Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN PANCASILA

SISTEM POLITIK INDONESIA


(Drs. H. Inu Kencana Syafiie, M.Si dan Azhari, SSTP.,M.Si)

DISUSUN OLEH :

NAMA : LESTARI BR SINULINGGA

NIM : 1173111053

DOSEN PENGAMPU : PULUNG SUMANTRI, S.Pd.,M.Pd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya
sehingga penulis dapat menyusun critical book report ini yang berjudul tentang “ Sistem Politik
Indonesia’ yaitu mata kuliah pancasila dengan lancar dan tepat waktu.

Penulis menyadari kelancaran dalam membuat laporan Critical Book ini yang penulis
buat bukanlah semata mata hanya karena kerja saya namun dibantu oleh teman penulis dan juga
arahan dari dosen pengampu.

Critical book ini berisikan tentang cara cara yang baik untuk menata pekerjaan didalam
kelas, dan bimbingan yang berguna untuk memanfaatkan waktu dan sumber daya seorang guru
semaksimal mungkin.

Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tidak retak. Meski telah disusun dengan
maksimal tentu lapoan CBR ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan , April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................

Daftar isi ...................................................................................................................

BAB I PENGANTAR

1.1.Latar Belakang ..................................................................................................

1.2.Tujuan ................................................................................................................

1.3Manfaat ................................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1.Identitas Buku ....................................................................................................

2.2.Isi Buku ...............................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1.Keunggulan Buku ..............................................................................................

3.2.Kelemahan Buku................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan .........................................................................................................

4.2.Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Critical book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada umumnya
di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical book ini pada dasarnya adalah
untuk membandingkan buku dengan buku lainnya. Namun pada hal ini yang dikritik yaitu satu
buku . Adapun yang di review yaitu buku tentang menenjemen kelas dimana disini kita
mereview buku atau melihat kelebihan dan kekurangan dari buku ini. Setiap buku yang dibuat
oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Suatu buku
dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan dengan kekurangan nya artinya buku ini
sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi bagi khalayak ramai.

Dalam CBR (Critical Book Report) ini penyusun akan mereviewbuku yang digunakan guru
sebagai pegangan dalam mengajarkan tentang bagaimana memanajemenkan kelas ataupun
mendisiplinkan kelas pada saat pembelajaran. Buku ini bukan hanya bisa digunakan guru di
dalam kelas namun juga bisa di aplikasikan di luar kelas ataupun masyarakat. Hal itu bisa
menjadi pedoman kita sebagai seorang guru untuk menjelaskan terhadap masyarakat bahwa
kedisiplinana lah hal yang sangat penting harus diciptakan pada saat pembelajaran dilakukan.

Setiap buku yang ditulis atau diterbitkan pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Sehingga kita para pembaca dapat lebih teliti lagi memilih buku yang tepat
untuk digunakan sebagai pegangan dalam mengajarkan pembelajaran manajemen kelas itu.

1.2.Tujuan

Adapun tujuan dari critical book report ini yaitu :

1. Mengulas isi sebuah buku.

2. Mengetahui informasi yang ada dalam buku.

3. Melatih diri untuk berfikir dalam mencari informasi yang diberikan pada setiap bab yang ada
pada buku.

4
1.3.Manfaat
Adapun manfaat dari critical book report ini adalah :

1. Menambah wawasan pengetahuan tentang system politik Indonesia..

2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi dengan
ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan daripada buku tersebut.

3. Melatih mahasiswa untuk merumuskan serta mengambil kesimpulan kesimpulan atas buku
yang di analisis.

5
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Identitas Buku

Buku

 Judul : Sistem Politik Indonesia


 Penyusun : Drs. H. Inu Kencana Syafiie, M.Si dan Azhari, SSTP., M.Si
 Penerbit : PT. Refika Aditama
 Kota terbit : Bandung
 Tahun terbit : 2008
 Bibliografi : 162 Halaman
 Indeks : ISBN 979 – 96055-6-3

6
2.2. Isi Buku

SISTEM POLITIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN

Pamudji, system adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau terorganisir,
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan
atau keseluruhan yang komplek atau utuh.

Prajudi, system adalah suatu jaringan daripada prosedur-prosedur yang berhubungan satu
sama lain menurut skema atau pola bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari
suatu usaha atau urusan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa system adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian ,
yang kait mengait satu sama lain, bagian anak cabang dari suatu system, menjadi induk dalam
rangkaian selajutnya.

Gabriel Almond, system politik adalah merupakan system interaksi yang ditemui dalam
masyarakat merdeka , yang menjalankan fungsi integrase dan adaptasi. System politik Indonesia
dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan mencapai tujuab nasional, maka sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945, pemerintah RI menyelenggarakan politik negara, yaitu keseluruhan
penyelenggaraan politik yang cenderung agak sentralistik karena UUD 1945 itu sendiri yang
integralistik dengan memanfaatkan segala kemampuan apartur negara serta segenap dana dan
daya demi terciptanya tujuan nasional

Politik dalam bahsa arab disebut “Siyasyah” yaitu siasat, dalam Bahasa inggris “politics”
politik berarti cerdik, bijaksana dalam pembicaraan untuk mewujudkan tujuan. Politik adalah
suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi juga seni karena banyak kita lihat
politikus tanpa Pendidikan ilmu politik tetapi mampu berkiat memiliki bakat. Menurut Johan
Kaspar Bluntschli, ilmu politik adalah ilmu yang memperhatikan masalah kenegaraan, yaitu
berusaha keras untuk mengerti dan paham kondisi situasi negara yang bersifat penting dalam
berbagai bentuk manifestasi pembangunan.

Indonesia adalah suatu bangsa dan negara secara politis, resmi merdeka sejak 17 Agustus 1945.
Pengelompokan system pemerintahan untuk melihat perbedaan dan persamaan dari berbagai

7
system pemerintahan dengan mengetahui tolak ukur pertanggungjawaban pemerintah suatu
negara terhadapa rakyatnya. System-sistem pemerintahan tersebut adalah sebagi berikut :

1. System pemerintahan parlementer, pada system ini pengawasan terhadap eksekutif oleh
legislative, jadi kekuasaan perlemen yang besar dimaksud untuk memberikan
kesejahteraan pada rakyat, pengawasan jalannya pemerintahan dilakukan wakil rakyat
yang duduk dalam parlemen.
2. System pemerintahan presidensial, pada system ini presiden memiliki kekuasaan yang
kuat, selain sebagi kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan yang mengetuai
cabinet.
3. System pemerintahan campuran pada system ini selain memiliki presiden sebagai kepala
negara, juga memiliki perdana Menteri sebagi kepala pemerintahan untuk meminpin
cabinet yang bertanggung jawab kepada parlementer.
4. System kediktatoran proletariat, dalam system ini , usaha pertama mereka sebenarnya
ditujukan untuk kemakmuran rakyat banyak tetapi karena rakyat banyak dihimpun dalam
suatu organisasi kepartaian tunggal(buruh) akhirnya jadi dominasi partai tunggal yang
disebut dengan partai komunis.

Hubungan Politik Dengan Ekonomi

Pembangunan politik di negara berkembang bertolak belakang denagn pembangunan


ekonomi, misalnay ketika kita hendak meningkatkan pembangunan politik diman sebagai
wakil rakyat mengartikulasikan kepentingan legislative harus menyuarakan keutuhan
masyarakat. Mereka disebut parlemen karena perle artinya berbicara. Sehingga mereka sering
mengkritik pemerintah dalam sebauh mosi tidak percaya karena yakin eksekutif bertanggung
jawab terhadap keslahan pemerintahan. Akibat kritik mosi tidak percaya akan berakibat
terhambatnya laju pembangunan ekonomi, bahkan gaji karyawan pun dapat tersendat.

BAB II SEJARAH POLITIK INDONESIA


A. Wacana
Sistem politik paternalistik dan yang kemudian melahirkan suatu bentuk negara kesatuan,
tidak urung telah melahirkan suatu bentuk pemerintahan yang sentralistis. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah di Indonesia, sudah dikenal
sejak masa Hindi Belanda, tetapi pemerintahan yang diselenggarakan oleh Hindia Belanda
bukanlah sebuah pemerintahan yang amanah sebagaimana tujuan terbentuknya sebuah

8
pemerintahan. Belanda hanya membentuk pemerintahan yang sekiranya dapat mempermudah
kepentingan mereka dalam menguras kekayaan Indonesia.
Masalah ketidakadilan pemerintah tetap menjadi persoalan yang memicu disintegrasi
bangsa, masalah utamanya adalah pemerintah pusat masih terus bermental priyanyi, mau
diperluas terus, tetap tidak ingin membangun persepsi bahwa pemerintah daerah adalah mitra
kerja yang terikat bukan karena paksaan dan syarat-syarat abnormal, kewibawaan yang
dipaksakan serta berbagai aturan feodal lainnya. Kenyataan bahwa indonesia adalah sebuah
bangsa yang besar, tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. Tetapi fakta bahwa banyak
masyarakat yang justru merasa tertindas oleh pemerintahnya sendiri, juga merupakan fakta lain
yang tidak bisa dielakkan.

B. Sebelum Kemerdekaan
Sejarah mencatat bahwa yang pertama menantang penjajahh dengan menggerakkan
masyarakatnya (baik mengangkat senjata maupun jalan jalur diplomatis) adalah Sultan Agung
Anyorokusumo (1591-1645). Bangsa Indonesia terjajah selama lebih kurang 350 tahun ileh
Bangsa Belanda, hal tersebut tidak benar karena pada kenyataannya masyarakat Aceh tidak
pernah berhasil dikuasai secara keseluruhan.
Taggal 8 desember 1941, pecah perang pasifik sebagai rangkaian Perang Dunia Kedua.
Hal tersebut membuat pemerintah Hindia Belanda tidak ketinggalan bertekuk lutut kepada
Pemerintahan Jepang pada tanggal 9 Maret 1942.

C. Proklamasi
Pada tanggal 17 Agustus 1945 ja, 10.00 WIB, indonesia mengumandangkan Proklamasi
Kemerdekaannya ke seluruh dunia. Peristiwa ini dicatat dan akan dikenang oleh seluruh bangsa
indonesia sampai kiamat.
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Dalam periode ini yang dipakai sebagai pegangan adalah UUD 1945, tetapi sudah barang
tentu belum dapat dijalankan secara murni dan konsekuen oleh karena bangsa indonesia baru
saja memproklamasikan kemerdekaannya. Walaupun UUD 1945 ini telah diberlakukan, namun
baru dapat terbentuk hanya presiden, wakil presiden, serta para menteri, dan para gubernur
sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.
2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
Dalam periode ini republik indonesia menjadi negara serikat. Sebetulnya bukan kehendak
seluruh bangsa Indonesia untuk memakai bentuk negara dan sistem pemerintahan, politik dan
administrasi negara.
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
Memperhatikan keadaan negara-negara bagian yang semakin sukar untuk diperintah
sedangkan kewibawaan pemeritah negara federal semakin berkurang selama penyelenggaraan
konstitusi RIS , apalagi didukung kenyataan bahwa indonesia terdiri dari berbagai ragam suku
bangsa, adat istiadat, agama, pulau-pulau, bahasa daerah, maka rakyat di daerah-daerah sepakat
untuk kembali ke bentuk negara kesatuan.
4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang

9
Dapat kita ketahui bersama bahwa UUD 1945 adalah undang-undang yang berusaha menjaga
persatuan di tengah-tengah kebhinekaan bangsa indonesia. Penulis katakan demikian karena
ada beberapa ketentuan dalam konstitusi ini yang membuat kuatnya kekuasaan presiden, dan
sentralistis ini terasa diperlukan dalam kebhinekaan untuk menghindari munculnya
keseparatisan propinsialisme.

D. Orde Lama
Sejarah Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir ini banyak memperlihatkan pertentangan
antara idealisme dan realita. Idealisme yang menciptakan suatu pemerintahan yang adil dan akan
melaksanakan demokratis sebaik-baiknya, serta kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.
Bertolak belakang dengan realita dalam pemerinatahan itu sendiri, karena pada kenyataannya
dan dalam perkembangannya kelihatan semakin jauh dari demokrasi yang sebenarnya.
Dalam periode demokrasi terpimpin pemikiran ada demokrasi barat banyak ditinggalkan.
Presiden soekarno sebagai pimpinan nasional tertinggi ketika itu menyatakan bahwa demokrasi
liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara indonesia. Posedur pemungutan
suara, dalam lembaga perwakilan rakyat dinaytakan sebagai tidak efektif dan bung Karno
kemudian memperkenalkan apa yang kemudia disebut dengan “musyawarah untuk mufakat”.
Ada dua belas defenisi sebenarnya yang tertata dalam demokrasi terpimpin, tetapi dua di
antaranya adalah abhwa tiap-tiap orang diwajibkan untuk berbakti kepada kepentingan umum,
masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian semua orang Indonesia dinyatakan berhak untuk
mendapat penghidupan yang layak dalam masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi apa yang
dimaksud dengan demokrasi ini adalah demokrasi yang mendasarkan sistem pemerintahannya
kepada musyawarah dan mufakat dengan pimpinan satu kekuasan sentral di tangan satu orang.

E. Orde Baru
Pemerintah orde baru memang memanfaatkan preman sebagai strategi untk melakukan
porak poranda yang pada akhir riwayatnya terkenal dengan teori layang-layang putus. Artinya
sewaktu kita menjadi anak-anak kita berebut layang-layang dan daripada tidak mendapat sama
sekali kita merobek-robeknya, begitulah dengan pemerintah bila tidak lagi berkuasa dan ada
kemungkinan dihujat bahkan diadili maka sebaiknya negara yang dulu diperintah ini
dihancurkan. Namun mau tidak mau, suka tidak suka, sejarah terus berjalan dan reformasi [un
diambang pintu.

F. Orde Refomasi
Pada tanggal 1 Mei 1998 pak Harto akhirnya mengundurkan diri yang disambut oleh
masyarakat, utamanya di Jakarta dengan tumpah ruah di jalan, mereka bersujud kepada pemilik
Alam ini dengan berlinang air mata, sesyukur itulah mereka, entahlah, mereka memang sudah
bosan dipimpin selama setengah abad hanya oleh dua orang saja.
Pemerintah Habibie sebenarnya memang tidak sama dengan pemerintah Soeharto,
bagaimana pun Habibie mengucapkan sebagai murid Soeharto beliau adalah seorang demokratis
yang ilmuwan, di amsa beliaulah para tahanan politik dibebaskan bahkan di masa beliaulah
untuk pertama kalinya pemilihan umum dilangsungkan secara demokratis melebihi pemilihan
umum tahun 1995.

10
BAB III LEMBAGA TINGGI NEGARA
A. Majelis Permusyawaratan Rakyat
MPR kini tidak menjadi lembaga tertinggi negara. Untuk keanggotaan MPR tahun 2004 -
2009 keseluruhan anggota MPR berjumlah 675 Orang terdiri dari 128 anggota DPD yang
terpilih masing masing 4 orang dari masing masing 32 propinsi di indonesia sedangkan partai
politik berdasarkan pemilihan, TNI Polri yang dulu hanya bertugas sebagai penjaga
keamanan kini diberi kursi di DPR maupun MPR.Gerakan reformasi yang dimotori oleh
mahasiswa hingga menjatuhkan pemerintahan suharto dan perlahan lahan menumbangkan
pemerintahan orde baru , serta merubah negeri ini hampir secara keseluruhan, serta banyak
melakukan amaden pada UUD 1945.Mengingat besarnya penguasaan pusat terhadap daerah
dengan dalih pencegahan separatisme , namun kenyataan sekaligus menjadi penguasaan
ekonomi maka dibentuklah pengganti UU No 5 Tahun 1974 tentang pokok pokok
pemerintahan didaerah dan UU No. 25 tahun 1999. Tentang perimbangan keuangan antara
pusat dan daerah. Selanjutnya kedudukan MPR hanya sebagai lembaga tinggi negara bukan
lembaga tertinggi.
B. Dewan Perwakilan Rakyat
Lembaga ini disebut parlemen karena kata Parle berarti bicara, artinya mereka harus
menyuarakan hati rakyat , artinya setekah mengartikulasikan dan mengagrgasikan kepada
pemerintah yang berkuasa. Oleh karena itu DPR dibentuk dipusat untuk mengkritisi
pemerintah pusat, dibentuk didaerah untuk mengkritisi pemerintah daerah baik propinsi
maupun kabupaten sesuai tingkatnya.
Jadi pemerintah eksekutif mempunyai peran mengurus sedangkan pemerintah legislatif
mempunyai peran mengatur dan mengawasi. Hak dan Kewajiban DPR yaitu :
Hak DPR : Hak petisi, Hak Budget, Hak interpretasi, hak amademen , hak angket, hak
inisiatif, hak prakarsa, hak untuk mengajukan pendapat.
Kewajiban DPR : mempertahankan pancasila dan UUD 1945, Menyusun anggaran
pendapatan dan belanja negara, memperhatikan aspirasi masyarakat.
C. Presiden dan Wakil Presiden
Wewenang dan kekuasaan presiden republik Indonesia dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
selaku kepala negara dan selaku kepala pemerintahan. Tugas dan tanggung jawab sebagai
kepala negara meliputi hal hal meliputi hal hal yang seremonial dan protokoler kenegaraan.
Kekuasaan dan kewenangan presiden sebagai kepala pemerintahan yaitu memimpinkabinet,
mengangkat dan melanyik menteri menteri, memberhentikan menteri menteri, mengawasi
operasional pembangunan, menerima mandat dari MPR RI. Dalam melakukan kewajibannya
presiden dibantu oleh seorang wakil presiden. Jika presiden mangkat/ berhenti maka wakil
presiden akan menduduki kekuasan dan menjadi presiden.

11
D. Mahkamah Agung
MA merupakan salah satu lembaga tinggi negara direpublik Indonesia, yang
merupakan pengadilan tertinggi dari semua lingkup pengadilan. Yang dalam
melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh pengaruh lain.
Ada empat fungsi mahkamah agung yaitu memutuskan permohonan kasasi, memutuskan
sengketa tentang kewenangan mengadili serta peninjauan kembali putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
E. Dewan Pertimbangan Agung
Dewan Pertimbangan Agung adalah lembaga pertimbangan yang memberikan
usulan dan tanggapan kepada kepala negara , serta menjawab pertanyaan yang
disampaikan kepala negara. DPA Merupakan sebuah beban badan yang berkewajiban
memberi pertimbangan kepada pemerintah. Di Indonesia badan ini hanya merupakan
badan penasehat belaka yang tidak banyak memiliki wewenang yang memaksa. DPA
adalah penasehat presiden namun tetap tidak dibawah kedudukan presiden.
F. Badan Pemeriksa Keuangan
BPK adalah lembaga tinggi negara di republik indonesia yang bertugas
memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara , kekayaan negara, pelaksanaan
APBN , dan anggraan BUMN berdasarkan ketentuan undang undang. Ada tiga fungsi
pokok BPK yaitu fungsi operatif, rekomendasi dan yudikatif.
G. Mahkamah Konstitusi
MK merupakan salah satu lembaga pemegang kekuasaan kehakiman disamping
mahkamah agung beserta badan peradilan yang berada dibawahnya. Mahkamah
konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang undang terhadap konstitusi , memutuskan segala
sengketa kewenangan lembaga negara , yang kewenangannya diberikan UUD ,
memutuskan pembubaran partai politik dan memutuskan perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.
BAB IV : PARTAI POLITIK DAN PEMILU
A. Partai Politik
Menurut Miriam Budiardjo, Partai Politik adalah suaru kelompok yang terorganisir yang
anggota - anggotanya memiliki orientasi, nilai - nilai dan cita - cita yang sama, tujuan kelompk
ini adalah untuk memperoleh kekuasaan Politik dan berebut kedudukan politik (biasanya)
dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan mereka.
B. Kekuatan Politik
Partai Politik adalah salah satu dari infra struktur politik, Sedangkan infra struktur politik
di Indonesia meliputi keseluruhan kebutuhan yang diperlukan di bidang politik dalam rangka
pelaksanaan tugas - tugas yang berkenaan dengan asal mula, bentuk dan proses pemerintahan
pada tingkat negara. Hal ini dapat dilihat dari berbagai organisasi, sistem, dan proses kerja.
Demikian bahwa organisasi Politik yang resmi tampak seperti partai politik, perkumpulan buruh,
tani, nelayan, pedagang, organisasi wanita, dan lain sebagainya. Contoh organisasi yang begitu

12
besar pengaruhnya bagi eksistensi umat Islam di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama,
Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, Tarbiyah Islamiyah Dan lain sebagainya.
C. Budaya Politik Indonesia
Menurut Kontjaraningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
Sedangkan Menurut Mohammad Hatta, Kebudayaan merupakan ciptaan hidup dari suatu bangsa.
Dengan demikian, kebudayaan dekat kaitannya dengan ilmu - ilmu seperti sosiologi, antropologi,
dan psikologi terutama tentang kebudayaan masyarakat karena mengkaji tentang pola perilaku
seseorang ataupun sekelompok orang (Suku). Adupun contoh budaya yang dimaksud seperti
Budaya Politik Jawa, budaya politik Minangkabau, budaya politik Sunda dan lain sebagainya.
D. Analisis Politik
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman suku dan budaya, dapat dilihat
mulai dari Sabang sampai Marauke. Bahkan bukan hanya keberagaman budaya saja, melainkan
Indonesia juga kaya akan keragaman agana, pulau, bahasa dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
para pendiri republik ini (founding fathers) menciptakan konstitusi yang begitu integralistik
sehingga resikonya Undang - Undang Dasar 1945 selain menciptakan multi tafsir, juga
menimbulkan kuatnya kekuasaan eksklusif karena dianggap memperkuat kesatuan dan persatuan
untuk mengantisipasi kebhinekaan tersebut.
E. Pemilihan Umum
Di Indonesia telah berulang kali dilangsungkan Pemilihan Umum yang disebut sebagai
peserta demokrasi Pancasila Rakyat Indonesia. Baik dalam masa orde lama, orde baru, dan
reformasi. Umumnya dalam pemilu terdapat 2 sistem yang digunakan yaitu sistem distrik dan
sistem proposional.

BAB V PEMERINTAHAN DAERAH


A. Otonomi Daerah pada Masa Orde Lama
Era 1945-1949 indonesia masih bergelut melawan belanda dengan sekutunya yang ingin
menjajah kembali indonesia. Dalam UU No.22 Tahun 1948 tentang pemerintahan daerah,
kewenangan DPRD sangat besar, dan dengan mudah dapat kita tarik kesimpulan, bahwa UU
No.22 Tahun 1948 dibuat dengan sistem parlementer. Sebab kewenangan kepala daerah sangat
minimal, bila dibandingkan dengan kewenangan kepala daerah dalam UU No.5 Tahun 1974
tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Juga di atur dengan tegas dalam Pasal 26, bahwa
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat membela kepentingan daerah dan penduduknya
dihadapan pemerintah dan DPR.

13
B. Otonomi Daerah pada Masa Orde Baru
Krisis Politik yang mengiringi meletusnya G30SPKI tahun 1965, dengan sendirinya juga
menyebabkan terjadinya krisis ekonomi. Keadaan ekonomi indonesia pada saat itu sangat
terpuruk, rupiah mengalami apresiasi yang sangat tajam terhadap Dollar Amerika, inflasi pada
akhir pemerintahan orde lama dan awal orde baru adalah 600%. Akibat krisis politik dan
keterpurukan ekonomi yang ada menyebabkan jendral Soeharto yang didukung oleh kalangan
teknorat menyusun strategi pembangunan ekonomi, dan mengesampingkan pembangunan
politik. Walaupub demikian, pemerintahan orde baru harus mempertahankan kekuasaannya
melalui pemilu.
Agar kekuasaan dapat efektif dan tetap dipatuhi, maka yang harus dilakukan adalah
pemerintahan yang sentralis. Pilihan pemerintahan yang sentralis ini disamping akan
menciptakan stabilits yang kuat, juga akan membuat daerah-daerah dapat dikuasai. Jadi otonomi
yang nyata dan bertanggungjawab sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No.5 Tahun 1974
dalam Pasal 11 hanya merupakan retorika belaka, sebab sampai UU No.5 Tahun 1974 dicabut,
tidak pernah ada peraturan Pelaksanaannya.
Otonomi Daerah pada Masa Reformasi
Krisis moneter yang melanda Asia kemudian menjadi momentum untuk menggusur
pemerintahan orde baru. Terlepas dari keberhasilannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
pemerintah orde baru telah gagal menciptakan sistem politik dan kehidupan bernegara yang
demokratis.
D. Kekhususan Yogyakarta dan Aceh serta Otonom Khusus Papua
1. Keistimewan Yogyakarta
2. Keistimewaan Aceh
3. Otonomi Khusus Untuk Papua
E. Keberadaan Daerah Istimewa dalam Sistem Pemerintahan Daerah

BAB VI : HUKUM DAN POLITIK

Sumber hukum berdasarkan TAP MPR-RI No. 3/MPR/2000 tentang sumber hukum dan
tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, maka sumber hukum terdiri dari
sumber hukum tertuli dan sumber hukum tidak tertulis. Untuk sumber hukum tertulis urutannya
adalah sebagai berikut: 1) Pancasila, 2) Pembukaan UUD 1945, 3) Batang tubuh UUD 1945, 4)
TAP MPR, 5) undang-undang, 6) peraturan perundang-undangan, 7) Peraturan Pemerintah, 8)
Keputusan Presiden, 9) peraturan daerah. Pancasila adalah dasar negara NKRI, sedangkan tujuan

14
negara yang meliputi: 1) memajukan kesejahteraan umum, 2) mencerdaskan kehidupan bangsa,
3) melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial dijiwai oleh Pancasila itu sendiri. Konstitusi merupakan hukum dasar untuk pedoman
dalam penyelenggaraan pemerintahan terdiri dari undang-undang dasar (konstitusi tertulis) dan
konvensi (konstitusi tidak tertulis) Konstitusi Indonesia adalah undang-undang Dasar 1945 yang
disahkan sehari sesudah proklamasi, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, bersamaan dengan
pemilihan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden
pertama Republik Indonesia. Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi
Tujuh Kunci Pokok yang masing-masing yaitu, 1) Indonesia adalah negara yang berdasarkan
atas hukum, 2) sistem konstitusional, 3) Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan mpr (untuk
bidang konstitusi), 4) Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara tertinggi dibawah
majelis, 7) presiden tidak bertanggung jawab kepada dewan perwakilan rakyat, 6)menteri negara
adalah pembantu presiden menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, 7) Kekuasaan
kepala negara tidak terbatas.

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. KELEBIHAN DARI BUKU

Adapun kelebiham dari pada isi buku yang dapat kita lihat yaitu :

1. Dalam segi sampul bahwa sampul buku cukup menarik. Itu dapat kita lihat karena
judul daripada buku yaitu sistem politik indonesia dan sampulnya terkesan sederhana
namun tidak membosankan jika kita lihat.
2. Dalam segi isi, adanya prakata yaitu lembaran awalan dijelaskan dengan jelas apa
yang menjadi topik daripada pembahasan buku ini. Dengan adanya itu maka pembaca
akan mengetahui apa yang menjadi isi dasar dari pada buku tanpa membaca bab yang
selanjutnya. Mereka akan mudah mencari informasi yang mereka inginkan. Buku ini
memuat informasi tentang sistem politik di Indonesia dengan luas dan faktual. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya buku referensi yang digunakan atau pun pendapat para
ahli.
3. Dalam segi kelengkapan pembahasan. Pembahasan materi sudah lengkap. Informasi
yang disajikan sudah sangat membantu pembaca untuk mengetahui atau memahami
bagaimana pengelolaan kelas yang efektif itu. Buku ini memiliki kekayaan informasi
akan sistem politik Indonesia dari sejak penjajahan hingga reformasi. Semunya
dikemas dengan rinci dan luas.
4. Dalam segi isi materi. Isi materi memuat hal hal yang penting penting saja. Dengan
hal itu pembaca akan lebih mudah memahami ataupun mendapatkan informasi yang
ada pada buku.
5. Adanya istilah-istilah lain memperkaya informasi dalam buku seperti bahasa inggris
dan istilah-istilah politik lainnya

3.2. KELEMAHAN BUKU

Adapun beberapa kelemahan daripada buku yaitu :

1. Dari segi isi buku. Dalam buku ada beberapa pembahasan yang belum tuntas di
jelaskan. Hal itu memebuat pembaca merasa bingung dengan pembahasan materi
yang sedang dibaca. Sehingga membuat pembaca harus membaca buku lain untuk
menuntaskan pemahaman daripada materi yang kurang lengkap itu.

16
2. Dari segi penulisan masih kurang. Hal itu dapat kita lihat ada beberapa pembahasan
penulisan materinya tidak rapi sehingga akan memebuat pembaca akan cepat bosan
dalam membaca nya.
3. Di dalam buku tidak ada biografi tentang penulis sehingga membuat pembaca kurang
mengenal biografi daripada penulis buku.
4. Tidak adanya glosarium ataupun indeks buku yang membuat pembaca akan lebih
mudah mencari informasi yang mereka inginkan.
5. Buku ini terlalu full teks sehingga pembaca cepat merasa jenuh ketika membaca.
Perlu adanya ilustrasi gambar dan sebagainya.
6. Rangkuman sebagai inti dalam setiap bab itu tidak ada.

17
BAB IV

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai system


demokrasi, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat.
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang
meletakkan dasar pembentukan Negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam
suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah
payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem
pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27
Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik.
Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah
terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan
konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan. Sistem politik
Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhanberbagai kegiatan dalam Negara
Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.

6.2. Saran

Penyusun menyarankan kepada pembaca agar memberi tanggapan terhadap


kekurangan dalam makalah ini sebagai acuan untuk memperbaiki penyusunan makalah
berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Inu Kencana dan Azhari. 2008. Sitem Politik Indonesia. Bandung: PT : Refika Aditama.

19

Anda mungkin juga menyukai