1
1
Disusun oleh :
2017
Oleh karena itu, makalah ini diharapkan agar para pembaca yang sudah
berkenan membaca dengan tulus ikhlas serta bimbingan dan bantuan serta
dorongan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga dengan
hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis dan
pembaca Amin.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Definisi .................................................................................................... 3
B. Klasifikasi ............................................................................................... 3
C. Etiologi .................................................................................................... 4
D. Patofisiologi ............................................................................................ 4
E. Data Penunjang ....................................................................................... 6
F. Penatalaksanaan ...................................................................................... 6
BAB IV
A. Kesimpulan ............................................................................................ 19
ii
A. Latar Belakang
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah lahir (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004). BBLR sampai
saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak Negara,
karena dianggap menjadi salah satu faktor penyebab kematian bayi. Menurut
WHO, di seluruh dunia lahir sekitar 20 juta bayi dengan berat lahir rendah dan
19 juta diantaranya lahir di beberapa negara berkembang dengan angka insiden
antara 11 persen sampai 31% (Istiarti, 2000). Pada negara berkembang keadaan
ini diperburuk oleh kekurangan nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada
defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu
hamil dan bayi baru lahir (Parra, et al., 2005).
Berdasarkan penelitian tersebut, bayi yang berjenis kelamin perempuan
mempunyai risiko untuk terjadinya BBLR sebesar 1,32 kali dibandingkan bayi
laki-laki. Ibu yang berpendidikan rendah mempunyai risiko 1,55 dibandingkan
ibu yang berpendidikan tinggi. Sementara itu jumlah anak mempunyai risiko
protektif dan ibu yang tidak melakukan ANC mempunyai risiko 2,03 kali untuk
terjadi BBLR dibandingkan ibu yang melakukan ANC (Pramono, dkk. 2008).
Kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) sayangnya tidak menjadi prioritas
pemberitaan di media nasional kita. Informasi terkini tentang jumlah BBLR
pun hanya bisa kita dapatkan di situs-situs perguruan tinggi tertentu yang
pernah mengadakan penelitian mengenai bayi yang lahir dengan berat badan
rendah. (Dikutip dari Mochamad dan Astridya dalam Jurnal “Pola Kejadian
Dan Determinan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di
Indonesia Tahun 2013”)
Sebuah laporan oleh UNICEF menyebutkan angka BBLR di Indonesia
adalah sekitar 11,1 persen pada tahun 2011, termasuk tinggi jika dibandingkan
angka BBLR di negara tetangga seperti Vietnam (5,3 persen) dan Thailand (6,6
persen).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari Berat Bayi Lahir Rendah?
2. Bagaimana pengaplikasian asuhan keperawatan dari Berat Bayi Lahir
Rendah dengan menggunakan NANDA, NOC, dan NIC?
C. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Untuk mengetahui pembaca mengenai asuhan keperawatan anak dengan
BBLR
2. Tujuan Intruksional Khusus
Tujuan khusus yang ingin capai dari makalah ini adalah penulis dapat
mengetahui:
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Etiologi
d. Patofisiologi dan Pathway
e. Data penunjang
f. Penatalaksanaan
g. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah
A. Definisi
Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang
dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Penyebab terjadinya
bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial. Namun, penyebab
terbanyak yang mempengaruhi adalah kelahiran prematur (Proverawati &
Sulistyorini, 2010).
Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu
jam setelah melahirkan). (Menurut Ribek dkk., 2011)
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012). Dikutip
dalam buku Nanda, (2013).
Dari definisi BBLR diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa
Berat Badan Lahir Rendah adalah dimana bayi yang lahir dengan berat
badannya kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan dan
penyebabnya secara umum bersifat multifaktorial.
B. Klasifikasi
Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan berdasarkan
berat badan waktu lahir, yaitu:
1) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan
berat lahir 1500-2500 gram.
2) Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir
dengan berat lahir < 1500 gram.
3) Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir
dengan berat lahir < 1000 gram.
F. Penatalaksanaan
Dengan memperhatikan gambaran klinik diatas dan berbagai kemungkinan
yang dapat terjadi pada bayi BBLR, maka perawatan dan pengawasan bayi
BBLR ditujukan pada pengaturan panas badan , pemberian makanan bayi, dan
menghindari infeksi.
1.) Pengaturan Suhu Tubuh Bayi BBLR
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan
berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan
lemak coklat ( brown fat).
Untuk mencegah hipotermi, perlu diusahakan lingkungan yang
cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat komsumsi oksigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi dirawat
dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang
dari 2000 gr adalah 35oC dan untuk bayi dengan BB 2000 gr sampai 2500
gr 34oC, agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37oC.
Kelembaban inkubator berkisar antara 50-60 persen . Kelembaban yang
lebih tinggi di perlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernapasan.
Suhu inkubator dapat di turunkan 1oC per minggu untuk bayi dengan berat
badan 2000 gr dan secara berangsur angsur ia dapat diletakkan di dalam
tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27oC-29oC.
4.) Pernapasan
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing,
trachea, bronchiolus, bronchiolus respiratorius, dan duktus alveeolaris ke
alveoli. Terhambatnya jalan nafas akan menimbulkan asfiksia, hipoksia
dan akhirnya kematian. Selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi
dengan asfiksia yang terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat lahir
dengan asfiska perinatal. Bayi BBLR juga berisiko mengalami serangan
apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat memperoleh oksigen
yang cukup yang sebelumnya di peroleh dari plasenta. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera setelah lahir (aspirasi
lendir), dibaringkan pada posisi miring, merangsang pernapasan dengan
menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal , dilakukan
ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian natrium
bikarbonat dan pemberian oksigen dan selama pemberian intake dicegah
terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini dapat mencegah sekaligus
mengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi BBLR.
Terapi surfaktan secara cepat meningkatkan jumlah baik alveoli
maupun jaringan interstisial sekitarnya. Surfaktan eksogen yang diberikan
akan diambil oleh sel tipe II dan kemudian diproses untuk kemudian
diresekresi. Surfaktan eksogen yang diberikan akan bertahan di paru dan
tidak cepat mengalami degradasi. Dosis terapi surfaktan eksogen yang
diberikan tidak menyebabkan umpan balik negatif berupa hambatan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Berisi identitas pasien antara lain; nama, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, alamat, agama, nomor rekam medis dan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Bayi dengan berat badan < 2500 gram
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan seperti
kelainan kardiovaskular.
a. Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis?
b. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan sebelumnya?
c. Apakah ibu seorang perokok?
d. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat?
4. APGAR skore
Sistem penilaian ini untuk mengevaluasi status kardiopulmonal dan
persarafan bayi. Penilaian dilakukan 1 menit setelah lahir dengan penilaian
7-10 (baik), 4-6 (asfiksia ringan hingga sedang), dan 0-3 (asfiksia berat)
dan diulang setiap 5 meint hingga bayi dalam keadaan stabil.
0 1 2
Appearance Seluruh tubuh biru Tubuh Seluruh tubuh
Warna kulit atau pucat kemerahan, kemerahan
ekstremitas biru
Pulse Tidak ada < 100 > 100
Denyut jantung
Grimace Tidak merespon Menangis lemah/ Menangis kuat
Refleks stimulasi merintih
Activity Lemah/tidak ada Gerakan sedikit Aktif
Tonus otot
Respiration Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat,
Pernapasan/Usaha teratur pernapasan
napas teratur
6. Pemeriksaan Reflek
a) Refleks berkedip: dijumpai namun belum sempurna
b) Tanda babinski: jari kaki mengembang dan ibu jari kaki sedikit
dorsofleksi
c) Merangkak: bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki,
namun belum sempurna
2. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas neurologis
2) Ketidakefektifan termoguregulasi berhubungan dengan usia yang ekstrem
3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan