Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN MASA PEMULIHAN/POST


OPERASI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas MK GIZI

Disusun oleh kelompok 5 :


1. Dinda Fadilla Putranti (1801058)
2. Evita Cahya Nengse (1801060)
3. Hide Sampurna (1801064)
4. Na’i Mathur Rodiyah (1801076)
5. Nurmala Iswatul Habibah (1801079)
6. Nurul Ida Milyati (1801080)
7. Siti Annisa Ulhofiyah (1801089)
8. Syakira Sierly Amalia (1801090)

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKIA KAMPUS PASURUAN

Jl. KH Mansyur No. 207, Tembokrejo, Purworejo

Kota Pasuruan, Jawa Timur 67118, Telp. (0343) 426730

TAHUN AJARAN 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBUTUHAN
NUTRISI PADA PASIEN MASA PEMULIHAN/POST OPERASI.”

Dengan selesainya makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ns. H. Nurul Huda, S.Psi, S.Kep, M.Si selaku Direktur kampus

2. Ns. Evy Aristawati,S. Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Gizi yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki


penulis, masih dirasakan banyak kekurang tepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.

Pasuruan, 8 juli 2019

Penulis.

i|kebutuhan nutrisi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................4
2.1. Pengertian Pasca Operasi .........................................................................................................4
2.2. Tujuan Diet Pasca Operasi .......................................................................................................4
2.3. Diet yang Dianjurkan................................................................................................................5
2.4. Syarat Diet Pasca Operasi ........................................................................................................5
2.5. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian ...........................................................................................5
2.5.1. Diet Pasca Bedah I (DPB I) ......................................................................................5
2.5.2. Diet Pasca Bedah II (DPB II) ....................................................................................6
2.5.3. Diet Pasca Bedah III .................................................................................................6
2.5.4. Diet Pasca Bedah IV .................................................................................................6
2.6. Tips Perawatan Pasca Opersai .................................................................................................7
2.7. Contoh Diet Pasca Operasi ......................................................................................................7
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................................9
3.2. Saran ......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................11

ii | k e b u t u h a n n u t r i s i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah
satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana
menangani masalah. Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam
penyakit yang mungkin sudah ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam
penyelidikan ahli termasuk penyakit, penangananya serta pola gizi melalui diet yang
tepat.
Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal
yang penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan
masyarakat mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk
itu kita perlu memberi kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan
diet, dll
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian tubuh
ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan,
dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan luk.
Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Tahap-
tahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahap pembedahan (intra
operasi), Tahap pasca bedah (post operasi),
Kondisi tubuh pada pembedahan tubuh sengaja dibuat luka sehingga terjadi
stres yang menyebabkan perubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang kompleks.
Akibat dari luka terjadi proses penyembuhan luka yang merupakan proses kompleks
dan banyak yang terkait. Kebutuhan kalori, protein, lemak dan elektrolit sangat
diperlukan untuk kebugaran fisik dan penyembuhan luka pasca bedah.

1|kebutuhan nutrisi
Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih dari
24 jam akan terjadi proses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen hati dan
otot. Badan manusia tanpa asupan nutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori).
Cadangan kalori habis memicu terjadi gluconeogenesis yang diambil dari proteolisis
otot juga dari protein viseral yang mengakibatkan menurunnya integritas sel, sistem
imunitas dan enzim. Puasa panjang dengan mengistirahatkan saluran pencernaan
diperlukan asupan nutrisi yang memadai.
Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa yang paling sulit, sebab rasa
nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Hormone-hormon yang ada juga dapat mengacaukan emosi, membuat pasien pasca
operasi mudah menangis dan lelah. Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-
latiham karena hal itu dapat meningkatkan movbilitas yang akan mmpermudah saat
pulang ke rumah nantinya. Sebelum meninggalkan rumah sakit, perlu untuk
memastikan bahwa semua hal sudah siap bagi pasien dan aka nada cukup bantuan
saat pasien pulang kerumah. Setelah operasi, rasanlya nyaris mustahil untuk
melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun. Ada gerakan-gerakan tertentu
yang mungkin sulit untuk dilakukan sendiri.
Pengaruh pembedaan terhadap metabolisme pascabedah tergantung berat
ringannya pembedaan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekresi nitrogen dan natrium
yang dapat berlansung selama 5-7 hari atau lebih pascabedah. Peningkatanekresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setalah lama tidak
bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energy, sedangkan luka dan
pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. cairan yang
hilang perlu diganti.

2|kebutuhan nutrisi
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kebutuhan nutrisi?


2. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan?
3. Bagaimana tips perawatan pasca operasi?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan nutrisi


2. Untuk mengetahui nutrisi yang dibutuhkan
3. Untuk mengetahui tips perawatan pasca operasi

BAB II
PEMBAHASAN

3|kebutuhan nutrisi
2.1 Pengertian Pasca Operasi

Pasca operasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan yang dimulai


sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat


diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus
diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal
adalah mengenai karakter individu pasien.

2.2 Tujuan Diet Pasca-Operasi

1. Untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal


2. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh
pasien, dengan cara sebagai berikut :
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
d. Mencegah dan menghentikan perdarahan
Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya
operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap
kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.

Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak
bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan

4|kebutuhan nutrisi
perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang
hilang perlu diganti.

2.3 Diet yang Dianjurkan


1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi. Bentuk makanan
disesuaikan dengan kemampuan penderita
2. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
3. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
4. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan
kebiasaan makan penderita.

2.4 Syarat Diet Pasca-Operasi


Memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan
biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan
dan keadaan pasien, seperti :
1. Pasca-operasi kecil
Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal.
2. Pasca-operasi besar
Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien
untuk menerimanya.

2.5 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah.
a. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
b. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-
tanda usus mulai bekerja.

1) Cara Memberikan Makanan

5|kebutuhan nutrisi
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh
manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan
dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu
diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
1) Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari
buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur.
Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu
dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk
waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh
diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
3. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna
atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
1) Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan
makanan parenteral bila diperlukan.
4. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
a. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
b. Pasien pascabedah besar, setelah diet pasca-bedah III
1) Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan
lengkap dan 1 kali makanan selingan. Jika makanan pokok berupa bubur atau
nasi tim tidak habis, makanan selingan diberikan dua kali. Contoh makanan

6|kebutuhan nutrisi
selingan, dua keping biskuit atau satu porsi puding dan segelas susu. Makanan
yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida.

2.6 Tips Perawatan Pasca-Operasi

Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan


kondisi pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini:

1. Makan makanan bergizi.


2. Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur,
ayam, ikan.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari
4. Usahakan cukup istirahat
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa
6. Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi
tubuh
7. Minum obat sesuai anjuran dokter.

2.7 Contoh Diet Pasca-Operasi

Diet Pasca-Operasi Amandel

Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan
cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin
lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan
cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan
kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.

Contoh Menu
PAGI
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
Telur Rebus Setengah Matang

7|kebutuhan nutrisi
Pukul 10.00
Puding caramel atau es krim

Siang
Bubur Saring
Gadon daging
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya

Pukul 16.00
Puding Saus Peach

Sore
Bubur Saring
Ayam Giling Bumbu
Tahu kukus
Sup Oyong Variasi

8|kebutuhan nutrisi
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dilihat dari paparan / penjelasan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan. Diet
tindakan bedah itu terdiri dari 2 yaitu diet tindakan pra bedah dan diet tindakan pasca
bedah . Tujuan diet pra bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien
dalam keadaan optimal pada saat pembedahan,sehinggan tersedia cadangan untuk
mengatasi stress dan penyembuhan luka. Sedangkan tujuan dari diet pasca bedah
ialah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
dengan cara memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi, protein ),menggantikan
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan gizi lain, dan memperbaiki
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Pembedahan terdiri dari 2 macam yaitu bedah minor dan bedah mayor. Dan
operasi terdiri dari 2 sifat yaitu bersifat segera dalam keadaan darurat atau cito dan
bersifat berencana atau elektif. Macam-macam penyakit yang membutuhkan
pembedahan yaitu antara lain penyakit yang paling utama membutuhkan pembedahan
adalah penyakit saluran cerna, jantung, ginjal, saluran pernapasan dan tulang serta
penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan
hipertensi.
Indikasi Diet Pasca Bedah ini terbagi atas 4 yaitu Diet Pasca Bedah I ( DPB ),
Diet Pasca Bedah II ( DPB II), Diet Pasca Bedah III (DPB III), dan Diet Pasca
Bedah IV (DPB IV). Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung adalah pemberian
makanan bagi pasien dalam keadaan khusus seperti koma, terbakar, gangguan psikis.
Makanan harus diberikan lewat pipa lambung (enteral) atau Naso Gastrik Tube
(NGT). Sedangkan Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum ialah dengan cara makanan
diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan
tidak merangsang jejenum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes

9|kebutuhan nutrisi
demi tetes secara perlahan ,aga tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini juga diberikan
pada waktu yang singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat besi lainnya.

3.2. Saran

Guna penyempurnaan makalah ini, kami dari kelompok 5 sangat


mengharapkan kritik serta saran dari dosen pembimbing beserta teman-teman yang
lain.

10 | k e b u t u h a n n u t r i s i
DAFTAR PUSTAKA

· Almatsier,Sunita (Ed).2006. Penuntun Diet Edisi Baru . Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.
· Mahaji Putri, Rona Sari. Tanpa tahun. Gizi dan Terapi Diet. Malang
· http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-sebelum-
operasi-dapat-mempercepat-masa-pemulihan
· http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet
· Uliyah musrifatul. 2008, Ketrampilan Dasar Praktek Klinik untuk kebidanan.Jakarta:
salemba medika
· G-Mundy, Chrissie. 2005, Pemulihan Pascaoperasi Caesar (Hal: 32), Jakarta :
Erlangga
· C. Rothrock, Jane. 1999, Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif (Hal: 543),
Jakarta: EGC
· Cameron, John L. 1997, Terapi Bedah Mutakhir (Hal: 576), Jakarta: Binarupa
Aksara
· http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html
· http://cakmoki86.wordpress.com/2007/08/11/makan-bergizi-pasca-operasi/
· http://tutorialkuliah.onsugar.com/Diet-Pasca-operasi-13748043

11 | k e b u t u h a n n u t r i s i

Anda mungkin juga menyukai