, LP2M IAIN Palu. 4 (02), hlm. 222.
2
Sudiyono, H.M. Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, Jakarta: Rinekacipta, 2009,298

4
5

tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.


Badan atau lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang
karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada peserta didik
sesuai dengan misi badan tersebut.
Sebagian lagi mengartikan lembaga pendidikan sebagai lembaga atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah
tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan
sekitar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan
Islam adalah tempat atau organisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam,
yang mempunyai struktur yang jelas dan bertanggung jawab atas terlaksananya
pendidikan Islam. Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam tersebut harus dapat
menciptakan suasana yang memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik,
menurut tugas yang diberikan kepadanya, seperti sekolah (madrasah) yang
melaksanakan proses pendidikan Islam3.
B. Macam-Macam dan Hubungan Fungsional Antar Lembaga
Pendidikan Islam
1. Macam-Macam Lembaga Pendidikan Islam
Secara garis besar, lembaga pendidikan dibagi menjadi menjadi 3 garis besar,
yaitu:
A. Lembaga pendidikan formal berupa sekolah, pondok pesantren yang
sederajat dengan madrasah yang diakui, bahkan diakreditasi oleh Dinas
Pendidikan Nasional. Contohnya : Taman kanak-kanak atau Raudatul
Athfal, Madrasah Ibtidaiyah Negeri atau Swasta, Madrasah Tsanawiyah
Negeri atau Swasta, Madrasah Aliyah Negeri atau Swasta, Perguruan
Tinggi Islam Negeri atau Swasta.
B. Pendidikan nonformal, yaitu ada pula yang diselenggarakan oleh
organisasi masyarakat seperti organisasi keagamaan, sosial, kesenian, olah
raga, dan pramuka. Dengan memanfaatkan berbagai fasilitas umum yang
dimiliki masyarakat. Misalnya masjid, mushala, balai musyawarah, rumah
penduduk dan sebagainya untuk melaksanakan pendidikan Islam.

3
Bukhari Umar, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, hlm. 149
6

Kelembagaan pendidikan Islam dapat dikembangkan di masyarakat tanpa


terpaku oleh lembaga-lembaga yang bersifat formal. Oleh karena itu,
pengembangannya akan mempermudah masyarakat menerima dan
menambah ilmu pengetahuan agama islam khususnya dan umumnya
berbagai ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
C. Lembaga pendidikan informal. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas disebutkan bahwa pendidikan Informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Lembaga pendidikan informal adalah
pendidikan yang ruang lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan
masyarakat. secara garis besar, lembaga pendidikan Islam dapat dibedakan
kepada tiga macam yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat 4. Lembaga
pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Yang
bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan di rumah tangga adalah ayah
dan ibu serta semua orang yang merasa bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak, seperti kakek, nenek, paman, bibi dan kakak. Adapun
yang paling memegang tanggung jawab besar adalah ayah dan ibu. Tujuan
pendidikan dalam rumah tangga adalah agar anak mampu berkembang
secara maksimal dalam seluruh aspeknya, meliputi aspek jasmani, ruhani,
dan akal.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah
keluarga. Semakin besar anak, semakin banyak kebutuhannya. Karena
keterbatasannya, orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak
tersebut. Oleh karena itu, orangtua menyerahkan sebagian tanggung
jawabnya kepada sekolah.
Serta masyarakat turut serta dalam memikul tanggung jawab
pendidikan. Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan
kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama setiap
masyarakat. Masyarakat memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan
anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di
dalamnya.

4
Bukhari Umar, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, hlm. 150.
7

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan


sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak, berlangsung beberapa jam
dalam satu hari selepas dari pendidikan keluarga dan sekolah.
2. Hubungan Fungsional Antar Lembaga Pendidikan Islam
Setelah mengetahui macam-macam lembaga pendidikan Islam yaitu lembaga
pendidikan formal, nonformal, dan informal terlihat dapat saling melengkapi dan
memperkaya. Kata saling melengkapi dan memperkaya memberikan makna
bahwa sesuatu itu masih kurang dan perlu ditambahi agar menjadi lengkap.
Diskusi ini sebenarnya merupakan pembicaraan yang bersangkutan dengan
pertanggungjawaban terhadap pendidikan anak. Secara riil masalah pendidikan
memang tidak pernah dapat diselesaikan secara tuntas. Demikian pula sebaliknya
anak-anak merasa tidak atau kurang mendapatkan pendidikan yang diharapkan
dari orang tua mereka masing-masing. Berangkat dari permasalah itulah muncul
pertanyaan yang berkaitan tentang siapakah sebenarnya yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan. anak-anak ini. Tentunya tanggung jawab yang dimaksud
adalah tanggung jawab yang keharusan bukan yang dipaksakan.
Berawal dari sinilah muncul gagasan para ahli yang akhirnya menyimpulkan
bahwa paling tidak ada tiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Gagasan para ahli diatas telah diakomodir lalu kemudian dituangkan
dalam undang-undang bahwa adanya tiga jalur pendidikan yang saling
melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur tersebut adalah jalur informal, jalur
nonformal dan formal.
Menurut Tilaar (2004: 20) bahwa pendidikan tidak dapat dibatasi hanya
sebagai schooling belaka. Dengan membatasi sebagai schooling maka pendidikan
terasing dari kehidupan yang nyata dan masyarakat terlempar dari tanggung
jawabnya dalam pendidikan. Oleh sebab itu rumusan mengenai pendidikan yang
hanya membedakan antara pendidikan formal dan nonformal perlu disempurnakan
lagi dengan menempatkan pendidikan informal yang justru akan semakin
memegang peranan penting dalam pembentukan tingkah laku manusia dalam
kehidupan global yang terbuka.
Jika dilihat dari rumusan tujuan pendidikan pendidikan nasional, maka untuk
mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah dicapai hanya dengan mengandalkan
8

jalur pendidikan formal saja. Akan tetapi harus dibantu dengan jalur pendidikan
informal dan nonformal secara bersama-sama. Akan halnya dengan itu, juga
terlihat pemerintah telah memberikan apresiasi yang baik terhadap pendidikan
Islam dalam pengelolaan dan penyelengaraannya. Sehingga peraturan pemerintah
telah memberikan ruang bagi pendidikan Islam untuk proaktif dalam membangun
bangsa ini baik pada jalur formal maupun jalur nonformal sebagaimana uraian
terdahulu. Pendidikan Islam tidak akan mampu mencapai tujuannya kalau hanya
mengandalkan jalur pendidikan formal semata.
C. Mewujudkan Ciri-Ciri Lingkungan Pendidikan yang Islami
Tidak semua sekolah sebagai lingkungan belajar menjadi lingkungan islami,
keberadaan lingkungan islami memang tidak bisa dipisahkan dengan praktik
kehidupan Islam, atau lingkungan yang menjadi tempat pelaksanaan ajaran Islam,
sehingga dengan demikian lingkungan islami memliki kriteria dan ciri tersendiri.
Menurut Syaikh Fuhaim Musthafa menjelaskan lingkungan islami adalah
lingkungan di mana anak-anak didik selalu:
1. Membiasakan anak-anak senang membaca Al-Qur’an dan
mengafalkannya.
2. Menganjurkan anak untuk shalat tepat pada waktunya
3. Melatih anak bersabar dan ridha terhadap penyakit dan
problematika yang menimpanya
4. Mengajari anak agar memahami pentingnya cinta kepada Allah
SWT dan Rasulnya, seta mengajarinya sifat-sifat mulia lainnya,
seperti bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawaka, dan ikhlas
5. Memahami anak selalu akan pentingnya menyucikan hati dari
penyakit iri, cemburu, dengki, membenci, dan dendam
6. Selalu menyediakan program-program tayangan yang sesuai
kapasitas akal dan umur anak, agar tertanam pada diri mereka
nilai-nilai Islami.5

Lingkungan islami juga diungkapkan oleh Nasution di dalam


lingkungan sekolah guru menanamkan norma-norma yang berlaku bagi

5
Syaikh Fuhaim Musthafa. (2015). Kurikulum Pendidikan Anak Muslim. Surabaya: Pustaka elba,
hlm.20-21.
9

golongan menengah misalnya menghargai nilai-nilai seperti kejujuran,


kebersihan, kerajinan, rasa tanggung jawab, ketekunan, ketertiban, dan
sebagainya. Perbuatan seperti penipuan, kekerasan, pelanggaran seks,
pencurian dipandang sebagai tindakan yang melanggar norma yang baik6.
Ciri lingkungan islami yang berada di lingkungan sekolah yaitu; Pertama.
Siswa melaksanakan atau menjalankan kehidupan beribadah dengan benar.
Kedua, siswa mampu membiasakan adab sopan santun yang baik yang
baik sesuai dengan ajaran agama Islam.7

6
Nasution. (2014). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm.133.
7
Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia
Grup, hlm. 227.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah maka dapat disimpulkan:
1. Lingkungan adalah ruang lingkup yang menjadi tempat eksistensi
manusia. Dalam konsep ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik
adalah lingkungan yang diridhai oleh Allah dan Rasulullah SAW.
Misalnya, lingkungan sekolah, madrasah, majlis ta’lim, balai
musyawarah, dan lingkungan masyarakat Islami. Lingkungan
pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan dimana pendidikan
itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses
pendidikan yang berlangsung. Sedangkan lembaga pendidikan Islam
adalah tempat atau organisasi yang menyelenggarakan pendidikan
Islam, yang mempunyai struktur yang jelas dan bertanggung jawab atas
terlaksananya pendidikan Islam.
2. Lembaga pendidikan Islam secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu
lembaga pendidikan formal berupa sekolah, pondok pesantren yang
sederajat dengan madrasah yang diakui, bahkan diakreditasi oleh Dinas
Pendidikan Nasional. Kemudian ada lembaga pendidikan nonformal,
yaitu ada pula yang diselenggarakan oleh organisasi masyarakat seperti
organisasi keagamaan, sosial, kesenian, olah raga, dan pramuka.
Dengan memanfaatkan berbagai fasilitas umum yang dimiliki
masyarakat. Dan lembaga pendidikan informal yakni pendidikan yang
ruang lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat
3. Mewujudkan lingkungan pendidikan yang islami memang tidak bisa
dipisahkan dengan praktik kehidupan Islam, atau lingkungan yang
menjadi tempat pelaksanaan ajaran Islam, sehingga dengan demikian
lingkungan islami memliki kriteria dan ciri tersendiri. Ciri lingkungan
islami yang berada di lingkungan sekolah yaitu; Pertama. Siswa
melaksanakan atau menjalankan kehidupan beribadah dengan benar.

9
10

Kedua, Siswa mampu membiasakan adab sopan santun yang baik yang
baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Melihat bagaimana mewujudkan ciri-ciri lingkungan pendidikan
yang Islami, penulis menyarankan pembaca untuk mencari referensi lain baik dari
buku-buku sumber maupun melalui internet agar mendapatkan pengetahuan yang
lebih mendalam serta mampu memahami materi tersebut.
Penulis juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca atas
ketidaksempurnaan makalah ini sehingga penulis dapat memperbaiki pada
makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. Lingkungan Pendidikan Dalam Al-Qur’an Istiqra; Jurnal


Penelitian Ilmiah, LP2M IAIN Palu. 2016.

M, Sudiyono H. Ilmu Pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: Rinekacipta. 2009.

Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. 2010.

Musthafa, Syaikh Fuhaim. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim. Surabaya:


Pustaka elba. 2015.

11
GLOSARIUM

Kajian : Kata yang dipakai untuk suatu pengkajian atau kepentingan


keilmuan
Musyawarah : Pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas
penyelesaian masalah
Organisasi : Salah satu perkumpulan orang-orang yang telah dibentuk
dalam sebuah kelompok yang mana bertugas untuk saling
bekerjasama demi menggapai keberhasilan dan tujuan bersama
Pendidikan : Proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan cara mendidik
Pramuka : Organisasi untuk pemuda yang mendidik para anggotanya
dalam berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pada diri
sendiri, saling menolong, dan sebagainya anggota organisasi
Problematika : Hal yang masih belum dapat dipecahkan

12
INDEKS

A
Agama
B
Belajar
I
Ilmu
Islam
Islami
L
Lembaga
Lingkungan
M
Madrasah
P
Pendidikan
Pengetahuan
S
Sekolah

13
SINGKATAN

Hlm : Halaman
No. : Nomor
SAW : Shallallahu ‘alaihi wa sallam
SWT : Subhanahu wa Ta’ala

14
TENTANG PENYUSUN

Nama saya Jundullah Wangsa Hukama , lahir di Serang


pada tanggal 3 Juni 1997. Alamat rumah saya di
Komplek Pilar biru, jalan pilar utara 1 no.25, desa cibiru
hilir, kecamatan cileunyi, kabupaten bandung. Saya anak
ke-3 dari 3 bersaudara. Riwayat pendidikan yang telah
saya tempuh adalah Sekolah Dasar di SDN Wanakerta 3
dan lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke
MTs Persis Tarogong Garut dari 2009 sampai 2012,
setelah itu saya melanjutkan ke MA Persis Tarogong
Garut dari tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015.

Penulis bernama Corry Zahira Aulia. Penulis kelahiran


Bekasi, 13 Agustus 1998. Sekarang bertempat tinggal di
Jalan Aspi UIN no. 95 RT 03/08 Pisangan Ciputat
Timur, Tangerang Selatan. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang
telah ditempuh penulis adalah SDN Cibarusah Jaya 01,
SMPI, dan SMAI YASPIA Bekasi. Saat ini penulis
sedang menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Jakarta.

15
16

Nama saya Ghina Kamilatu Ula , lahir di Sumedang


pada tanggal 11 januari 1999. Saya anak ke-1 dari 4
bersaudara. Riwayat pendidikan yang telah saya
tempuh adalah sekolah Tk Islam Al-Falahiyah kadu
dan lulus pada tahun 2006. Kemudian saya
melanjutkan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di MI Al
–Husna kadu dan lulus pada tahun 2011, kemudian
melanjutkan ke MTSN 1 Sumedang di Sumedang
Cimalka dari 2011 sampai 2014, setelah itu saya
melanjutkan ke SMAN 1 Cimalaka yang berada
didaerah Sumedang dan lulus pada tahun 2017.
Sekarang saya melanjutkan pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Matematika.
Alamat saat ini Jl.pasirandu rt 01 rw 02 desa kadu, kec,
curu kabupaten Tangerang Banten
DAFTAR NAMA PETUGAS DISKUSI

A. Moderator : 111801700000
B. Operator : Yuspita Damayanti 11180170000019
C. Narasumber :
1. Jundullah Wangsa Hukama 11160170000073
2. Corry Zahira Aulia 11170170000069
3. Ghina Kamilatul Ula 11170170000071
D. Penanya :
1. Bella Aprilia 11170170000065
2. Fauziah Astika Fitri Ani 11170170000050
3. Amalia Putri Adhinie 11170170000063
4. Ummu Azizah Farhan 11170170000070
5. Afifah Sarah 11170170000042
6. Jihan Abiyyah Ranaista 11170170000056
E. Komentator :
1. Siti Zubaidah 11170170000073
2. Salsabila Farah Azzahra 11170170000064
3. Dewi Wahyuni Yasra 11170170000054
4. Yusriyyah Febriani Putri 11170170000039
5. Annisa Disha Fitriyanti 11170170000072
6. Humaira Hamdah 11180170000028
F. Notulen :
111701700000

17

Anda mungkin juga menyukai