Anda di halaman 1dari 5

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Posing dan Problem

Solving Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Siswa SMA pada


Mata Pelajaran Fisika

Allif Silfiyana Rohman1, Assitta Muthia Remaisya2, Hafni Wilda Ristiyawati3, dan
Hazrina Nur Hanifati4
Universitas Negeri Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami No. 36A, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126, Indonesia
silfiyanaallif830@gmail.com

Abstrak

Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui efektivitas model pembelajaran problem posing dan problem
solving terhadap pencapaian kemampuan kognitif siswa SMA pada mata pelajaran fisika. Problem posing adalah
perumusan soal sederhana yang berkaitan dengan syarat-syarat soal yang telah dipecahkan dalam rangka mencari
alternatif pemecahan soal. Problem Solving adalah suatu metode pembelajaran yang melatih siswa untuk
menghadapi berbagai masalah selain itu metode ini dapat mencari kunci permasalahan dan solusi dari suatu
permasalahan. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan ,model Problem Posing memberikan efek
kemampuan kognitif yang lebih baik dibanding model Problem Solving kepada siswa SMA di pelajaran fisika.
Hal ini dikarenakan model pembelajaran problem posing membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran tidak
berpusat pada guru, semua siswa terlibat dalam membuat soal, dengan membuat soal dapat menimbulkan
dampak terhadap kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan masalah.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Problem Posing, Problem Solving, dan Kemampuan Kognitif

Abstract

The purpose of this paper is knowing the affectivity of problem posing learning model and problem solving
learning model about cognitive achievement ability of senior high school students on physics lesson. Problem
posing is simple formulation question relating to the qualifications of question that have been solved in order to
find the alternative of solving question. Problem Solving is a learning method to trainee the student for facing
of various problem moreover this method can be find key of problem and solutions of a problem. Based on the
discussion that have been done, Problem Posing model gives cognitive ability effect better than Problem Solving
model in student of senior high school on physics lesson. This is because problem posing method makes student
more active and learning not centrally on teacher, all student involved in questions making, by making questions
can be induce the result about student cognitive ability on problem solving.

Kata Kunci : Learning Model, Problem Posing, Problem Solving, Cognitive Ability

I. Pendahuluan
Proses pembelajaran fisika menekankan pada memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
pemberian pengalaman langsung untuk tentang alam sekitar.
mengembangkan kompetensi agar peserta didik Dalam perkembangannya, fisika tidak hanya
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara merupakan sekumpulan fakta, prinsip, maupun
ilmiah. Pendidikan Fisika yang merupakan cabang hukum-hukum tetapi juga terkandung
dari pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu pengembangan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk Dengan kata lain fisika meliputi dua hal, yakni (1)
produk fisika berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, bahwa model pembelajaran adalah suatu
teori, model; serta (2) proses fisika berupa metode perencanaan yang digunakan sebagai pedoman
ilmiah dan sikap ilmiah. dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
Dalam proses belajar mengajar biasanya aktivitas pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan
terpusat pada guru, materi fisika disampaikan perangkat-perangkat pembelajaran. [1] Sedangkan
melalui ceramah sehingga peserta didik pasif, Majid (2013:13) menyatakan bahwa model belajar
problem-problem dari peserta didik jarang muncul. mengajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru
Kegiatan pembelajaran seperti ini tidak memberikan dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk belajar mengajar. [2] Dalam perubahan kurikulum
mengembangkan kemampuan dalam pemecahan KTSP menjadi Kurikulum 2013, Amri (2013:7)
masalah, penalaran, representasi, dan konseksi menyebutkan beberapa model pembelajaran yaitu
sehingga hal ini akan mengakibatkan rendahnya model pembelajaran berdasarkan masalah, model
kemampuan kognitif peserta didik. penemuan terbimbing, model pembelajaran
Berdasarkan kondisi tersebut, sehingga perlu langsung, model problem posing dan model
adanya inovasi pembelajaran fisika yang tidak problem solving. [3]
berpusat pada guru tetapi pembelajaran yang Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
memberikan kesempatan kepada peserta didik maka penulis menyimpulkan bahwa model
untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pembelajaran merupakan prosedur perencanaan
mengembangkan kemampuan kogntif siswa. pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman bagi
Pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
berpusat pada peserta didik memiliki keragaman aktivitas belajar mengajar yang bisa diterapkan pada
model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif model problem posing dan model problem solving.
dari peserta didik. Model-model tersebut antara lain
model pembelajaran model pembelajaran Problem Problem Posing
Posing (pengajuan masalah) dan Problem Solving
(pemecahan masalah). Problem posing mempunyai beberapa arti,
Model Problem Solving dipilih karena dengan Suryanto dalam Tatag dalam (Muchtadi, 2012)
metode ini proses pembelajaran menekankan mendefinisikan problem posing adalah perumusan
kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada
secara ilmiah, dimana ada sejumlah kegiatan yang dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana
harus dilakukan siswa. Sedangkan model Problem dan dapat dikuasai yang terjadi dalam pemecahan
Posing dipilih karena pada proses pembelajaran masalah soal-soal yang rumit.[4] Problem posing
mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri adalah perumusan soal yang berkaitan erat dengan
atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan- syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan dalam
pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu rangka mencari alternatif pemecahan masalah atau
pada penyelesaian soal tersebut. alternatif soal yang masih relevan menurut Silver
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dalam (Muchtadi,2012). [4] Berdasarkan pendapat
masalah yang diajukan yaitu bagaimana efektivitas para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan
penggunaan model problem posing dan model bahwa problem posing adalah perumusan soal
problem solving terhadap hasil belajar siswa SMA sederhana yang berkaitan dengan syarat-syarat soal
pada mata pelajaran fisika. Tujuan yang hendak yang telah dipecahkan dalam rangka mencari
dicapai dalam studi literatur ini adalah menjelaskan alternatif pemecahan soal.
efektivitas model pembelajaran problem posing dan Langkah-langkah pembelajaran problem posing
model problem solving terhadap pencapaian adalah siswa mengajukan dan menjawab soal dengan
kemampuan kognitif siswa SMA pada mata berkelompok berdasarkan dengan penjelasan guru
pelajaran fisika. ataupun pengalaman siswa itu sendiri. Maka,
langkah yang digunakan adalah (1) menjelaskan
II. Kajian Pustaka materi pelajaran dengan media yang telah
disediakan, (2) membagi siswa menjadi kelompok
Model Pembelajaran secara heterogen, (3) siswa mengajukan pertanyaan
Merupakan salah satu hal terpenting yang pada lembar soal, (4) menukarkan lembar soal pada
perlu diperhatikan guru untuk melakukan kelompok lainnya, (5) menjawab soal pada lembar
rancangan pembelajaran supaya tujuan yang ingin jawab, dan (6) mempresentasikan lembar soal dan
dicapai dalam pembelajaran dapat berjalan secara jawab didepan kelas.
maksimal. Menurut Trianto (2010:74) menyatakan
Setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan orang, (3) mengubah kebiasaan siswa belajar dengan
dan kekurangannya. Thobroni dan Mustofa (2012 : mendengarkan dan menerima informasi dari guru,
349) mengemukakan bahwa kelebihan metode (4) diterapkan secara langsung, yaitu untuk
problem posing adalah (1) mendidik siswa berpikir memecahkan masalah. [9]
kritis, (2) siswa aktif dalam pembelajaran, (3)
belajar menganalisis suatu masalah, (4) mendidik Kemampuan Kognitif
siswa percaya pada diri sendiri. Sedangkan Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan
kekurangannya adalah (1) memerlukan waktu yang pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh
cukup banyak, (2) tidak bisa digunakan dikelas para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif,
rendah, (3) tidak semua siswa terampil bertanya.[5] dan psikomotorik. Menurut Patmonodewo
(2003:27) kognitif merupakan tingkah laku yang
Problem Solving mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan
Menurut Purwanto (1999:17), problem solving atau yang dibutuhkan untuk menggunakan
adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, pengetahuan. Perkembangan kogntif menunjukkan
cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi perkembangan dari cara siswa berpikir untuk
baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai menyelesaikan berbagai masalah dapat
keinginan yang ditetapkan. [6] Selain itu Zoler dalam dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan
(Sutaji, 2012:17) menyatakan bahwa pengajaran kecerdasan. [10] Menurut Gange dalam Jamaris
dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang (2006:18) kognitif adalah proses yang terjadi secara
mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum, internal didalam pusat susunan syaraf pada waktu
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memecahkan siswa sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini
masalah disebut sebagai pengajaran yang berkembang secara bertahap, sejalan dengan
menerapkan metode pemecahan masalah.[7] Dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada
demikian problem solving adalah suatu strategi dipusat susunan syaraf. [11] Berdasarkan pendapat
yang dapat melatih siswa untuk menghadapi situasi tersebut disimpulkan bahwa kognitif adalah suatu
masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau tingkah laku yang mengakibatkan seseorang
solusi dari permasalahan itu. memperoleh pengetahuan, baik dari segi
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam kemampuan dalam memecahkan masalah yang
metode problem solving menurut Abdul Majid berkembang secara bertahap.
(2009:142-143) adalah (1) adanya masalah yang Benyamin S. Bloom dalam Djali (2006:77) telah
jelas untuk dipecahkan, masalah ini harus tumbuh mengembangkan taksonomi untuk domain kognitif.
dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya yang Taksonomi adalah metode untuk membuat urutan
diberikan oleh guru, (2) mencari data atau pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi
keterangan yang dapat digunakan untuk dari kegiatan mental dengan enam tahap sebagai
memecahkan masalah tersebut, (3) menetapkan berikut: (1) Pengetahuan (knowledge) ialah
jawaban sementara dari jawaban tersebut. Dugaan kemampuan untuk menghafal, mengingat atau
jawaban itu tentu saja didasarkan kepada data yang mengulangi informasi yang pernah diberikan, (2)
telah diperoleh, (4) menguji kebenaran jawaban Pemahaman (comprehension) ialah kemampuan
sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus untuk menginterpretasikan atau mengulang
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul informasi dengan bahasa sendiri, (3) Aplikasi
yakin bahwa jawaban tersebut cocok, (5) menarik (application) ialah kemampuan menggunakan
kesimpulan artinya siswa harus sampai pada informasi, teori dan aturan pada situasi baru, (4)
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah Analisis (analysis) ialah kemampuan mengurai
tadi. [8] pemikiran yang kompleks dan mengenai bagian-
Menurut Polya (2002:30) metode problem bagian serta hubungannya, (5) Sintesis (synthesis)
solving memiliki kelebihan dan kekurangan. ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang
Kelebihan model problem solving antara lain: (1) sama guna membentuk suatu pola pemikiran yang
Siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari- baru, (6) Evaluasi (evaluation) ialah kemampuan
hari, (2) melatih dan membiasakan siswa untuk membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah
menghadapi dan memecahkan masalah secara ditetapkan.[12]
terampil, (3) mengembangkan kemampuan berpikir
siswa secara kreatif, (4) siswa mudah dilatih untuk III. Pembahasan
mudah memecahkan masalahnya. Sedangkan
kekurangan metode ini adalah (1) memerlukan Beberapa penilitian menunjukkan bahwa
cukup banyak waktu, (2) melibatkan lebih banyak model pembelajaran problem posing memberikan
efektivitas yang lebih baik terhadap pencapaian startegi sehingga siswa terlibat aktif dalam kegiatan
kemampuan kognitif siswa SMA pada mata pembelajaan. Dengan menggunakan model problem
pelajaran fisika dibandingkan dengan model posing guru dapat memberikan informasi kepada
pembelajaran problem solving. Berdasarkan siswa yang dapat mengarahkan pada sikap kritis dan
penelitian Nunung Nurlaila (2013) berjudul kreatif. Dari hasil penelitian Herawati, Siroj, dan
“Pembelajaran Fisika dengan PBL menggunakan Basir dalam (Mukaromah, 2014) menunjukkan
problem solving dan problem posing ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
Kreativitas dan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa” problem posing membuat siswa lebih aktif dan
[13]
Selain itu, penelitian Abdul Azis (2013) berjudul kreatif dalam membentuk pengetahuannya, sehingga
“Perbedaan Penerapan pembelajaran berbasis dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
Problem Solving dan Problem Posing ditinjau dari konsep. [18]
Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa kelas X pada
Pokok Bahasan Gerak Lurus” [14] dan penelitian IV. Kesimpulan
Marsha Putri (2016) berjudul “Problem Solving
Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Model Problem Posing lebih berpengaruh
Problem Posing tipe Pre Solution Posing ditinjau terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA pada
dari Kemampuan Berpikir Kritis.” [15] Ketiga mata pelajaran fisika dibandingkan model Problem
penelitian tersebut menunjukkan bahwa model Solving.
Problem Posing lebih berpengaruh efektif terhadap
hasil belajar kognitif siswa SMA pada mata Belajar dengan menggunakan problem posing
pelajaran fisika dibandingkan model Problem melibatkan siswa untuk aktif dan kreatif dalam
Solving. merumuskan atau pngajuan soal, dimana siswa
Hal ini berdasarkan perbedaan dari model harus memikirkan dan menciptakan ide-ide dari
pembelajaran problem posing dengan problem suatu yang diberikan untuk diajukan sebagai
solving terletak pada asal masalah yang akan masalah. Dengan pembelajaran semacam ini
dipecahkan. Pada problem solving masalah yang membuat berpikir siswa dalam kreativitas dapat
diajukan berasal dari guru, sedangkan pada problem tumbuh. Oleh karena itu menyebabkan pemahaman
posing masalah yang diajukan berasal dari siswa konsep siswa lebih meningkat.
sendiri. Dalam pembelajaran problem posing siswa Pembelajaran dengan menggunakan model
diajak untuk aktif karena siswa dituntut untuk Problem Posing diharapkan dapat memberikan
mengembangkan informasi yang dimiliki siswa. kesempatan kepada peserta didik memahami konsep
English (1997:172) menyatakan bahwa - konsep materi yang diajarkan sehingga tercapai
model pengajuan soal dapat membantu siswa dalam hasil belajar yang lebih baik. Pengajuan suatu
mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap masalah dari peserta didik akan meningkatkan rasa
pelajaran fisika, sebab ide-ide siswa dicobakan ingin tahu dan bagaimana cara untuk
untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan menyelesaikannya. Hal ini akan mendorong peserta
dan dapat meningkatkan performannya dalam didik untuk menggunakan pengetahuan yang
pemecahan masalah. [16] Selain itu, problem posing dimiliki dan mencari cara untuk dapat memecahkan
menurut Christou dalam (Bonnoto,2005) yang masalah tersebut.
diketahui dari beberapa penelitian memberikan
bukti bahwa mempunyai pengaruh positif terhadap Ucapan Terimakasih
kemampuan kognitif untuk memecahkan masalah
dan diberikan kesempatan untuk mendapatkan Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan berkat
informasi tentang pemahaman konsep dan proses. bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
[17]
Ditemukan bahwa dengan mengajukan soal karena itu, pada kesempatan ini penulis
dapat meningkatkan persepsi mereka tentang materi mengucapkan terimakasih kepada Dra. Rini
yang sedang dibelajarkan, memberikan kesempatan Budiharti, M.Pd., Marsha Putri Kun Uminingtyas,
yang baik bagi siswa dan dapat menyiapkan siswa S.Pd., keluarga serta teman-teman.
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Kepustakaan
Dalam pembelajaran fisika di SMA, model
[1] Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
pengajuan soal sesuai dengan proses pembelajaran, Bumi Aksara.
yaitu agar siswa lebih aktif dan kreatif serta dapat [2] Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
diaplikasikan dalam masalah kehidupan sehari-hari. Remaja Rosdakarya
Oleh karena itu, guru sebaiknya memilih suatu
[3] Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & Model ditinjau dari Kreativitas dan Ketrampilan Berpikir Kritis
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Siswa. Tesis, Universitas Sebelas Maret, 2013.
Prestasi Pustakarya. [14] Aziz, Abdul, Perbedaan Penerapan pembelajaran berbasis
[4] Muchtadi, Eksperimen Pembelajaran Matematika Problem Solvingdan Problem Posing ditinjau dari
dengan Pendekatan Problem Posing Setting Kooperatif Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa kelas X pada Pokok
pada siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Kubu Bahasan Gerak Lurus. Skripsi, Universitas Negeri
Raya ditinjau dari aktivititas Belajar. Tesis, Universitas Yogyakarta, 2013.
Sebelas Maret, 2012. [15] Uminingtyas, Marsha Putri Kun, Problem SolvingTipe
[5] Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. (2012). Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem
Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Posing tipe Pre Solution Posing ditinjau dari
Praktik Pembelajaran dalam Pembengunan Nasional. Kemampuan Berpikir Kritis. Skripsi, Universitas Sebelas
Yogyakarta : Ar-ruzz Media Maret, 2016
[6] Poerwanto, Ngalim.2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik [16] English, Lyn D. 1997. Promoting Problem Posing
Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya Classrom Teaching Children Mathematics. Journal
[7] Sutaji, 2012. Website: Research In Research In Mathematics Educations.29(1):
https://modelpembelajaran1.wordpress.com/2016/02 172-179
/21/model-pembelajaran-problem-solving/, diakses [17] Bonotto, Cinzia. 2005. Realistic Mathematical
tanggal 1 Desember 2016 Modeling and Problem Posing. Italy : University of
[8] Majid, Abdul.2009. Perencanaan Pembelajaran Padova.
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: [18] Mukaramah, Efektivitas Pemberian Problem Posing
Remaja Rosdakarya Pada Model Pembelajaran TGT (Teams Games
[9] Polya, 2002. Website: Tournamen) terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Materi
http://faadhilahafif18.blogspot.co.id/2015/05/metod Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI
a-problem-solving-dalam-fisika.html, diakses tanggal 1 Semester II SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran
Desember 2016 2013/2014. Skripsi, Universitas Sebelas Maret, 2014.
[10] Soemiarti, Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Pra
Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta
[11] Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan
Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta
: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
[12] H.Djaali. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara
[13] Nurlaila, Nunung, Pembelajaran Fisika dengan PBL
menggunakan problem solving dan problem posing

Anda mungkin juga menyukai