Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

DAN
TATA TERTIB
DIREKSI

PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI


Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi mencakup:

A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi


B. Masa Jabatan Direksi
C. Rangkap Jabatan Direksi
D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Direksi
E. Tugas & Tanggungjawab Direktur Kepatuhan
F. Aspek Transparansi dan Larangan Bagi Direksi
G. Pelatihan Direksi
H. Etika, Cuti dan Waktu Kerja Direksi
I. Rapat Direksi

A. Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi


1. Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang.
2. Seluruh anggota Direksi wajib berdomisili di wilayah kerja BPR.
3. Direksi dipimpin oleh seorang Direktur Utama.
4. Seorang anggota Direksi ditunjuk selaku Direktur Kepatuhan.
5. Setiap usulan pengangkatan dan/atau penggatian anggota Direksi oleh Dewan Komisaris
kepada RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi.
6. Setiap anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan
Kepatuhan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper Test).

B. Masa Jabatan Direksi


1. Para anggota Direksi diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu yang dimulai sejak tanggal yang
ditetapkan dalam RUPS yang mengangkat anggota Direksi tersebut sampai dengan ditutupnya
RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) yang diselenggarakan setelah RUPS mengangkat anggota
Direksi yang bersangkutan. Apabila pada saat diangkat oleh RUPS, anggota Direksi tersebut
belum lulus Fit and Proper Test, maka masa jabatan anggota Direksi tersebut efektif sejak
anggota Direksi tersebut lulus Fit and Proper Test dan mendapat persetujuan dari Otoritas
Jasa Keuangan.
2. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
3. RUPS dapat memberhentikan seorang anggota Direksi pada setiap waktu sebelum masa
jabatannya berakhir.
4. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memenuhi
ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
5. Jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir, jika yang bersangkutan :
a. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan;
b. Meninggal dunia;
c. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;
d. Dinyatakan pailit atau dinyatakan berada di bawah pengampuan berdasarkan keputusan
Pengadilan;
e. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 1


Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian, pengubahan, atau pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris Perseroan dapat dilihat dalam Anggaran Dasar Perseroan.

C. Rangkap Jabatan Direksi


1. Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau
Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga lain.
2. Yang tidak termasuk rangkap jabatan sebagaimana dimaksud di atas adalah apabila Direksi
yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada perusahaan anak
Perseroan, menjalankan tugas fungsional menjadi anggota Dewan Komisaris pada perusahaan
anak bukan bank yang dikendalikan oelh Perseroan, sepanjang perangkapan jabatan tersebut
tidak mengakibatkan yang bersangkutan mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
sebagai anggota Dewan Perseroan.

D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Direksi


1. Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan
Perseroan.
Tugas pokok Direksi adalah:
a. Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.;
b. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan;
c. Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin terselenggaranya fungsi Audit
Internal Perseroan dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan Satuan
Kerja Audit Internal Perseroan sesuai dengan kebijakan atau arahan yang diberikan
Dewan Komisaris;
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan,
serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,
akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk tindakan-tindakan berikut di bawah ini, Direksi
wajib mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Dewan Komisaris:

a. Meminjamkan uang atau memberikan fasilitas kredit atau fasilitas perbankan lain yang
menyerupai atau mengakibatkan timbulnya pinjaman uang:
 Kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK);
 Yang melebihi jumlah tertentu yang dari waktu ke waktu akan ditetapkan oleh Dewan
Komisaris.
b. Memberikan jaminan atau penanggungan hutang (borgtocht):
 Guna menjamin kewajiban pembayaran pihak terkait kepada pihak lain sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit.
 Guna menjamin kewajiban pihak lain untuk jumlah yang melebihi jumlah tertentu yang
dari waktu ke waktu akan ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 2


c. Membeli, atau dengan cara lain memperoleh barang tidak bergerak, kecuali dalam rangka
melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Perseroan sepanjang tidak
bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, termasuk antara
lain tindakan dalalm rangka restrukturisasi atau penyelamatan kredit antara lain membeli
agunan, baik semua maupun sebagian, melalui lelang atau dengan cara lain, dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan, dengan ketentuan agunan yang
dibeli wajib dicairkan secepatnya;
d. Mendirikan perseroan baru, melakukan atau melepaskan atau mengurangi penyertaan
modal atau menambah penyertaan modal, kecuali:
 Penambahan penyertaan modal yang berasal dari dividen saham perseroan; atau
 Penyertaan modal dalam rangka penyelamatan kredit;
dengan tetap memperhatikan peraturan perundan-undangan yang berlaku.
e. Meminjam uang yang tidak termasuk dalam kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan berupa ; deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Yang jumlahnya dari waktu ke waktu akan ditetapkan
oleh Dewan Komisaris;
f. Mengalihkan atau melepaskan hak tagihan Perseroan yang telah dihapusbukukan, baik
untuk sebagian ataupun seluruhnya, yang jumlahnya akan ditetapkan dari waktu ke waktu
oleh Dewan Komisaris;
g. Menjual atau mengalihkan atau melepaskan dak atau mengagunkan/menjaminkan,
kekayaan Perseroan yang bernilai kurang dari atau sama dengan ½ (satu per dua) bagian
dari jumlah kekayaan bersih Perseroan yang tercantum dalam neraca Perseroan, baik
dalam 1 (satu) transaksi maupun dalam beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun
yang berkaitan satu sama lain dalam 1 (satu) tahun buku, dan
h. Melakukan tindakan hukum atau transaksi yang bersifat strategis dan dapat berdampak
signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan, yang jenis tindakan hukum atau
transaksi tersebut dari waktu ke waktu akan ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

Persetujuan Dewan Komisaris untuk tindakan-tindakan Direksi tersebut dapat diberikan


untuk melakukan 1 (satu) tindakan atau lebih dari 1 (satu) tindakan dan dari waktu ke
waktu dapat ditinjau kembali, segala sesuatu dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4. Untuk melakukan salah satu tindakan sebagai berikut:


a. Mengalihkan, melepaskan hak yang jumlahnya lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari
jumlah kekayaan bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan,
baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang
berkaitan satu sama lin dalam 1 (satu) tahun buku; atau
b. Menjadikan jaminan utang yang jumlahnya lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
kekayaan bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik
dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang
berkaitan satu sama lain; atau

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 3


c. Mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang tentang kepailitan Perseroan
atau permohonan agar Perseroan diberikan penundaan kewajiban pembayaran hutang
(surseance van betaling);

Direksi wajib mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS yang dihadiri oleh (para)
pemegang saham Perseroan dan/atau kuasa mereka yang sah yang mewakili paling
sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham Perseroan dengan hak suara
yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan dan usul yang diajukan disetujui secara sah
dalam rapat yang bersangkutan.

5. a. Seorang anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan dalam hal atau
transaksi di mana anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan Perseroan;
b. Dalam hal tersebut dalam point 5.a di atas ini, Perseroan harus diwakili oleh anggota
Direksi lain (dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggran Dasar Perseroan).
Jika semua anggota Direksi mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan
kepentingan Perseroan, maka dalam hal atau transaksi tersebut Dewan Komisaris
Perseroan berhak bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Perseroan.
c. Ketentuan dalam point 5.a dan 5.b di atas ini tidak mengurangi ketentuan mengenai
“Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan” yang tercantum dalam Anggran
Dasar Perseroan.

6. a. Dengan tidak mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar Perseroan,


Direktur Utama dan seorang anggota Direksi lain berhak dan berwenang bertindak
untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
b. Jika Direktur Utama karena sebab apapun tidak atau belum diangkat atau
berhalangan atau tidak ada di tempat (mengenai hal tersebut tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain), maka Direktur lain bersama-sama dengan seorang
anggota Direksi lainnya (apabila ada) berhak dan berwenang untuk bertindak untuk
dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
c. Jika Direktur Utama karena sebab apapun tidak atau
belum diangkat atau berhalangan atau tidak ada tempat (mengenai hal tersebut tidak
perlu dibuktikan kepada pihak lain), maka Direktur lain berhak dan
berwenang untuk bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

7. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, untuk perbuatan tertentu Direksi berhak
mengangkat seorang atau lebih sebagai kuasa dengan wewenang dan syarat-syarat yang
ditentukan oleh Direksi Dalam suatu surat kuasa khusus.

8. Dalam hubungan dengan tugas pokok Direksi sebagaimana diuraikan dalam butir 1
di atas:
a. Direksi wajib, antara lain:
 Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai
dengan tujuan Perseroan dan lapangan usahanya;

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 4


 Menyiapkan rencana pengembangan Perseroan, rencana kerja dan anggaran tahunan
Perseroan, termasuk rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha
dari Perseroan dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris;
 Mengadakan dan memelihara tata buku dan administrasi Perseroan sesuai dengan
kelaziman yang berlaku bagi suatu perseroan;
 Menyusun system akuntansi berdasarkan prinsip pengendalian internal, terutama
pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;
 Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan
jalannya Perseroan, berupa laporan kegiatan Perseroan, termasuk laporan keuangan,
baik dalam bentuk laporan tahunan maupun dalam bentuk laporan berkala lainnya,
menurut cara dan waktu yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan setiap kali
diminta oleh Dewan Komisaris;
 Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian tugasnya;
 Menjalankan kewajiban lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan atau
berdasarkan petunjuk Rapat Dewan Komisaris atau RUPS.

b. Direksi berhak dan berwenang, antara lain:


 Menetapkan kebijakan dalam memimpin dan mengurus Perseroan;
 Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/atau keputusan RUPS (jika ada);
 Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan;
 Mengatur menyerahkan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di
luar Pengadilan kepada seorang atau beberapa anggota DIreksi yang khusus ditunjuk
untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai Perseroan, baik sendiri
maupun bersama-sama orang atau badan lain;
 Menjalankan tindakan lainnya, baik mengenai pengurusan maupun mengenai
pemilikan, sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut oleh Dewan Komisaris
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Kewajiban-kewajiban Direksi lainnya adalah sebagai berikut:


a. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi Perseroan.
b. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal
Perseroan, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil
pengawasan otoritas lain.
c. Membentuk sedikitnya Satuan Kerja Audit Internal, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan
Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan.
d. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan yang memuat juga Anggaran Tahunan
Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris,
sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
e. Menyerahkan Laporan Keuangan Perseroan kepada Akuntan Publik untuk diperiksa.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 5


f. Mengungkapkan kepada pegawai Kebijakan Perseroan yang bersifat strategis di bidang
kepegawaian, antara lain berbagai kebijakan kepegawaian dalam berbagai Surat
Keputusan dan Edaran-edaran yang dapat diakses seluruh karyawan serta melalui buku
Perjanjian Kerja Bersama (PKB), website Perseroan, kebijakan mengenai Sistem
Recruitment, Sistem Promosi, Sistem Remunerasi. Pengungkapan tersebut harus
dilakukan melalui sarana yang diketahui atau diakses dengan mudah oleh Karyawan.
g. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan
Komisaris.
h. Mengangkat anggota Komite-Komite Penunjang Dewan Komisaris berdasarkan
keputusan rapat Dewan Komisaris.
i. Menyelenggarakan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Lainnya/Luar Biasa sesuai
kebutuhan Perseroan dan sesuai ketentuan yang berlaku.
j. Menyampaikan pertanggungjawaban atas pengurusan Peseroan selama 1 (satu) tahun
kepada RUPS selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup.
k. Mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham, Risalah RUPS, Risalah Rapat
Direksi dan Direksi dengan Dewan Komisaris, Laporan Tahunan, dokumen keuangan
Perseroan, dokumen Perseroan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku dan disimpan
ditempat kedudukan Perseroan serta menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai
petunjuk Rapat Dewan Komisaris atau RUPS.
l. Mereview visi dan misi Perseroan pada setiap awal memangku jabatan setelah
pengangkatannya

10. Apabila dipandang perlu, Direksi dapat membentuk Komite-(Komite) Penunjang Direksi
/Eksekutif untuk membantu Direksi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

11. Direksi wajib memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja yang bersifat mengikat bagi setiap
anggota Direksi.

12. Dalam melaksanakan kewajiban, tugas, tanggung jawab dan wewenangnya, Direksi wajib
memperhatikan Anggaran Dasar Perseroan serta Pedoman dan Tata Tertib Direksi Perseroan
dan peraturan perundang-udangan yang berlaku.

E. Aspek Transparansi dan Larangan Bagi Direksi

Aspek Transparansi Direksi


Untuk memenuhi Aspek Transparansi, anggota Direksi wajib:
1. Mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari
modal disetor, yang meliputi jenis dan jumlah lembar saham pada Perseroan, bank lain,
lembaga keuangan bukan bank dan perusahaan lainnya, yang berkedudukan di dalam dan di
luar negeri dalam Laporan Pelaksanaan GCG;
2. Mengungkapkan adanya hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Perseroan dalam
Laporan Pelaksanaan GCG.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 6


3. Mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lainnya yang diterima angggota Direksi dalam
laporan pelaksanaan GCG.

Larangan bagi Direksi


Hal-hal yang dilarang dilakukan anggota Direksi adalah:
1. Memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan Perseroan;
2. Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perseroan, selain remunerasi dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS;
3. Menjadi Ketua/anggota Aset Liabilities Committee (ALCO), Komite Audit dan/atau Komite
Pemantau Risiko dan/atau Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan;
4. Menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa professional sebagai konsultan kecuali
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Proyek bersifat khusus;
b. Didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekuran-kurangnya mencakup lingkup kerja,
tanggung jawab dan jangka waktu pekerjaan serta biaya;
c. Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk mengerjakan proyek
yang bersifat khusus, sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas.
5. Mewakili Perseroan apabila:
a. Terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang
bersangkutan; atau
b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
6. Memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi
Direksi. Yang dimaksudkan dengan pemberian kuasa umum adalah pemberian kuasa kepada
satu orang karyawan atau lebih atau orang lain yang mengakibatkan pengalihan tugas,
wewenang dan tanggung jawab Direksi secara menyeluruh tanpa batasan lingkup dan waktu;
7. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham
melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain,
yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri;
8. Mayoritas anggota DIreksi dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan sesame anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris;

F. TUGAS & TANGGUNGJAWAB DIREKTUR KEPATUHAN


1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh
Direksi;
3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan
dan pedoman internal Bank;
4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan & peraturan
perundang2 yg berlaku,
5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 7


6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi
Bank tidak menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
7. Memastikan terlaksananya sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja
terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-
undangan lain yang relevan;
8. Melaporkan kepada anggota Direksi lainnya dan Dewan Komisaris secara tertulis terkait
pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPR; dan
9. Melapor kepada Dewan Komisaris secara tertulis terkait pelanggaran kepatuhan yang
dilakukan oleh Direktur BPR
10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
11. Melakukan Hak dan kewajiban Direktur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan keputusan dari
seluruh anggota Direksi Bank.

G. PELATIHAN DIREKSI
Program pelatihan Direksi merupakan hal yang penting agar Direksi dapat selalu mengikuti
perkembangan terkini tentang perbankan, perekonomian, keuangan, dan lain-lain agar siap
mengantisipasi dan meningkatkan keberlanjutan dan kemajuan Perseroan. Anggota Direksi wajib
mengikuti program pelatihan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun guna menunjang
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

H. ETIKA, WAKTU KERJA DAN CUTI DIREKSI

 Etika kerja Direksi


Anggota Direksi wajib tunduk pada Kode Etik Perseroan.

 Waktu kerja Direksi


Direksi menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal sesuai hari kerja Perseroan dan sesuai ketentuan internal yang
berlaku.

 Waktu Cuti Direksi


Diputuskan dalam RUPS; waktu cuti Direksi adalah maksimum 14 (empat belas) hari kerja
dalam 1 tahun diluar cuti bersama.

I. RAPAT DIREKSI

Ketentuan mengenai Rapat Direksi mencakup:


1. Mekanisme dan Pengambilan Keputusan Rapat;
2. Risalah Rapat.

Mekanisme dan Pengambilan Keputusan Rapat Direksi


1. Rapat DIreksi dapat diadakan setiap waktu jika dipandang perlu.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 8


2. Pengambilan keputusan Rapat Direksi dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
3. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
suara terbanyak.
4. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa Rapat Direksi, asal saja semua
anggota Direksi telah diberitahukan secara tertulis, dan memberikan persetujuan, mengenai
usul yang diajukan serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan sah dalam Rapat Direksi.
5. Segala keputusan Direksi yang diambil bersifat mengikat dan menjadi tanggung jawab bagi
seluruh anggota Direksi.
6. Prosedur lebih lanjut mengenai mekanisme Rapat Direksi mengacu pada Anggaran Dasar
Perseroan.

Risalah Rapat Direksi


1. Hasil Rapat Direksi wajib dituangkan dalam Risalah Rapat yang ditandatangani oleh seluruh
anggota Direksi yang hadir dan didokumentasikan secara baik.
2. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam Rapat Direksi, wajib
dicantumkan secara jelas dalam Risalah Rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
3. Salinan Risalah Rapat anggota Direksi yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi
yang hadir, harus didistribusikan kepada seluruh anggota Direksi.
4. Ketentuan RIsalah Rapat lainnya mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi 9

Anda mungkin juga menyukai