Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Tangan Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6”

DOSEN PENGAMPU :

WINDA WIDYA SARI, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUKMA YUNINGSIH

NIM : 7173142033

PENDIDIKAN AKUNTANSI B

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
REVIEW JOURNAL

Judul PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN


MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6
Jurnal e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume dan halaman Volume 4. No. 3
Tahun 2016
Penulis Ni Luh Prihanjani
I Nyoman Wirya
Luh Ayu Tirtayani
Email prihanjani@yahoo.com
wiryanyoman14@gmail.com
ayu.tirtayani@undiksha.ac.id
Reviewer Sukma Yuningsih
Tanggal 22 Maret 2018
ABSTRAK PENELITIAN
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan berbicara anak setelah penerapan metode
bercerita berbantuan media boneka tangan pada anak usia 5-6
tahun semester I di TK Dharma Kartini Les Buleleng tahun
pelajaran 2016/2017.
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah anak usia 5-6 tahun semester I TK
Dharma Kartini Les Buleleng berjumlah 15 anak yang terdiri
dari 8 anak laki – laki dan 7 anak perempuan.
Assesment Data Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Kata Kunci Boneka tangan, metode bercerita, kemampuan berbicara.
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Teori Pendidikan anak usia dini merupakan langkah awal yang
penting untuk diperhatikan segala sesuatunya yang
menjadi pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya. Anak yang tidak mendapatkan pendidikan usia
dini, akan lamban dalam menerima segala sesuatu. Tidak bisa
dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini bisa dijadikan
penentu untuk melangkah menuju ke pendidikan selanjutnya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 (dalam Yusnita,
dkk 2012) tentang standar pendidikan anak usia dini,
menyebutkan ada 5 aspek yang perlu dikembangkan dalam
pendidikan anak usia dini yaitu, aspek perkembangan
kognitif, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan
moral agama, aspek perkembangan sosial-emosional dan
aspek perkembangan fisik motorik.
Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan
keterampilan dasar di taman kanak-kanak adalah
perkembangan bahasa. Bahasa dapat berkembang sesuai
dengan tingkatan usia yang dimiliki seseorang, semakin
bertambah umur seseorang semakin baik bahasa yang
dimiliki. Saat pelaksanaan proses pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan bahasa, anak usia dini sering
mengalami kesulitan dalam hal penguasaan kosa kata,
sehingga anak juga sering terkesan bosan dan kurang
termotivasi mengikuti pembelajaran. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut, peneliti melakukan tindakan dengan
menerapkan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka
Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak,
karena melalui kegiatan bercerita anak dapat berimajinasi
untuk mengembangkan kemampuannya bicaranya agar
berkembang sesuai tahapan perkembangannya. Alat peraga
boneka tangan yang peneliti gunakan, memiliki beberapa
keunggulan seperti bentuknya menarik, biaya pembuatannya
terjangkau, mudah untuk dimainkan oleh anak, dan mudah
didapat, selain itu media ini mampu menjangkau aspek
perkembangan bahasa, fisik, dan kognitif.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat
yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau
hanya sebuah dongeng yang didengarkan dengan
menyenangkan. Oleh karena orang yang menyajikan cerita
tersebut menyampaikannya dengan menarik. Menikmati
sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak semenjak ia
mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran di PAUD, karena
metode ini sangat membantu guru dalam menerapkan proses
pembelajaran di dalam kelas.
Boneka tangan adalah salah satu media penunjang yang
digunakan dalam membantu proses pembelajaran di dalam
kelas. Dengan digunakannya media boneka tangan sebagai
media pembantu, diharapkan informasi yang disampaikan
oleh guru kepada anak akan jauh lebih mampu anak terima
dengan baik. Selain sebagai alat bantu, media boneka tangan
juga bisa digunakan untuk merangsang anak agar mau lebih
fokus dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
METODE PENELITIAN
Langkah Penelitian Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, dimana
siklus I terdiri dari 8 kali pertemuan dan siklus II terdiri 6 kali
pertemuan. Siklus ini bisa saja bertambah jika tidak
memenuhi target penelitian.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu :
 Perencanaan
Rencana tindakan adalah tindakan apa yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan proses atau melakukan
perubahan perilaku sebagai solusi pembelajaran. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
(a) Mengkonsultasikan metode dan media yang akan
diterapkan,
(b) Membuat rancangan kegiatan penelitian,
(c) Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam
proses pembelajaran,
(d) Mengatur posisi anak dalam melaksanakan kegiatan
belajar,
(e) Menyiapkan instrumen penilaian.
 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah apa yang dilakukan oleh guru ataupun
peneliti sebagai upaya perbaikan dan peningkatan sesuai
dengan perubahan yang diinginkan. Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini adalah melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan RPPH yang telah disusun.

 Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan langsung untuk
mengenal dan menilai siswa bisa dengan berupa pertanyaan
langsung atau bisa juga berupa angket.

 Refleksi
Refleksi adalah suatu kegiatan mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil ataupun dampak tindakan
dari berbagai kriteria yang dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil refleksi ini, akan dilakukan perbaikan
kekurangankekurangan dalam proses pembelajaran.
Hasil Penelitian  Siklus I
Pada siklus I metode bercerota berbantuan boneka tangan
diterapkan selama 8 pertemuan. Hasil pada siklus ini terjadi
peningkatan dari hari kehari. Hari pertama anak belum
mampu dan belum fokus melakukan kegiatan yang
diberikan hingga hari kedelapan anak sudah mulai
memahami kegiatan yang diberikan namun belum mampu
bercerita menggunakan media boneka tangan, dimana pada
siklus I memperoleh hasil presentase 63,5%. Hasil yang
dicapai oleh anak berada pada kategori rendah. Karena
hasil yang di capai berada pada kategori 2 maka di
lanjutkan dengan siklus II.
 Siklus II
Pada siklus ini dilaksanakan dalam 6 pertemuan. Pada
siklus ini dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat
penerapan metode bercerita berbantuan media boneka
tangan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak
menggunakan lima indikator. Pada masing-masing
indikator yang muncul dalam pembelajaran akan diberi
bintang yakni 4 (berkembang sangat baik), 3 (berkembang
sesuai harapan), 2 (mulai berkembang), 1 (belum
berkembang). Dari hasil pengamatan dan temuan selama
pelaksanaan tindakan pada siklus II, hasil yang diperoleh
sudah tinggi yaitu 88,67%. Berikut adalah refleksi siklus II.
Dari hasil penelitian dan pengamatan penulis selama
pemberian tindakan pada siklus II banyak hal yang
membuat metode ini berhasil untuk meningkatkan
kemampuan berbicara anak, salah satunya adalah antusias
anak dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh
guru serta anak merasa begitu senang dan bersemangat
mengikuti pembelajaran. Dari 6 kali pertemuan yang
dilakukan pada siklus II ini, terlihat adanya peningkatan
signifikan yang terjadi pada kemampuan berbicara anak
setiap kali pertemuan, apalagi semenjak media dan
ceritanya divariasikan.
ANALISIS JURNAL
Kekuatan Penelitian Hasil yang ada pada penelitian ini di jelaskan dengan detail
dan dengan jelas sehingga para pembaca dapat dengan mudah
mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Tidak hanya itu
setelah di jelaskan tentang hasil yang di dapat penulis juga
menuliskan pembahasan dari hasil yang telah di dapatkan dan
itu akan semakin memperjelas hasil yang ada dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca tentang hasil
penelitian tersebut.
Kelemahan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa kekurangan yaitu :
 Pada metode penelitian hanya memaparkan siklus yang di
gunakan namun tidak menjelaskan secara detail bagaimana
langkah yang di terapkan dalam metode ini sehingga para
pembaca hanya mengetahui ilmu dari metode nya saja
namun pembaca tidak dapat mengetahui penerapan metode
yang digunakan.
 Pada hasil ;penelitian ini juga terdapat penjelasan bahwa
hasil disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, menghitung
mean, median, modus, grafik polygon dan membandinglan
rata – rata atau mean dengan model PAP skala lima, namun
dalam artikel tersebut terutama pada hasil tidak di jelaskan
dan dipaparkan tentang bentuk penyajian tersebut sehingga
membuat pembaca bingung dan bertanya – tanya tentang
bentuk penyajian tersebut.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penellitian dan pembahasan yang telah
diuraikan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
bercerita berbantuan boneka tangan dapat meningkatkan
kemampuan bercerita anak pada usia 5-6 tahun semester
ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 di TK Dharma Kartini Les
Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari skala PAP dengan
kategori redah pada siklus I dengan presentase 63,5% namun
terjadi peningkatan signifikan pada siklus II yaitu 88,67%.
Peningkatan kemampuan berbicara pada anak dapat terjadi
karena melalui penerapan metode bercerita, guru
menghadirkan situasi kenyamanan dalam proses bermain,
sehingga anak lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran karena anak merasa senang dan bersemangat tanpa
adanya beban ataupun merasa tertekan.
Saran  Saran saya untuk guru dan calon guru adalah penerapan
boneka tangan ini akan cocok digunakan untuk anak umur
5-6 tahun. Namun ada baiknya jika metode bercerita ini
diterapkan dengan berbagai variasi sehingga anak anak
tidak bosan
 Saran saya untuk peneliti ada baiknya jika membuat
penelitian meltode penelitian langkah – langkahnya di
jelaskan secara detail dan pada hasil penelitian di paparkan
apa yang memang seharusnya di paparkan seperti tabel
frekuensi sehingga itu bisa menambah pengetahuan
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai