Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBUTUHAN
NUTRISI PADA PASIEN MASA PEMULIHAN/POST OPERASI.”
2. Ns. Evy Aristawati,S. Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Gizi yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Penulis.
i|kebutuhan nutrisi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................4
2.1. Pengertian Pasca Operasi .........................................................................................................4
2.2. Tujuan Diet Pasca Operasi .......................................................................................................4
2.3. Diet yang Dianjurkan................................................................................................................5
2.4. Syarat Diet Pasca Operasi ........................................................................................................5
2.5. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian ...........................................................................................5
2.5.1. Diet Pasca Bedah I (DPB I) ......................................................................................5
2.5.2. Diet Pasca Bedah II (DPB II) ....................................................................................6
2.5.3. Diet Pasca Bedah III .................................................................................................6
2.5.4. Diet Pasca Bedah IV .................................................................................................6
2.6. Tips Perawatan Pasca Opersai .................................................................................................7
2.7. Contoh Diet Pasca Operasi ......................................................................................................7
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................................9
3.2. Saran ......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................11
ii | k e b u t u h a n n u t r i s i
BAB I
PENDAHULUAN
1|kebutuhan nutrisi
Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih dari
24 jam akan terjadi proses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen hati dan
otot. Badan manusia tanpa asupan nutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori).
Cadangan kalori habis memicu terjadi gluconeogenesis yang diambil dari proteolisis
otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan menurunnya integritas sel, sistem
imunitas dan enzim. Puasa panjang dengan mengistirahatkan saluran pencernaan
diperlukan asupan nutrisi yang memadai.
Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa yang paling sulit, sebab rasa
nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Hormone-hormon yang ada juga dapat mengacaukan emosi, membuat pasien pasca
operasi mudah menangis dan lelah. Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-
latiham karena hal itu dapat meningkatkan movbilitas yang akan mmpermudah saat
pulang ke rumah nantinya. Sebelum meninggalkan rumah sakit, perlu untuk
memastikan bahwa semua hal sudah siap bagi pasien dan aka nada cukup bantuan
saat pasien pulang kerumah. Setelah operasi, rasanlya nyaris mustahil untuk
melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun. Ada gerakan-gerakan tertentu
yang mungkin sulit untuk dilakukan sendiri.
Pengaruh pembedaan terhadap metabolisme pascabedah tergantung berat
ringannya pembedaan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekresi nitrogen dan natrium
yang dapat berlansung selama 5-7 hari atau lebih pascabedah. Peningkatanekresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setalah lama tidak
bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energy, sedangkan luka dan
pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. cairan yang
hilang perlu diganti.
2|kebutuhan nutrisi
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3|kebutuhan nutrisi
2.1 Pengertian Pasca Operasi
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak
bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan
4|kebutuhan nutrisi
perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang
hilang perlu diganti.
5|kebutuhan nutrisi
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh
manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan
dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu
diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
1) Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari
buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur.
Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu
dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk
waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh
diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
3. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna
atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
1) Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan
makanan parenteral bila diperlukan.
4. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
a. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
b. Pasien pascabedah besar, setelah diet pasca-bedah III
1) Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan
lengkap dan 1 kali makanan selingan. Jika makanan pokok berupa bubur atau
nasi tim tidak habis, makanan selingan diberikan dua kali. Contoh makanan
6|kebutuhan nutrisi
selingan, dua keping biskuit atau satu porsi puding dan segelas susu. Makanan
yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan
cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin
lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan
cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan
kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Contoh Menu
PAGI
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
Telur Rebus Setengah Matang
7|kebutuhan nutrisi
Pukul 10.00
Puding caramel atau es krim
Siang
Bubur Saring
Gadon daging
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya
Pukul 16.00
Puding Saus Peach
Sore
Bubur Saring
Ayam Giling Bumbu
Tahu kukus
Sup Oyong Variasi
8|kebutuhan nutrisi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dilihat dari paparan / penjelasan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan. Diet
tindakan bedah itu terdiri dari 2 yaitu diet tindakan pra bedah dan diet tindakan pasca
bedah . Tujuan diet pra bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien
dalam keadaan optimal pada saat pembedahan,sehinggan tersedia cadangan untuk
mengatasi stress dan penyembuhan luka. Sedangkan tujuan dari diet pasca bedah
ialah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
dengan cara memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi, protein ),menggantikan
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan gizi lain, dan memperbaiki
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Pembedahan terdiri dari 2 macam yaitu bedah minor dan bedah mayor. Dan
operasi terdiri dari 2 sifat yaitu bersifat segera dalam keadaan darurat atau cito dan
bersifat berencana atau elektif. Macam-macam penyakit yang membutuhkan
pembedahan yaitu antara lain penyakit yang paling utama membutuhkan pembedahan
adalah penyakit saluran cerna, jantung, ginjal, saluran pernapasan dan tulang serta
penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan
hipertensi.
Indikasi Diet Pasca Bedah ini terbagi atas 4 yaitu Diet Pasca Bedah I ( DPB ),
Diet Pasca Bedah II ( DPB II), Diet Pasca Bedah III (DPB III), dan Diet Pasca
Bedah IV (DPB IV). Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung adalah pemberian
makanan bagi pasien dalam keadaan khusus seperti koma, terbakar, gangguan psikis.
Makanan harus diberikan lewat pipa lambung (enteral) atau Naso Gastrik Tube
(NGT). Sedangkan Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum ialah dengan cara makanan
diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan
tidak merangsang jejenum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes
9|kebutuhan nutrisi
demi tetes secara perlahan ,aga tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini juga diberikan
pada waktu yang singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat besi lainnya.
3.2. Saran
10 | k e b u t u h a n n u t r i s i
DAFTAR PUSTAKA
11 | k e b u t u h a n n u t r i s i